8 research outputs found
Analisis Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dasar
Kajian ini berangkat dari fenomena adanya kepala sekolah yang telah diangkat oleh pemerintah daerah tanpa melalui jalur penyiapan calon kepala sekolah sehingga terkesan hanya untuk mengejar pemerolehan sertifikat kepala sekolah saja tanpa mengedapankan orientasi pengembangan kompetensi. Kemudian Anggaran yang dikucurkan oleh pemerintah melalui program Bantuan Pemerintah (BANPEM) begitu besar yakni kurang lebih 435 Milyar rupiah (data LPPKS Indonesia, 2019) tidak diikuti dengan target pencapaian kompetensi, namun hanya dititik beratkan untuk mensertifikatkan sejumlah kepala sekolah yang belum memiliki Nomor Kepala sekolah (NUKS). Tidak ada uji kompetensi yang ditargetkan ketika pasca diklat.Perencanaan kediklatan di tingkat pemerintah daerah (dinas pendidikan) belum terlihat siap yang diindikasikan masih banyaknya kepala sekolah yang tidak terundang untuk mengikuti diklat sampai di awal tahun 2020. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan dimensi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah berdasarkan sub-sub dimensi kompetensi.Menghasilkan dan merekomendasikan pemetaan kompetensi kepala sekolah pada dimensi kewirausahaan. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: deskriptif kuantitatif. Penelitian ini berlokasi di Kota Makassar. Alasan peneliti menjadikan Kota Makassar sebagai lokasi penelitian karena daerah ini merupakan sasaran program pendidikan dan pelatihan fungsional penguatan kepala sekolah yang memiliki jumlah peserta yang terbanyak yakni 3 (tiga) angkatan dan juga hasil Uji Kompetensi Kepala Sekolah yang menunjukkan dimensi kompetensi ini sedikit lebih baik dari dimensi kompetensi lainnya. Sumber data penelitian ini terdiri atas kepala sekolah dasar Se-kota Makassar yang pernah mengikuti program pendidikan dan pelatihan penguatan kepala sekolah, dan subjek penelitian ini adalah kepala sekolah dasar dan menengah pertama yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan data penelitian.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Analisis kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dasar (SD) se-Kota Makassar”, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kompetensi kewirausahaan kepala SD se- Kota Makassar dalam kategori sangat baik. Apabila dilihat dari penghitungan jumlah persentase tiap indikator dari per sub variabel, maka yang mempunyai persentase tertinggi adalah sub variabel bekerja keras, sedangkan sub variabel yang mempunyai persentase terendah adalah sub variabel tindakan inovatif Dari beberapa kepala SD di Kota Makassar diketahui telah memiliki kompetensi kewirausahaan dalam kategori sangat baik, namun beberapa juga diantaranya yang mempunyai kompetensi kewirausahaan dalam kategori baik.Walaupun secara keseluruhan kepala SD se- Kota Makassar memiliki kompetensi kewirausahaan yang sangat baik, masih ada sebagian kecil kepala sekolah yang perlu memperbaiki lagi kompetensi kewirausahaan yang dimilikinya terutama mengenai tindakan inovatif dan naluri kewirausahaan
Pengelolaan Layanan Ekstrakurikuler
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengelolaan layanan ekstrakurikuler. Pendekatan yang digunakan pendekatan kualitatif jenis penelitian deskriptif. Metode pengumpulan data wawancara, observasi, dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan kondensasi data, penyajian data, penyimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan ekstrakurikuler melalui rapat kerja, program kerja berupa silabus dibuat oleh pengajar/pembina, ketentuan dibentuknya ekstrakurikuler berdasarkan hasil rapat membahas jenis kegiatan yang akan dijalankan disesuaikan kebutuhan peserta didik, tidak ada kriteria khusus pembentukan pengurus tetapi dibebankan kepada guru yang mempunyai kapabilitas dan mampu mengatur ekstrakurikuler dengan baik, untuk pengajar/pembina merupakan guru dari luar sekolah, sapras sudah dipersiapkan oleh pihak sekolah. Pelaksanaan ekstrakurikuler sebagaimana sudah dijadwalkan dilaksanakan diluar jam pelajaran. Pemantauan kegiatan dilakukan oleh penanggungjawab dengan tetap dibawah koordinasi kepala sekolah dan kepala urusan kesiswaan. Masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan diselesaikan/dicarikan solusi secara musyawarah. Pengevaluasian ekstrakurikuler dilaksanakan setiap akhir semester dilakukan oleh penanggungjawab ekstrakurikuler sesuai dengan indikator pengevaluasiannya yakni evaluasi jenis kegiatan, evaluasi pengajar/pembina, dan evaluasi peserta didik. Tindak lanjut yang dilakukan adalah apabila ada ekstrakurikuler yang tidak berjalan maka akan diganti dengan ekstrakurikuler lain, pengajar/pembina yang kinerjanya bagus ada perpanjangan kontrak namun sebaliknya akan diberhentikan sesuai dengan masa habis kontraknya kemudian pihak sekolah membuka kembali open recruitment, dan bagi peserta didik sebagai nilai pada rapor
