12 research outputs found

    PENGGUNAAN WARNA LAMPU BAWAH AIR YANG BERBEDA PADA BUBU LIPAT MODIFIKASI SATU PINTU TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus spp)

    Get PDF
    Bubu merupakan alat tangkap yang umum dikenal nelayan sebagai alat tangkap yang biasa dioperasikan pada dasar perairan menggunakan sistem rawai serta memiliki karakteristik pasif, selektif, dan ramah lingkungan. Lampu bawah air untuk alat tangkap bubu belum pernah dipraktekkan oleh nelayan khususnya pada pengoperasian bubu lipat rajungan. Penelitian ini bertujuan menentukan komposisi hasil tangkapan dan pengaruh penggunaan lampu bawah air yang berbeda pada bubu lipat penelitian terhadap hasil tangkapan serta menghitung produktivitas bubu lipat penelitian terhadap hasil tangkapan dan persentase kelayakan hasil tangkapan bubu lipat penelitian. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah experimental fishing dengan total bubu yang digunakan adalah 30 buah (masing-masing 10 unit bubu setiap perlakuan) dan dilakukan sebanyak 20 kali ulangan (trip). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji normalitas, uji T dan uji Wilcoxon. Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh pada bubu kontrol (bubu nelayan) 9 jenis dengan total 248 ekor seberat 23,39 kg, bubu modifikasi lampu putih mendapatkan 10 jenis dengan total 224 ekor seberat 25,94 kg, bubu modifikasi lampu biru juga mendapatkan 10 jenis hasil tangkapan dengan total 167 ekor seberat 17,42 kg. Penggunaan lampu LED berwarna putih dinyatakan berpengaruh nyata dalam hasil tangkapan bernilai ekonomis baik dilihat dari jumlah (ekor) dan berat (kg) apabila dibandingkan dengan bubu kontrol dan bubu modifikasi lampu biru. Kata kunci: bubu lipat, lampu LED, rajungan, warna lamp

    TAHANAN GERAK DAN GERAK PITCHING KAPAL PENANGKAP IKAN BERDASARKAN BENTUK LINGGI HALUAN

    Get PDF
    Desain kapal penangkap ikan di Indonesia sangat beragam, salah satu keragamannya terletak pada bentuk linggi haluan kapal. Bentuk linggi yang sesuai dapat meningkatkan performa kinerja kapal. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi kemampuan kapal berdasarkan bentuk linggi haluannya terhadap tahanan dan performa gerak pitching kapal. Tiga bentuk linggi haluan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Raked Bow Tegak (RBT), Raked Bow Landai (RBL), dan Spoon Bow (SB) yang dikombinasikan dengan bentuk kasko u-bottom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan tahanan kasko, bentuk linggi haluan RBT cenderung menghasilkan tahanan yang lebih tinggi, diikuti oleh RBL, dan SB. Berdasarkan performa gerak pitching kapal, bentuk linggi haluan SB cenderung menghasilkan gerak pitching yang lebih tinggi, diikuti oleh RBL dan RBT. Kata kunci: bentuk linggi, kapal perikanan, gerak pitching, tahanan kapal

