38 research outputs found

    GAMBARAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUD KOTA BOGOR TAHUN 2019

    Get PDF
    Rumah sakit merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan membangun kesehatan di sebagian wilayah. Rekam medis merupakan salah satu berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penilaian kelengkapan dokumen rekam medis di RSUD Kota Bogor Tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah petugas yang melaporkan dokumen rekam medis dengan jumlah informan 7 orang. Rancangan Analisa menggunakan triangulasi data, triangulasi sumber dan triangulasi metode. Kerangka konsep dengan menggunakan teori sistem Azrul Azwar. Hasil penelitian komponen input masih belum memadai dan cukup untuk mendukung kegiatan rekam medis sehingga masih menggunakan system lembur kerja untuk menyelesaikan pekerjaan SOP yang berjalan diatas 70%. Komponen proses apabila dihitung secara keseluruhan kelengkapan dokumen rekam medis sudah mencapai 93,5%. Komponen output kelengkapan dokumen rekam medis di RSUD Kota Bogor masuk kategori cukup lengkap dan semua petugas setuju apabila ada sanksi yang diberlakukan untuk medisiplinkan tenaga medis yang selalu alpa dalam pengisian

    GAMBARAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR 2013

    Get PDF
    Regulasi untuk menekan angka epidemi rokok salah satunya tercantum pada Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 Pasal 115 tentang Kawasan Tanpa Rokok di 7 tatanan. Satu diantara 7 tatanan tersebut adalah pada tempat proses belajar mengajar. UIKA yang merupakan tempat dimana proses belajar mengajar berlangsung masih banyak ditemukan mahasiswa yang merokok. Pengetahuan dan sikap mahasiswa mengenai merokok merupakan gambaran perilaku mereka mengenai rokok itu sendiri. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survey dan pendekatan cross sectional. Sampel diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengatahuan mahasiswa UIKA tentang merokok hampir berimbang namun mayoritas (56,2%) responden sudah berpengetahuan baik. Sikap mahasiswa UIKA mengenai merokok hampir berimbang namun mayoritas (50,8%) responden memiliki sikap negatif terhadap rokok. Hasil analisis ditemui adanya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku merokok. Mahasiswa UIKA yang berpengetahuan baik mempunyai peluang 4,42 kali untuk tidak merokok dibanding mahasiswa UIKA yang berpengetahuan kurang tentang merokok. Ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku merokok. Mahasiswa UIKA bersikap negatif terhadap rokok mempunyai peluang 21,67 kali untuk tidak merokok dibanding yang bersikap positif terhadap rokok. Penulis menyarankan agar dilaksanakan penyuluhan tentang bahaya rokok dan penerapan regulasi merokok di kampus UIKA serta menjadikan kampus UIKA kawasan bebas asap rokok

    HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA HIPERTENSI TERHADAP KEAKTIFAN PESERTA BPJS DI UPT PUSKESMAS MERDEKA KOTA BOGOR TAHUN 2018

    Get PDF
    Menurut WHO, tekanan darah yang normal bagi orang dewasa adalah 120/80 mmHg. Akan tetapi, jika tekanan darah sistolik yaitu antara 130-139 dan tekanan darah distolik antara 80-89, dan itu juga masih bisa disebut dengan tekanan darah yang normal. Program Pengelolaan Penyakit Kronis (prolanis) adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan pengambilan data dilakukan dengan desain Cross Sectional dengan menggunakan kuesioner. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 49 responden. Cara analisa data menggunakan perangkat lunak aplikasi statistik.Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan tidak baik mengenai program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) (61.2%), sikap yang positif mengenai program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) (59.2%), keluarga yang memberikan dukungan dalam keaktifan penderita sebagian besar mendukung (63.3%). Berdasarkan tingkat keaktifan penderita hipertensi sebagian besar (51.0%) termasuk kedalam kategori aktif dalam kegiatan Prolanis. Hasil analisis menunjukan bahwa Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan keaktifan penderita hipertensi dalam kegiatan prolanis (p- value = 0.035). Tidak terdapat hubungan antara umur (p-value = 1000), Jenis kelamin (p-value = 0.716), Pendidikan (p-value = 1000), Sikap (p-value = 0.863), dan Dukungan keluarga (p-value = 0.053) dengan keaktifan penderita hipertensi dalam kegiatan prolanis. Peneliti memberikan saran kepada Puskesmas Merdeka Kota Bogor untuk meningkatkan keaktifan masyarakat perlu direncanakan dan member tugas kepada sebagian petugas kesehatan di puskesmas untuk melakukan kunjungan home visit kerumah pasien, sehingga 4 aktivitas prolanis bisa berjalan maksimal

