67 research outputs found

    A Comparison of Catchability Between “Arad” (Otter Board Boat Seine) Operated with and Without Turtle Excluder Devices (Teds)

    Full text link
    The use of TEDs on the “Arad” (Otter Board Boat Seine Net) has never been done by fishermen from the northern part of the Java Sea in Central Java. In order to introduce this net and also to anticipate the shrimp embargo by World Trade Organization (WTO. TEDs construction used in this study was Hooped TEDs with LxBxD dimension of 60x 40 x 60 cm; width of grids deflector of 5 cm) . This construction made an angle of 45°. Fishing operation with and without TEDs was done 9 times during the day. Shrimp, fish, others and garbage entering the net were measured in terms of body weight and fish body circle was also measured in order to compare the result of each treatment. Both nets (with and without TEDs) contained Shrimp (Metapenaeus sp), Pilot-fish (Selaroides sp), Mackerel (Rastrelliger sp), Hair-tails (Trichiurus sp, Pony-fish(Leiognathus sp), others and garbage. The average catch every hauling for the net with TEDs were : Shrimp 1.17 kg; Fish 1.66 kg; others 0.14 kg and garbage 0.1 kg; whereas the net without TEDs were : Shrimp 1.09 kg; Fish 2.33 kg, others 0.34 kg and garbage 1.31 kg. The average body circle of fish caught by net with TEDs was 4.0-7.4 cm and those caught by net without TEDs was 4.0-8.9 cm. The amount of fish and garbage caught by using each treatment differed very significantly, while the amount of shrimp caught did not

    Analisis Pengelolaan Pelabuhan Perikanan Pantai Tasikagung Kabupaten Rembang Untuk Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap

    Full text link
    The increased of fisheries production was supported by an increased the number visits of ships in PPP Tasikagung. Increased of its should be balanced with good management of PPP Tasikagung. This research objective was to determine the condition facilities in PPP Tasikagung, knew the managements of activities and facilities in PPP Tasikagung, and analyzed appropriate strategies to be applied in the management of PPP Tasikagung which was expected to provide useful output for all aspects of PPP Tasikagung. The method used in this research was descriptive by SWOT analyzed was identified the various factors in order formulated a strategy for the proper management. The results showed that the existing facilities at the Coastal Fishery Port of Tasikagung was still a good physical condition and was still proper to used, as good as that activities from landed fish, fish processed, until marketing the fish was good work, problem only occurred in the absence of cold storage facility and hygienic TPI. While the results obtained from the application of SWOT analysis was S-O strategy (Strength-Opportunity) in its application used force to take advantage of an opportunity

    Analisis Hasil Tangkapan Udang Tiger (Penaeus Semisulcatus) Pada Alat Tangkap Pukat Udang (Double Rig Shrimp Net) Berdasarkan Perbedaan Waktu Di Perairan Arafura

