48 research outputs found

    The Toxic Metal Arsenic Contamination of the Coastal Aquifers in the North Coast of Java, Indonesia

    Get PDF
    Pesatnya perkembangan industri dan aktivitas domestic di daerah pantai utara Jawa mendorong untuk perlunya dilakukan penelitian tentang kemungkinan adanya pencemaran logam Arsen (As) di akifer dangkal kota-kota Jakarta, Semarang dan Surabaya. Sebanyak 30 contoh air dari sumur-sumur yang berasal dari zona pemukiman di daerah pesisir dianalisis kandungan logam As dengan menggunakan teknik Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Hasil analisis menunjukkan adanya kandungan logam As sebesar 59.65 μg L−1 di Jakarta. Rerata dan simpangan baku dari logam As di Jakarta, Semarang and Surabaya adalah 15.47 ± 18.79, 1.25 ± 2.05 and 0.59 ± 0.26 μgL-1. Terdapat korelasi yang nyata antara logam As dan Fe di airtanah. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kandungan logam As dan Fe di daerah akifer pantai utara Jawa masih berada di bawah ambang yang dipersyaratkan oleh Indonesian Drinking & Domestic Water Quality Standard for Ground Water and WHO’s (World Health Organization) Guideline Values for Drinking Water, kecuali untuk stasion 5 dan 6 dari Jakarta.Kata kunci: Arsen (As), AAS, akifer pantaiA study was conducted to assess the Arsenic (As) metal contamination of the shallow aquifers in Jakarta, Semarang, and Surabaya city of Java and its relation to the highly developed industrial and domestic activities in the coastal region. Arsen was assayed in the waters of 30 wells throughout the terrestrial cities, in residential zones using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) technique. Analysis of the As level revealed that high As contents were found primarily in Jakarta, to a maximum of 59.65 μg L−1. The mean and standard deviation of As in Jakarta, Semarang and Surabaya were 15.47 ± 18.79, 1.25 ± 2.05 and 0.59 ± 0.26 μgL-1, respectively. The groundwater As concentration shows a correlation with Fe significantly. It was concluded that the levels of As in some investigated 3 Indonesian metropolis cities were below the maximum allowable concentrations of metals recommended by Indonesian Drinking & Domestic Water Quality Standard for Ground Water and WHO’s (World Health Organization)Guideline Values for Drinking Water, except for station 5 and 6 of Jakarta.Keywords: Arsenic (As), AAS, coastal aquife

    Konsentrasi Logam Berat Timbal (Pb) dan Tembaga (Cu) pada Hasil Tangkapan Nelayan Pesisir Semarang dan Tegal Jawa Tengah

