10 research outputs found
Memori Kolektif Kota Bima Dalam Bangunan Kuno Pada Masa Kesultanan Bima
Ungkapan “a city without old buildings is just like a man without memory” sangat relevan untuk mengungkapkan betapa pentingnya makna sejarah pada bangunan kuno di suatu tempat, terlebih bangunan kuno itu selain mempunyai sejarah, juga mempunyai locus, makna ataupun nilai yang tinggi. Akan tetapi, perkembangan kota secara ekonomi dan dinamika sosial yang semakin modern akan menenggelamkan makna sejarah sebuah kota jika tidak ada momentum untuk menjaga dan melestarikannya yang akan mengakibatkan sebuah proses pelupaan terhadap sejarah. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kawasan sejarah dan bangunan kuno, mengidentifikasi memori-memori masyarakat terhadap bangunan kuno dan mengetahui tipologi memori kolektif yang terbentuk dari keberadaan bangunan kuno sehingga dapat dimaknai proses pembentukan sejarah di Kota Bima di masa kesultanan Bima. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil yang ditemukan adalah bahwa terbentuknya tiga memori kolektif Kota Bima dalam bangunan kuno yaitu memasarkan memori, penaklukan memori dan memisahkan memori
Kajian Kesiapan Masyarakat Terkait Rencana Kegiatan Industri Pertambangan Marmer (Studi Kasus Di Kelurahan Oi Fo\u27o, Kota Bima-NTB)
Kelurahan Oi Fo\u27o ditetapkan sebagai kawasan industri menengah berupa industri marmer yang didasarkan pada besaran potensi marmer yang ditemukan di wilayah ini. Namun penemuan potensi ini tidak diimbangi dengan informasi yang dimiliki masyarakat terkait dengan kegiatan industri marmer yang tentunya akan berpengaruh pada kesiapan masyarakatnya. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kesiapan masyarakat, menilai faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan masyarakat dan memilih alternatif strategi yang dapat dilakukan terkait dengan rencana kegitatan industri pertambangan marmer. Penelitian ini termasuk dalam kajian kualitatif dengan pendekatan metode Community Readiness Model untuk menilai tingkat kesiapan masyarakat dengan mengkaji variabel dimensi kesiapan masyarakat yaitu USAha masyarakat, pengetahuan masyarakat (terkait kegiatan), Kepemimpinan, kondisi masyarakat, pengetahuan masyarakat (terkait issue) dan sumber terkait permasalahan. Metode Multiple Regression untuk menilai faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan masyarakat yang menggunakan variabel pengalaman, kemauan, keterampilan, kepribadian, pengetahuan dan fisik masyarakat. Metode Analysis Hierarchi Process (AHP) untuk memilih strategi alternatif dilakukan dengan cara mengkombinasi hasil analisis tingkat kesiapan masyarakat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan masyarakat. Berdasarkan pada hasil analisis dapat disimpulkan bahwa tingkat kesiapan masyarakat berada pada level perencanaan dengan deskripsi kondisi yaitu Pimpinan mulai aktif dalam perencanaan, serta masyarakat memberikan dukungan pada USAha-USAha/ program yang dijalankan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan masyarakat yaitu faktor kemauan masyarakat, keterampilan, pengetahuan dan fisik masyarakat yang dinilai berdasarkan nilai R=0.774 dan nilai signifikan alpha diatas 0.05 Adapun alternatif strategi terpilih yaitu dengan menggunakan pimpinan kunci dan orang yang berpengaruh untuk berbicara kepada kelompok masyarakat dan berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi terutama terkait dengan pemberian informasi cara pengolahan industri pertambangan marmer
Vitality of Giri Kedaton Site as a Religious Tourism Attraction in Sidomukti Village, Kebomas, Gresik
Giri Kedaton site belongs to the legacy of cultural heritage that has numorous historical values, especially the history of the spread of Islam and the government in Gresik since the 14th century. Giri Kedaton Site was a kingdom founded by SunanGiri and served as the Core City II Gresik in 1487 AD. Currently Giri Kedaton transforms to become cultural tourism object in religious or pilgrimage tourism sector. In 2002-2005, the local government conducted preservation and conservation activities at the Giri Kedaton site. The purpose of this study was to identify the characteristics as well asto measure the vitality of Giri Kedaton site, and determine the variables that may affect the vitality of the sites. The identification of the characteristics of the GiriKedaton site is explained by researcher by using qualitative descriptive analysis, while the frequency distribution analysis was employed to assess the vitality, and the variable effect was analyzed by multivariate linear regression. Based on its mode value on an analysis of a frequency distribution obtained value vitality giri kedaton site is low, from the results of linear regression analysis multivariate obtained the best method that is a enter methode, where model is as follows : Y = - 2.884 + 0,075 X1+ 0,039 X2 + 0,055 X3 + 0,119 X4 + 0,174 X5 + 0,115 X6 + 0,108 X7 + 0,110 X8 + 0,071 X9 + 0,158 X10 + 0,005 X11 + 0,92 X12 + 0,159 X13 + 0,265 X14 + 0,153 X15. Based on the result analysis of the regression (t-test) variable influence significantly is governments support (0.002), sidewalks (0.005) and housings (0.047). The conclusion of this study showed that the Giri Kedaton site has supporting function as religious tourism but there is still lacks of adequate infrastructures and facilities including parking areas and economic facilities. In addition to the length of visit (1-3 hours) and the frequency of visits (first visit) have a low value which indicates that the Giri Kedaton site has limited tourism attraction; in other words, it has not been recognized by most visitors. For the vitality of Giri Kedaton site is low as the travelers rated the infrastructure aspects not sufficient to support the site as a religious tourism attraction. For the multivariate linear regression model used was the enter model and only three independent variables who is influential significantly to the site that is governments support (X14), sidewalks (X5), conditions of housing facilities (X10). Keywords : giri kedaton, multivariate linear regression, religious tourism, vitalit
Literature Review: Menjadi Preceptor Yang Baik Pada Program Preceptorship Perawat Baru (Literature Review: Be A Good Preceptor in Preceptorship Program for Novice Nurse)
Background: The transition of roles has faced by novice nurses from new students to professional nurses can be stressful when adapting the roles. Preceptorship program in hospitals are facilitated the new nurses as a guidance by preceptor to orientation, socialization and recruitment staff program. To run an effective preceptorship program requires a good preceptor. Purpose: The purspose of this article is to know the ways to be a good preceptor for preceptorship program easily applied in the hospital. Methods: The articles were found through Google search, CINAHL with keywords preceptorship, nursing, novice nursing. Results and conclusions: 7 skills are required to be a good preceptor. Training for preceptor is also needed by preceptor to know how the preceptorship program can work effectively