117 research outputs found

    Hubungan Persepsi Ibu Hamil tentang Peran Bidan dalam Pencegahan Anemia dengan Kepatuhan Jumlah dan Cara Minum Tablet Besi di Kota Kediri Tahun 2014

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Kesehatan Ibu dan Anak 2014 ABSTRAK Erma Retnaningtyas Hubungan Persepsi Ibu Hamil tentang Peran Bidan dalam Pencegahan Anemia dengan Kepatuhan Jumlah dan Cara Minum Tablet Besi di Kota Kediri Tahun 2014 xiv + 144 halaman + 45 tabel + 12 lampiran Cakupan distribusi tablet besi Fe1 dan Fe3 sudah melebihi dari target yang ditentukan namun kasus-kasus anemia kehamilan yang menyebabkan AKI dan AKB masih tinggi di Kota Kediri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan persepsi ibu hamil tentang peran bidan dalam pencegahan anemia dengan kepatuhan konsumsi tablet besi meliputi kepatuhan jumlah minum dan kepatuhan cara minum tablet besi di Kota Kediri tahun 2014 Jenis penelitian ini survey analitik menggunakan pendekatan prospektif longitudinal dengan sampel 59 ibu hamil baru. Pengumpulan data peran bidan dan cara minum tablet besi dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Kepatuhan jumlah minum tablet besi dikumpulkan menggunakan kartu monitoring saat kunjungan ke rumah. Uji hipotesis menggunakan Chi Square danregresi binari logistik. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata umur responden 29 tahun dengan standar deviasi 6,08.44,1% berpendidikan SMA, 71,2% ibu rumah tangga, 59,3% kehamilan multigrafida. Sebanyak 45,8% responden tergolong patuh dalam jumlah tablet besi yang diminum 47,5% tergolong patuh berdasarkan cara minum. Sebanyak 47,5% responden memiliki persepsi baik terhadap peran bidan sebagai provider, 50,8% sebagai edukator, 52,5% sebagai komunikator, 52,5% sebagai motivator, 27,1% sebagai fasilitator dan 54,5% sebagai konselor. Peran bidan sebagai provider (p=0,010), edukator (p=0,001), komunikator (p=0,002), motivator (p=0,000), dan fasilitator (p=0,001) memiliki hubungan kepatuhan jumlah tablet yang diminum. Peran sebagai konselor (p=0,078) tidak berhubungan dengan kepatuhan jumlah tablet besi yang diminum. Peran bidan sebagai motivator dan fasilitator mempunyai peranyang paling dominan terhadap kepatuhan jumlah tablet yang diminum. Peran bidansebagai komunikator paling dominan berpengaruh terhadap cara minum tablet besi. Kata kunci : Anemia Kehamilan, Peran Bidan, Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Referensi : 59 (1990-2013) Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Program in Public Health Majoring in Maternal and Child Health 2014 ABSTRACT Erma Retnaningtyas Association between Perception of Pregnant Woman regarding a Role of Midwife in Preventing Anaemia and the Obedience of Number and Ways to Drink Iron Tablets in Kediri City in 2014 xiv + 144 pages + 45 tables + 12 enclosures Coverage of Iron tablets (Fe1 and Fe3) distribution had exceeded the target. However, anaemia cases during pregnancy which caused Maternal and Infant Mortality Rate were high in Kediri City. The aim of this study was to analyse association between perception of pregnant woman regarding a role of midwife in preventing anaemia and the obedience of iron tablets consumption encompassed number of drinking Fe and the obedience of ways to drink iron tablets in Kediri City in 2014. This was analytical research with prospective-longitudinal approach. Data collection used structured questionnaires interviewed to 59 pregnant women. Measurement of the obedience of number of drinking Fe used a monitoring card when visiting their houses. Furthermore, test of hypotheses used Chi-Square test and Binary Logistic Regression test. The result of this research showed that most of the research participants had lack of obedience (54.3%). In addition, most of them had age ranging from 18 to 40 years old (77%), graduated from DIII Midwifery (100%), and had working period more than five years (66%). Furthermore, most of the respondents had good knowledge about postpartum family planning (82.9%), low motivation (51.4%), positive attitude (62.9%), lack of supervision by coordinator midwives (54.3%), lack of skill in providing postpartum family planning (60%), and complete means (65.7%). The variables of motivation (p=0.0001), supervision (p=0.005), and skill (p=0.021) had significant relationship with the obedience of village midwives in providing counselling of postpartum family planning. On the other hand, the variables of knowledge (p=1.000), attitude (p=0.491), and means (p=0.812) were not significant. Furthermore, the factors of motivation (Exp(B)=8.534), supervision (Exp(B)=5.587), and skill (Exp(B)=3.382) jointly significantly influenced the obedience of village midwives. As suggestions, District Health Office and health centers need to improve motivation, supervision, and skills of village midwives in providing counselling of postpartum family planning among mothers after childbirth. Key Words : Factors Influencing Village Midwife, Counselling of Postpartum Family Planning Bibliography : 63 (1997-2013

