12 research outputs found

    FISHING GROUNDS DYNAMICS OF PURSE SEINE FISHERIES IN THE JAVA SEA

    Get PDF
    Although information about fishing ground dynamics is very important to learn about the development of fishery, research on the dynamics of fishing ground is still rarely conducted. This study explains the fishing ground dynamics of purse seine in the Java Sea

    Hubungan antara kelimpahan plankton dengan hasil tangkapan ikan tuna madidihang (Thunnus albacares) di Perairan Kepulauan Banda, Ambon

    Get PDF
    Study related to plankton community in the Banda Sea and its adjacent sea has been conducted by several authors; However, t information on the relationships between of plankton abundance and catches volume of yellowfin tuna Thunnus albacares has been never been examined. Therefore, the objective of this study was to analyze the relationships between plankton abundance and catch volume of yellowfin tuna in Banda Sea Waters, Ambon. The result showed that the highest abundance of phytoplankton (59.259 cell/m3) was found at station 10, around Ambon, Seram and Haruku Island which located in the waters between many river runoffs. While, the highest abundance of zooplankton was 5,483 ind/m3, located around Ambelau Island. Both diversity (H') and evenness (E) index of phytoplankton were at the medium level, and there were no dominant species in this observation. Based on visual observation of remote sensing data, there was an indication of a relationship between the area with high concentration of chlorophyll-a (high phytoplankton biomass) with CPUE value of yellowfin tuna.Studi mengenai komunitas plankton di Laut Banda dan sekitarnya telah banyak dilakukan, akan tetapi telaah hubungan antara kelimpahan dan distribusi plankton dengan aspek perikanan belum banyak dibahas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kelimpahan dan distribusi dari komunitas plankton dengan perikanan tuna di Perairan Kepulauan Banda. Kelimpahan fitoplankton tertinggi terdapat pada stasiun 10 yang terletak di daerah antara pulau Ambon, Seram dan Haruku (59.259 sel/m3) yang mempunyai akses ke muara-muara sungai di sekitarnya. Sedangkan kelimpahan zooplankton tertinggi terletak di sekitar Pulau Ambelau (stasiun 3), yakni 5.483 ind/m3. Tingkat indeks keanekaragaman (H’) fitoplankton sedang, indek keseragaman (E) rendah hingga sedang, dan tidak ditemukan jenis tertentu yang dominan. Berdasarkan pengamatan visual data penginderaan jauh memberikan indikasi adanya keterkaitan antara daerah dengan konsentrasi klorofil-a yang tinggi (biomassa fitoplankton tinggi) dengan hasil tangkapan per unit upaya penangkapan tuna madidihang

    KOMPOSISI JENIS, HASIL TANGKAPAN PER UPAYA, MUSIM DAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN HIU DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA SELATAN JAWA

    Get PDF
    Penangkapan hiu di Indonesia setiap tahun meningkat jumlahnya sehingga diperlukan penelitian agar pemanfaatannya lestari. Penelitian ini bertujuan mengkaji komposisi jenis, hasil tangkapan per upaya, musim dan daerah penangkapan ikan hiu. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2015-2016 di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap, Jawa Tengah. Penelitian dilakukan dengan metode survey dan pengumpulan data bulanan dibantu oleh enumerator. Hasil penelitian menunjukkan komposisi jenis ikan hiu yang tertangkap di perairan Samudera Hindia, Selatan Jawa dan didaratkan di PPS Cilacap didominasi oleh hiu tikusan (A. pelagicus) 32,69%, hiu paitan (A. superciliosus) 20,21%, hiu slendang (P. glauca) 11,25%, hiu gabel (H. lemures) 7,55% dan hiu lanjaman (C. falciformis) 6,14%. Hasil tangkapan per upaya (CPUE) ikan hiu mengalami peningkatan sebanyak 57% selama 6 tahun terakhir (2011-2016) dengan puncak musim penangkapan ikan hiu terjadi pada Juli dan Nopember.Sharks was the Elasmobranchii class which means cartilaginous fish. The number of sharks in Indonesia was increasing every year, so monitoring was needed to ensure sustainable utilization. This study was aims to assess the species composition, catch per unit of effort, season and fishing ground of shark. The study was conducted in 2015-2016 at the Cilacap Oceans Fishing Port, Central Java. Research methods were conducted by survey method and montly data collection by enumerator. The dominant fish biology observation included measurement of the fork length. The results showed that the shark catches composition were dominated by A. pelagicus (32.69%), A. superciliosus (20.21%), P. glauca (11.25%), H. lemures (7.55%) and C. falciformis (6.14%). Catch per unit of effort trends tended to increase as much as 57% from 2011 to 2016. The peak season of fishing occurs in July and November