    Get PDF
    Coastal areas of Semarang and Tegal are the fishing ground area of traditional fishermen. But with the increasing activity in coastal and marine areas it will increase heavy metal contaminants in these waters which are allegedly contaminating existing biota. Heavy metals are pollutants that can accumulate in marine life. This study aims to know the concentration of lead metals (Pb) and copper (Cu) on the catch of the coastal fishermen of Semarang and Tegal, Central Java. Analysis of Pb and Cu concentration in tissue organisms using ICPMS. The results of the analysis showed that Pb and Cu metals were found in biota such as white shrimp (P. merguensis), crab (P. pelagicus), coocle (A. inaequivalvalvis) and gastropods (H. ternatanus). The highest concentration of Pb in the four biota captured in Semarang (4.48-5.76 ppm) and Tegal (0.53-3,055 ppm). Whereas the highest Cu metal in the biota argued in the Tegal waters (0.16 - 0.197ppm) while in Semarang (0.03-0.177 ppm) Semarang. The highest concentration of Pb (3,055-5.58 ppm) is found in gastropods both in Semarang and Tegal.  Thus, the metal Cu (0.177-0.197 ppm) in gastropods from Tegal and Semarang. Gastropods accumulate the highest Pb and Cu metal in the two regions of the fishing ground.  Pesisir Semarang dan Tegal merupakan daerah fishing ground nelayan tradisional.  Namun dengan semakin meningkatnya aktifitas di wilayah pesisir dan laut tersebut akan meningkatkan kontaminan logam berat di perairan tersebut yang diduga akan mengkontaminasi biota yang ada.  Logam berat merupakan polutan yang dapat terakumulasi dalam biota laut.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi logam Timbal (Pb) dan Tembaga (Cu) pada Hasil Tangkapan Nelayan Pesisir Semarang dan Tegal Jawa Tengah.  Analisa konsentrasi Pb dan Cu dalam jaringan organisme menguunakan ICPMS.  Hasil analisa menunjukkan logam Pb dan Cu ditemukan dalam biota seperti udang putih (P. Merguensis), rajungan (P. pelagicus), kerang bulu (A. inaequivalvis) dan gastropoda (H. ternatanus).  Konsentrasi tertinggi Pb di keempat biota yang ditangkap di Semarang (4,48–5,76 ppm) dan Tegal (0,53– 3,055 ppm).  Sedangkan logam Cu tertinggi pada biota yang ditangkap di perairan Tegal (0.16– 0.197ppm) sedangkan di Semarang (0.03–0.177 ppm) Semarang.  Konsentrasi tertinggi Pb (3,055–5,58 ppm) terdapat dalam gastropoda baik di Semarang maupun Tegal.  Demikian logam Cu tertingggi (0,177 - 0,197 ppm) pada gastropoda dari Tegal dan Semarang.  Gastropoda mengakumulasi logam Pb dan Cu tertinggi di kedua daerah fishing ground tersebut

    Kontaminasi Logam Cr dan Fe pada Organisme Benthik Laut yang Ditangkap di Perairan Jawa Tengah

    Get PDF
    Coastal areas of Semarang and Tegal, there are several industries that use metal materials. These activities will have an impact on the marine ecosystem, especially the biota that lives in it. The research aims to determine the metal contamination of Chromium (Cr) and Iron (Fe) in benthic biota in the waters of Semarang and Tegal, Central Java. Analysis of Cr and Fe concentrations in biota tissues using ICPMS. The results of analysis of Cr and Fe metals in the biota tissues of white shrimp (P. Merguensis), crab (P. pelagicus), coocle (A. inaequivalvis) and gastropods (H. ternatanus) found Cr and Fe metals in the biota tissues. The concentration of Cr metal in biota found in Semarang ranges from 0.211– 0.235 ppm, while in Tegal it ranges from 0.1–0.218 ppm. Fe metal concentrations from Semarang biota ranged from 0.718 – 0.909 ppm, while those from Tegal were 0.733 – 1.429 ppm. The concentrations of Cr and Fe metals in each biota and research location showed no differences, while Fe metals showed differences.  Pesisir kota Semarang dan Tegal terdapat beberapa industri yang menggunakan bahan logam.  Aktifitas tersebut akan berdampak pada ekosistem laut terutama biota yang hidup didalamya.  Penelitian bertujuan mengethui kontaminansi logam Kromium (Cr) dan Besi (Fe) pada biota benthik di perairan Semarang dan Tegal Jawa Tengah.  Analisa konsentrasi Cr dan Fe dalam jaringan biota menguunakan ICPMS.  Hasil analisa logam Cr dan Fe dalam jaringan biota udang putih (P. Merguensis), rajungan (P. pelagicus), kerang bulu (A. inaequivalvis) dan gastropoda (H. ternatanus) ditemukan logam Cr dan Fe dalam jaringan biota.  Konsentrasi logam Cr pada biota yang ditemukan di Semarang berkisar 0,211 – 0,235 ppm, sedangkan di Tegal berkisar 0,1 – 0,218 ppm.  Konsentrasi logam Fe dari biota Semarang berkisar antara 0,718 – 0,909 ppm, sedangkan yang berasal dari Tegal 0,733 – 1,429 ppm.  Konsentrasi logam Cr dan Fe pada setiap biota dan lokasi penelitian menunjukan tidak adanya perbedaan sedangkan logam Fe menunjuakn adanya perbedaan

