2 research outputs found

    Konsentrasi Klorofil Daun Padi pada Saat Kekurangan Air yang Diinduksi dengan Polietilen Glikol

    Full text link
    KONSENTRASI KLOROFIL DAUN PADI PADA SAAT KEKURANGAN AIR YANG DIINDUKSI DENGAN POLIETILEN GLIKOL ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai konsentrasi klorofil daun padi (Oryza sativa L.) kultivar Serayu dan IR 64 pada saat kekurangan air yang diinduksi dengan polietilen glikol (PEG). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan konsentrasi klorofil total, klorofil a dan klorofil b pada daun padi pada saat kekurangan air yang diinduksi dengan PEG 8000 dengan mengkultur tanaman padi pada medium dengan potensial air (PA) 0; -0,5 dan -1 MPa. Sampel helaian daun (lamina) untuk tiap perlakuan diambil sebanyak 1 g, dihaluskan dengan mortar dan pestel, lalu diekstraksi dengan alkohol 95% sampai semua klorofil terlarut. Ekstrak disaring dan supernatan ditampung dalam labu ukur 100 ml, lalu ditambahkan alkohol 95% sampai 100 ml. Konsentrasi klorofil diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 649 dan 665 nm. Berdasarkan hasil yang diperoleh, tanaman padi kultivar Serayu dan IR 64 mulai mengalami kekeringan pada PEG dengan PA -0,5 MPa dengan ciri-ciri daun yang kering, menggulung dan batang yang berwarna kecoklatan. Perbedaan konsentrasi klorofil total, klorofil a, dan klorofil b pada daun padi kultivar Serayu dan IR 64 diamati pada PEG dengan PA 0; -0,5 dan -0,1 MPa. Kata kunci: konsentrasi klorofil, polietilen glikol (PEG), kekurangan air, padi kultivar Serayu dan IR 64 THE CHLOROPHYLL CONCENTRATION IN RICE LEAVES UNDER POLYETHYLENE-GLYCOL- INDUCED WATER DEFICIT ABSTRACT A research was conducted to evaluate the concentrations of total clorophyll, chlorophyll a and clorophyll b in rice (Oryza sativa L.) leaves under polyethylene-glycol-induced water deficit. The water deficit was induced by culturing the plants in medium containing polyethylene glycol (PEG) 8000 with water potential (PA) 0;-0,5; and -1 MPa for 2 days. Leaf lamina (1 g) was sampled from each treatment at day 0 and 2. Each sample was ground using porcelain mortar and pestle, and extracted with 95% ethanol until all chlorophyll was dissolved. The extract was filtered, the supernatant was collected in 100 ml flask and added with 95% ethanol until 100 ml. The chlorophyll concentration was measured using spechtrophotometer at 649 and 665 nm. The dry and rolled leaves and brown stems were observed in cultivar Serayu and IR 64 that were cultivated in media containing PEG with PA -0,5 and -1,0 MPa. The concentrations of total chlorophyll, chlorophyll a and b in leaves of cultivar Serayu and IR 64 cultivated in media containing PEG with PA 0; -0,5 and -1,0 MPa were different

    Karakterisasi Morfologi Polen pada Sepuluh Famili Tumbuhan Berbunga

    Full text link
    Polen dapat digunakan untuk mengidentifikasi tumbuhan, karena memiliki karakter morfologi yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis morfologi polen pada 10 famili tumbuhan berbunga. Analisis morfologi polen ini menggunakan metode asetolisis yaitu melisiskan dinding sel polen dengan asam asetat glasial dan asam sulfat pekat (H2SO4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Liliaceae memiliki panjang aksis polar (P), diameter ekuator (E), dan indeks P/E tertinggi yaitu mencapai 66 µm, 40 µm dan 1.65. Semua famili memiliki unit polen yang sama yaitu monad. Punicaceae, Poaceae, Euphorbiaceae, Oxalidaceae, Apcynaceae, Sapindaceae, Acanthaceae, dan Rubiacea memiliki bentuk polen Subspheroidal, sedangkan Iridaceae dan Liliaceae memiliki bentuk polen prolat. Punicaceae, Euphorbiaceae, Oxalidaceae, Sapindaceae, dan Acanthaceae memiliki ukuran Perminuta, Poaceae, Apcynaceae, Iridaceae, dan Rubiaceae memiliki ukuran Minuta-, sedangkan hanya Liliaceae yang memiliki ukuran magna. Punicaceae, Euphorbiaceae, Apocynaceae, Sapindaceae, Iridaceae, Acanthaceae, dan Rubiaceae memiliki tipe apertura tricolporate, Poaceae dan Oxalidaceae memiliki tipe monocolpate, sedangkan Liliaceae tipe inaperturate. Semua famili memiliki skulptur tipe scarbat, kecuali Liliaceae yang memiliki tipe reticulate. Sepuluh famili tumbuhan berbunga pada penelitian ini memiliki karakter morfologi yang bervariasi, sehingga dapat dijadikan acuan dalam mengidentifikasi tumbuhan
    corecore