Analisis Visi Dan Misi Berdasarkan Rencana Kerja Tahunan Bidang Kesiswaan
Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana ketercapaian Visi dan Misi sekolah dilihat dari rencana kerja tahunan sekolah khususnya dibidang kesiswaan. Pendekatan Penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskripsi. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Pengecekan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Hasil Penelitian Menunjukkan Tercapainya visi dan misi sekolah pada bidang kesiswaan mengacu pada program sekolah sebagaimana yang telah direncanakan dalam Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang telah diaktualisasi, selain program sekolah pencapaian visi misi sekolah juga ditunjang oleh keberadaan program ekstrakurikuler seperti, pembinaan osis yang fokus kepada pembentukan nilai-nilai karakter peserta didik. Adapun rencana kerja sekolah terkhusus di bidang kesiswaan menjelaskan program kerja atau pembinaan kesiswaan selama empat tahun seperti; (1) rapat koordinasi antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan pembina ekstrakurikuler, (2) pemberian penghargaan kepada siswa berprestasi, (3) dokumentasi kegiatan kesiswaan
Manajemen Pembelajaran Sekolah Terpadu (Studi Pada Sekolah Terpadu Al Biruni Makassar)
This study reviews the learning management integrated school in Makassar with research sites in an integrated school Al Biruni Makassar. The focus in this research is the learning management in an integrated school which consists of lesson plans, learning implementation, and evaluation. The approach used in this study is a qualitative descriptive approach. The unit of analysis in this research is the principal, teachers, and students. Data collection techniques were interviews, observation, and documentation. The results showed that the learning management consisting of lesson plans, learning implementation, and evaluation of learning has been implemented in accordance with the existing procedures as other schools in general. This integrated concept in this school that is located in its curriculum, which integrates religious values on each of the subjects taught to students.Keywords: Learning Management, Integrated Schoo
Praktik Pengalaman Lapangan Program Studi Adinistrasi Pendidikan, Sebuah Refleksi
Artikel ini fokus pada pola pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) pada program Studi Administrasi Pendidikan (AP) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar. penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah dosen pendamping, kaprodi AP, mentor, dan mahasiswa AP yang telah memprogramkan mata kuliah PPL. Informan utama dari penelitian ini adalah mahasiswa Administrasi Pendidikan yang telah mengikuti program PPL. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, studi dokumentasi dan focus group discussion. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pelaksanaan PPL pada prodi AP belum memiliki pola yang baku. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini karena AP merupakan prodi yang tidak menghasilkan guru, sementara panduan untuk PPL non-keguruan belum tersedia. Program dan aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa selama berada di lokasi PPL belum terstruktur dan terkesan tidak jelas. Pembimbingan yang dilakukan oleh dosen pembimbing dan pamong juga belum fokus, terutama untuk mahasiswa yang mengikuti program KKN PPL terpadu
SCHOOL LIBRARY SERVICES AT UPT SMA NEGERI 5 ENREKANG DURING THE PANDEMIC PERIOD
