25 research outputs found

    RADOME ANALYSIS TECHNIQUES

    Get PDF
    Radar Dome, or usually called Radome, is usually placed over the antenna as an antenna protector from any physical thing that can break it. Ideally, radome does not degrade antenna performance. In fact, it may change antenna performance and cause several effects, such as boresight error, changing antenna side lobe level and depolarization. The antenna engineer must take stringent analysis to estimate the changes of performance due to placing radome. Methods in the analysis using fast receiving formulation based on Lorentz reciprocity and Geometrical Optics. The radome has been tilted for some angle combinations in azimuth and elevation with respect to the antenna under test in order to get the difference responses. From the results of measuring and analyzing the radome, it can be concluded that radome can change the antenna performance, including boresight shift, null fill-in and null shifting for difference signals, and changing antenna radiation pattern. In the CATR measurement with two reflectors, the extraneous signal which originates from feed is minimized by adding absorber at the side of the feed. Several things that affect to the accuracy of the simulation program are extraneous signal, loss tangent uncertainty, diffraction, and dielectric uncertainty and inhomogeneity. Key Words: Radome, CATR, Antenna, Boresight Erro

    APLIKASI SISTEM PENGENDALI DAN MENEJEMEN PENJADWAL PERALATAN LISTRIK BERDASARKAN DATABASE MELALUI MySQL DAN DELPHI 7.0

    Get PDF
    Krisis energi merupakan permasalahn global yang sedang kita hadapi, perilaku penggunaan energi seperti kecerobohan dalam mematikan atau menyalakan peralatan listrik merupakan salah satu hal terpenting yang mempengaruhi konsumsi energi. Oleh karena itu, pada tugas akhir ini dibuatlah suatu sistem pengendalian dan menejemen peralatan listrik untuk mengendalikan dan memelihara peralatan listrik agar dapat digunakan sesuai kebutuhan. Sistem ini terdiri atas dua bagian utama, yaitu bagian alat dan bagian aplikasi. Bagian alat terdiri dari sebuah stasiun master sebagai pusat pengiriman perintah dan dua buah stasiun slave untuk menjalankan perintah yang dikirimkan. Bagian aplikasi akan menampilkan informasi yang dikirimkan ke bagian alat. Kedua bagian tersebut dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman Delphi 7.0 dan MySQL untuk penyimpanan basisdatanya. Dan komunikasi antara kedua bagian tersebut menggunakan modul Wireless ZigBee (XBee-PRO). Penelitian ini menghasilkan suatu sistem untuk mengendalikan dan menejemen peralatan listrik berdasarkan database untuk meningkatkan efisiensi energi pengguna. Hasil pengujian menunjukkan sistem dapat memaksimalkan penggunaan energi dan informasi yang tersedia mengenai data peralatan terstruktur sesuai yang dibutuhkan. Dan wireless ZigBee (XBee-PRO) yang digunakan sebagai komunikasi antara bagian alat dengan aplikasi memiliki kekuatan jangkauan komunikasi hingga lebih dari 200 meter jika tanpa halangan, dan 90 meter dalam ruangan. Kata-kunci: Controlling and managing application, ZigBee-PRO, database scheduled, Delphi 7.