    Full text link
    Udang merupakan komoditas unggulan hasil perikanan untuk ekspor di Indonesia. Di perairan Indonesia terdapat lebih dari 83 jenis udang Penaeid. Udang Tiger (Penaeus Semisulcatus) salah satu komoditi udang yang ada di perairan Arafura. Alat tangkap yang digunakan saat penelitian adalah alat tangkap pukat udang (double rig shrimp net), cara pengoperasian alat tangkap menggunakan dua jaring pada sisi kanan dan kiri kapal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil tangkapan udang Tiger (Penaeus Semisulcatus) pada siang dan malam hari, selain itu juga bertujuan untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan udang pada alat tangkap pukat udang (double rig shrimp net). Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian adalah metode survei lapangan dengan mengikuti langsung kegiatan operasi penangkapan alat tangkap pukat udang kapal KM. Kurnia no 5. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 29 Juni – 22 juli 2013 dengan jumlah 84 hauling. Hasil yang didapatkan yaitu udang Tiger (Penaeus semisulcatus) 84% (1911 kg), udang Ende (Metapenaeus sp.) 7% (156 kg), udang Banana (Penaeus merguensis) 3% (62 kg), udang Sakura (Metapenaeus ensis) 2% (52 kg), udang Yellow (Latisucatus sp.)2% (48 kg), dan udang Kiji (Metapenaeus ebaracensis) 2% (50 kg). Hasil udang Tiger (Penaeus Semisulcatus) pada siang hari sebanyak 960 kg sedangkan malam hari sebanyak 951 kg. Berdasarkan analisa Uji T-test dihasilkan bahwa perbedaan waktu siang dan malam hari tidak mempunyai perbedaan nyata dengan nilai signifikansi 0,913 (>α=0,05). Shrimp is an excellent commodity for export of fishery products in Indonesia. In the waters of Indonesia, there are more than 83 types of penaeid shrimp. Tiger shrimp (Penaeus Semisulcatus) one commodity shrimp in the waters of the Arafura. Fishing gear used when research is shrimp net fishing gear (double rig shrimp net), how the operation of fishing gear used two nets on the right side and left the ship. This study aimed to determine differences in the catch Tiger shrimp (Penaeus Semisulcatus) on the day and night, but it also aims to determine the composition of the catch of shrimp in shrimp net gear (double rig shrimp net). The method used in this research is descriptive. The method used in this research is a method of data collection by field survey operations immediately following the fishing of shrimp net vessels KM. Kurnia no 5. This study was conducted from June 29 - July 22, 2013, with the number 84 hauling. The results obtained are Tiger Shrimp 84% (1911 kg), Ende shrimp (Metapenaeus sp.) 7% (156 kg), Banana shrimp (Penaeus merguensis) 3% (62 kg), Sakura shrimp (Metapenaeus ensis) 2% (52 kg), Yellow shrimp (Latisucatus sp.) 2% (48 kg), and Kiji shrimp (Metapenaeus ebaracensis) 2% (50 kg). Results Tiger Shrimp (Penaeus Semisulcatus) during the day as much as 960 kg, while the evening as much as 951 kg. Based on the analysis of T-test Test result that the difference between day and night has no real difference with a significance value of 0.913 (> α = 0.05)

    Analisis Tingkat Kesejahteraan Nelayan Payang di Desa Munjungagung Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesejahteraan nelayan Payang di Desa Munjungagung Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal dengan menggunakan indikator kesejahteraan gabungan berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun 2007 dan Pridaningsih tahun 2011. Cara pengambilan sampel dengan simple random sampling. Data kesejahteraan diperoleh melalui wawancara mendalam berdasarkan kuesioner dan observasi lapangan. Analisis data dilakukan dengan scoring 14 indikator kesejahteraan gabungan dan berdasarkan konsep Nilai Tukar Nelayan (NTN). Hasil analisis berdasarkan indikator kesejahteraan gabungan diperoleh bahwa nelayan juragan Payang termasuk kategori sejahtera tinggi dengan rata-rata skor 38, sedangkan nelayan ABK Payang sebanyak 48 orang termasuk sejahtera tinggi dengan skor rata-rata 36 dan 9 orang ABK termasuk sejahtera sedang dengan skor rata-rata 33. Analisis secara NTN bidang perikanan nelayan ABK Payang memiliki nilai 0,88 (NTN<1) yang berarti nelayan termasuk tingkat sejahtera rendah sedangkan nelyan juragan memiliki nilai 1,11 (NTN>1) atau termasuk sejahtera tinggi. Rata-rata NTN total pendapatan ABK Payang 1,48 dan rata-rata NTN total pendapatan juragan Payang 1,18 (NTN>1) yang berarti keduanya termasuk dalam kriteria tingkat sejahtera tinggi. The purpose of this research to analyze of Danish Seine fisherman welfare level in Munjungagung village, Kramat District, Tegal Regency used welfare level indicators based on Badan Pusat Statistik, 2007 and Pridaningsih, 2011. This research used simple random sampling through deeply interview and observation. Analyze scoring for 14 welfare level modification and based on NTN concept. The result of welfare modification indicators analysis are all employer is high prosperous level with the average 38 score and the average score for 48 crews is 36 (high prosperous level), 9 crews having average 33 score (medium prosperous level). The result of NTN concept for fisheries, the crews having average score NTN 0,88 (low prosperous level) and average NTN score for the employers is 1.11 (high prosperous level). Based on total salary of NTN analysis showed that the value of crews is 1.48 and the value of employer NTN is 1.18 so both of them is high prosperous level