    Evaluasi Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Penyediaan Air Bersih dan Jamban Sehat Rumah Tangga pada Masyarakat Pesisir di Puskesmas Kota Jayapura Tahun 2014

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Kebijakaan Kesehatan 2015 ABSTRAK Salmon Melianus Sesa Evaluasi Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Penyediaan Air Bersih dan Jamban Sehat Rumah Tangga pada Masyarakat Pesisir di Puskesmas Kota Jayapura Tahun 2014 xv + 152 halaman + 5 tabel + 7 gambar + 11 lampiran Penyakit akibat lingkungan yang berkaitan dengan vektor born, water born dan food born pada masyarakat pesisir di Puskesmas Kota Jayapura Tahun 2012 adalah DBD 2 kasus, diare 4 kasus, kulit 4 kasus dan deman thyfoid 2 kasus, serta cholera 12 kasus dan diare 367 kasus tahun 2013. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan air bersih dan jamban sehat rumah tangga pada masyarakat pesisir. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif. Informan utama adalah (6 orang) petugas promkes. Informan triangulasi yaitu (6 orang) Kepala Puskesmas, (1 orang) Kepala Bidang SDM, (1 orang) Kepala Seksi Promkes (6orang) Tokoh Masyarakat dan (1 orang) LSM. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Analisis data dilakukan dengan content analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Indikator masukan: a). SDM petugas promkes belum sesuai namun telah mengikuti pelatihan tentang PHBS dan STBM, pengetahuan dan kemampuan petugas promkes tentang Pemberdayaan Masyarakat Belum baik. b). Ada dana program yang bersumber dari dana otsus.c). Sarana tersedia namun belum mencukupi, Prasarana disediakan oleh instansi teknis lainnya dan lembaga donor. d). Tidak ada Metode yang digunakan dalam pelaksanaan program. 2. Indikator proses; a). Perencanaan: Belum dilakukan dengan baik karena tidak ada keterlibatan pihak lain b). Pengorganisasian dan penggerakan: belum baik dilaksanakan karena belum adanya struktur organisasi c). Kerjasama: Sudah berjalan dengan baik antara pelaksana program dengan pihak terkait d). Pengawasan dan Pembinaan: Sudah baik namun belum terformat. 3. Indikator keluaran; Belum terbentuknya UKBM, ada peningkatan status kesehatan di masyarakat, beberapa keluarga telah mempunyai usaha, tersediannya fasilitas umum di masyarakat yang dibantu oleh pihak lain dan bukan swadaya masyarakat.4. Dukungan unsur lingkungan sosial, antara Tokoh Masyarakat dan LSM sudah baik. Disimpulkan bahwa pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat belum dilaksanakan baik karena fungsi sistem pelaksana program terhadap input, proses dan output belum berjalan baik namun, dukungan lingkungan sosial turut berpengaruh terhadap keberhasilan program. Disarankan agar dapat ditingkatkan fungsi manajemen baik SDM, dana dan metode serta perbaikan kembali fungsi administrasi program pemberdayaan masyarakat. Kata Kunci : Pemberdayaan Masyarakat, Penyediaan Air Bersih dan Jamban Sehat Rumah Tangga, Indikator masukan, Indikator Proses, Indikator keluaran, Dukungan Lingkungan Sosial. Kepustakaan : 40 (1990-2014). Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Program in Public Health Majoring in Administration and Health Policy 2015 ABSTRACT Salmon Melianus Sesa Evaluation of Program Implementation of Community Empowerment in Supplying Clean Water and Healthy Latrine for Households in Coastal Community at Health Centres in Jayapura City in 2014 xv + 152 pages + 5 tables + 7 figures + 11 enclosures Environment-related diseases such as vector borne, waterborne, and foodborne diseases among coastal community at health centres in Jayapura City in 2012 were as follows: Dengue Haemorrhagic Fever (2 cases), Diarrhoea (4 cases), Dermatitis (4 cases), and Typhoid Fever (2 cases). In 2013, there were Cholera (12 cases) and Diarrhoea (367 cases). The aim of this study was to evaluate implementation of a community empowerment program in supplying clean water and health latrine for households in coastal community. This was a quantitative method. Main informants consisted of six health promotion officers. Informants for triangulation purpose consisted of six heads of health centres, head of human resource department, head of health promotion section, 6 public figures, and member of Non-Government Organisation. Data were collected by conducting indepth interview. Furthermore, data were analysed using content analysis. The results of this research showed that 1) aspects of input were as follows: a) health promotion officers were not qualified but they had followed trainings of PHBS and STBM, knowledge and skills of them about community empowerment were not good; b) There was any budget for the program from otsus funds; c) Available facilities were not sufficient, means were provided by other technical and donor institutions; and d) There was no method used in implementing the program. 2) Aspects of process were as follows: a) Planning had been well conducted because there was no involvement of other sectors; b) Organising and actuating had not been well implemented because there was no structure of organisation; c) Cooperation had been well made between the program implementers and other sectors; and d) Monitoring and supervising had been well conducted even though they were unstructured. 3) Aspects of output were as follows: UKBM had not been formed, there was any improvement of health status in a community, some families had own businesses, public facilities were provided by other sectors not by the community. 4) Supports from social environment such as public figures and NGO were good. In conclusion, the community empowerment program had not been well implemented because the system functions of the implementers particularly for aspects of input, process, and output were not good. Supports from social environment contributed to the success of the program. As suggestions, functions of management such as human resource, funding, and methods and functions of program administration of community empowerment need to be improved. Key Words : Community Empowerment, Supplying Clean Water and Healthy Latrine for Households, Aspects of Input, Process, Output, Social Environment Supports Bibliography : 40 (1990-2014