    Fishing Season of Large Tuna from Purse Seine Fishery in Tumumpa, Manado, North Sulawesi

    Get PDF
    Knowledge on seasonal fishing pattern is essential in fisheries research in order to increase the effectiveness of fishing and at the same time protecting the fishing ground from excessive fishing practices. Determining the seasonal fishing pattern of large pelagic fishes, namely large tuna (yellowfin and bigeye), small tuna (mackerel) and skipjack tuna were the objective of this study. Data from the 2013-2015 fishing operation time series were used to analyze the fishing season using the percentage average per unit effort (CPUE) method. The main focus of this study was purse seine fishery. The research showed that high fishing season of large pelagic fishes allegedly occurred during May to July, which reached its peak on May. On the other hand, low fishing season occurred during January to April, with the lowest on March. There were similarities between large tuna, small tuna and skipjack in term of their seasonal fishing pattern, although they did not show any good correlation (r<0.5). This might due to fact that even tough large tuna, small tuna and skipjack tuna shared the same ecological niche but apparently, they did not show any interaction (symbiosis) but competition

    PENANGANAN SEDIMENTASI DI DAERAH MUARA SUNGAI BAGI KEPENTINGAN PENGOPERASIAN PELABUHAN PERIKANAN

    Get PDF
    Aktivitas pelabuhan merupakan salah satu permasalahan penting untuk diselesaikan baik yang sifatnya teknis pemeliharaan maupun pengelolaan fasilitas pelabuhan, seperti penurunan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh sedimentasi. Penanganan sedimentasi (pengendapan) di muara sungai dapat dilakukan dengan pembangunan jetty dan melakukan pengerukkan. Penanganan operasional kapal keruk disesuaikan dengan sifat tanah yang akan dikeruk, kedalaman yang direncanakan, lokasi dan keadaan sekeliling, besar arus dan gelombang, dan faktor yang lain

    ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAYANG (Decapterus russelli) DAN IKAN BANYAR (Rastrelliger kanagurta) YANG DIDARATKAN DI REMBANG, JAWA TENGAH

    Get PDF
    Ikan layang (Decapterus russelli) dan banyar (Rastrelliger kanagurta) merupakan dua jenis ikan hasil tangkapan dominan kapal mini purse seine yang didaratkan di Rembang. Aspek biologi ikan layang dan banyar yang diteliti, meliputi sebaran ukuran panjang, perbandingan jenis kelamin, tingkat kematangan gonad dan ukuran pertama kali matang gonad pada tahun 2007. Ukuran yang dominan tertangkap untuk ikan layang 18-18,9 cm, sedangkan untuk ikan banyar 21-21,9 cm. Ikan layang dan banyar yang berkelamin jantan lebih banyak tertangkap pada ukuran lebih kecil daripada ikan yang berkelamin betina. Spesies ikan layang menunjukan bahwa ikan yang dalam kondisi matang (mature) lebih banyak ditemukan pada ikan yang berjenis kelamin betina, sedangkan spesies ikan banyar yang mempunyai tingkat kematangan gonad I, II, III, dan IV lebih banyak ditemukan pada spesies ikanyang berjenis kelamin jantan. Spesies ikan banyar yang mempunyai tingkat kematangan gonad V lebih banyak ditemukan pada spesies yang berjenis kelamin betina. Ukuran pertama kali matang gonad untuk ikan layang betina 18,97 cm dan untuk yang jantan 21,2 cm. Jenis ikan banyar berkelaminbetina ukuran pertama kali matang gonad 20,37 cm, sedangkan yang jantan 20,87 cm. Scad fish (Decapterus russelli) and mackerel (Rastrelliger kanagurta) are two species of dominant caught by boat mini purse seine landed in Rembang. Biological aspects of and mackerel examined are the size of the length, the difference in sex, level of maturity, and gonad size of first time The dominant size caught for scad was 18-18.9 cm, while for mackerel was 21-21.9 cm. Male fishes of scad and mackerel were mostly caught in the smaller size compared to the size of female. Matured of gonad was mostly found in the female of scad fish. While in the female mackerel species having gonad maturity level of 1, 2, 3, and 4 was mostly found in male sex. Mackerel species having 5th stage of gonad maturity was mostly found in the female sex. First time of gonad matured in female scad was in size of 18.97 cm and for a male was 21.2 cm. While in female mackerel, the first time of gonad matured was 20.37 cm and for a male one was 21.2 cm