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESERTAAN KB KELUARGA MISKIN PENGGUNA JAMKESMAS / PKH DI KABUPATEN CIREBON 2010

    Get PDF
    Family planning participation is an instrument to halt population growth rate and to maintain family welfare in developing countries like Indonesia. Indonesia has vast population mostly poor that vulnerable to be short of an access to the health service such as family planning.A quantitative study was carried out using cross sectional design. Secondary data was collected from Studi Maternal PPK UI and in depth interview was also conducted. This study is aimed to identify the factors such as socio demography, socio psychology, and service provider that related to the family planning participation.Bivariate analysis resulted that factors had significant relation were parity, tribe, age, age at the first time got pregnant, and type of assurance owned. In depth interview result showed that the reason of respondents did not participate in family planning because they were afraid of the side effects from using contraception.The high coverage of family planning participation in districts that have high coverage of family planning because of counseling effort that given after delivery towards PUS, availability of contraception in an adequate amount in each public health center and village midwife, coordination among midwife coordinator and village midwife, public health center Health Office as well as National Family Planning Coordinating Agency (BKKBN).It is suggested that government should implement PKH program besides Jamkesmas Program in another area, particularly in the high poverty rate area due to both assurances are not only giving contraception for free but also access to the health service

    GAMBARAN WAKTU TUNGGU PELAYANAN FARMASI POLI SARAF DI RUMAH SAKIT RUMAH SEHAT TERPADU DOMPET DHUAFA BOGOR

    Get PDF
    Waktu tunggu dalam pelayanan farmasi terhadap kepuasan pasien merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi pasien terhadap mutu pelayanan di Rumah Sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran waktu tunggu pelayanan farmasi dilihat dari aspek input,proses dan output.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif jenis rancangan studi kasus. Informan terdiri dari 10 orang. Instrumen penelitian yang di gunakan yaitu pedoman wawancara dan pedoman observasi perhitungan waktu. Hasil penelitian yang di dapat dari aspek input yaitu jumlah SDM yang ada belum mencukupi namun untuk latar belakang pendidikan sudah sesuai dengan standar yang ada, kebijakan alur proses pelayanan resep obat pasien pun tersedia, khususnya pada bagian farmasi berbeda dengan jumlah pasien hal ini mempengaruhi waktu tunggu pelayanan farmasi terhadap pasien. Berdasarkan aspek proses, proses yang ada sudah berjalan dengan baik sesuai prosedur yang ada. Sedangkan berdasarkan output waktu tunggu pelayanan farmasi masih tergolong lama yaitu 66 menit (1 jam 6 menit)untuk obat jadi dan 148 menit (2 jam 28 menit) untuk obat racik, tidak sesuai standar yang ada, hal ini di pengaruhi oleh SDM, Kebijkan dan Jumlah Pasien dengan penyebab utama yaitu SDM yang tidakmencukupi. Perlu adanya perhitungan beban kerja kepada petugas terkait sehingga dapat di ketahui jumlah petugas yang ideal

    GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MEKAR WANGI KOTA BOGOR TAHUN 2020

