1 research outputs found

    Analisis kelayakan usaha tani Kopi Arabika di Kabupaten Simalungun

    Get PDF
    This study aims to determine the feasibility of farming and analyze the sensitivity of Arabica coffee farming to the increase in costs and the decrease in the selling price of Arabica coffee in Simalungun Regency. The population of this study were Arabica coffee farmers, the number of respondents in this study was 60 people. The method used in the feasibility analysis is to calculate the R/C ratio, Return on Investment (ROI), NPV, IRR, Net B/C, and PP. Meanwhile, analyzing the sensitivity of farming is carried out using the method of increasing costs and decreasing the selling price of Arabica coffee in Simalungun Regency. Based on the feasibility analysis of the farming business carried out, Arabica coffee farming is categorized as still feasible to cultivate. Meanwhile, Arabica coffee farming is more sensitive to the decline in the selling price of Arabica coffee by 10% and 20%, respectively. The feasibility analysis and sensitivity analysis are one of the things that encourage people to continue cultivating Arabica coffee because based on the feasibility analysis and sensitivity analysis, Arabica coffee is suitable for cultivation.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha tani dan menganalisis sensitifitas usaha tani kopi arabika terhadap kenaikan biaya dan penurunan harga jual kopi arabika di Kabupaten Simalungun. Populasi dari penelitian ini adalah para petani kopi arabika, jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 60 orang. Metode yang digunakan dalam analisis kelayakan adalah melakukan perhitungan R/C ratio, Return of Investmen (ROI), NPV, IRR, Net B/C, dan PP. Sedangkan menganalisis kepekaan usaha tani dilakukan dengan metode kenaikan biaya dan penurunan harga jual kopi arabika di Kabupaten Simalungun. Berdasarkan analisis kelayakan usaha tani yang dilakukan maka usaha tani kopi arabika di kategorikan masih layak untuk diusahakan. Sementara usaha tani kopi arabika lebih peka terhadap penurunan harga jual kopi arabika sebesar 10% dan 20%. Analisis kelayakan dan analisis sensitivitas tersebut menjadi salah satu hal yang mendorong masyarakat untuk tetap melakukan budidaya kopi arabika karena berdasarkan analisis kelayakan dan analisis sensitivitas kopi arabika layak untuk dibudidayaka
    corecore