    STABILITAS KAPAL IKAN KATAMARAN SEBAGAI PENGGANTI KAPAL PURSE SEINE DI KABUPATEN PAMEKASAN MADURA JAWA TIMUR

    Get PDF
    Kapal yang berada di pamekasan sering mengalami kecelakaan kapal dilaut, yang disebabkanoleh cuaca yang ekstrim dan muatan yang berlebih. Kecelakaan tersebut terjadi karena kapal memilikistabilitas yang kurang baik. Salah satu cara untuk memperbaiki stabilitas kapal yaitu dengan mengubahbentuk kapal monohull menjadi katamaran. Kelebihan kapal katamaran yaitu memiliki stabilitas lebihbaik, daya jelajah yang lebih jauh, dan tahanan serta gesekan kapal lebih kecil dibandingkan kapalberbentuk monohull. Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu simulasi dan uji model dengankomputer melalui tahapan desain kapal, uji tahanan kapal, desain bangun dan tata ruang, serta analisastabilitas kapal. Kapal purse seine yang diteliti bernama KM.Sampoerna, dengan ukuran utama kapalyaitu: panjang 17m, lebar 4,15m, kedalaman 1,5m, dan sarat air 1m. Berdasarkan hasil uji stabilitas padakapal katamaran dengan menggunakan kriteria IMO (International Maritime Organization ),didapatkan nilai GZ maksimum pada kondisi 1 sebesar 1,119m di sudut 310, kondisi 2 sebesar 1,11m disudut 320, dan kondisi 2 sebesar 1,104m di sudut 330. Sedangkan pada kapal monohull didapatkan nilaiGZ maksimum pada kondisi 1 sebesar 0,257m di sudut 640, kondisi 2 sebesar 0.289m di sudut 660, dankondisi 3 sebesar 0,245m di sudut 660. Hal ini membuktikan bahwa kapal katamaran memiliki stabilitasyang lebih baik, sehingga dapat membantu mengurangi masalah kecelakaan di laut.Kata kunci: desain, kapal katamaran, tahanan, stabilita

    PERFORMA STABILITAS KAPAL PURSE SEINE SAMPOERNA 02 KABUPATEN PAMEKASAN, JAWA TIMUR

    Get PDF
    Kapal purse seine merupakan armada penangkapan ikan yang tergolong sebagai encircling gear dan umumnya menangkap ikan yang bergerombol. Kapal purse seine Sampoerna 02 termasuk salah satu armada yang berlokasi di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur dan pernah mengalami risiko kecelakaan kapal. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan menganalisis kapal Sampoerna 02, terhadap 4 kondisi kapal, yaitu kondisi kapal kosong, kapal berangkat menuju ke fishing ground, kapal berada di fishing ground, dan pada saat kapal pulang. Perhitungan rasio dimensi utama kapal, diperoleh nilai L/B sebesar 4,15, nilai L/D sebesar 9,44, dan nilai B/D sebesar 2,28. Perhitungan dan analisis stabilitas kapal menggunakan kriteria dari standar International Maritime Organization (IMO). Berdasarkan perhitungan stabilitas diperoleh nilai GZ maksimum pada sudut 30° pada kondisi 1 sebesar 0,531 m, kondisi 2 sebesar 0,322 m, kondisi 3 sebesar 0,362 m, dan kondisi 4 sebesar 0,391. Berdasarkan hasil analisis stabilitas, kapal Sampoerna 02 pada kondisi 1 dan kondisi 4 memiliki stabilitas yang baik, berbeda dengan stabilitas yang dihasilkan pada kondisi 2 dan 3. Hal ini diakibatkan oleh adanya perubahan muatan serta tata letak yang dipindahkan ke atas kapal. Sehingga untuk memperoleh hasil stabilitas yang baik perlu dilakukan kajian lanjutan terkait manajemen tata letak dan muatan di atas kapal. Kata kunci: stabilitas kapal, kapal purse seine, kapal perikana

    BENTUK LINGGI HALUAN KAPAL PENANGKAP IKAN (KURANG DARI 30 GT)

    Get PDF
    Haluan kapal merupakan bagian terdepan yang terkena dampak secara langsung terhadap gelombang laut. Di Indonesia, haluan kapal ikan memiliki keragaman dan ciri khusus yang disesuaikan dengan karakteristik setiap daerahnya. Bentuk haluan kapal ikan diduga disesuaikan dengan unit alat tangkap, daerah penangkapan ikan, dan daerah pembuatan kapal. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi bentuk linggi haluan kapal berdasarkan jenis alat tangkap, daerah penangkapan, dan daerah pembuatan kapal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dan studi pustaka. Analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan parameter alat tangkap yang digunakan, daerah penangkapan ikan, dan daerah pembuatan kapal. Melalui proses survei dan studi pustaka, diperoleh tiga puluh kapal sampel. Kapal sampel teridentifikasi menjadi dua bentuk linggi haluan, yaitu bentuk haluan miring (raked bow) dan bentuk haluan sendok (spoon bow). Berdasarkan hasil analisa, bentuk linggi haluan dibuat masyarakat nelayan di galangan kapal dengan mempertimbangkan suatu kebiasaan suatu daerah dalam membuat kapal.Kata kunci: bentuk haluan kapal, kapal ikan, raked bow, spoon bow