    Hubungan Persepsi Ibu Hamil tentang Peran Bidan dalam Pencegahan Anemia dengan Kepatuhan Jumlah dan Cara Minum Tablet Besi di Kota Kediri Tahun 2014

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Kesehatan Ibu dan Anak 2014 ABSTRAK Erma Retnaningtyas Hubungan Persepsi Ibu Hamil tentang Peran Bidan dalam Pencegahan Anemia dengan Kepatuhan Jumlah dan Cara Minum Tablet Besi di Kota Kediri Tahun 2014 xiv + 144 halaman + 45 tabel + 12 lampiran Cakupan distribusi tablet besi Fe1 dan Fe3 sudah melebihi dari target yang ditentukan namun kasus-kasus anemia kehamilan yang menyebabkan AKI dan AKB masih tinggi di Kota Kediri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan persepsi ibu hamil tentang peran bidan dalam pencegahan anemia dengan kepatuhan konsumsi tablet besi meliputi kepatuhan jumlah minum dan kepatuhan cara minum tablet besi di Kota Kediri tahun 2014 Jenis penelitian ini survey analitik menggunakan pendekatan prospektif longitudinal dengan sampel 59 ibu hamil baru. Pengumpulan data peran bidan dan cara minum tablet besi dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Kepatuhan jumlah minum tablet besi dikumpulkan menggunakan kartu monitoring saat kunjungan ke rumah. Uji hipotesis menggunakan Chi Square danregresi binari logistik. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata umur responden 29 tahun dengan standar deviasi 6,08.44,1% berpendidikan SMA, 71,2% ibu rumah tangga, 59,3% kehamilan multigrafida. Sebanyak 45,8% responden tergolong patuh dalam jumlah tablet besi yang diminum 47,5% tergolong patuh berdasarkan cara minum. Sebanyak 47,5% responden memiliki persepsi baik terhadap peran bidan sebagai provider, 50,8% sebagai edukator, 52,5% sebagai komunikator, 52,5% sebagai motivator, 27,1% sebagai fasilitator dan 54,5% sebagai konselor. Peran bidan sebagai provider (p=0,010), edukator (p=0,001), komunikator (p=0,002), motivator (p=0,000), dan fasilitator (p=0,001) memiliki hubungan kepatuhan jumlah tablet yang diminum. Peran sebagai konselor (p=0,078) tidak berhubungan dengan kepatuhan jumlah tablet besi yang diminum. Peran bidan sebagai motivator dan fasilitator mempunyai peranyang paling dominan terhadap kepatuhan jumlah tablet yang diminum. Peran bidansebagai komunikator paling dominan berpengaruh terhadap cara minum tablet besi. Kata kunci : Anemia Kehamilan, Peran Bidan, Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Referensi : 59 (1990-2013) Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Program in Public Health Majoring in Maternal and Child Health 2014 ABSTRACT Erma Retnaningtyas Association between Perception of Pregnant Woman regarding a Role of Midwife in Preventing Anaemia and the Obedience of Number and Ways to Drink Iron Tablets in Kediri City in 2014 xiv + 144 pages + 45 tables + 12 enclosures Coverage of Iron tablets (Fe1 and Fe3) distribution had exceeded the target. However, anaemia cases during pregnancy which caused Maternal and Infant Mortality Rate were high in Kediri City. The aim of this study was to analyse association between perception of pregnant woman regarding a role of midwife in preventing anaemia and the obedience of iron tablets consumption encompassed number of drinking Fe and the obedience of ways to drink iron tablets in Kediri City in 2014. This was analytical research with prospective-longitudinal approach. Data collection used structured questionnaires interviewed to 59 pregnant women. Measurement of the obedience of number of drinking Fe used a monitoring card when visiting their houses. Furthermore, test of hypotheses used Chi-Square test and Binary Logistic Regression test. The result of this research showed that most of the research participants had lack of obedience (54.3%). In addition, most of them had age ranging from 18 to 40 years old (77%), graduated from DIII Midwifery (100%), and had working period more than five years (66%). Furthermore, most of the respondents had good knowledge about postpartum family planning (82.9%), low motivation (51.4%), positive attitude (62.9%), lack of supervision by coordinator midwives (54.3%), lack of skill in providing postpartum family planning (60%), and complete means (65.7%). The variables of motivation (p=0.0001), supervision (p=0.005), and skill (p=0.021) had significant relationship with the obedience of village midwives in providing counselling of postpartum family planning. On the other hand, the variables of knowledge (p=1.000), attitude (p=0.491), and means (p=0.812) were not significant. Furthermore, the factors of motivation (Exp(B)=8.534), supervision (Exp(B)=5.587), and skill (Exp(B)=3.382) jointly significantly influenced the obedience of village midwives. As suggestions, District Health Office and health centers need to improve motivation, supervision, and skills of village midwives in providing counselling of postpartum family planning among mothers after childbirth. Key Words : Factors Influencing Village Midwife, Counselling of Postpartum Family Planning Bibliography : 63 (1997-2013

    Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pelayanan Kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) oleh Bidan di Kabupaten Kebumen

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Minat Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak 2013 ABSTRAK Kusumastuti Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pelayanan Kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) oleh Bidan di Kabupaten Kebumen xviii + 120 halaman + 25 tabel + 4 gambar + 9 lampiran IUD merupakan salah metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) yang pemakaiannya masih di bawah target pemerintah Kabupaten Kebumen yaitu 11% . Pemerintah Kabupaten Kebumen telah mengadakan pelatihan Contraception Technology Update (CTU) bagi Bidan sehingga pemakaian KB IUD di Kabupaten Kebumen mengalami kenaikan pada bulan Juni tahun 2012 menjadi 6,57%. Namun tetap saja pemakaian kontrasepsi IUD masih di bawah target. Upaya kegiatan telah dilakukan pemerintah Kabupaten Kebumen namun belum menunjukkan hasil meningkatkan pelayanan kontrasepsi IUD. Tujuan penelitian ini menganalisis faktor–faktor yang berhubungan dengan perilaku pelayanan kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) oleh Bidan di Kabupaten Kebumen. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode survey analitik dengan pendekatan kuantitatif dan pendekatan waktu cross sectional. Dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur pada 80 responden bidan di wilayah Kabupaten Kebumen. Analisa data dilakukan dengan analisis univariat, bivariat dan multivariate. Hasil penelitian ini adalah variabel pengetahuan, motivasi, akses, ketersediaan sumberdaya dan kebijakan dalam kategori baik, namun masih terdapat 40% bidan yang motivasinya kurang karena lebih memilih melayani kontrasepsi yang praktis, dan 31% tempat pelayanan responden tidak terdapat lembar balik. Variable pelayanan kontrasepsi IUD berhubungan dengan variabel pengetahuan bidan (p=0.037), motivasi bidan (p=0.045), dan ketersediaan sumberdaya (p=0.021), sedangkan variabel akses pelayanan (p=0.691) dan kebijakan (p=1.000) tidak berhubungan dengan pelayanan kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD). Secara bersama-sama variabel motivasi bidan dan variabel ketersediaan sumberdaya berpengaruh terhadap pelayanan kontrasepsi Intrauterine Device (IUD) p≤ 0,05 dengan Exp.(B) > 2. Saran yang direkomendasikan adalah bidan lebih meningkatkan motivasinya dalam memberikan pelayanan KB yang lebih rasional dan mengadakan kembali pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini (TKT) bagi bidan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kontrasepsi terutama IUD. Kata Kunci : Pelayanan Kontrasepsi IUD, CTU bagi Bidan Kepustakaan : 52 (1975 - 2012) Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Program in Public Health Majoring in Health Policy Administration Sub Majoring in Maternal and Child Health Management 2013 ABSTRACT Kusumastuti Analysis on Factors Related to the Practice of IUD Contraception Services by Mildwives in Kebumen District xviii + 120 pages + 25 tables + 4 figures + 9 enclosures Intra uterine device (IUD) was a long term contraception method (MKJP), and the coverage usage of IUD in Kebumen district was still below the government target, 11%. Kebumen district government had conducted contraception technology update (CTU) training for midwives, and in June 2012 the IUD acceptors in Kebumen district increased to become 6.57%. However, the increase of IUD acceptors was still below the target. Efforts have been conducted by Kebumen district government to increase IUD contraception service; however, the increase of IUD contraception service was not seen. Objective of this study was to analyze factors related to intra uterine device service behavior by midwives in Kebumen district. This was an observational study using analytical survey method with quantitative and cross sectional approach. Interviews were conducted to 80 midwives as respondents in Kebumen district and guided by structured questionnaire. Univariate, bivariate, and multivariate analysis were applied in the data analysis. Results of the study showed that knowledge, motivation, access, availability of resources and policies were in a good category. However, there were 40% midwives with insufficient motivation, and they chose practical contraception service; 31% of respondents’ service rooms did not have flip charts. IUD contraception service was associated with knowledge of midwives (p= 0.037), midwives motivation (p= 0.045), and availability of resources (p= 0.021). Service access (p= 0.691) and policies (p= 1.000) were not associated with IUD contraception service. Midwives motivation and availability of resources jointly influenced IUD contraception service with p≤ 0.05 and Exp (B) > 2. Suggestions recommended in this study were that midwives should improve their motivation in implementing more rational family planning service, and conduct refreshing of up to date (TKT) contraception technology training for midwives to improve service quality specifically IUD. Key words : IUD contraception service, CTU for midwives Bibliography : 52 (1975-2012