    PENGARUH LAMA SETTING DAN JUMLAH PANCING TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAWAI TUNA DI LAUT BANDA

    Get PDF
    Rawai tuna atau tuna longline merupakan salah satu alat tangkap yang sangat efektif untuk menangkap tuna dan merupakan alat tangkap yang selektif. Kegiatan observasi di atas kapal telah dilakukan selama Oktober 2002 – Februari 2003 pada 31 kapal dan pada Oktober-November 2011 pada 1 kapal yang beroperasi di Laut Banda. Data yang dicatat selama observasi berupa data trip kapal, setting, waktu setting (mulai dan selesai), jumlah pancing yang digunakan tiap setting dan hasil tangkapan berdasarkan jenis ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan lama setting dan jumlah pancing terhadap hasil tangkapan rawai tuna di perairan Laut Banda. Waktu setting selama penelitian berkisar antara 190-345 menit sedangkan untuk pancing berkisar antara 660-1600 pancing. Data waktu untuk setting kemudian dibedakan dalam enam kelompok dan untuk jumlah pancing dibedakan dalam empat kelompok. Hasil pengelompokan data ini kemudian dilakukan analisis ragam atau analysis of variance (ANOVA). Analisis digunakan untuk mengetahui pengaruh perbedaan antar kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama setting tidak berpengaruh nyata terhadap hook rate rawai tuna sehingga tidak berpengaruh juga terhadap hasil tangkapan. Sedangkan perbedaan jumlah pancing berpengaruh nyata terhadap nilai hook rate rawai tuna di Laut Banda. Jumlah pancing dengan nilai hook rate tinggi dan hasil tangkapan paling banyak adalah pada jumlah pancing 1201-1600 buah dengan didominasi ikan tuna mata besar. Tuna longline is an effective fishing gear to catch tuna. It is also a selective  fishing gear. Observation on the board had been conducted during October 2002 - February 2003 which 31 tuna longline vessels and October-November 2011 only 1 vessel. These vessels operated in the Banda Sea. Data of boat trips, setting, time setting (start and finish), the number of hooks used for each setting and catch were collected. The purpose of this paper is to determine differences in the setting time and the number of hooks for tuna longline catches. Range of the setting time for the study between 190-345 minutes and then divided into 6 groups. Range of hooks between 660-1600 hooks and then divided into 4 groups. Analysis of variance (ANOVA) performed to determine the effect of differences between groups. The results showed that the length of setting did not significantly affect hook rate while differences in the number of hooks are significantly affects the hook rate. The highest tuna longline hook rate and the most of the tuna longline catch on 1201-1600 hooks with begeye tuna dominated

    ASPEK BIOLOGI IKAN KENYAR Sarda orientalis FAMILI: SCOMBRIDAE DARI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA

    Get PDF
    Ikan kenyar (Sarda orientalis), merupakan komoditi perikanan yang tergolong ekonomis penting, selain sebagai komoditi ekspor juga untuk memenuhi permintaan pasar domestik, namun data dan informasi mengenai ikan tersebut sangat kurang, baik data statistik, maupun data biologi serta potensi dan distribusi kelimpahan. Penelitian tentang aspek biologi kenyar hasil tangkapan dari perairan Samudera Hindia telah dilakukan. Selama ini penelitian khusus mengenai ikan kenyar secara mendalam belum pernah dilakukan di Indonesia. Menurut hasil penghitungan nisbah kelamin, perbandingan kelamin ikan kenyar jantan dan betina berada dalam keadaan tidak seimbang, dan didapatkan betina lebih banyak. Kisaran ukuran panjang (FL) ikan kenyar dari Samudera Hindia 17,0 sampai dengan 69,0 cm. Hubungan panjang bobot ikan kenyar bersifat isometrik, dengan demikian pertambahan panjang ikan kenyar, seimbang dengan pertambahan bobot. Komposisi kenyar betina selama bulan pengamatan didominasi oleh kenyar dengan tingkat kematangan gonad III dan IV, yaitu lebih dari 50% jumlah, hampir di setiap bulan pengamatan. Striped bonito (Sarda orientalis) is fishery commodity which has important economic value. However, there is still lack of data and information about the fish, not only in statistic data but also biology data, potent, and distribution data. Research on biology aspect of striped bonito Sarda orientalis from Indian Ocean waters was conducted. Intensif research in striped bonito (Sarda orientalis) has not been done in Indonesia. Based on calculation of sex rate, ratio of male and female kenyar is very unbalance where the female is much more then the male. The length rate of striped bonito which is landed in Binuangeun, Pelabuhan Ratu, Cilacap, and Kedonganan vary from 17.0 until 69.0 cm. The length weight corelation is isometric, indicate the more length the fish get, the more weight the fish get. The composition of in female striped bonito during the observation is dominated by the fish with gonate mature III and IV, which is more than 50% from all the fish that observed

