5 research outputs found

    Ketersediaan Uranium di Indonesia untuk Memenuhi Kebutuhan Bahan Bakar PLTN

    Full text link
    Bahan bakar nuklir merupakan komponen penting PLTN dalam menghasilkan panas. Besarnya kebutuhan bahan bakar nuklir akan mempengaruhi jumlah penyediaan bijih uranium. Demi menjaga keberlangsungan operasi PLTN, sangat penting untuk menjaga keseimbangan kebutuhan dan pasokan uranium. Oleh karena itu, sebelum PLTN dibangun di Indonesia perlu dilakukan analisis ketersediaan uranium, agar dapat dibuat strategi pasokan uranium yang baik. Metoda yang digunakan meliputi mengumpulkan data cadangan uranium di Indonesia, lalu menyusun spread sheet Nuclear Fuel Mass Balance (NFMB) Calculator untuk menghitung jumlah kebutuhan uranium pada setiap tahap siklus bahan bakar nuklir, selanjutnya membandingkan antara kebutuhan riil uranium PLTN dan cadangan uranium yang dimiliki oleh Indonesia. Hasil analisis ini memperlihatkan bahwa PLTN jenis PWR dengan kapasitas 1.000 MWe akan menghasilkan energi listrik sebesar 7.884 GWh dalam setahun. Dengan burn-up 43 GWd/tonU maka kebutuhan bahan bakar nuklir per tahun sekitar 28,93 ton yang didapatkan dari uranium alam U3O8 (yellow cake) sebanyak 244,68 ton atau setara dengan 108.362,2 ton bijih uranium. Dengan cadangan uranium Indonesia 70.000 ton dalam bentuk yellow cake, akan mampu memenuhi kebutuhan bagi 7 unit PLTN dengan kapasitas masing-masing 1.000 MWe yang beroperasi untuk 40 tahun

    Analisis Fraksi Bakar Bahan Bakar Reaktor Atw

    Full text link
    ANALISIS FRAKSI BAKAR BAHAN BAKAR REAKTOR ATW. Fraksi bakar bahan bakar ATW merupakan parameter yang penting dalam pengelolaan teras reaktor ATW. Makalah ini akan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi besamya fraksi bakar bahan bakar ATW dibandingkan dengan bahan bakar reaktor air ringan (LWR). Hasil analisis menunjukkan bahwa besar kecilnya fraksi bakar bahan bakar ATW sangat dipengaruhi oleh fraksi diluent (uranium) dalam bahan bakar tersebut, semakln besar fraksi diluent semakln besar pula fraksi bakar bahan bakar dan semakin kecil fraksi diluent semakin kecil fraksi bakar-nya

    Pemodelan Perhitungan Indeks Lost Of Load Probability untuk N Unit Pembangkit pada Sistem Kelistrikan Opsi Nuklir

    Full text link
    Perhitungan LOLP dapat dilakukan secara manual ataupun dengan bantuan program. Perhitungan secara manual membutuhkan waktu yang lebih lama dan ketelitian dibandingkan dengan menggunakan bantuan program. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sebuah model perhitungan indeks LOLP yang lebih sederhana, fleksibel (dapat digunakan untuk N jumlah pembangkit), dan waktu perhitungan yang lebih cepat. Program perhitungan LOLP menggunakan bantuan program Matlab. Penelitian dilakukan dengan langkah sebagai berikut: pembuatan source code pada Matlab, perhitungan indeks LOLP dengan data masukkan yang digunakan, dan validasi hasil perhitungan. Validasi dilakukan dengan cara bencmarking terhadap hasil perhitungan penelitian sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model perhitungan indeks LOLP untuk N unit pembangkit pada sistem kelistrikan opsi nuklir telah berhasil dibuat dengan mempertimbangkan aspek kesederhanaan data masukkan, fleksibilitas, dan waktu yang lebih cepat. Hasil perhitungan dapat dinyatakan valid dengan selisih yang kurang dari 1% jika dibandingkan dengan hasil pada penelitian sebelumnya yang telah menghitung indeks LOLP dengan cara manual

    Analisis Pengaruh Tingkat Komponen dalam Negeri terhadap Keekonomian Pltn

    Get PDF
    ANALISIS PENGARUH TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI TERHADAP KEEKONOMIAN PLTN. Telah dilakukan studi pengaruh tingkat komponen dalam negeri terhadap keenomian PLTN. Lingkup penelitian ini meliputi telaah teknologi sistem PLTN (Optimized Power Reactor, OPR-1000), kemampuan industri nasional untuk berpartisipasi dalam pembangunan PLTN dan analisis pengaruh keekonomiannya. Analisis ekonomi dilakukan untuk pembangunan 2 unit PLTN OPR-1000. Dari hasil studi dapat disimpulkan bahwa: (1) TKDN untuk pembangunan PLTN Indonesia yang pertama adalah sebesar 35,24% untuk kasus pesimis dan 43,86% untuk kasus optimis. (2) Pemenuhan angka TKDN tersebut perlu didukung pemerintah berupa kebijakan industri, terutama yang terkait dengan proses alih teknologi. (3) Besarnya biaya pembangkitan yang dapat dihemat per tahun pada penerapan TKDN pesimis berkisar antara US14,55juta−US 14,55 juta - US 14,57 juta dan pada TKDN optimis berkisar antara US22,23juta−US 22,23 juta - US 22,26 juta. (4) Penerapan TKDN memberikan dampak penurunan biaya pembangkitan listrik berkisar antara 1,75% - 1,76% untuk kasus pesimis dan 2,67% - 2,68% untuk kasus optimis
    corecore