    Rancangan Sistem Informasi Penilaian Praktikum Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi Untuk Menunjang Obyektifitas Penilaian Praktik Mahasiswa (Studi di Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung)

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen Kesehatan 2014 ABSTRAK Deru Marah Laut Rancangan Sistem Informasi Penilaian Praktikum Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi Untuk Menunjang Obyektifitas Penilaian Praktik Mahasiswa (Studi di Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung) xvi + 165 Halaman + 17 Tabel + 52 Gambar + 7 Lampiran Penilaian praktikum pelayanan asuhan keperawatan gigi di JKG Poltekkes Bandung masih dilakukan secara manual (paper base) dengan menggunakan banyak format Performance Assessment (PA) dan pelaporan sehingga mengalami permasalah dalam pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi yang dibutuhkan oleh dosen, mahasiswa dan pihak-pihak lain yang memerlukannya. Keadaan tersebut tentu dapat mengurangi obyektifitas penilaian praktikum itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan Rancangan Sistem Informasi Penilaian Praktikum Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi yang dapat menunjang obyektifitas penilaian praktik mahasiswa di JKG Poltekkes Bandung. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif melalui wawancara mendalam serta analisis data sekunder. Responden ialah empat orang dosen/instruktur, tiga orang pengelola dan tiga orang mahasiswa tingkat III. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan waktu case-study melalui menelusuri pengalaman responden dan dokumen-dokumen yang digunakan dalam kegiatan praktikum pelayanan asuhan keperawatan gigi di JKG Poltekkes Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rancangan sistem informasi yang dapat menunjang obyektifitas penilaian praktik Yansuh Watgilut di JKG Poltekkes Bandung pada dasarnya adalah menggantikan kegiatan data capture dan pengolahan data yang biasanya dilakukan secara paper base menjadi computer base berbasis web dengan antar muka yang dapat diakses melalui berbagai perangkat yang terhubung dengan jaringan server sehingga dapat diakses secara online oleh pengguna pada setiap level manajemen. Saran dari penelitian ini adalah agar rancangan sistem informasi penilaian praktikum pelayanan asuhan keperawatan gigi dapat segera ditindak lanjuti ke tahap pembuatan sehingga dapat digunakan dan dikaji lebih lanjut apakah sistem ini dapat berjalan sesuai harapan serta dievaluasi untuk pengembangan lebih lanjut. Kata kunci : Sistem Informasi Penilaian, Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi, Penilaian Praktikum Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi. Kepustakaan : 34 (1977 - 2013) Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Study Program in Public Health Majoring in Health Management Information System 2014 ABSTRACT Deru Marah Laut Design of Assessment Information System of Dental Nursing Care Service Practice to Support Objectivity of Student Practice Assessment (A Study at School of Dental Nursing of Health Polytechnic of Health Ministry in Bandung) xvi + 165 pages + 17 tables + 52 figures + 7 appendices Assessment of dental nursing care service practice at School of Dental Nursing (SoDN) of Health Polytechnic of Health Ministry in Bandung was done manually (paper-based) by using various forms of Assessment Performance (AP) and reporting. This condition accounted for some problems in collecting and managing data, and in presenting information that were needed by lecturers, students, and others. In addition, these problems could reduce objectivity of practice assessment. The aim of this study was to result design of assessment information system of dental nursing care service practice that could support objectivity of practice assessment at SoDN of Bandung Health Polytechnic. This was an explorative study by conducting indepth interview and analysing secondary data. Respondents consisted of four lecturers/instructors, three managers, and three students of level III. Data were collected qualitatively using case-study approach by investigating respondents’ experiences and documents that were used to do an activity of dental nursing care service practice. The results of this research showed that design of information system supporting objectivity of practice assessment of dental nursing care service basically replaced activities of data capture and data management from paper-based to be computer based using inter-face web that could be accessed through various hardware connected to server network. As a result, it could be accessed online by users at a management level. As a suggestion, the resulted design needs to be followed up by developing the system in order to be utilised and performed further analyses to make sure that a developed system runs in accordance with expectation and is evaluated to do further development. Keywords : Assessment Information System, Dental Nursing Care Service, Assessment of Dental Nursing Care Service Practice Bibliography: 34 (1977-2013

    Evaluasi Input dan Proses Pelaksanaan Pengawasan Fasilitatif oleh Bidan Koordinator terkait Program Kesehatan Ibu dan Anak di Kabupaten Lumajang

