15 research outputs found

    Optimasi Formula dan Struktur Mikroskopik Pasta Bebas Gluten Berbahan Dasar Puree Ubi Jalar Ungu dan Tepung Kacang Hijau

    Get PDF
    Penelitian bertujuan untuk mengoptimasi formula pasta bebas gluten berbahan dasar puree ubi jalar ungu dan tepung kacang hijau. Aplikasi mixture design dalam optimasi formula dapat menghasilkan formula yang optimal dengan karakteristik produk sesuai dengan yang diinginkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi optimal puree ubi jalar ungu dengan tepung kacang hijau dalam formula adalah 45,25% puree ubi jalar ungu dan 51,75% tepung kacang hijau. Pada komposisi tersebut dihasilkan pasta ubi jalar ungu dengan karakteristik yaitu kekenyalan 2,29 mm, cohesiveness 0,38, KKP 17,62%, warna 333,48, Ie 20,59%, dan kandungan antosianin 42,42 mg/L. Dari segi mikroskopik, pasta ubi jalar ungu matang dengan rasio puree ubi jalar ungu dengan formula di bawah 50% sudah menunjukkan adanya struktur yang kompak

    Stability Of Anthocyanin During Processing, Storage And Simulated Digestion Of Purple Sweet Potato Pasta

    Full text link
    Purple sweet potato is rich in anthocyanin giving a potential application in food product development. However, anthocyanin is relatively unstable and easily degraded during processing and storage. Understanding the stability and bio-accessibility of anthocyanin during processing, storage and simulated digestion is very important. The study aimed to investigate changes in anthocyanin degradation during processing, storage and simulated digestion of purple sweet potato pasta. The pasta was prepared through several processing steps, i.e. steaming the tuber, steaming the dough formula, extrusion, drying and boiling. Anthocyanin was analyzed at every stages of processing and storage of the pasta. The durability of the pasta during storage was analysed using an accelerated shelf-life testing method at 30, 40 and 50ºC for 28 days. The study showed that anthocyanin content decreased during the whole stages of processing and storage, but slightly increased during steaming. The highest loss of the anthocyanin occurred in the boiling process. Based on resistance to stomach and intestinal conditions, the bio-accessibility of anthocyanin was better in the digestive system in the stomach than that in the intestines. The increased anthocyanin appeared again in the colon. This study provides useful information for designing an effective method to minimize an extensive loss of anthocyanin of purple sweet potato for food product development

    Analogue Rice as the Vehicle of Public Nutrition Diversity

    Full text link
    Analogue rice is artificial rice product made from non-rice raw material by extrusion technique, which can be the vehicle of public nutrition diversity. The objectives of this research were to formulate and characterize analogue rice made from of sorghum, mocaf and other additional material. The method of analogue rice production is by twin screw extruder hot extrusion done in 2013. The research steps were the formulation of analogue rice, sensory evaluation to choose the best formula, and physico-chemical characterization of the best formula. The best two samples that were chosen are analogue rice made from 30% sorghum flour, 15% cornstarch, and 15% arenga starch (analogue rice B) and analogue rice made from 30% mocaf and 30% cornstarch (analogue rice F). Analogue rice B has 21.72% of amylose (medium) with 4% of dietary fiber while analogue rice F has low amylose which is 14.49%, make it more sticky, with 4.21% of dietary fiber

    Formulasi Mi Kering Sagu dengan Substitusi Tepung Kacang Hijau

    Full text link
    Mi pati merupakan mi yang dibuat dari pati dan atau kombinasi tepung dari bahan non terigu. Bahan baku non-terigu indigenous Indonesia yang dapat digunakan untuk membuat mi pati adalah sagu. Karakteristik fisik yang sangat mempengaruhi kualitas mi setelah direhidrasi adalah cooking loss, elongasi, kekerasan dan kelengketan. Mi yang dibuat dari bahan dasar pati memiliki cooking loss yang rendah namun kekerasan yang tinggi, sehingga kurang disukai. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan formulasi optimum dari mi berbahan dasar sagu dengan substitusi tepung kacang hijau, sehingga dapat dihasilkan mi yang baik secara fisik dan diterima secara organoleptik. Optimasi formulasi dilakukan menggunakan Mixture Design (DX7) dengan variabel berupa persentase pati sagu (80-100%) dan tepung kacang hijau (0-20%). Substitusi tepung kacang hijau dapat menurunkan kekerasan, kelengketan, dan elongasi mi sagu, namun meningkatkan cooking loss. Produk optimum mi sagu diperoleh dengan substitusi tepung kacang hijau 4,7%. Pada kondisi ini mi sagu memiliki karakteristik kekerasan 1996,03 gf, skor kelengketan -19,2 gf, skor elongasi 214,35% dan skor cooking loss 10,82%. Uji sensori terhadap mi sagu formula optimum menunjukkan bahwa mi sagu yang dibuat secara keseluruhan tidak berbeda nyata dengan mi kering terigu komersial

    Teknik Gelatinisasi Tepung Beras untuk Menurunkan Penyerapan Minyak Selama Penggorengan Minyak Terendam

    Get PDF
    Tepung beras pragelatinisasi merupakan salah satu ingredien yang dapat mengurangi penyerapan minyak. Proses gelatinisasi dapat dilakukan dengan metode pengeringan drum, ekstrusi, dan pengukusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik gelatinisasi tepung beras dengan pengeringan drum, ekstrusi, dan pemasakan nasi terhadap daya ikat air, derajat gelatinisasi dan penyerapan minyak. Penyerapan minyak dianalisis dengan menggunakan model pangan yang telah disubtitusi 50 % tepung pragelatinisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa derajat gelatinisasi dan daya ikat air pada tepung pragelatinisasi dari pengeringan drum lebih tinggi daripada proses ekstrusi dan pemasakan nasi. Penurunan penyerapan minyak tertinggi dihasilkan pada produk dengan penggunaan tepung pragelatinisasi pengeringan drum yaitu 33,70 %, sedangkan ekstruder sebesar 13,32 % dan pemasak nasi sebesar 10,09 %
    corecore