    DISTRIBUSI MUATAN KAPAL PURSE SEINE KABUPATEN PAMEKASAN, JAWA TIMUR

    Get PDF
    Kapal purse seine memiliki ukuran yang sangat beragam dan beroperasi untuk menangkap ikan secara bergerombol. Dalam pengoperasiannya juga dibutuhkan kebutuhan ruang muat dan distribusi muatan yang baik sehingga stabilitas kapal tetap terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi distribusi muatan sehingga dapat menghasilikan stabilitas kapal purse seine. Metode penelitian ini menggunakan metode simulasi model kapal. Hasil penelitian ini diperoleh nilai KG terendah pada kapal model B2 yaitu sebesar 1,423 dan nilai KG tertinggi pada kapal model A1 dan A2 yaitu sebear 1,459. Adapun kapal model B2 dan C2 yang menghasilkan nilai yang telah memenuhi standar International Maritime Organization (IMO). Berdasarkan hasil penelitian kapal model B2 cenderung memiliki stabilitas yang lebih unggul dibandingkan kapal model lainnya

    TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PELAYANAN BONGKAR MUAT HASIL TANGKAPAN DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

    Get PDF
    Salah satu fungsi pelabuhan perikanan adalah memberikan pelayanan bongkar muat hasil tangkapan. Sangat penting untuk mengetahui kepuasan pelanggan sebagai feedback jasa yang telah diberikan. Dalam penelitian ini belum diketahui kepuasan pelanggan terhadap pelayanan bongkar muat hasil tangkapan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menentukan tingkat kepuasan pelanggan serta mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam kepuasan pelanggan. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Responden terdiri dari 20 orang pemilik kapal dan 20 orang pengurus kapal dari jumlah populasi kapal yang mendaratkan hasil tangkapan sebanyak kurang lebih 300 kapal per bulan. Data dianalisis menggunakan analisis Customer Satisfaction Index (CSI) dan Importance Performance Analysis (IPA). Dari analisis CSI diperoleh tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan bongkar muat hasil tangkapan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta sebesar 81,78 % yang berada pada kategori “Sangat Memuaskan”. Faktor-faktor yang berperan dalam kepuasan pelanggan yaitu kehadiran petugas di lapangan, kemampuan petugas dalam melayani, ketersediaan petugas saat dibutuhkan, kelancaran kegiatan bongkar muat hasil tangkapan, terjaminnya kerahasiaan dokumen, dan sikap petugas dalam pelayanan. Namun demikian masih ada faktor-faktor yang membuat pelanggan tidak puas terhadap pelayanannya. Kata kunci: bongkar muat, kepuasan pelanggan, pelabuhan perikanan, pelayanan pelabuha

    JENIS DAN UKURAN LOBSTER (Panulirus spp) YANG DIDARATKAN DI TEMPAT PENDARATAN IKAN KABUPATEN KEBUMEN

    Get PDF
    Lobster merupakan salah satu komoditas ekspor yang banyak ditangkap oleh nelayan di pesisir selatan Kabupaten Kebumen. Nelayan Kebumen menangkap lobster sepanjang tahun.  Pemerintah perlu memonitor perikanan lobster agar pengelolaan lobster berkelanjutan.  Dibutuhkan baseline data lobster terutama panjang berat untuk menduga status pemanfaatan lobster.  Namun, informasi yang minim menjadi tantangan untuk mengestimasi dan menganalisis status stok terutama pada perikanan skala kecil. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis spesies lobster yang didaratkan dan menghitung ukuran lobster yang didaratkan  di tiga pendaratan ikan Perairan Kebumen pada Maret-Agustus 2022. Data yang dibutuhkan yaitu jenis, panjang karapas dan berat lobster yang didaratkan di tiga TPI di Kabupaten Kebumen. Data dianalisis secara deskriptif.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis lobster yang tertangkap pada saat penelitian, yaitu; lobster pasir, lobster mutiara dan lobster bambu.  Jumlah total hasil tangkapan lobster mencapai 3.530 ekor. Rata-rata panjang karapas lobster yang didaratkan adalah 40-112 mm dengan rata-rata berat mencapai 32-355 gram. Ukuran lobster yang tertangkap sudah dapat dikatakan dalam status yang layak tangkap. Jumlah lobster serta rata-rata ukuran panjang karapas dan distribusi berat mengalami penurunan jika dibandingkan hasil tangkapan periode November-Desember 2020 dan Januari 2021. Sebaiknya lobster ditangkap pada musim puncak penangkapan lobster. Kata kunci: jenis, Kebumen, lobster (Panulirus spp), ukura