The purpose of this study was to determine library services in this case circulation services, reference services, on-site reading services and ICT-based services as well as supporting and inhibiting factors in school library services. This research approach is qualitative with a type of description. Data collection techniques were carried out by interview, observation and documentations. Data analysis techniques using data reduction, data presentation and drawing conclusions. Checking the validity of the data is done by trianggulation technique. The reserch results showed that : 1) the circulation service has a collection of 19,839 books, but does not yet have a non-book collection such as tape recorders, sound slides, video cassettes, sound films and many more. The system used in this library is an open service system. 2) The reference service has 587 collections consisting of dictionaries, encyclopedias, maps and others. In this service, users can obtain information and assistance regarding the existence of the collection needed. 3) on-site reading services, in this service the library provides 6 reading tebles placed in several corners of the room so that students get good lighting and air circulation. Howefer, this service is currently unvailable because students rarely use it. 4) ICT-based services, in the SMA Negeri 5 Enrekang library this service is not yet available because officers are still in the stage of entering library materials into the library application. While the supporting factors for library services are the personnel or the staff themselves, staff commitment and adequate books. While the inhibiting factors are the library collections which are still in hard copy form, lack of student interest and limited staff/librarians
PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 SOPPENG SULAWESI SELATAN
This study aims to determine the portrait of the implementation of Blended Learning-Based Learning learning consisting of planning, implementing, and evaluating knowledge. This research approach is qualitative with a type of description research—data collection techniques are in the form of interviews, observations, and documentation. The data analysis technique uses miles and Huberman models. They are checking the validity of the data using triangulation techniques. The results showed that: Learning planning There is no specific policy issued by schools regarding blended learning-based learning, preparation of human style resources in the form of In House Training (IHT) training to teacher teachers regarding procedures for using the Learning Management System called Google Classroom, Implementation of learning, teachers choosing methods and media to be used, the level of student activity in the blended learning process is greatly influenced by available networks, online learning strategies that are taking material from the internet, media used when learning blended laptops and cellphones, learning applications used by Google Classroom, Zoom Meeting, Google Meet, WhatsApp, and Telegram. Evaluation of realizing using a different learning system during online learning with face-to-face learning, the form of assessment given by the teacher online is in the form of quizzes and online tests through learning applications, while when offline, the teacher provides a direct evaluation in the form of hardcopy of questions to students.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potret pelaksananaan pembelajaran Pembelajaran Berbasis Blended Learning terdiri perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.Pendekatan Penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskripsi. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Pengecekan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Perencanaan pembelajaran Tidak ada kebijakan khusus yang dikeluarkan oleh sekolah mengenai pembelajaran berbasis blended learning, penyiapan Sumber gaya manusia berupa pelatihan In House Training (IHT) kepada guru guru mengenai tata cara penggunaan Learning Managemen System bernama Google Classroom, Pelaksanaan pembelajaran, guru pemilihan metode dan media yang akan digunakan, tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran blended sangat dipengaruhi oleh jaringan yang tersedia, strategi pembelajaran yang online yaitu mengambil materi dari internet, Media yang digunakan pada saat pembelajaran blended laptop dan handphone, Aplikasi pembelajaran yang digunakan Google Classroom, Zoom Meeting, Google Meet, WhatsApp, dan Telegram. Evaluasi pembelajaran menggunakan sistem pembelajaran yang berbeda pada saat pembelajaran daring dengan pembelajaran tatap muka,bentuk evaluasi yang diberikan guru pada saat daring berupa kuis dan test online lewat aplikasi pembelajaran, sementara pada saat luring guru memberi evaluasi secara langsung berupa hardcopy soal kepada siswa.