Therapeutic Alliance and Outcome of Psychotherapy: Historical Excursus, Measurements, and Prospects for Research

This paper proposes a historical excursus of studies that have investigated the therapeutic alliance and the relationship between this dimension and outcome in psychotherapy. A summary of how the concept of alliance has evolved over time and the more popular alliance measures used in literature to assess the level of alliance are presented. The proposal of a therapeutic alliance characterized by a variable pattern over the course of treatment is also examined. The emerging picture suggests that the quality of the client–therapist alliance is a reliable predictor of positive clinical outcome independent of the variety of psychotherapy approaches and outcome measures. In our opinion, with regard to the relationship between the therapeutic alliance and outcome of psychotherapy, future research should pay special attention to the comparison between patients’ and therapists’ assessments of the therapeutic alliance. This topic, along with a detailed examination of the relationship between the psychological disorder being treated and the therapeutic alliance, will be the subject of future research projects

Strategi Pengembangan Agribisnis Komoditas Padi dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Kabupaten Jember

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk mengembangan komoditas padi dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan; 2) melakukan analisis rumusan alternatif strategi yang tepat untuk pengembangan komoditas padi dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan; 3) menentukan prioritas strategi yang seharusnya dipilih untuk pengembangan komoditas padi dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan; 4) memberikan rekomendasi kebijakan yang harus dilakukan pemerintah pusat/ daerah untuk meningkatkan ketahanan pangan. Analisis SWOT digunakan untuk menentukan alternatif strategi yang dapat dilakukan pemerintah. Analisis QSPM berfungsi menentukan pilihan strategi prioritas dalam mengembangkan agribisnis padi di Kabupaten Jember. Metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan studi kasus pada Dinas Pertanian Kabupaten Jember dengan sampel responden sebanyak 35 orang. Motivasi petani merupakan kekuatan utama yang dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Jember. Kelemahan utama yang harus diperbaiki adalah kondisi finansial yang lemah. Peluang utama yang dimiliki adalah peningkatan permintaan beras dan ancaman utamanya berupa serangan organisme pengganggu tanaman. Alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh pemerintah diantaranya: 1) Intensifikasi USAhatani padi, 2) Sinergi antara petani, pengusaha dan pemerintah, 3) Penguatan kebijakan pangan daerah yang berpihak kepada petani, 4) Revitalisasi sarana dan prasarana, 5) Diferensiasi produk. Strategi yang menjadi prioritas utama dalam penelitian ini adalah strategi intensifikasi USAha tani padi