11 research outputs found

    ANALISIS HASIL TANGKAPAN IKAN TERI PADA ALAT TANGKAP BAGAN YANG DIOPERASIKAN DI SELAT SOLOR OLEH NELAYAN DI DESA LOHAYONG, KABUPATEN FLORES TTMUR

    Get PDF
    Abstark - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi jumlah hasil tangkapan ikan teri pada alat tangkap bagan yang dioperasikan di Selat Solor Oleh Nelayan di Desa Lohayong, Kabupaten Flores Ttmur. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik observasi dan kemudian data dari hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa jumlah tangkapan ikan teri pada titik 1 adalah sebesar  1659,38 kg/trip, titik 2 sebesar 1265,63 kg/trip, titik 3 sebesar 1518,75 kg/trip, titik 4 sebesar 1771,88 kg/trip, titik 5 sebesar 3290,63 kg/trip, titik 6 sebesar 3543,75 kg/trip, titik 7 sebesar 3796,88 kg/trip, titik 8 sebesar 4050,00 kg/trip, titik 9 sebesar 3290,63 kg/trip, titik 10 sebesar 2531,25 kg/trip, titik 11 sebesar 2278,13 kg/trip, titik 12 sebesar 1771,88 kg/trip, titik 13 sesbesar 1504,80 kg/trip, titik 14 sebesar 1386,90 kg/trip dan titik 15 sebesar 1091,70 kg/trip. Nilai hasil tangkapan ini bervariasi antara 1 titik dengan titik lainnya yaitu berkisar antara 1091,70-4050,00 kg/trip dengan nilai rata-rata sebesar 2316,81 kg/trip. Kata Kunci : Ikan teri, Bagan, Hasil Tangkapa

    SEBARAN JENIS SAMPAH LAUT DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEPADATAN POPULASI DAN KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS PADA KAWASAN EKOWISATA MANGROVE DI PESISIR KELURAHAN OESAPA BARAT, KOTA KUPANG

    Get PDF
    Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran jenis sampah laut dan dampaknya terhadap kepadatan populasi dan keanekaragaman makrozoobentos pada kawasan ekowisata mangrove di Kelurahan Oesapa Barat, Kota Kupang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik observasi dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menemukan 9 jenis sampah laut tersebar di yang pada kawasan ekowisata mangrove, diantaranya sampah plastik, plastik berbusa, kain, gelas dan keramik, logam, kertas dan karton, karet, kayu serta jenis sampah lain-lain dengan nilai rata-rata komposisi jenis dan total kepadatan tertinggi terdapat sampah plastik yaitu dengan nilai rata-rata komposisi sebesar 92,32% dan nilai total kepadatan sebesar 9,622 item/m2. Makrozoobentos yang ditemukan sebanyak 13 jenis makrozoobentos yaitu jenis Nerita lineata, Centhium lutusum, Chicoreus capucinus, Cassidula nucleus, Clypeomorus batillariaeformis, Clypomerus pelucida, Cerithidae cingulate, Cerithium Cordium, Crassostrea cucullata, Anadara granossa, Coenobita brevimanus, Macrophtalimus hoscii dan jenis Metapenaus ensis dengan nilai kepadatan populasi berkisar antara 24-34 ind/m² atau berada pada kategori rendah dan nilai keanekaragamannya berkisar antara 1.457-2.207 yang menggambarkan kondisi struktur komunitas dan lingkungan perairan atau habitat makrozoobentos  pada lokasi penelitian ini dalam keadaan sudah mulai tertekan atau terkena dampak oleh faktor-faktor tertentu yang salah satunya adalah sampah laut. Kata Kunci: Sampah Laut, Makrozoobentos, Habitat, Pesisir, Plastik

    PARTISIPASI MASYARKAT DI DESA HANSISI, KECAMATAN SEMAU, KABUPATEN KUPANG DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN PESISIR

    Get PDF
    Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi masyarakat di Desa Hansisi, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Pesisir. Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara. Jumlah responden yang diwawancarai adalah sebanyak 20 orang.  Data dari hasil wawancara kemudian  dianalisis menggunakan analisis menggunakan teknik skoring berdasarkan skala data dan  dilanjutkan dengan penentuan sebaran frekuensi dari masing-masing skor disetiap skala data, kemudian dari data sebaran frekuensi tersebut ditampilkan dalam bentuk grafik dan dideskripsikan secara kualitatif dan kuantittaif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menemukan bahwa  partisipasi masyarakat di Desa Hansisi, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Pesisir sudah tinggi. Hal ini  dipicu oleh adanya dukungan pemerintah Desa dalam menerapkan program-program tertentu  seperti adanya kegiatan bersih pantai yang dilakukan secara rutin dan juga adanya penerapan efek jerah bagi masyarakat yang membuang sampah serta adanya instansi-instansi terkait seperti perguruan tinggi yang sering melakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa sosialisasi dan juga aktivitas bersih pantai dengan terus melibatkan masyarakat pesisir, sehingga memberi dampak positif bagi masyarakat setempat untuk terus sadar akan kebersihan lingkungan pesisir. Kata Kunci : Partisipasi, Lingkungan Pesisir, Desa Hansis

