739 research outputs found

    Peningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Dongeng Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas I SD Negeri 5 Boyolali Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2012

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan metode dongeng pada siswa kelas I SD Negeri 5 Boyolali, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali. Variabel terikat dalam penelitian tindakan kelas ini adalah kemampuan berbicara, sedangkan variabel bebas dalam penelitian tindakan kelas ini adalah metode dongeng. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas I SD Negeri 5 Boyolali yang berjumlah 37 siswa. Teknik pengumpulan data digunakan teknik observasi, wawancara, non tes (Unjuk kerja) dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data interaktif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia melalui metode dongeng dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas I SD Negeri 5 Boyolali. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan dalam setiap siklusnya, dari kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 59,67 ,siklus I 65,59 dan siklus II 72,41. Dengan persentase ketuntasan pra siklus sebesar 43,24%, siklus I 67,57%, dan siklus II 86,49%. Selain itu, kegiatan guru dan siswa yang diamati dengan lembar observasi juga mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilaksanakan dinyatakan penelitian ini telah berhasil dengan baik. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode dongeng dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas I SD Negeri 5 Boyolali, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012

    Erlandson v. Kiffmeyer: Minnesota’s Absentee Voting Laws Following the Sudden Death of Incumbent Candidate Paul Wellstone

    Get PDF
    This article addresses the legal and practical effects of Senator Wellstone\u27s death and the court\u27s absentee ballot decision in Erlandson v. Kiffmeyer. Part II discusses other, surprisingly common, instances when a candidate has died or withdrawn close to an election, and examines Minnesota\u27s approach to pre-election vacancies. Part III explores the Erlandson decision and the facts giving rise to it. Part IV then analyzes the court\u27s decision and the legislature\u27s reaction to it. Finally, Part V concludes that if the state has an acknowledged goal of enfranchising absentee voters even after an unexpected, catastrophic event, then state law must be amended to better achieve this goal

    Erlandson v. Kiffmeyer: Minnesota’s Absentee Voting Laws Following the Sudden Death of Incumbent Candidate Paul Wellstone

    Get PDF
    This article addresses the legal and practical effects of Senator Wellstone\u27s death and the court\u27s absentee ballot decision in Erlandson v. Kiffmeyer. Part II discusses other, surprisingly common, instances when a candidate has died or withdrawn close to an election, and examines Minnesota\u27s approach to pre-election vacancies. Part III explores the Erlandson decision and the facts giving rise to it. Part IV then analyzes the court\u27s decision and the legislature\u27s reaction to it. Finally, Part V concludes that if the state has an acknowledged goal of enfranchising absentee voters even after an unexpected, catastrophic event, then state law must be amended to better achieve this goal

    TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON RINGAN KOMPOSIT DENGAN AGREGAT KASAR PECAHAN GENTENG DAN TULANGAN BAMBU

    Get PDF
    Beton adalah suatu bahan bangunan yang mempunyai kuat tekan tinggi tetapi lemah terhadap tarik. Beton apabila dipadukan dengan baja tulangan (beton bertulang) akan mendapatkan kuat tarik yang tinggi, karena baja tulangan kuat menahan gaya tarik, sehingga beton komposit mempunyai kuat tekan dan kuat tarik yang tinggi. Beton ringan didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus dan kasar yaitu pasir, batu non-kerikil (misal pecahan genteng) atau bahan semacam lainnya, dengan menambahkan secukupnya bahan perekat semen, dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan dan perawatan beton berlangsung. Pada penelitian ini unsur yang diganti pada balok beton bertulang adalah penggunaan agregat pecahan genteng sebagai pengganti agregat kasar batu pecah yang merupakan pengaplikasian beton ringan, kemudian bambu pilin sebagai pengganti baja tulangan pada balok yang berfungsi menahan gaya tarik jika terjadi beban lentur. Uji yang dilakukan adalah untuk mengetahui kuat lentur yang terjadi pada balok agregat kasar pecahan genteng tulangan baja dan tulangan bambu pilin dan membandingkan hasil dari keduanya. Variasi yang dibuat adalah beton silinder agregat normal, beton silinder agregat pecahan genteng, balok dengan dimensi 10 cm, 15 cm, 150 cm dengan menggunakan agregat pecahan genteng dan tulangan baja normal, dan dengan dimensi balok yang sama. Pada pengujian dan perhitungan yang dilakukan pada benda uji maka didapat berat jenis silinder beton normal sebesar 2,332 g/cm3 kemudian untuk silinder beton dengan agregat kasar pecahan genteng didapat berat jenis sebesar 1,515 g/cm3. Selanjutnya, untuk uji kuat tekan pada silinder beton normal diperoleh kuat tekan sebesar 33,595 MPa, kemudian silinder agregat pecahan genteng diperoleh kuat tekan sebesar 18,071 MPa. Sehingga terjadi penurunan kuat tekan sebesar 46,21%. Untuk hasil pengujian dan perhitungan momen kapasitas pada balok agregat pecahan genteng tulangan baja, diperoleh Mkapuji rata- rata sebesar 4,083 kN.m sedangkan Mkap.teori rata-rata diperoleh sebesar 5,931 kN.m. Dengan demikian terdapat penurunan sebesar 31,16 % yaitu dari momen kapasitas hasil uji menuju momen kapasitas teori. Selanjutnya, momen kapasitas untuk balok agregat pecahan genteng tulangan bambu, diperoleh Mkap.uji rata- rata sebesar 3,274 kN.m sedangkan Mkap.teori rata-rata diperoleh sebesar 1,706 kN.m. Dengan demikian terdapat penurunan sebesar 55,,963 % yaitu dari momen kapasitas hasil uji menuju momen kapasitas teori
    • …
    corecore