    PERANCANGAN DAN ANALISA ANTENA MIKROSTRIP DENGAN FREKUENSI 850 MHz UNTUK APLIKASI PRAKTIKUM ANTENA

    Get PDF
    Problems antenna of conductor materials is rather complicated construction and size are usually quite large, so for purposes such as a cellular system is considered less efficient. For this purpose requires a simple antenna, a thin, easy to manufacture, and can be connected with other circuits. Then came the idea to design a microstrip antenna that antenna. How to make a microstrip antenna is printed on the plate by the PCB (Printed Circuit Board), then peradiasinya coated with a solution of silver or other conductor material. Who's lining material that many in the market is epoxy glass fiber ( r = 4.7) with 1.5 mm layer thickness. The purpose of this thesis is to create some models of microstrip antenna that can later be used in practical antenna. The antenna was designed at a frequency of 850MHz with a square, equilateral triangle, and circle. Then the three forms of microstrip antenna design results will be analyzed using software IE3D V12 to obtain the design parameters of antenna and frequency of these antennas. The third form of radiation pattern of microstrip antenna is directional (directional). Results of simulation of microstrip circular antennas: resonant frequency = 0.8535 GHz, VSWR = 1.046, retrun loss =- 32.89 dB, band width = 1.4167%, the total gain =- 0.673953 dB, HPBW =170,5110, rectangular microstrip antenna: resonance frequency = 0.849503 GHz, VSWR = 1109, return loss =- 25.7143 dB, bandwidth = 1.4547%, the total gain =- 0.205832 dB, HPBW = 170,6550 and for equilateral triangular microstrip antennas: resonant frequency = 0, 8515 GHz, VSWR = 1115, return loss = -25.28 dB, bandwidth = 1.3055%, the total gain =- 2.32265 dB, HPBW = 170,5710. And on the test results obtained for circular microstrip antennas: resonant frequency = 900MHz, VSWR = 1.03, power received = 0.067 mW, HPBW = 620, rectangular microstrip antennas: resonant frequency = 895MHz, VSWR = 1.04, power received = 0.039 mW, HPBW = 880 and antenna for microstrip equilateral triangle: resonance frequency = 895MHz, VSWR = 1.05, power received = 0.033 mW, HPBW = 690. Keywords: microstrip antenna, substrat materials, antenna parameters, the working frequency antenna Kata Kunci : Antena mikrostrip, bahan lapisan, paramater antena, frekuensi kerja anten

    RANCANG BANGUN ANTENA MONOFILAR AXIAL-MODE HELICAL PADA BAND UHF TV (300-800 MHz)

    Get PDF
    Antena menjadi piranti transmisi penting dalam sistem penerima televisi, karena tidak dimungkinkan lagi kabel sebagai saluran transmisinya yang dibatasi oleh jarak. Antena televisi yang ada di pasar sekarang ini sudah banyak ragam jenis dan tipenya. Namun belum ada antena penerima televisi jenis helix yang beredar. Oleh karena itu muncul gagasan untuk merancang bangun antena penerima televisi jenis Helix dengan frekuensi kerja pada band UHF TV (300 MHz – 800 MHz). Sehingga dengan adanya antena Helix, diharapkan dapat menambah daftar jenis antena televisi di pasar. Perancangan bentuk dan ukuran merupakan langkah awal pada Tugas Akhir ini. Setelah bentuk dan ukuran ditentukan, langkah kedua yaitu pembuatan antena helix. Langkah selanjutnya adalah pengujian terhadap beberapa parameter penting, diantaranya frekuensi, VSWR, pola radiasi, HPBW dan FNBW, serta diujikan pada televisi. Pengujian juga dilakukan terhadap antena yang sudah beredar di pasar, dengan tujuan sebagai pembanding. Dari hasil pengujian, antena Helix beresonansi pada frekuensi 500 MHz, sedangkan frekuensi resonansi yang diharapkan yaitu 550 MHz. Pada pengujian VSWR diperoleh nilai sebesar 1,2. Pola radiasi antena helix berbentuk lonjong dengan HPBW sebesar 67° dan FNBW sebesar 155°. Untuk hasil pengujian pada televisi, antena helix memiliki kualitas penerimaan sinyal dari seluruh stasiun TV yang baik. Kata kunci : UHF, Televisi, Helix, penerima

    Desain Perangkat-Keras Komponen Pendukung Pengembangan Radar Sekunder untuk Tracking Tiga Dimensi Trayektori Uji Coba Roket