    Distribusi Kerang Geloina sp. (Bivalvia: Corbiculidae) di Kawasan Mangrove Segara Anakan, Cilacap

    Get PDF
    Segaraanakan merupakan salah satu estuaria terbesar di Pulau Jawa yang terkenal dengan keanekaragaman hayatinya. Diantara biota yang terdapat adalah kerang totok (Geloina sp) yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Karena memiliki nilai ekonomis maka selalu di tangkap. Maka dari itu sangat tepat jika kerang tersebut dipelajari ekologis maupun biologisnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi dan stuktur populasi kerang Geloina sp tersebut. Penelitian dilakukan di Segaraakan Cilacap pada empat stasiun yang berbeda salinitasnya (13, 15, 30 dan 32 ppt). Sifat penelitian adalah studi kasus, metoda pengambilan sampel yang digunakan adalah metoda sampling area. Data yang diambil meliputi kerang dan kondisi perairan. Data yang didapatkan dikelompokan berdasarkan kelas ukuran panjang cangkang selanjutnya dilakukan uji chi kwadrat untuk menentukan pola sebaran.Hasil penelitian menunjukan kerang yang didapat adalah G. erosa dengan pola sebaran merata pada keempat stasiun penelitian yang berbeda salinitasnya. Adapun kepas ukuran kerang yang didapat dalam keempat stasiun dapat dikelompokan menjadi kelas ukuran 8 cm. Populasi kerang terbanyak pada semua stasiun adalah kelas ukuran 6 – 6,9 cmKata Kunci : Segara anakan, Geloina sp, salinitasSegera anakan is the widest estuaries in Java Island and the famous high diversity. One of fauna found which associate with the mangroves was totok mussel Geloina sp. That mussel had economic value so that faced high exploited along season. Considering that condition a study of distribution and their population structure was very importance. The research was carried out on Segaraanakan Cilacap on different station which had different salinity (13, 15, 30 and 32 ppt). The case study type research and sampling area method was used to collect the data of information of the Geloina sp. The data collected in the field was mussel population and water quality condition where the mussel life. The data of mussel was grouping in several length of class and following chi quadrant test to define the distribution of Geloina sp. The result of the study showed, Thad the Geloina sp was uniform distribute along the fourth station which had different salinity and the length of class mussel was found 8 cm. The class length of 6 – 6,9 cm was the highs number of mussel class on forth station in SegaraanakanKeywords : Segara anakan, Geloina sp, salinit

    Polusi LogamBerat Antropogenik (As, Hg, Cr, Pb, Cu dan Fe) pada Pesisir Kecamatan Tugu Kota Semarang Jawa Tengah

    Get PDF
    The concentrations of metals in the marine sediment, groundwater anad marine water werefound in coatal areas of Tugu Semarang. Six metals (As, Hg, Cr, Pb, Cu and Fe) in coastalareas in Tugu Semarang were examined. The gradually decreased concentrations (As, Hg,Cr, Pb, Cu and Fe) in sediment, marine water and groundwater, and the highest concentration of metals found in marine sediment and the lowest in coatal groundwater. The connectivity of metals in marine sediment, groundwater and marine waters was consequently pH and saliniy of land and water environment. The increasing number of reclamation, disposal water from industrial and urban areas may be to support the increasing metals on the coastal areas of Tugu Semarang.    Konsentrasi logam berat telah ditemukan dalam sedimen laut, air tanah dan air laut di daerah pesisir Tugu Semarang.  Enam logam berat seperti (As, Hg, Cr, Pb, Cu and Fe) telah di teliti.  Secara nyata terlihat bahwa logam (As, Hg, Cr, Pb, Cu and Fe) menurun konsentrasinya dari sedimen, air laut dan air tanah, dan konsentrasi tertinggi terdapat dalam sedimen laut dan terendah terdapat pada air tanah.  Konektifitas logam berat dalam sedimen, air laut dan air tanah diakibatkan oleh perubahan pH dan salinitas pada sedimen dan air.  Peningkatan aktifitas reklamasi, buangan air limbah baik dari industri maupun pemukiman kemungkinan menyebabkan peningkatan logam berat di wilayah pesisir Tugu Semarang