    Analisis Pendapatan Nelayan Rajungan Alat Tangkap Jaring Pejer (Bottom Set Gill Net) Dan Jaring Gondrong (Trammel Net) Di Desa Sukoharjo Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang

    Full text link
    Desa Sukoharjo adalah salah satu desa di Kabupaten Rembang yang merupakan desa penghasil rajungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aspek teknis penangkapan rajungan. Menganalisis perbandingan pendapatan serta menganalisis aspek finansial kelayakan USAha jaring Pejer (Bottom set gill net) dan jaring Gondrong (Trammel net) di Desa Sukoharjo.Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif bersifat studi kasus dengan jumlah sebanyak 60 sampel yang terdiri 30 nelayan jaring Pejer (Bottom set gill net) dan 30 nelayan jaring Gondrong (Trammel net). Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data yang diambil berupa data primer dan data sekunder. Metode analisa data yang digunakan adalah analisis pendapatan menggunakan uji statistik dan aspek finansial. Hasil penelitian menunjukkan secara teknis jaring Pejer (Bottom set gill net) dan jaring Gondrong (Trammel net) mempunyai panjang 160 m dan 157 m. Perahu terbuat dari kayu dan mesin berkekuatan 16-24 PK. Pengoperasian 3 tahap yaitu setting, immersing, hauling. Fishing ground diperairan Rembang. Hasil analisis pendapatan penangkapan rajungan Ho ditolak artinya adanya perbedaan pendapatan antara kedua kelompok USAha penangkapan rajungan dengan finansial USAha didapatkan nilai finansial kedua alat tangkap tersebut, menunjukan bahwa kegiatan USAha penangkapan alat tangkap tangkap jaring Pejer (Bottom set gill net) dan jaring Gondrong (Trammel net) layak dijalankan. Sukoharjo is one of the villages in Rembang which is producing blue swimming crabs. This study aimed to examines the technical aspects of catching blue swimming crab. Analyzing the ratio of income as well as analyzing financial aspects of the business feasibility Bottom set gill net and Trammel net in the village of Sukoharjo. The method used is descriptive method is a case study with a sample of of respondents is as many as 60 sample consisting of 30 fishermen Bottom set gill net and 30 fishermen Trammel net. The sampling method using purposive sampling. Data taken the form of primary data and secondary data. Data analysis method used is the income analysis using statistical tests and financial aspects. The results showed technically Bottom set gill net and Trammel net has a length of 160 m and 157 m. The boat is made of wood and powered engine 16-24 PK. Operation of three phases, namely setting, immersing, hauling. Apex fishing ground waters Rembang. Results of analysis using t-test is obtained, then Ho is rejected. income instruments fishing gear Bottom set gill net and Trammel net amounted to Rp. 59.708.000,- per year and Rp 61.717.000,-per year with financially acquired businesses on the financial value of the fishing gear, showed business activity catching blue swimming crab is Bottom set gill net and Trammel net viable

    Optimasi Hasil Tangkapan Menggunakan Modifikasi Alat Tangkap Fyke Net Di Perairan Karimunjawa