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Kesehatan Ibu dan Anak 2015 ABSTRAK Diana Noor Fatmawati Evaluasi Input dan Proses Pelaksanaan Pengawasan Fasilitatif oleh Bidan Koordinator terkait Program Kesehatan Ibu dan Anak di Kabupaten Lumajang xvi + 131 halaman + 3 tabel + 5 gambar + 20 lampiran Kasus kematian ibu dan bayi di Kabupaten Lumajang pada lima tahun terakhir menunjukkan kecenderungan peningkatan. Hal tersebut salah satunya dapat disebabkan karena lemahnya pengawasan fasilitatif program KIA oleh bidan koordinator sehingga permasalahan yang melatar belakangi belum terpantau akibatnya usaha perbaikan belum maksimal. Tujuan penelitian ini menganalisis input dan proses pelaksanaan pengawasan fasilitatif oleh bidan koordinator terkait program kesehatan ibu dan anak di kabupaten lumajang. Jenis penelitian adalah observasional dengan metode kualitatif. Informan utama adalah bidan koordinator Puskesmas 4 orang. Informan triangulasi bidan desa 8 orang, kepala Puskesmas 4 orang dan 1 orang kabid Kesga. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam. Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan manajemen fasilitatif program KIA belum berjalan dengan baik. Beberapa masalah pada aspek input: bidan koordinator belum dilatih, keterbatasan dan keterlambatan pencairan dana, buku pedoman tidak dibagi ke bidan desa. Masalah pada proses: urutan prioritas sasaran belum sesuai ketentuan, pembahasan orientasi kegiatan pengawasan dan pengisian daftar tilik tidak rutin, daftar tilik diisi bidan koordinator. Penilaian prosedur keterampilan klinis bagi bidan desa sulit dilaksanakan karena tidak selalu ada pasien, wawancara prosedur dan peragaan keterampilan klinis jarang dilaksanakan. Masalah pada pengorganisasian belum ada SK tim maupun pembagian tugas, Masalah pada monitoring dan evaluasi yaitu masih ada Puskesmas yang belum menyerahkan laporan kegiatan ke Dinas Disarankan kepada Dinas Kesehatan untuk melakukan refreshing kegiatan pengawasan fasilitatif, melakukan pendampingan, melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin. Bagi puskesmas disarankan untuk menerbitan SK kegiatan dan pembagian tupoksi, meningkatkan keterampilan petugas pelaksana pengawasan, mengadakan simulasi kasus untuk meningkatkan keterampilan. Kata Kunci : Pengawasan Fasilitatif, Program KIA Pustaka : 54 (1993-2015) Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Program in Public Health Majoring in Maternal and Child Health 2015 ABSTRACT Diana Noor Fatmawati Evaluation of Input and Process of Implementing the Facilitative Monitoring by Coordinator Midwives relating to the Program of Maternal and Child Health in District of Lumajang xvi + 131 pages + 3 tables + 5 figures + 20 enclosures Maternal and infant mortality cases in District of Lumajang in the past five years were prone to increase. These problems were due to weaknesses in conducting the facilitative monitoring of a maternal and child health program by coordinator midwives. The aim of this study was to analyse input and process of implementing the facilitative monitoring by coordinator midwives relating to the maternal and child program in District of Lumajang. This was an observational study using qualitative approach. Main informants consisted of four coordinator midwives working at health centres. Meanwhile, informants for triangulation purpose consisted of eight village midwives, four heads of health centres, and a head of family health department. Data were collected by conducting indepth interview. Furthermore, data were analysed using content analysis. The results of this study showed that the facilitative monitoring had not been well implemented. Some problems occurred in input aspects were: coordinator midwives were untrained; disbursement of funds was limited and late; and a guidance book was not provided to a village midwife. Some problems happened in process aspects were: sequence of target priorities was not in accordance with a standard; discussing activity orientation for monitoring and filling a checklist was irregular; and coordinator midwives filled checklist. Procedure assessment of clinical skills for village midwives was difficult to implement because there was no sufficient number of patients. In addition, procedures of interview and practically clinical skills were rarely conducted. In organising aspects, there was no decree for either a team or job descriptions. In aspects of monitoring and evaluating, some health centres had not reported their activities to District Health Office (DHO). DHO needs to refresh activities of facilitative monitoring, to supervise, to monitor, and to evaluate regularly. Health centres need to release decrees for activities and job descriptions, to improve skills of monitoring officers, to conduct case simulation to improve skills. Key Words : Facilitative Monitoring, Program of Maternal and Child Health Bibliography : 54 (1993-2015

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bidan Desa dalam Program Kemitraan Bidan dan Dukun di Kabupaten Semarang Tahun 2012