    BIOLOGI REPRODUKSI IKAN TENGGIRI (Scomberomorus commerson Lacepede, 1800) DI PERAIRAN TELUK KWANDANG, LAUT SULAWESI

    Get PDF
    Penelitian tentang aspek biologi tenggiri di Indonesia masih jarang dilakukan, padahal upaya pemanfaatannya telah lama dilakukan oleh nelayan. Ikan tenggiri di Teluk Kwandang penangkapannya dilakukan dengan alat tangkap purse seine dan pancing ulur. Data-data terkait biologi reproduksi ikan tenggiri di perairan Kwandang belum tersedia dengan baik, oleh sebab itu perlu dilakukan kajian yang lebih lengkap. Pelabuhan Perikanan Pantai Kwandang merupakan pelabuhan baru, sehingga informasi terkait perikanan tenggiri pada khususnya sangat bermanfaat dalam pendataan dan rencana pengelolaannya. Penelitian telah dilakukan pada Februari-Desember 2012 di perairan Teluk Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, dengan tujuan mengkaji aspek perikanan meliputi struktur ukuran, panjang bertama kali tertangkap dan biologi reproduksi meliputi: Tingkat Kematangan Gonad, Gonado Somatic Index (GSI), nisbah kelamin, panjang pertama kali matang gonad, diameter dan jumlah telur. Dari penelitian ini diperoleh struktur ukuran pada kisaran 25-138 cmFL, dengan rata-rata modus 60 cmFL. Panjang pertama kali tertangkap dengan purse seine dan pancing ulur masing-masing 64,7 cmFL dan 71,9 cmFL. Tingkat Kematangan Gonad ikan tenggiri didominasi oleh gonad belum matang 61,2%, dan kondisi matang gonad 38,8%. Puncak Gonado Somatic Index (GSI) terjadi pada bulan Mei, sehingga ikan tenggiri di Teluk Kwandang diduga memijah pada Mei-Juli. Nilai GSI mencapai puncaknya pada panjang ikan 98 cmFL, dan akan turun pada panjang ikan lebih dari 100 cmFL. Panjang pertama kali matang gonad ikan tenggiri adalah 80,4 cmFL, pada kisaran 79,3-81,6 cmFL. Jumlah telur ikan tenggiri berkisar 417.360-9.476.520 butir pada panjang ikan 65-103 cmFL. Berdasarkan perkembangan diameter telur setiap bulan menunjukkan tipe pemijahan ikan tenggiri adalah asynchronous dengan pola pemijahan partial spawner.The study on biological aspects of spanish mackerel in Indonesia is uncommon, whereas the exploitation have been conducted historically. Spanish mackerel in the Kwandang Bay caught by purse seiner and handliner. The reproductive biology of mackerel fish in Kwandang waters was unavailable, therefore more study needed. Kwandang is a new port, so the information related to Spanish mackerel in particular is very useful in data collection and management plan. This research aims to assess biological aspect such as the size structure, the length at first captured and reproductive biology aspects (gonad maturity stage, Gonado Somatic Index (GSI), sex ratio, length at first maturity, number and diameter of oosit). The study was conducted in February-December 2012 in the Kwandang Bay waters, North Gorontalo regency. The results showed that the size structure ranged between 25-138 cmFL, with average mode 60 cmFL. The length at first capture caught (Lc) with purse seine and handline by 64,7 cmFL and 71,9 cmFL, respectively. The gonad maturity stage of the was dominated by 61,2% of immature and 38,8% of mature gonad. Gonado Somatic Index (GSI) peak was reached in May, and from this GSI value it is concluded that the Spanish mackerel spawned in May-July. The maximum GSI reached at 98 cmFL and decreased at fish length exceeded 100 cmFL. Length at first maturity (Lm) of the gonad was approximately 80,4 cmFL, within the size range between 79,3-81,6 cmFL. The number of spanish mackerel oosit ranged between 417.360-9.476.520, with size ranged between 65-103 cmFL. The monthly fluctuations of oosit diameter implied that spawning type of spanish mackerel was asynchronous with partial spawner spawning pattern

    SEBARAN KELIMPAHAN CUMI-CUMI DAN MUSIM PENANGKAPANNYA DI PERAIRAN SELAT ALAS

    Get PDF
    Penelitian tentang sebaran kelimpahan cumi-cumi dan musim penangkapannya telah dilakukan di perairan Selat Alas pada bulan Mei 1996 sampai bulan Maret 199
    corecore