    Get PDF
    Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) merupakan suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan yang terfokus pada penyakit Hipertensi dan DM tipe 2. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis rancangan deskriptif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 7 orang. Hasil penelitian dari komponen input dalam Prolanis di Puskesmas Mekar Wangi menunjukan bahwa ketersediaan SDM sudah cukup, untuk pembiayaan pelaksanaan Prolanis berasal dari BPJS Kesehatan dengan sistem reimburse, serta tersedianya sarana dan prasarana dalam kegiatan Prolanis dan untuk SOP tidak memiliki SOP khusus yang terkait pelaksanaan Prolanis namun terdapat panduan Prolanis dari BPJS Kesehatan untuk pelaksanaan Prolanis di puskemas Mekar Wangi. Hasil penelitian komponen proses dalam pelaksanaan Prolanis di Puskesmas Mekar Wangi secara umum sudah bagus dan masih berjalan sampai saat ini, hanya saja untuk Reminder SMS Gateaway tidak berjalan namun penggantinya menggunakan kertas sebagai pengingatnya. Dan hasil dari komponen output dalam pelaksanaan Prolanis bahwa klub PPHT Prolanis di Puskesmas Mekar Wangi terkontrol dan berhasil melebihi target indikator 75% peserta memperoleh hasil baik pada hasil pemeriksaan. Peneliti menyarankan agar Puskesmas membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) khusus program Prolanis untuk pelaksanaan program Prolanis agar petugas pelaksana program Prolanis dapat bekerja secara lebih terarah dan rinci sesuai standar yang berlaku dan diharapkan kepada petugas kesehatan setiap kali penderita DM tipe dan hipertensi yang datang ke Puskesmas untuk berobat agar memberikan informasi tentang kegiatan Prolanis dan menganjurkan untuk ikut kegiatan tersebut

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PEGAWAI LOKET PENDAFTARAN DI RUMAH SAKIT “X” BOGOR TAHUN 2018

    Get PDF
    Kinerja dan kepuasan pegawai saling behubungan dalam menghasilkan  pelayanan kesehatan sehingga berdampak pada kepuasan pasien. Tujuan  penelitian ini  umtuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang behubungan dari faktor individu (umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja), faktor motivasi (hubungan  antar  pribadi, sistem penghargaan, pengembangan karir) dan faktor organisasi (fasilitas dan sarana kerja dan supervisi) di Loket Pendaftaran Rumah Sakit “X” Bogor. Metode penelitian ini adalah penelitian   kuantitatif   dengan  desain  cross sectional yang  menggunakan  kuesioner  sebagai instrumen penelitian. Sampel penelitian ini berjumlah 31  responden  pegawai  loket pendaftaran dengan tehnik pengambilan sampel secara total sampling. Hasil penelit ian diperoleh bahwa sebagian  besar kinerja  pegawai  loket  pendaftaran  tergolong  baik  dengan  18 orang (58,1%) dan 13 orang (41,9%) kinerja kurang baik. Hasil analisis hubungan menujukkan bahwa variabel sistem penghargaan (p value 0,020 : OR 0,083) dan variabel fasilitas dan sarana kerja (p value 0,048 : OR 0,222), memiliki hubungan yang signifika n terhadap kinerja pegawai loket pendaftaran  di  Rumah  Sakit  “X”Bogor.  Diharapkan  dari  pihak Rumah  Sakit  “X”  Bogor  melakukan  evaluasi  terhadap  kinerja  dan  motivasi  kerja, serta menindaklanjuti  pengembangan  karir  pada pegawai  loket pendaftaran

    IMPLEMENTASI PROGRAM DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI PUSKESMAS BOJONGSARI KOTA DEPOK TAHUN 2018

    Get PDF
    Tahun 2016 kanker serviks terjadi sebanyak 492 kasus di puskesmas. Kanker Serviks tertinggi terjadi pada kelompok umur 45 – 64 tahun sebesar 4.082 kasus di rumah sakit. Di Jawa Barat, kejadian kanker serviks sebanyak 500 kasus. Sebagai bentuk upaya deteksi dini dapat dilakukan dengan metode Inspeksi Visual Asam Asetat dan Krioterapi untuk kanker serviks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Program Deteksi Dini Kanker Serviks melalui Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Puskesmas Bojongsari Kota Depok. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dan telaah data. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh petugas di puskesmas Bojongsari. Penelitian ini terdiri dari 8 orang informan dengan 1 informan kunci dan 7 informan inti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi program deteksi dini kanker serviks melalui metode IVA di puskesmas bojongsari kota depok dapat dikatakan baik. Perlu ditingkatkan sosialisasi dan penyuluhan ke kader juga warga setempat agar puskesmas cakupannya tercapai