    Ekologi Mangrove Di Segara Anakan Ditinjau dari Aspek : Kelimpahan dan Distribusi

    Get PDF
    Kawasan hutan mangrove Segara Anakan merupakan yang paling luas di Pulau Jawa, tetapi sekarang ini sudah banyak mengalami penurunan luas. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui struktur populasi dan distribusi mangrove di Segara Anakan Cilacap. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, sedangkan pengambilan sampel dengan menggunakan Point Centered Quarter Method (PCQM). Data yang telah diperoleh dianalisa untuk memperoleh nilai kepadatan relatif, dominansi relatif, frekuensi relatif dan nilai penting.Hasil akhir menunjukan bahwa struktur populasi hutan mangrove Ujung Alang Segara Anakan Cilacap masih cukup baik dengan H’=2,427 – 2,076 dan e = 0,686 – 0,902. Jenis mangrove yang didapatkan 10 jenis Avecinia marina, A. alba, Avecinia marina, A. alba, Soneratia caseolaris, S. alba, Rhizophora apiculata, R. mucronata, Bruguiera cylindrical, B. gymnorhiza, Aegiceras corniculatum dan Nypa fruticans, S. alba, Rhizophora apiculata, R. mucronata, Bruguiera cylindrical, B. gymnorhiza, Aegiceras corniculatum dan Nypa fruticans. Jenis mangrove yang mendominansi adalah Avecinia marina (NP= 58 - 73,5 %) dan Soneratia caseolaris (NP = 62,1 – 69,8 %)Kata kunci : kelimpahan, distribusi, mangroveThe mangrove areas in Segara Anakan Cilacap is the widest mangroves in the Java Island, but nows that mangrove have been decreased in large. The aims of the reseach was to understand the population stucture and distribution. The Poit Centered Quarter Method (PCQM) was used to take data samplers along the trancks. The data was colected analised to find relative density, relative dominance, relative frequency and the important value of each species.The result showed that the population structure at Ujung Alang Segara Anakan Cilacap was stil good condition wich H’ = 1,427 – 2,076, e= 0,686 – 0,902. There were 10 species found : Avecinia marina, A. alba, Avecinia marina, A. alba, Soneratia caseolaris, S. alba, Rhizophora apiculata, R. mucronata, Bruguiera cylindrical, B. gymnorhiza, Aegiceras corniculatum dan Nypa fruticans, S. alba, Rhizophora apiculata, R. mucronata, Bruguiera cylindrical, B. gymnorhiza, Aegiceras corniculatum and Nypa fruticans. The mangrove dominance was Avecenia marina (IV= 58 - 73,5 %) and Soneratia caseolaris (IV = 62,1– 69,8 %).Key words : abundance, distribution, mangrove

    Hubungan Sebaran Kerang Totok Geloina sp. (Bivalvia: Corbiculidae) dengan Vegatasi Mangrove di Ujung Alang Segara Anakan Cilacap Jawa Tengah