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Minat Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak 2013 ABSTRAK Heni Setyowati Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bidan Desa dalam Program Kemitraan Bidan dan Dukun di Kabupaten Semarang Tahun 2012 xviii + 116 halaman + 25 tabel + 8 lampiran Sampai dengan tahun 2011 Angka Kematian Ibu di Kabupaten Semarang sebesar 146,2/100.000 Kelahiran Hidup . Salah satu yang berkontribusi terhadap kasus kematian ibu di Kabupaten Semarang adalah masih berperannya dukun dalam pertolongan persalinan ( 2,36%). Untuk mengatasi hal tersebut Pemerintah Kabupaten Semarang melalui Dinas Kesehatan melakukan upaya kemitraan bidan dan dukun dengan harapan semua persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, namun sampai saat ini masih ada persalinan oleh dukun yaitu 0,27%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap program kemitraan bidan dan dukun di Kabupaten Semarang. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian bidan desa di kabupaten Semarang berjumlah 53 yang dipilih secara Cluster Random Sampling.. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara dan observasi menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis data dilakukan secara univariate, bivariate dan multivariat Hasil penelitian menunjukkan lebih banyak responden yang termasuk dalam kriteria baik dalam hal pengetahuan (92,5%), motivasi (60,4%), beban kerja berat (52,8%), supervisi (50,9%), Fasilitas lengkap (50,9%), dan kinerja berat (50,9%), namun masih ditemukan bidan tidak mengetahui tujuan diberikannya dana bergulir kepada dukun (30,2%), bidan tidak memagangkan dukun di bidan (71,7%), bidan tidak memberikan dana bergulir kepada dukun (60,4%). Variabel yang berpengaruh secara bersama-sama dalam kemitraan bidan dan dukun adalah motivasi,beban kerja,supervisi, fasilitas (p-value ≤ 0.05) sedangkan variabel yang paling berpengaruh adalah variabel beban kerja (p-value = 0.010, Exp(B) =8.124. Disarankan melakukan advokasi kepada pengambil kebijakan untuk alokasi dana pelaksanaan kegiatan dan monitoring evaluasi sesuai pedoman agar dapat dilaksanakan. Kata Kunci : Kinerja Bidan Desa, Kemitraan Bidan dan Dukun Pustaka : 54 (1993-2011) Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Program in Public Health Majoring in Health Policy Administration Sub Majoring in Maternal and Child Health Management 2013 ABSTRACT Heni Setyowati Factors Influencing Village Midwives’ Performance in the Program of Midwives and Traditional Birth Attendants Partnership in District of Semarang in 2012 xviii + 116 pages + 25 tables + 8 enclosures Maternal Mortality Rate in Semarang District in 2011 was 146.2/100,000 live births. One of the factors contributed to maternal mortality cases in Semarang District was the involvement of traditional birth attendants (TBAs) in delivery process (2.36%). To overcome this problem, Semarang District Health Office had created a partnership between a midwife and TBAs to increase a number of delivery process assisted by health workers. Unfortunately, until the present time, there are still any delivery process assisted by TBAs about 0.27%. The aim of this research was to identify factors influencing the program of midwives and TBAs partnership in Semarang District. This was quantitative research with cross-sectional approach. Number of samples was 53 midwives taken by using a technique of Cluster Random Sampling. Furthermore, data were collected by interview and observation using a structured questionnaire. Data analysis used the methods of univariate, bivariate, and multivariate. The results of this research showed that mostly respondents had good knowledge (92.5%), good motivation (60.4%), heavy workload (52.8%), supervision (50.9%), complete facilities (50.9%), and high performance (50.9%). Otherwise, some midwives did not know the aim of providing funding for TBAs (30.2%). In addition, mostly midwives did not provide opportunity for TBAs to do internship with them (71.7%) and did not provide funding to TBAs (60.4%). Moreover, variables jointly influenced a midwife and TBAs partnership were motivation, workload, supervision, and facility (p-value ≤ 0.05). A variable of workload was a dominant variable (p-value=0.010, Exp(B)=8.124). As a suggestion, a decision maker needs to allocate funding for implementing, monitoring, evaluating a program in accordance with a guideline. Key Words : Village Midwifes’ Perfomance, a Midwife and Traditional Birth Attendants Partnership Bibliography : 54 (1993-2011

    Bone mineral density and osteoporosis related risk factors in type 2 diabetes mellitus

    Get PDF
    Diabetes mellitus negatively affects bone tissue and unfavourably impacts bone mineral density (BMD), therfore increasing the probability of fractures through pathological mechanisms. This study aimed to explore the factors associated with BMD and osteoporosis risk in individuals with a diagnosis of type 2 diabetes mellitus (T2DM). An investigation was undertaken involving 49 patients diagnosed with T2DM who fulfilled the specified criteria. These individuals underwent BMD assessment as part of a cross-sectional study. The analysis encompassed both univariate and bivariate approaches, utilizing the Chi-square test (X2) and binary logistic regression methods. A total of 30 participants (61%) have decreased BMD. Among the participants aged 60 years and above, 83.4% exhibited a decreased BMD status (osteopenia and osteoporosis), in contrast to the under 60 years age group, in which 40% displayed decreased BMD status. Older age (>60 years) is a risk factor for decreasing bone density onset of diabetes mellitus (DM) diagnosis, duration of DM, glycemic control, body mass index (BMI), use of thiazolidinediones (TZD) drugs, kidney function, were not associated with lower BMD in T2DM patients

    Partisipasi Lansia pada Pelayanan Posbindu PTM di Kabupaten Rembang

    Get PDF
    PTM semakin meningkat dan sebagian diderita oleh lansia. Pemerintah menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan lansia melalui posbindu, akan tetapi partisipasi lansia pada pelayanan posbindu belum memenuhi target. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor apa saja yang dapat mempengaruhi lansia dalam pemanfaatan Posbindu PTM di Kabupaten Rembang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional . Teknik pengambilan sampel yang dipilih adalah teknik random sampling. Penelitian ini melibatkan 400 lansia. Data dianalisis menggunakan Chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian ini diperoleh kerugian pemanfaatan Posbindu PTM sebesar 67,2%. Faktor yang paling berpengaruh berpengaruh mulai dari persepsi kerentanan, dukungan tenaga kesehatan, persepsi penyakit, persepsi manfaat dan persepsi hambatan merupakan faktor yang mempengaruhi penggunaan pelayanan Posbindu PTM pada lansia. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah perlunya upaya-upaya peningkatan pengetahuan lansia agar lansia mempunyai literasi tentang penyakitnya sehingga dapat meningkatkan partisipasi lansia pada pelayanan posbindu