    GAMBARAN STRATEGI PUSKESMAS CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR DALAM MENURUNKAN ANGKA STUNTING TAHUN 2019

    Get PDF
    Pada tahun 2017 Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/ South-East Asia Regional (SEAR). Rata – rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4%. Di Jawa Barat pada tahun 2017 prevalensi Stunting menunjukan angka sebesar 29,2%, hal ini menunjukan bahwa belum mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun  2019 yaitu 28%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi Puskesmas Cibungbulang Kabupaten Bogor dalam menurunkan angka stunting tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam kepada informan dan telaah dokumen. Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan Puskesmas Cibungbulang. penelitian ini terdiri dari 8 orang informan dengan 1 informan kunci dan 7 informan pendukung. Kesimpulan penelitian ini adalah strategi yang dilakukan Puskesmas Cibungbulang dalam melakukan pencegahan dan penanganan masalah stunting sudah baik tetapi belum berjalan maksimal karena desa lokasi khusus belum terbebas dari masalah stunting. Puskesmas selalu memaksimalkan penanganan masalah stunting tersebut dengan program-program yang telah di rencanakan

    EVALUASI PROGRAM TB PARU DI PUSKESMAS CIAMPEA KABUPATEN BOGOR TAHUN 2019

    Get PDF
    Tuberkulosis (TB) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan global. Secara global TB tetap menjadi 10 penyebab kematian tertinggi di dunia. Di Puskesmas Ciampea pada lima tahun terakhir angka keberhasilan program TB Paru mengalami kenaikan dan penurunan. Angka keberhasilan program pada tahun 2018 sebesar 79%, dan angka keberhasilan program pada tahun 2019 sebesar 72% dari target 90% yang telah ditentukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan informasi seacara mendalam mengenai Input, proses dan output pada program TB Paru di Puskesmas Ciampea Kabupaten Bogor tahun 2019. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Informan dalam penelitian ini berjumlah 4 orang yang terdiri dari Kepala Tata Usaha Puskesmas Ciampea, Penanggungjawab program TB Paru, Analis kesehatan dan Apoteker. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu pedoman wawancara mendalam, daftar checklist observasi dan daftar checklist telaah dokumen. Hasil penelitian dari komponen input dalam program TB Paru di Puskesmas Ciampea belum optimal. Terdapat keterbatasan fasilitas pemeriksaan TCM tidak dapat dilakukan di Puskesmas Ciampea. Hasil dari komponen proses dalam program TB Paru di Puskesmas Ciampea belum optimal. Pencatatan dan pelaporan serta Cross check sering kali tidak tepat waktu sesuai jadwal. Sedangkan output dalam program TB di Puskesmas Ciampea dalam angka penemuan kasus sudah mencapai target sedangkan angka konversi dan angka kesembuhan belum mencapai target yang disediakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Error rate di Puskesmas Ciampea Kabupaten Bogor sebesar 1,8 persen. Dalam upaya meningkatkan keberhasilan program TB Paru di Puskesmas Ciampea Kabupaten Bogor maka diperlukan perbaikan yaitu dengan dibuat jadwal checklist cross check setiap minggunya agar tidak terjadi penumpukan berkas jika dilakukan pertiga bulan sekali. Juga diperlukan perbaikan dengan melakukan pencatatan dan pelaporan setiap harinya setelah pasien selesai pengobatan agar tidak terjadi penumpukan laporan. Dan diperlukan pula perencanaan terhadap pasien yang mangkir dalam pengobatan agar pasien tersebut tidak mangkir dari pengobatan dan menyelesaikan pengobatannya
    corecore