359 research outputs found

    Protein characteristics of Chinese black-grained wheat

    Get PDF
    Protein properties of black-grained wheat (BGW) were compared with those of five carefully selected wheat controls (Taifen 1, Klasic, Yecora Rojo, Glenlea and Anza) in order to find potential uses for BGW. Protein content, mixing properties, gluten index and amino acid composition were measured. BGW whole meal had a higher protein content (17.71%) than was found in controls. Gluten index of BGW flour (69.74) was generally low compared to controls. Mid-line peak times determined using mixograph were significantly longer (p < 0.05) for most controls (5.41-6.27 min) in comparison to BGW flour (<3.00 min). Dough stickiness (223.76 g) of BGW was somewhat stronger than that of Klasic and CES flours. Total essential amino acid and total amino acid contents in whole meal were 4.45% and 15.74%, respectively, for BGW. The amino acid composition was relatively stable after high-temperature drying of wet BGW gluten. In vitro protein digestibility of BGW wheat meal was the lowest. © 2005 Elsevier Ltd. All rights reserved.postprin

    Optimasi Pemerataan Tingkat Terang Cahaya Pada Rancangan Ruang Kelas Bangunan Pendidikan Nonformal Di Kota Malang

    Full text link
    Perkembangan dunia pendidikan nonformal di Kota Malang hingga tahun 2014 tercatat terdapat 225 Lembaga Pendidikan nonformal yang berdiri. Berdasarkan hasil analisa data dari instansi-instansi terkait, 68% lembaga pendidikan nonformal menempati bangunan yang belum memenuhi standar. Hal ini dikarenakan belum adanya bangunan pendidikan terencana khusus untuk pendidikan nonformal di Kota Malang. Rancangan bangunan pusat pendidikan nonformal merupakan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam bangunan pendidikan, pencahayaan ruang kelas merupakan faktor penting, karena dapat mempengaruhi efektifitas dan efisiensi kegiatan belajar. Kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung di ruang kelas tidak tergantung cuaca, sehingga membutuhkan bantuan pencahayaan buatan untuk memenuhi Kenyamanan kebutuhan visual. Dibutuhkan perencanaan kondisi pencahayaan yang tepat antara pencahayaan alami dan buatan, agar keberadaan cahaya buatan bersinergi dengan kondisi cahaya alami. Kajian perancangan ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan dalam proses evaluasi pencahayaan ruang kelas dengan metode simulasi menggunakan software DIALux 4.12. Hasilnya untuk menghadirkan kondisi pencahayaan yang optimal pemerataan tingkat terang/illuminance setiap waktu, diwujudkan dengan perencanaan sistem kontrol cahaya pasif dan aktif

    Sekolah Alam Di Daerah Pesisir Pantai Dusun Bajulmati Dengan Penerapan Material Alami

    Full text link
    Bajulmati merupakan dusun yang berada di wilayah Kabupaten Malang. Dusun Bajulmati merupakan salah satu dusun yang masih tertinggal terlebih lagi bagian pendidikan. Warga dusun Bajulmati memiliki inisiatif yang tinggi untuk membuat sistem belajar mengajar berbasis sekolah alam yang menerapkan sistem pendekatan terhadap alam. Konsep pendidikan menggunakan filosofi dasar bahwa manusia merupakan pengelola dan menjaga alam agar seimbang dan menggunakan alam sebagai media utama pembelajaran. Namun pembelajaran dilakukan dirumah warga dikarenakan tidak adanya sarana ruang belajar. Perancangan sekolah alam di Dusun Bajulmati menggunakan material alami yang memiliki potensi besar di daerah sekitar Bajulmati. Pemilihan material sekitar dapat menghemat biaya produksi dan mudah didapatkan. Selain itu bangunan dengan material alami dapat mengenalkan anak dengan alam lebih dekat. Metode perancangan yang dilakukan menggunakan pendekatan programatik dengan mengkompilasikan penelitian-penelitian tentang material alami dengan memahami potensi material dan kekurangannya. Material alami diterapkan pada perancangan bangunan sekolah alam sesuai dengan kebutuhan kualitas ruang pada tiap fasilitasnya. Perancangan menghasilkan penerapan dan saran penggunaan material alami dengan perbandingan sekitar 70 : 30 pada bangunan yang dapat memenuhi kebutuhan fungsional dan estetika pada tiap fasilitas-fasilitas bangunan sekolah alam

    Analisis Desain Ventilasi Alami Dengan Metode Computational Fluid Dynamic Software Ansys Workbench Pada Gedung Olahrga

    Full text link
    Ventilasi alami pada sebuah gedung olah raga dengan kegiatan berat dan bentang yang lebar penting untuk penghawaan secara alami bagi penonton dan pemain. Faktor yang mempengaruhi penghawaan alami yaitu (a)bentuk massa (b)orientasi bukaan terhadap arah angin (c)overhang horizontal (d)rasio jendela (e)jenis jendela (f)perbedaan jarak tinggi bukaan dan (g)perletakan serta penataan vegetasi terhadap inlet. Simulasi menggunakan program Computational Fluid Dynamic software Ansys Workbench untuk menguji faktor-faktor di atas. Hasil akhir dari desain Gedung Olahraga Kota Batu adalah bentuk massa persegi panjang dengan sisi miring di bagian depan, orientasi inlet tegak lurus dengan arah angin, overhang memiliki jarak dengan inlet, rasio jendela antar inlet lebih besar dari outlet, penataan vegetasi bersilangan dan. Aliran angin merata pada seluruh ruang dan laju udara sudah diatas batas minimal yaitu 1.1 m/s. Aliran angin merata pada setiap sudut ruang