    Pengaruh Persepsi Tenaga Medis dan Paramedis tentang Praktek Kepemimpinan terhadap Persepsi Mutu Pelayanan di Ruang Perinatal RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Program Pascasarjana Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit 2013 ABSTRAK Moh. Hasyim Purwadi Pengaruh Persepsi Tenaga Medis dan Paramedis tentang Praktek Kepemimpinan terhadap Persepsi Mutu Pelayanan di Ruang Perinatal RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan xviii + 92 halaman + 29 tabel + 9 gambar + 5 lampiran Pelayanan perinatal merupakan salah satu pelayanan unggulan di RSUD Kraton. Keterbatasan tenaga kesehatan terlatih dan kurangnya peralatan serta kurangnya dukungan pimpinan terhadap rumah sakit sayang bayi merupakan permasalahan yang dijumpai dalam pelayanan perinatal di RSUD Kraton.Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh persepsi tentang praktek kepemimpinan terhadap persepsi mutu pelayanan di ruang perinatal RSUD Kraton Kab. Pekalongan. Jenis penelitian adalah analitik kuantitatif observasional dengan pendekatan belah lintang (cross sectional). Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi. Populasi penelitian adalah seluruh tenaga medis dan paramedis di ruang perinatal RSUD Kraton sebanyak 36 orang. Data dianalisis dengan uji korelasi Pearson product moment dan rank Spearman dilanjutkan uji regresi logistik. Hasil penilitian ini menunjukkan bahwa persepsi tentang praktek kepemimpinan menantang proses baik (58,3%), menginspirasi visi bersama cukup (58,3%), memberdayakan orang lain untuk berbuat baik (63,9%), menjadi model cukup (52,8%), mendorong semangat baik (50%), dan persepsi tentang mutu pelayanan baik (55,6%). Ada hubungan antara persepsi praktek kepemimpinan tentang menantang proses (r=0,832, p=0,0001), menginspirasi visi bersama (=0,78, p=0,0001), mendorong semangat (=0,615, p=0,0001) dan menjadi model (=0,445, p=0,007) dengan persepsi mutu pelayanan perinatal. Tidak ada hubungan antara persepsi praktek kepemimpinan tentang memberdayakan orang lain untuk berbuat (r=0,252, p=0.139) dengan persepsi mutu pelayanan perinatal. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa persepsi praktek kepemimpinan menginspirasi visi bersama mempunyai pengaruh paling besar terhadap persepsi mutu pelayanan perinatal, diikuti praktek kepemimpinan mendorong semangat dan praktek kepemimpinan menjadi model. Kata kunci : persepsi, praktek kepemimpinan, pelayanan perinatal, mutu pelayanan. Daftar pustaka : 60 (1991-2011) Diponegoro University Postgraduate Program Master’s Program in Public Health Majoring in Hospital Administration 2013 ABSTRACT Moh. Hasyim Purwadi The Correlation between Medical and Paramedical Perception's of Leadership Practice to the Service Quality Perception in Perinatal Room Kraton Hospital, Pekalongan xviii + 92 pages + 29 tables + 9 figures + 5 enclosures Perinatal service was one of priority services in Kraton district general hospital (RSUD). Insufficiency of trained health workers, instruments, and supports from leaders toward baby friendly hospital were problems faced by perinatal services in RSUD Kraton. Objective of this study was to analyze the effect of perception on leadership practice toward perception on service quality in the perinatal room of RSUD Kraton Pekalongan district. This was an analytical and qualitative-observational study with cross sectional approach. Data were collected using questionnaire and by conducting observation. Study population was all 36 medical and paramedic staffs in perinatal room of RSUD Kraton. Pearson product moment, rank Spearman, and logistic regression tests were applied in the data analysis. Results of the study showed that perception on leadership practice that challenged the process was good (58.3%); giving inspiration regarding to common vision was good (58.3%); being a model was sufficient (52.8%), giving motivation was good (50%), and perception on the service quality was good (55.6%). There was an association between perception on perinatal service quality and perception on leadership practice that challenged the process (r= 0.832, p= 0.0001), giving inspiration regarding to common vision (r= 0.78, p= 0.0001), giving motivation (r= 0.615, p= 0.0001), being a model (r= 0.445, p= 0.007). No association was shown between perception on leadership practice about empowering others to do activity (r= 0.252, p= 0.139) and perception on perinatal service quality. Results of the logistic regression test showed that the strongest factor affecting perception on perinatal service quality was perception on leadership practice about giving common vision; the other stronger factors were leadership practice about giving motivation and being a model. Key words : perception, leadership practice, perinatal service, service quality Bibliography : 60 (1991-2011
    • …
    corecore