16 research outputs found

    Penerapan Modelpembelajaran Mind Mapping Berbantuan Media Gambar pada Mata Pelajaran IPS Terpadu untuk Meningkatkanhasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Darussalam

    Full text link
    Model mind mapping merupakan suatu model pembelajaran yang mempelajari konsep atau teknik mengingat sesuatu dengan bantuan mind map (teknik pembelajaran menggunakan peta konsep, pencatatan materi belajar dituangkan dalam bentuk diagram yang memuat simbol, kode, gambar dan warna yang saling berhubungan) sehingga kedua bagian otak manusia dapat digunakan secara maksimal. Media gambar merupakan suatu alat atau yang digunakan untuk menyampaikan pesan secara visual. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Tingkat hasil belajar siswa; (2) Kegiatan guru dan siswa; (3) Kecakapan guru dalam mengelola pembelajaran; dan (4) Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran mind mapping berbantuan media gambar. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Darussalam Aceh Besar yang berjumlah 21 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan (1) Lembar pre-test dan post- test; (2) Lembar pengamatan kegiatan guru dan siswa; (3) Lembar pengamatan Kecakapan guru; dan (4) lembar tanggapan siswa. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Keberhasilan penelitian ini menunjukkan (1) Skor ketuntasan secara individual naik dari 12 siswa yang tuntas pada siklus I, 13 siswa tuntas pada siklus II, dan 20 tuntas pada siklus III, persentase ketuntasan klasikal pun meningkat dari 50% pada siklus I, 60% pada siklus II, dan 90% pada siklus III; (2) kegiatan guru dan siswa meningkat menjadi sesuai dengan persentase waktu ideal; (3) Kecakapan guru meningkat dari perolehan skor 2,55 pada siklus I dengan kategori sedang, skor 3,1 pada siklus II dengan kategori baik, dan 3,46 pada siklus III dengan kategori baik; (4) Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran mind mapping berbantuan media gambar dapat dikatakan baik, 86 persen dari 21 siswa berpendapat dengan belajar melalui model pembelajaran mind mapping berbantuan media gambar dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajar

    Penerapan Metode Pembelajaran Lesson Study untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa SMA Negeri Sawang Kabupaten Aceh Selatan

    Full text link
    Model pembelajaran Lesson Study merupakan suatu proses dalam pengembangan profesionalitas guru dengan jalan menyelidiki atau menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif. Tujuan penelitian untuk mengetahui (1) Peningkatan hasil belajar; (2) Aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran; (3) Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran; dan (4) Respon siswa setelah mengikuti proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran lesson study di SMAN Sawang Aceh Selatan. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMAN Sawang Aceh Selatan yang berjumlah 33 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar, lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa, lembar pengamatan keterampilan guru dan pengamatan respon siswa terhadap model pembelajaran lesson study. Analisis data menggunakan statistik deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Persentase ketuntasan secara individual meningkat pada siklus I terdapat 28 siswa tuntas dan pada siklus II terdapat 33 siswa tuntas sedangkan persentase ketuntasan klasikal juga meningkat dari 70% pada siklus I menjadi 90% pada siklus II; (2) Aktivitas guru dan siswa dari siklus I sampai siklus II telah mencerminkan penerapan menggunakan metode pembelajaran; (3) Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran lesson study meningkat, hal ini terlihat pada siklus I diperoleh skor 2,36 dan pada siklus II diperoleh 2,7 dengan katagori baik; dan (4) Respon siswa setelah mengikuti pembelajaran antara lain 84,8 persen siswa menjawab metode yang diajarkan masih baru dan suasana kelas menyenangkan, 93,9 persen siswa menjawab dapat memahami pembelajaran dan materi yang dipelajari menarik, 87,8 persen siswa menjawab model pembelajaran menarik.75,7 persen siswa mengatakan penampilan guru menarik, 96,9 persen siswa menjawab dapat memotivasi siswa, suasana kelas menarik dan berminat mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran lesson stud

    Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together Berbasis Media Powerpoint Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Banda Aceh