    Pengaruh Penggunaan Limbah Batu Onyx Sebagai Pengganti Agregat Kasar Pada Campuran Beton Terhadap Kuat Lentur Beton

    Full text link
    Beton merupakan Bahan yang didapat dengan mencampurkan semen portland atau semen hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat. Penggunaan beton yang masih mendominasi dewasa ini, membuat kebutuhan bahan material kerikil semakin meningkat. Di sisi lain terdapat beberapa lingkungan yang menghasilkan limbah padat. Sehingga menuntut adanya inovasi dalam pembuatan bahan material beton. Salah satunya dilakukan penelitianmemanfaatkan limbah batu onyx yang memiliki porositas kecil sehingga dapat mengurangi penyerapan air pada agregat yang diharapkan dapat digunakan sebagai bahan alternatif pengganti agregat kasar kerikil pada beton. Salah satu sifat mekanik beton yang perlu diperhatikan adalah kuat lentur beton, yaitu kuat tarik beton tak langsung dalam keadaan lentur akibat momen dari beton. Metode pengujian yang digunakan dengan balok uji sederhana yang dibebani terpusat di tengah bentang di atas dua perletakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggantian kerikil dengan batu onyx terhadap kuat lentur beton dan mengetahui faktor air semen yang paling optimal. Balok uji yang dipakai yaitu berukuran 60 cm x 15 cm x 15 cm dengan mutu K 200 dan menggunakan macam variasi faktor air semen 0,4, 0,5, dan 0,6.Hasil Penelitian menunjukkan beton dengan menggunakan agregat kasar batu onyx FAS 0,4 memiliki kuat lentur rata-rata 5,351 Mpa dan 5,092 untuk agregat kerikil dengan selisih 4,840%. FAS 0,5agregat kasar batu onyx memiliki kuat lentur rata-rata 4,157 Mpa dan 4,551 untuk agregat kerikil dan 4,551 Mpa dengan selisih 8,657%. FAS 0,6 agregat kasar batu onyx memiliki kuat lentur rata-rata 3,128 Mpa dan 3,278 Mpa untuk agregat kerikil dengan selisih 4,795%. Dan FAS yang paling optimum pada penelitian ini adalah FAS 0,4 dan penggunaan limbah batu onyx dapat digunakan sebagai alternatif bahan pengganti agregat batu kerikil untuk beton struktural

    Penerimaan Khalayak terhadap Acara Mewujudkan Mimpi Indonesia

    Full text link
    Menuju Pemilu 2014 banyak tokoh politik di Indonesia yang menampilkan diri melalui media massa khususnya televisi. Berbagai progam acara di televisi dimanfaatkan sebagai alat untuk menarik simpati dan menciptakan citra positif dari khalayak, salah satunya adalah progam acara reality show. Reality show Mewujudkan Mimpi Indonesia menampilkan sosok Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo dengan aksi dan peran-peran yang berbeda dan tidak biasa mereka lakukan, demi mewujudkan impian masyarakat Indonesia, sehingga membuat acara tersebut menarik untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemaknaan khalayak tentang acara Mewujudkan Mimpi Indonesia. Penelitian ini menggunakan model encoding-decoding Stuart Hall yang digunakan untuk menjelaskan proses pemaknaan khalayak terhadap tayangan Mewujudkan Mimpi Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian dengan tipe deskriptif yang bersifat kualitatif dan menggunakan pendekatan analisis resepsi. Analisis resepsi memandang khalayak sebagi penghasil makna ( producers of meaning) yang aktif dalam mempersepsi pesan dan memproduksi makna, tidak hanya sekedar menjadi individu pasif yang menerima begitu saja makna yang diproduksi oleh media massa.Penelitian dilakukan menggunakan wawancara mendalam (depth nterview) kepada lima orang informan yang merupakan pemirsa dari acara reality show Mewujudkan Mimpi Indonesia. Informan yang dipilih memiliki latar belakang yang berbeda, baik usia, jender, pendidikan maupun status sosial. Hasil penelitian akan membagi khalayak ke dalam tiga tipe dan posisi pemaknaan. Yaitu kelompok dominat reading, khalayak memaknai tayangan Mewujudkan Mimpi Indonesia sesuai dengan preferred reading (makna dominan). Kelompok negotiated reading, memaknai tayangan ini dari dua sisi, yaitu menganggap bahwa tayangan ini tidak etis jika digunakan sebagai alat propaganda politik dan menganggap tayangan ini sebagai tayangan yang memotivasi serta memberikan inspirasi kepada penontonnya. Sedangkan kelompok oppositional reading, adalah khalayak yang memiliki pemaknaan yang berbeda sama sekali dengan makna dominan. Khalayak oppositional memaknai bahwa tayangan Mewjudkan Mimpi Indonesia adalah tayangan yang membodohi publik, karena dimanfaatkan sebagai alat propaganda politik oleh elit politik tertentu
    • …
    corecore