2 research outputs found
Penentuan Diagnostik Lymphadenopathy Colli dengan Metode Biopsi pada Penderita HIV-TB di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso
Mycobaterium tuberculosis (M.tuberculosis) telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia. Salah satu manifestasi klinis yang terinfeksi M.tuberculosis adalah pembesaran kelenjar getah Bening pada regio colli, axilla, inguinal, abdominal yang sering di sebut tuberkulosis kelenjar. Tuberkulosis kelenjar masih sering menimbulkan permasalahan baik dari segi diagnostik, pengobatan dan pemantauan hasil pengobatannya teristimewa di daerah endemis TB, ditambah lagi gejala tuberkulosis pada penderita HIV sering tidak jelas manifestasi yang sering timbul adalah pembesaran kelenjar getah Bening.Telah dilakukan penelitian pada 11 pasien HIV dengan pembesaran kelenjar getah Bening leher yang diduga karena infeksi M.tb serta bersedia secara tertulis mengikuti penelitian ini. Pada semua subjek dilakukan biopsi jarum halus dan biopsi dengan pembedahan. Hasil biopsi tersebut dilakukan pemeriksaan pewarnaan langsung BTA; sitologi dan PCR. Hasil yang didapat adalah preparat BTA langsung dari BJH 36,4%; Sitologi dari BJH positif tuberkulosis 36,4%; PCR tuberkulosis positif 45,5%; Hasil pemeriksaan Patologi Anatomi (PA) yang positif tuberkulosis adalah 72,7%.Berdasarkan penelitian perbandingan pemeriksaan Mycobaterium tuberculosis pada pembesaran KGB pada pasien HIV dianjurkan melakukan pemeriksaan PA dari bahan spesimen ekstirpasi dari kelenjar getah Bening leher, pertimbangankan PCR tuberkulosis yang non invasif
Community monitoring for REDD+:international promises and field realities
Will community monitoring assist in delivering just and equitable REDD+? We assessed whether local communities can effectively estimate carbon stocks in some of the world's most carbon rich forests, using simple field protocols, and we reviewed whether community monitoring exists in current REDD+ pilots. We obtained similar results for forest carbon when measured by communities and professional foresters in 289 vegetation plots in Southeast Asia. Most REDD+ monitoring schemes, however, contain no community involvement. To close the gulf between United Nations Framework Convention on Climate Change texts on involving communities and field implementation realities, we propose greater embedding of community monitoring within national REDD+ pilot schemes, which we argue will lead to a more just REDD+