    Get PDF
    Makalah ini merupakan bagian dari hibah penelitian dan bekerja sama dengan LAPAN yang direncanakan untuk tiga tahun. Topik yang dilaksanakan adalah ”Pengembangan Radar Sekunder Untuk Tracking Tiga Dimensi Trayektori Uji Coba Roket Nasional”. Dalam tahun pertama penelitian difokuskan pada desain dan pembuatan komponen perangkat-keras penghasil frekuensi radio 900 MHz. Pengembangan teknologi roket tidak terlepas dari teknologi lainnya, salah satunya adalah Radar sekunder. Komunikasi data radio yang dilewatkan melalui radar sekunder memerlukan suatu komponen perangkat-keras yang mampu membangkitkan frekuensi radio sesuai dengan frekuensi kerja yang diinginkan. Tulisan ini membahas tentang metoda desain perangkat-keras transceiver yang biasanya diimplementasikan dengan PLL (Phase Locked Loop) atau modulasi kalang terkunci fasa untuk mengatur VCO (Voltage Controlled Oscillator) yang digunakan. Komponen yang digunakan adalah IC transceiver RFM12BP yang mengintegrasikan seluruh fungsi frekuensi radio dalam chip tunggal. Protipe yang sedang dikembangkan ini untuk membangun transceiver FSK menggunakan unit mikrokontroler , kristal, kapasitor dan antena terpisah. Diperoleh hasil bahwa sistem frekuensi radio yang dikembangkan ini dapat diimplementasikan untuk sistem radar sekunder dengan kemampuan frekuensi yang stabil pada pengaturan frekuensi yang ditetapkan

    PEMBUATAN ANTENA 5/8 λ PADA BAND VHF (30-300 MHz) DENGAN SISTEM POLARISASI CIRCULAR

    Get PDF
    Sejak ditemukan oleh Hertz dan Marconi, antena menjadi semakin dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Karena antena merupakan salah satu elemen penting dalam sistem komunikasi tanpa kabel (wireless), baik dalam sistem komunikasi dengan frekuensi tinggi maupun frekuensi rendah. Dalam penyampaian informasi, penggunaan antena sangat besar manfaatnya apalagi dalam pengiriman informasi tersebut dibatasi oleh jarak, selama ini mayoritas antena yang digunakan adalah antena yang berpolarisasi tunggal yaitu yang berpolarisasi vertikal maupun yang berpolarisasi horizontal saja. Dalam perkembangan dunia komunikasi yang semakin pesat, sistem komunikasi tersebut dintuntut mempunyai performansiyang lebih baik dari sebelumnya. Keuntungan polarisasi circular adalah hasil pancaran dapat diterima dengan baik oleh antena penerima yang berpolarisasi vertikal maupun horisonta. Pada tugas akhir ini dirancang dan dibangun suatu antena yang berpolarisasi circular. Kemudian dilakukan pengujian nilai-nilai parameter yang sudah ditentukan, alat ukurnya menggunakan Signal Generator Hewlett Packard 8656B sebagai Pemancar dan Modulation Analyzer Hewlett Packard 8901A sebagai penerima, dua alat tersebut berfungsi untuk mengetahui frekuensi dan daya yang dihasilkan oleh antena yang dirancang. SWR meter SX-1000 sebagai pengukur VSWR dan VU meter analog untuk mengetahui kuat lemahnya sinyal hasil pancaran dari antena yang dirancang. Antena hasil perancangan dapat bekerja dengan baik pada frekuensiyang telah ditentukan yaitu 144 MHz, berpola radiasi omni directional dan VSWRnya adalah 1,09. Hasil pancaran antena yang dirancang juga telah dapat diterima dengan baik, menggunakan antena yang berpolarisasi vertikal maupun horisontal yang diamati melalui hasil pergerakan jarum pada alat VU meter analog dengan nilai tertinggi pada saat antena 5/8λ sebagai pemancar adalah 10 μV dan pada saat sebagai penerima nilai tertingginya 11 μV