    PEMANFAATAN EKSTRAK BATANG PISANG SEBAGAI PEMBIUS UNTUK MENSEPARASI NILA

    Get PDF
    Penelitian ditujukan untuk menentukan konsentrasi pembius ekstrak batang pisang yang dapat membius nila (Oreochormis niloticus). Indikator keberhasilannya didasarkan atas waktu kolaps tercepat dan waktu pulih terlama. Sebanyak 29 ikan belum layak konsumsi berukuran panjang total antara 12,6-18,5 cm dan 25 ikan layak konsumsi (18,6-24,5 cm) dijadikan sebagai sampel penelitian. Pembiusan difokuskan terutama pada ikan belum layak konsumsi yang akan diseparasi, karena lebih rentan terhadap zat pembius dibandingkan dengan ikan layak konsumsi. Konsentrasi pembius yang digunakan terdiri atas 1%, 2%, dan 3%. Respon ikan terhadap pembiusan disesuaikan dengan tabel McFarland (1959). Hasilnya adalah zat pembius yang terkandung dalam batang pisang berupa saponin. Konsentrasi pembius 3% lebih baik dibandingkan dengan 2% dan 1%, karena ikan lebih cepat kolaps dan lebih lama pulih. Ikan belum layak konsumsi akan kolaps setelah pembiusan selama 25-60 menit dengan waktu pulih antara 28-50 menit. Adapun ikan layak konsumsi akan kolaps setelah dibius selama 82-93 menit dan akan pulih kembali antara 58-90 menit. Kata kunci: batang pisang, layak konsumsi, nila, saponin, waktu kolaps, waktu puli

    PERSEPSI SUPPLIER DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK IKAN LAYUR DI PT PIB, PPN MUARA ANGKE

    Get PDF
    Permasalahan yang dihadapi industri pengolahan ikan layur di PPN Muara Angke adalah ketidakpastian pasokan bahan baku. Ketersediaan bahan baku yang tidak pasti dapat menyebabkan ketidaklancaran pada proses produksi dan rendahnya utilitas industri perikanan. Untuk menilai efektivitas rantai pasok perlu menilai kelancaran informasi dan bahan baku serta nilai tambah produk. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan persepsi supplier terhadap kelancaran pasokan dari ikan layur, dan menghitung nilai tambah pengolahan ikan layur. Penelitian ini menggunakan metode case study dengan metode pengumpulan data dilakukan dengan accidental sampling. Analisis data menggunakan pendekatan skoring untuk menghitung persepsi dan metode Hayami untuk analisis nilai tambah. Persepsi supplier terhadap aliran informasi dan bahan baku menunjukkan hasil yang beragam, untuk supplier nelayan dari dalam PPN Muara Angke menunjukkan persepsi yang lebih baik karena adanya kemitraan dengan pihak PT PIB dan dukungan PPN Muara Angke berupa fasilitas pelabuhan. Nilai tambah pengolahan produk layur beku adalah Rp136.891,37/kg, hal ini menunjukkan bahwa usaha ikan layur beku menguntungkan. Faktor konversi memiliki nilai 1,58 yaitu setiap satu kg bahan baku ikan layur yang digunakan akan menghasilkan 1,58 kg output atau produk. Kata kunci: ikan layur, persepsi, PPN Muara Angke, PT PIB, rantai paso
    corecore