1 research outputs found

    EFEKTIVITAS WORKPLACE EXERCISE DAN ISTIRAHAT PENDEK TERHADAP UPPER CROSS SYNDROME AKIBAT REPETITIVE MOTION : NARRATIVE REVIEW

    Get PDF
    Latar Belakang: Upper cross syndrome adalah pola disfungsional postural umum yang menggambarkan disfungsi tonus otot disekitar shoulder atau cervicothoracic sehingga menyebabkan muscle imbalance dan abnormal postur. Upper cross syndrome biasanya disebabkan oleh sesi kerja yang terlalu lama, posisi statis yang berkelanjutan dan repetitive motion dengan poor posture. Pengukuran menggunakan DASH kuisioner menunjukan hasil 65 % karyawan mengeluh upper cross syndrome dari grade ringan sampai berat, sehingga dapat mempengaruhi kualitas kerja dan produktivitas karyawan. Salah satu cara untuk menangani keluhan upper cross syndrome yaitu dengan pemberian workplace exercise dan istirahat pendek. Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas workplace exercise dan istirahat pendek terhadap upper cross syndrome akibat repetitive motion berdasarkan 11 jurnal narrative review. Metode: Jenis penelitian ini adalah narrative review, dimana pencarian literatur melalui PEDro, APTA dan Google Schoolar yaitu jurnal ilmiah yang diterbitkan minimal pada tahun 2010. Strategi pencarian menggunakan kata kunci dengan format PICO, kemudian di pilih berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil studi literatur dari 3 database didapat 30 artikel yang dianggap bisa memberikan kontribusi data artikel terkait hasil yang ingin dicapai penulis. Tahap selanjutnya dilakukan penyaringan data termasuk duplikasi artikel, screening abstrak, full text, dan flowchart sehingga meninggalkan 11 artikel untuk dilakukan review akhir. Artikel yang telah didapat dan sesuai dengan topik penelitian, selanjutnya dilakukan ekstraksi data. Hasil: Workplace exercise dan istirahat pendek sama-sama memiliki efektivitas terhadap upper cross syndrome akibat repetitive motion tapi berdasarkan analisis 11 jurnal workplace exercise memiliki efektivitas yang lebih tinggi, dibuktikan dengan nilai (p <0,05) pada 4 jurnal sedangkan untuk istirahat pendek hanya 3 jurnal. Kesimpulan: Ada efektivitas workplace exercise dan istirahat pendek terhadap upper cross syndrome akibat repetitive motion. Saran: Penelitian ini dapat dijadikan evidance based fisioterapi dalam menangani keluhan upper cross syndrome khususnya workplace exercise yang memiliki pengaruh lebih tinggi
    corecore