    PERANCANGAN DAN ANALISIS KINERJA ANTENA DIPOLE FRAKTAL KURVA KOCH TIPE PLANAR PADA PITA FREKUENSI UHF TELEVISI

    Get PDF
    ABSTRAK Antena televisi yang ada di pasaran sekarang ini sudah sangat beragam baik jenis maupun bentuknya. Namun belum ada antena penerima siaran televisi yang berjenis antena dipole fraktal tipe planar yang beredar. Antena televisi yang banyak beredar pada umumnya masih berbentuk konvensional dengan ukuran yang relatif besar. Dengan penggunaan antena dipole fraktal tipe planar pada penerimaan siaran televisi, diharapkan dapat mengurangi dimensi ukuran dari antena sehingga nantinya tidak lagi diperlukan antena ukuran besar pada perangkat televisi. Pada tugas akhir ini Antena dipole fraktal kurva Koch dirancang pada frekuensi 600 MHz. Bahan yang digunakan sebagai antena adalah PCB epoxy (FR4) dua lapis dengan ketebalan bahan 1,5 mm dan konstanta dielektrik sebesar 4,7. Lapisan pertama dari substrat digunakan sebagai patch dari antena, sedangkan lapisan kedua digunakan sebagai balun, antara patch dengan balun dihubungkan dengan konduktor melalui lubang pada substrat (via hole). Proses pembuatan antena diawali dengan perancangan antena berdasarkan teori yang sudah ada. Langkah selanjutnya adalah perancangan dan simulasi kinerja antena menggunakan perangkat lunak IE3D V12 dan AWR Design Environment 2008. Terakhir adalah pengukuran kinerja antena berdasarkan nilai frekuensi kerja, perbandingan daya terima, VSWR, dan pola radiasi. Pengukuran juga dilakukan langsung terhadap pesawat televisi dan menggunakan antena televisi lain sebagai pembanding. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan hasil bahwa antena dipole fraktal kurva Koch tipe planar yang dibuat bekerja pada frekuensi sekitar 645 sampai dengan 665 MHz. Nilai VSWR yang terukur berada di antara kisaran nilai 1,07 hingga 1,11 sehingga dapat dikatakan antena memiliki kinerja yang baik. Pola radiasi dari antena menunjukkan bahwa antena memiliki pola radiasi berbentuk omnidirectional. Pengujian pada perangkat televisi juga menunjukkan bahwa antena dipole fraktal kurva Koch tipe planar mampu menangkap semua siaran televisi terrestrial UHF dengan kualitas gambar dan suara dengan baik. Kata kunci : antena, dipole, fraktal, kurva Koch, planar, pita UHF televis

    SIMULASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PEMANTAUAN POSISI KENDARAAN VIA SMS GATEWAY

    Get PDF
    Suatu sistem pemantauan posisi kendaraan mulai dibuat seiring banyaknya permintaan terhadap sistem tersebut. Sistem pemantauan tersebut diharapkan dapat melacak keberadaan suatu kendaraan oleh pemilik kendaraan ataupun pihak ketiga lainnya. Sistem ini sering disebut sistem pelacakan kendaraan (vehicle tracking system). Berbagai manfaat dapat diperoleh dari penerapan sistem pemantauan posisi kendaraan tersebut. Oleh karena itu, pada tugas akhir ini dibuatlah suatu simulasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk pemantauan posisi kendaraan via SMS Gateway. Sistem ini terdiri atas dua bagian utama, yaitu bagian alat dan bagian aplikasi. Bagian alat disimulasikan dengan sebuah program simulasi alat. Bagian aplikasi akan menampilkan informasi posisi yang dikirimkan oleh bagian alat dalam bentuk grafis dengan latar belakang peta. Kedua bagian tersebut dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman Delphi 7.0 dan MySQL 5.0 untuk penyimpanan basisdatanya. Untuk menampilkan peta di dalam aplikasi dan membuat fungsi-fungsi pemetaan, maka digunakan komponen tambahan yaitu MapObject 2.0. SMS Gateway berfungi untuk menghubungkan bagian aplikasi dan bagian simulasi alat. Perangkat lunak untuk SMS Gateway-nya menggunakan Gammu 1.25. Penelitian ini menghasilkan suatu simulasi sistem untuk memantau posisi kendaraan. Hasil pengujian menunjukkan sistem dapat berjalan dengan baik, dan semua fungsi dapat berjalan sebagaimana mestinya. Bagian aplikasi dapat menampilkan data posisi dari bagian simulasi alat dalam bentuk titik-titik lintasan yang ditampilkan dalam peta. Komunikasi antara bagian aplikasi SIG dengan bagian simulasi alat yang dilakukan melalui Gammu juga dapat berjalan dengan baik, dengan rata-rata interval antara waktu pengiriman dan waktu penerimaan SMS adalah 17,8 detik. Kata-kunci: Sistem Informasi Geografis (SIG), Pemantauan Posisi, SMS Gateway, Gamm

    ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE RUN LENGTH

    Get PDF
    Seiring dengan berkembangnya teknologi pengolahan citra digital, manusia mengiginkan agar mesin, dalam hal ini adalah komputer, dapat mengenali citra seperti layaknya penglihatan manusia. Salah satu cara untuk mengenali citra adalah dengan membedakan tekstur citra tersebut, sehingga citra rumput dan citra jerami dapat dibedakan dengan mudah. Tekstur citra dapat dibedakan oleh kerapatan, keseragaman, keteraturan, kekasaran, dan lain-lain. Karena komputer tidak dapat membedakan tekstur seperti halnya pengelihatan manusia, maka digunakan analisis tekstur untuk mengetahui pola suatu citra digital. Analisis tekstur akan menghasilkan nilai dari ciri atau karakteristik tekstur yang kemudian dapat dioleh oleh komputer untuk proses klasifikasi. Salah satu metode analisis tekstur yang dapat digunakan adalah metode run length. Metode ini mengenali banyaknya run pada suatu pixel dengan level intensitas sama yang berurutan dalam satu arah tertentu. Ciri tekstur dapat diperoleh dari SRE (Short Run Emphasis), LRE (Long Run Emphasis), GRU (Grey Level Uniformity), RLU (Run Length Uniformity), dan RPC (Run Percentage). Pada program simulasi dengan menggunakan bahasa pemrograman Matlab, hasil analisis tekstur yang berupa lima ciri tersebut kemudian digunakan untuk klasifikasi dengan menggunakan metode LDA (Linear Discriminant Analysis) dan k-NN (k- Nearest Neighbor). Dari hasil penelitian diketahui bahwa metode run length ini digunakan untuk membedakan tekstur halus dan tekstur kasar. Tekstur halus akan menghasilkan nilai SRE, RLU, dan RPC yang besar dan nilai LRE kecil. Sebaliknya tekstur kasar akan menghasilkan nilai LRE besar namun nilai SRE, RLU, dan RPC yang kecil. Setelah dilakukan klasifikasi dengan metode LDA dan k- NN dengan k=1, 3, 5, dan 7, diperoleh hasil klasifikasi terbaik menggunakan metode k-NN untuk k=1 dengan tingkat kesalahan klasifikasi sebesar 0%. Kata kunci: tekstur, analisis tekstur, run length, klasifikasi, LDA, k-NN.*

    PENGUBAH SINYAL VGA KE SISTEM PAL

    Get PDF
    Pesawat penerima televisi dapat dipakai sebagai suatu alternatif untuk menggantikan monitor komputer yang menggunakan kartu VGA standar. Untuk menggantikannya dibutuhkan suatu antarmuka yang menghubungkan pesawat televisi dengan komputer. Tugas Akhir ini akan mewujudkan sebuah alat yang sanggup untuk mengubah sinyal video dari kartu VGA menjadi sinyal video komposit monokrom yang dapat diterima oleh pesawat televisi. Pengubahan sinyal VGA menjadi sinyal video komposit dilakukan oleh IC MC1377P yang merupakan suatu chip encoder RGB ke PAL, untuk pengendalinya memakai perangkat lunak pengendali yang sudah ada di pasaran.. Meskipun masih monokrom, namun secara keseluruhan hasil yang diperoleh sudah cukup baik karena tampilan yang dihasilkan dapat fokus dan tidak mengalami gangguan kedip (flicker)
    corecore