2 research outputs found
Prediction of Rice Yield Based on Nitrogen Input Use Cropsyst Simulation Model in District Mayang: Prediksi Hasil Tanaman Padi berdasarkan Input Nitrogen dengan Simulasi Model Cropsyst di Kecamatan Mayang
Padi merupakan tanaman pangan yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk Indonesia. Produksi padi di Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan penduduknya, sehingga impor masih menjadi solusi utama. Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten penghasil padi. Banyak varietas yang ditanam untuk mendapatkan produktivtas yang tinggi khususnya di Kecamatan Mayang, namun tidak semua kondisi tanah dan manajemen lahan akan mendapatkan hasil produksi padi secara optimal, karena kondisi lahan yang berbeda-beda. Unsur Nitrogen (N) adalah unsur hara makro yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi. Kelebihan dan kekurangan unsur N berpengaruh terhadap tingkat efisiensi dan hasil produksi tanaman padi. Pengembangan budidaya padi di Jember khususnya Kecamatan Mayang perlu adanya simulasi hasil produksi padi bedasarkan pemupukan N dan kondisi lahan sehingga dapat dilihat potensi lahan untuk mengembangkan padi dan dapat dijadikan referensi untuk rekomendasi pemupukan N. Cropsyst adalah program komputer yang berfungsi untuk menganalisis produktivitas berdasarkan kondisi dan manajemen lahan. Input data tanah, iklim/lokasi, manajemen lahan dikalibrasikan dengan pertumbuhan tanaman serta dilakukan validasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pemanfaatan Cropsyst untuk mensimulasikan hasil produksi padi berdasarkan pengaruh perbedaan input Nitrogen di Kecamatan Mayang. Simulasi dilakukan pada 10 petani sampel dan 6 petani pembanding. Hasil simulasi menunjukkan bahwa Cropsyst dapat digunakan dalam simulasi padi berdasarkan input nitrogen di Kecamatan Mayang karena menghasilkan nilai EF sebesar 0.93 dan RMSE sebesar -47.97. Setiap penambahan pupuk oleh petani sampel akan meningkatkan hasil panen padi. Pak Leha tidak dianjurkan untuk menambahkan N karena respon tanaman padi sudah mencapai 100%. Untuk mencapai hasil padi yang optimal dan efisien maka petani harus memberikan pupuk N sesuai dengan kebutuhan tanaman yaitu ketika respon tanaman mencapai 90% dari maksimal.
Rice is the food crop which the highest consumed by the Indonesian population. Rice production in Indonesia can not meet the needs of its inhabitants so that the import still be the primary solution. Jember Regency is one of the regencies rice producers. It has quite a lot of varieties that are planted to obtain the high productivity, especially in the District Mayang, but not all ground conditions and land management will get optimal rice production because the land conditions are different. The Nitrogen (N) elements are the macronutrients which are very important in supporting the growth and development of rice plants. Excess and deficiency of N affect the level of efficiency and production yield of rice plants. The development of rice cultivation in Jember, especially the District Mayang needs to include the simulation results of rice production based on N fertilization and soil conditions so it can be seen the potential of land to develop rice and can be used as a reference for the recommendation of N fertilizer. Cropsyst is a computer program that serves to analyze productivity based on the condition and management of land. Input soil data, climate/location, land management calibrated with plant growth as well as performed validation. The simulation was conducted on 10 farmers of the sample and 6 farmers comparison. The simulation results show that Cropsyst can be used the simulation of rice-based on the input of nitrogen in District Mayang because it produces a value of EF of 0.93 and RMSE of -47.97. Any addition of fertilizer by the farmers of the sample will increase the yield of rice. Mr. Leha is not recommended to add N because the response of the rice plant had reached 100%. To reach the optimal and efficient rice yield then the farmers must provide N fertilizer in accordance with the needs of the plant, i.e., when the response of the plant reaches 90% of maximum