    Get PDF
    Segera Anakan is the widest estuaries in Java Island and the famous high diversity.  One of fauna found which associate with the mangroves was totok mussel Geloina sp.  That mussel had economic value so that faced high exploited along season.  Considering that condition a study of the correlation between Geolina distribution and the mangroves vegatiaon. The research was carried out at Ujung Alang areas in Segara Anakan Cilacap on different station which had different mangroves abbundancas.  The case study type research and sampling area method was used to collect the data of information of the Geloina sp.  The data collected in the field was mussel and mangroves population and water quality condition. The result of the study showed, Thad the Geloina sp was uniform distribute along the fourth station which had different diversity and numbers of mangrove.  The class length of 6 – 6,9 cm was the highs number of mussel class on forth station in Ujung Alang Segara Anakan Cilacap    Segara Anakan merupakan salah satu estuaria terbesar di Pulau Jawa yang terkenal dengan keanekaragaman hayatinya.  Diantara biota yang terdapat adalah kerang totok (Geloina sp) yang berasosiasi dengan hutan mangrove.  Karena memiliki nilai ekonomis maka menjadi target penangkapan.  Maka dari itu sangat tepat jika mempelajiti hubungan antara sebaran kerang Totok Geloina terhadap vegetasi mangrove. Penelitian dilakukan di Ujung Alang Segara Anakan di Cilacap pada empat stasiun yang berbeda lokasinya.  Sifat penelitian adalah studi kasus, metoda pengambilan sampel yang digunakan adalah metoda sampling area.  Data yang diambil meliputi kerang, manrove dan kondisi perairan setempat. Hasil penelitian menunjukan kerang totok Geloina yang didapat tidak terpengaruh oleh vegetasi mangrove baik jenis maupun jumlah pohon.  Populasi kerang terbanyak pada semua stasiun adalah kelas ukuran 6 – 6,9 cm di Ujung Alang Seagara Anakan Cilaca

    Akumulasi Logam Berat Cr, Pb dan Cu dalam Sedimen dan Hubungannya dengan Organisme Dasar di Perairan Tugu Semarang

    Get PDF
    The concentrations of metals in the marine sediment were found in coatal areas of Tugu Semarang.  Three metals (Cr, Pb and, Cu) has found in coastal areas in research area.  Shingly significantly those heavy metals have significantly influences on the abundance and diversity of benthic organisms.  That has been proved by regression test which number of r= 0,99 on abundance and r= 0,92 on diversity.  The increasing of heavy metals concentration will following of the number of abundance and diversity of benthic organisms in that area.      Konsentrasi logam berat telah ditemukan dalam sedimen laut ut di daerah pesisir Tugu Semarang.  Tiga logam berat seperti (Cr, Pb, dan Cu) telah ditemukan di lokasi penelitian.  Secara nyata terlihat bahwa logam tersebut berpengaruh terhadap kelimpahan dan keanekaragaman organisme dasar perairan.  Hal tersebut dibuktikan dengan regresi berganda antara kelimpahan organisme dengan logam berat dalam sedimen dengan nilai r = 0,99, sedangkan hubungan antara keanekaragaman dengan dengan logam berat dalam sediemen dengan nilai r = 0,92.  Peningkatan konsentrasi logam berat dalam sediiemen akan diikuti penurunan kelimpahan dan keanekaragaman organisme dasar perairan

    Uji Lethal Concentration (LC) Senyawa Cyanida pada Karang Tingkat Laboratatorium dalam Kaitannya sebagai Bahan Penangkap Ikan Hias

