7 research outputs found

    Karakterisasi Karet Siklo Berbasis Lateks Karet Alam Berbobot Molekul Rendah

    Full text link
    Untuk mengembangkan penggunaan karet siklo berbasis lateks karet alam, penelitian karakterisasi karet siklo yang berasal dari lateks karet alam dan lateks karet alam berbobot molekul rendah telah dilakukan. Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan penelitian tentang degradasi lateks karet alam menggunakan kombinasi bahan pendegradasi H2O2 dan NaNO2 untuk menghasilkan lateks karet alam berbobot molekul rendah. Tahap kedua dipelajari karakteristik karet siklo dari siklisasi lateks karet alam dan lateks karet alam berbobot molekul rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa degradasi lateks karet alam pada temperatur reaksi sebesar 70oC dengan bahan pendegradasi H2O2 1 bsk dan NaNO2 3 bsk selama 8 jam waktu reaksi dapat menghasilkan lateks karet alam yang memiliki bobot molekul rendah. Karet siklo dari siklisasi lateks karet alam berbobot molekul rendah memiliki daya rekatan lebih baik pada substrat karet-logam dan logam-logam. How to Cite : Cifriadi, A., Budianto, E., & Alfa, A. A. (2016). Karakterisasi karet siklo berbasis lateks karet alam berbobot molekul rendah. Jurnal Penelitian Karet, 29(1), 35-48. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/11

    Sifat Dinamik Mekanikal Vulkanisat Karet Alam-organoclay

    Full text link
    Sifat dinamik dan swelling vulkanisat karet alam (NR) yang mengandung bahan pengisi organoclay dengan basal spasi yang berbeda telah dipelajari. Vulkanisat NR/organoclay dibuat dengan menggunakan metode pelelehan kompon di dalam gilingan terbuka. Sifat dinamik diukur dengan menggunakan Dynamic Mechanical Thermal Analyzer (DMTA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan organoclay dengan basal spasi lebih besar (15A) menghasilkan struktur interkalasi/eksfoliasi di dalam matrik karet alam sehingga sifat dinamik mekanikal dan swelling menjadi lebih baik. Storage modulus di bawah Tg dan di atas Tg meningkat dengan peningkatan basal spasi organoclay. Adanya organoclay juga menyebabkan penurunan tan d dan Tg vulkanisat, terutama organoclay 15A. Organoclay 15A di dalam vulkanisat karet alam dapat menurunkan nilai swelling dan koefisien difusi, sorptivitas serta permeabilitas. Derajat ikatan silang dari NR/organoclay 15A sedikit lebih besar dan memperbaiki sifat elastis vulkanisat. Diterima : 7 Januari 2013; Disetujui : 24 April 2013How to Cite : Faturrohman, M., Soegijono, B., Budianto, E., & Yoneda, K. (2013). Sifat Dinamik Mekanikal Vulkanisat Karet Alam-Organoclay. Jurnal Penelitian Karet, 31(1), 45-53. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/13

    Pengaruh Iradiasi Gamma Pada Sifat Fisik Dan Mekanik Film Kitosan

    Full text link
    Aplikasi radiasi gamma untuk pengembangan bahan polimer yang berasal dari produk laut, banyak dikembangkan. Pada penelitian ini, pengaruh iradiasi gamma terhadap sifat fisik dan mekanik film kitosan dilakukan. Sifat fisik dan mekanik film kitosan yang diiradiasi pada dosis 10 kGy sampai 50 kGy dengan laju dosis 7 kGy/j dibandingkan dengan film yang tidak diiradiasi sebagai kontrol. Karakterisasi film kitosan dilakukan dengan Fourier Transform Infra Red spectroscopy (FTIR) untuk mempelajari Perubahan derajat deasetilasi (DD) kitosan. Sifat mekanik dan Perubahan warna film kitosan diinvestigasi menggunakan instron meter dan chromameter. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa DD, perpanjangan putus, dan tegangan putus film kitosan cenderung menurun dengan meningkatnya dosis iradiasi yang disertai Perubahan warna. Hal ini menunjukkan bahwa iradiasi gamma dapat digunakan sebagai cara alternatif untuk mengontrol berat molekul kitosan selain dengan reaksi enzimatis

    The Efect of Calcination Temperature on Toxin Adsorption Materials for Diarrheal Diseases

    Full text link
    The synthesis and characterization of kaolin as a toxin adsorption material for diarrheal diseases has been performed. Adsorption ability is one important factor in determining the effectiveness of the adsorbent. Each adsorbent has different strengths depending on the adsorption capacity of each. The kaolin has been calcined at 400 °C, 600 °C, and 800 °C. The purpose of this study was to examine the changing character of the kaolin after calcination on the adsorption capacity. The characterization of samples includes the analysis phase, density test, porosity test, and the adsorption test of metal timbale as a medium toxin. We concluded that the kaolin has the highest adsorption capability level is a kaolin has been calcined at 400 °C with characteristic are kaolinite phase containing, degree of crystallinity of 76.59 %, has a density of 2.6275 g/ mL, the optimum porosity of 75 %, and the adsorption capacity of lead metal of 99.7325 %. The adsorption capacity of kaolin have been calcined at 400 °C is much better than the kaolin without calcinations and expected to be more effectively used to cure diarrhea
    corecore