Heterogeneous condensation in dense media

The theoretical description of the heterogeneous nucleation kinetics is presented. This description takes into account the perturbation of the vapor phase initiated by the growing droplets. The form of the density profile around the growing droplet is analyzed which leads to some special approximations. Then the process of nucleation in the whole system is described. As the result all main characteristics of the process are determined analytically.Comment: 50 pages, LATE

Local Signal Time-Series during Rest Used for Areal Boundary Mapping in Individual Human Brains

It is widely thought that resting state functional connectivity likely reflects functional interaction among brain areas and that different functional areas interact with different sets of brain areas. A method for mapping areal boundaries has been formulated based on the large-scale spatial characteristics of regional interaction revealed by resting state functional connectivity. In the present study, we present a novel analysis for areal boundary mapping that requires only the signal timecourses within a region of interest, without reference to the information from outside the region. The areal boundaries were generated by the novel analysis and were compared with those generated by the previously-established standard analysis. The boundaries were robust and reproducible across the two analyses, in two regions of interest tested. These results suggest that the information for areal boundaries is readily available inside the region of interest

PERBANDINGAN METODE GRINDING DAN SLURRY PADA PEMBENTUKAN KOKRISTAL ASIKLOVIR-NIKOTINAMIDA

Asiklovir sebagai obat antiviral yang paling banyak digunakan memiliki kelarutan yang rendah (0,2% pada 25oC) sehingga mempengaruhi bioavailabilitas oral, yaitu hanya 15%-20%, dengan waktu paruh obat yang singkat (2-3 jam) (Bruni et al., 2013). Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kelarutan asiklovir adalah pembentukan kokristal. Nikotinamida merupakan vitamin yang larut dalam air dan aman digunakan sebagai koformer untuk membentuk kokristal. Berdasarkan pendekatan synthon, gugus fungsi piridin dan amida pada nikotinamida diprediksikan dapat mengadakan ikatan hidrogen dengan asiklovir membentuk kokristal. Jika ditinjau melalui pendekatan pKa, asiklovir dan nikotinamida memiliki perbedaan pKa kurang dari 3, yaitu dengan pKa asiklovir pada pKa1 2,27; pKa2 9,25 dan pKa nikotinamida pada 3,35 (Wouters et al., 2012). Kokristal asiklovir-nikotinamida dibuat dengan metode grinding dan slurry, yaitu dengan variasi waktu pada metode grinding dan variasi konsentrasi pelarut etanol pada metode slurry. Hasil yang didapatkan dari kedua metode tersebut kemudian dibandingkan dengan kokristal yang didapatkan dari metode penguapan pelarut sebagai metode pembuatan kokristal yang paling umum digunakan