    Get PDF
    Salah satu cara menagkap ikan hias yang efektip adalah dengan cara membius dengan menggunakan cyanida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui letathal concetration senyawa cyanida terhadap karang Porites lutea dan Galaxea fascicularis. Rancangan penelitian yang digunakan adalah split plot RAK dengan ulangan 3 kali. Jenis karang merupakan kelompok utama dan konsentrasi cyanida merupakan sub-kelompok. Pengamatan yang diamati adalah jumlah zooxanthellae dan prosentase kematian karang. Hasil penelitian menunjukan semakin tinggi konsentrasi cyanida menunjukan semakin tinggi prosentase kematian karang. Demikain pengaruhnya terhadap zooxanthellae, semakin tinggi konsentrasi cyanida semakin kecil jumlah zooxanthellae pada karang. Hasil uji anova terhadap tingkat kematian karang dan jumlah zooxanthellae.menunjukan pengaruh yang sangat nyata (P<0,001).Kata kunci : Cyanida, LC, karang, dan ikan hiasOne of the most effective to capture ornamental fishes by using cyanide unconscious. The purpose of this study was to conduct LC of cyanide compound on coral Porites lutea and Galaxea fascicularis. The split plot randomized block design with 3 replicate was use on this study. While the kind of corals as the main block and the cyanide concentration as the sub-block. The study focusing on the analyzed of the number of zooxanthellae and the percentage mortality of corals. The results of the study shows, increasing cyanide concentration affected increasing percentage mortality of coral and decreasing the number of zooxanthellae on the coral. The result of ANOVA test showed highly differences significantly (p<0.001).Keywords: Cyanide, LC, coral and artistic fishe

    Logam Berat Mercury (Hg) dan Arsen (As) pada Hasil Tangkapan Nelayan Pesisir Semarang dan Tegal Jawa Tengah

    Get PDF
    The Semarang and Tegal coastal waters are traditional fishing ground areas. However, the increasing use of coastal areas for various activities will increase pollutants in the coastal waters.  Heavy metals are pollutants that always appear in waters and accumulate in marine organisms. These study aims to determine As and Hg metals contained in the tissues of several marine organisms caught on the coast of Semarang and Tegal, Central Java. The analysis of As and Hg concentrations in organismal tissues using ICPMS.  The results showed that As and Hg were found in biota such as white shrimp (P. merguensis), blue crab (P. pelagicus), shellfish (A. inaequivalvis) and gastropods (H. ternatanus). Arsenic concentrations in the four biotas caught in Tegal (1.6 – 5.3 ppm) and Semarang (2.58 – 4.9 ppm). Meanwhile, Hg metal (0.02 – 0.15 ppm) in Tegal and (0.034 – 0.15 ppm) in Semarang.  The concentration level of As based on the biota caught in the Tegal waters are sequentially Shellfish > White shrimp > Gastropods > Blue swimming crab.  Meanwhile, the concentration of Arsenic in the biotas in Semarang waters are sequentially shellfish > white shrimp > blue crab > gastropods. However, Hg metal in the biota obtained in these two areas is very low  Pesisir Semarang dan Tegal merupakan daerah penangkapan perikanan tradisional.  Namun dengan semakin meningkatnya pemamnfaatan wilayah pesisir untuk berbagai kegiatan akan meningkatkan polutan dalam perairan.  Logam berat merupakan polutan yang selalu muncul dalam perairan dan terakumulasi organisme laut.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui logam As dan Hg yang terdapat dalam jaringan beberapa biota yang ditangkap pesisir Semarang dan Tegal Jawa Tengah.  Analisa konsentrasi As dan Hg dalam jaringan organisme menguunakan ICPMS.  Hasil penelitian menunjukan logam As dan Hg ditemukan dalam biota seperti udang putih (P. Merguensis), rajungan (P. pelagicus), kerang bulu (A. inaequivalvis) dan gastropoda (H. ternatanus).  Konsentrasi Arsen di keempat biota yang ditangkap di Tegal (1,6 – 5,3 ppm) dan Semarang (2,58 – 4,9 ppm).  Sedangkan logam Hg (0,02 – 0,15 ppm) di Tegal dan (0,034 – 0,15 ppm) Semarang.  Tingkat konsentrasi logam As berdasarkan biota yang tertangkap di perairan Tegal secara berurutan Kerang bulu > Udang putih > Gastropoda > Rajungan.  Sedangkan konsentrasi Arsen dalam biota di perairan Semarang secara berurutan Kerang bulu > Udang putih > Rajungan > Gastropoda.  Namun logam Hg dalam biota yang didapat di kedua daerah tersebut sangat rendah.
    corecore