    Full text link
    Model pembelajaran learning together mempunyai ciri khas adanya interaksi tatap muka, interdependensi positif, tanggung jawab individual, kemampuan interpersonal dan kelompok kecil. Model learning together divariasikan dengan media powerpoint, maka akan meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa; aktivitas guru dan siswa; keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran; dan respon siswa terhadap model pembelajaran learning together berbasis media powerpoint. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 4 Banda Aceh yang berjumlah 31 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar soal, pengamatan aktivitas guru dan siswa, pengamatan keterampilan guru mengelola pembelajaran, dan respon siswa terhadap model learning together berbasis media powerpoint. Analisis data menggunakan statistik deskriptif persentase. Hasil penelitan menunjukan bahwa; terjadinya peningkatan persentase hasil belajar siswa secara individu. Persentase ketuntasan klasikal meningkat dari 60 persen siklus I, 70 persen siklus II, menjadi 90 persen siklus III; terjadi peningkatan pada aktivitas guru dan siswa, dari 11 aktivitas, diperoleh 6 aktivitas guru dan siswa yang sudah sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan, dan 8 aktivitas guru dan siswa yang sudah sesuai pada siklus II, sementara pada siklus III aktivitas guru maupun aktivitas siswa sudah dikatagorikan sesuai dengan standar; terjadi peningkatan pada keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran yaitu dengan skor 2,73 untuk siklus I, 3,14 untuk siklus III dan 3,50 pada siklus III dengan katagori baik; respon siswa setelah mengikuti model pembelajaran learning together berbasis media powerpoint; (a) 93,5 persen siswa menjawab cara guru menerangkan masih baru; (b) 100 persen model pembelajaran yang mereka ikuti masih baru. (c) 90,3 persen siswa menjawab memahami materi pelajaran yang diikuti; (d) sebahagian besar siswa menjawab suasana kelas, penampilan guru, materi, soal evaluasi menarik; (e) 96,8 persen siswa menjawab berminat mengikuti pembelajaran dengan model learning together selanjutny

    Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Menggunakan Video Dokumenter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas XI SMA Negeri 1 Unggul Baitussalam Aceh Besar

    Full text link
    Video dokumenter adalah media audio visual yang menyajikan suara sekaligus gambar yang memungkinkan peserta didik lebih tertarik mempelajari fenomena-fenomena dan gejala-gejala alam yang terjadi saat ini disesuaikan dengan materi pembelajaran yang melibatkan suatu USAha eksplorasi dari orang-orang, pelaku-pelaku yang nyata, dan situasi yang sungguh nyata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) Peningkatan hasil belajar siswa; (2) Aktivitas guru dan siswa; (3) Keterampilan guru; dan (4) Respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran inkuiri dengan menggunakan video dokumenter. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPS-2 SMA Negeri 1 Unggul Baitussalam yang terdiri atas 25 peserta didik. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar siswa, lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa, lembar pengamatan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran, dan angket respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran inkuiri dengan menggunakan video dokumenter yang telah dilaksanakan. Analisis data menggunakan statistik deskriptif persentase. Hasil penelitian diperoleh bahwa; (1) Persentase ketuntasan individual pada siklus I yaitu 40 persen, pada siklus II 64 persen, dan pada siklus III 96persen. Secara klasikal, persentase ketuntasan pada siklus I yaitu 40 persen, pada siklus II meningkat menjadi 60 persen, dan pada siklus III menjadi 90 persen; (2) Aktivitas guru dan siswa dikatakan meningkat dari siklus I sampai dengan siklus III; (3) Keterampilan guru pada siklus I diperoleh skor 2,57dengan kategori sedang, pada siklus II dikategorikan baik dengan skor 2,94, dan pada siklus III dengan skor 3,47 dengan kategori baik; (4) Respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran inkuiri dengan menggunakan video documenter dapat dikatakan positif. Ini terbukti bahwa peserta didik dapat memahami materi yang disajikan guru terhadap penerapan model pembelajaran inkuiri dengan menggunakan video dokumenter

    Penerapan Model Pembelajaran Stad Dengan Berbantuan Media Quick on the Draw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tanah Jambo Aye

    Full text link
    Model pembelajaran STAD merupakan salah satu model yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran. Quick on the draw merupakan aktivitas riset untuk kerja tim agar menyelesaikan satu set soal dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Peningkatan hasil belajar siswa; (2) Aktivitas guru dan siswa; (3) Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran; dan (4) Respon siswa terhadap model pembelajaran STAD berbantuan media quik on the draw. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tanah Jambo Aye yang berjumlah 25 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan (1) Lembar pre-test dan post-test; (2) Lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa; (3) Lembar pengamatan keterampilan guru; dan (4) lembar respon siswa. Analisis data menggunakan statistik deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Persentase ketuntasan secara individual meningkat dari 17 siswa yang tuntas pada siklus I, dan 23 siswa tuntas pada siklus II, persentase ketuntasan klasikal pun meningkat dari 60% pada siklus I, dan 90% pada siklus II; (2) Aktivitas guru dan siswa meningkat menjadi sesuai dengan persentase waktu ideal; (3) Keterampilan guru meningkat dari perolehan skor 3,00 pada siklus I dengan kategori baik, dan 3,33 pada siklus II dengan kategori baik; (4) Respon siswa, terhadap model pembelajaran STAD berbantuan media quick on the draw dapat dikatakan baik. 95 persen dari 25 siswa berpendapat bahwa dengan belajar melalui model pembelajaran STAD berbantuan media quick on the draw dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi yang telah dipelajari
    corecore