    Full text link
    Potensi sumberdaya perikanan Karimunjawa pada tahun 2010 mencapai 174.226 kg, dengan luas area 116.625 Ha dan ekosistem perairan karang 713,11 Ha. Penggunaan alat tangkap mayoritas menggunakan bubu. Meskipun pada dasarnya Bubu tidak merusak, namun pemasangan dan pengambilannya sering kali merusak terumbu karang. Modifikasi Fyke net yang dilakukan di Perairan Pulau Karimunjawa bulan September 2012 bertujuan sebagai solusi pengembangan teknologi tepat guna dalam upaya peningkatan hasil tangkapan serta menjadikan alat tangkap yang efektif dan ramah lingkungan dalam pengoperasiaannya, demi terjaganya kelestarian sumberdaya perikanan terutama pada daerah terumbu karang di Perairan Karimunjawa. Modifikasi dilakukan dengan penambahan penaju, sayap dengan sudut 450, serambi atas, dan dioperasikan secara Seri dan Tunggal. Tujuan dari penelitian ini untuk (1) mengetahui pengaruh penggunaan modifikasi Fyke net Seri dan Tunggal, (2) mengetahui hasil tangkapan pada siang hari dan malam hari menggunakan modifikasi alat tangkap Fyke net, (3) mengetahui tingkat keramahan lingkungan pada penggunaan alat tangkap Fyke net terkait dengan metode penangkapan yang dilakukan di Perairan Pulau Karimunjawa. Hasil penelitian didapatkan bahwa modifikasi alat tangkap Fyke net Seri yang dioperasikan malam hari memberikan hasil 41%, modifikasi Fyke net Seri siang hari, Fyke net Tunggal siang hari 13%, dan Fyke net Tunggal malam hari 29%. Hasil tangkapan terbanyak adalah Rajungan (Portunus sp) 43,6 % dan ikan karang 39%. Lokasi pengoperasian pada kedalaman 0,5-1,5 m menghasilkan Rajungan (Potrunus sp) lebih banyak daripada ikan karang, karena ikan karang dominan pada kedalaman lebih dari 3 meter

    Analisis Kelayakan Finansial USAha Perikanan Tangkap Dogol Di Pangkalan Pendaratan Ikan (Ppi) Ujung Batu Jepara

    Full text link
    Kelayakan USAha dalam hal ini dimaksudkan sebagai perkiraan tentang laba/rugi yang terkait dengan pengoperasian USAha. Usaha penangkapan Dogol yang dilakukan harus menghasilkan keuntungan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis USAha. Penelitian ini bertujuan mengetahui aspek teknis jaring dogol, mengetahui aspek ekonomi USAha nelayan penangkapan jaring dogol, menganalisis aspek kelayakan USAha alat tangkap dogol. Dogol merupakan alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan dimersal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bersifat studi kasus, studi ini untuk menganalisis tingkat kelayakan USAha dan pendapatan nelayan dogol. Metode pengambilan sampel yang digunakan metode sensus dengan jumlah 15 responden. Metode analisis yang digunakan adalah analisis finansial dan kelayakan USAha yaitu NPV, IRR, B/C ratio, dan PP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dogol membutuhkan nilai rata-rata modal Rp 76.766.667, nilai rata-rata biaya total Rp 198.230.507, nilai rata-rata penerimaan Rp 226.238.400, dan nilai rata-rata keuntungan Rp 28.007.893. Berdasarkan hasil perhitungan analisis kelayakan USAha pada penangkapan dogol diperoleh nilai rata-rata NPV yaitu sebesar Rp 74.590.529 - Rp 123.765.164, nilai rata-rata IRR yaitu sebesar 30% - 50%, nilai rata-rata B/C Ratio yaitu sebesar 1,090 - 1,098, Payback Periode 2 tahun. Feasibility in this case is intended as an estimate of profit / loss associated with the operation of business . Dogol fishing effort should result in a sustainable advantage . Therefore, it need to analyze the business . This study aims to find out the technical aspects of dogol nets , knowing the economic aspects of fishermen to catch dogol nets , analyze the feasibility aspect dogol fishing gear . Dogol is fishing gear used to catch fish pelagis . The method used in this research is descriptive method that is a case study , this study is to analyze the feasibility of the business and the income of dogol fishermen . The sampling method used census method with 15 respondents . The analytical method used is the financial and feasibility analysis NPV , IRR , B / C ratio , and PP . The results showed that dogol requires capital value is Rp 76,766,667 , the value of the total cost of the average is Rp 198 230 507 , the average revenue value is Rp 226,238,400 , and the average gain value is Rp 28,007,893 . Based on calculations from feasibility analysis to the arrest dogol the average values obtained NPV is equal to Rp 74,590,529 to Rp 123,765,164 , the average value of IRR is equal to 30 % - 50 % , the average value of B / C ratio is equal to 1.090 to 1.098 , 2 -year payback period
    corecore