    JENIS-JENIS LAMUN DI PERAIRAN PESISIR KUBUR CINA, KELURAHAN LEWOLEBA TENGAH , KECAMATAN NUBATUKAN KABUPATEN LEMBATA

    Get PDF
    Abstark – Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis lamun yang terdapat di di perairan pesisir Kubur Cina Kelurahan Lewoleba Tengah Kecamatan Nubatukan Kabupaten Lembata. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi. Sedangkan data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisi menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menemukan bahwa jenis lamun yang terdapat di perairan  Kubur Cina Kelurahan Lewoleba Tengah Kecamatan Nubatukan Kabupaten Lembata adalah terdiri dari 4 jenis yaitu jenis Enhalus acroides, Halophila ovalis, Thalasasia hamprichi dan Halodule uninervis. Jenis-jenis lamun tersebut, juga tersebar ke dalam dua family yaitu untuk spesies Enhalus acroides, Halophila ovalis dan Thalasasia hamprichi termasuk ke dalam family Hydrocharitaceae dan spesies Halodule uninervis termasuk ke dalam family Cymdoceaceae. Kata Kunci : Lamun, Lewoleba Tengah, Lembat

    KAJIAN JENIS, KEPADATAN DAN KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS DI OESAPA BARAT KOTA KUPANG

    Get PDF
    Abstrak - Makrozoobentos yang mendiami suatu wilayah perairan menjadi indikator penentu kualitas perairan hal ini dikarenakan hidup makrozoobentos sangat peka terhadap kerusakan yang terjadi disekitarnya. Kerusakan ini muncul dikarenakan aktivitas ekowisata di wilayah pesisir yang menghasilkam sampah yang mengakibatkan terjadinya degradasi dari ekosistem mangrove seperti. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman dan kepadatan makrozoobentos di sekitar daerah kawasan ekowisata mangrove yang terdapat pada Kelurahan Oesapa Barat, Kota Kupang. Sampel diambil pada lima transek dan lima plot pengamatan sehingga totalnya ada 25 plot dengan ukuran plot 1x1 m2. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Analisis data digunakan untuk mengukur dan mendapatkan hasil dari keanekaragaman makrozoobentos menggunakan formula Indeks keanekaragaman Shanon-Winner dan perhitungan kepadatan populasi makrozoobentos dihitung dengan menghitung jumlah kepadatan individu yang dilakukan per satuan luas area pengambilan sampel. Hasil penelitian ditemukan Nerita lineata memiliki nilai rata-rata komposisi terbesar 23,70%, diikuti jenis Clypomerus pelucida sebesar 17,13%, jenis Centhium lutusum sebesar 11,32%, jenis Chicoreus capucinus sebesar 11,34%, dan sisanya diisi oleh  9 jenis makrozoobentos lainnya. Rata-rata nilai komposisi jenis makrozoobentos memiliki nilai komposisi tertinggi dan mendominasi wilayah kawasan ekowisata mangrove adalah jenis Nerita lineate dan yang terendah adalah Cerithidae cingulated. Kata Kunci: Makrozoobentos, Jenis, Keanekaragaman, Kepadatan   Abstract - Macrozoobenthos that inhabit an area is an indicator of determining the quality of these waters because the life of macrozoobenthos is very sensitive to damage that occurs around it. This damage occurs due to the impact of ecotourism activities in coastal areas such as garbage can lead to degradation of mangrove ecosystems such as the growth rate and survival of mangroves and the associated macrozoobenthos biota in it. The purpose of this study was to determine the diversity and density of macrozoobenthos around the mangrove ecotourism area of west Oesapa Village, Kupang City. Samples were taken on five transects and five observation plots so that in total there were 25 plots with a plot size of 1 x 1 m2. The methods used are qualitative and quantitative. Analysis of the data to measure the diversity of macrozoobenthos used the Shanon-Winner diversity index formula and the calculation of the population density of macrozoobenthos was calculated by calculating the number of individual densities per unit area of collection. The results of the study found that Nerita lineata had the largest average composition value of 23.70%, followed by Clypomerus pellucida at 17.13%, Centhium lutusum at 11.32%, Chicoreus capucinus at 11.34%, and the rest was filled by 9 other types of macrozoobenthos. The average composition value of macrozoobenthos species has the highest composition value and dominates the area of mangrove ecotourism area is Nerita lineate and the lowest is Cerithidae cingulated. Keywords: Macrozoobenthos, Species, Index of Diversity, Densit

    JENIS-JENIS BIOTA AVERTEBRATA AIR KONSUMSI DI PERAIRAN PANTAI TEBUL DESA HOELEA DAN PERAIRAN PANTAI RAMU’ DESA HOELEA II, KECAMATAN OMESURI, KABUPATEN LEMBATA

    Get PDF
    Abtrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis biota avertebrata air konsumsi di perairan Pantai Tebul Desa Hoelea dan Perairan pantai Ramu’ Desa Hoelea II, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata. Teknik mengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi dan juga teknik wawancara. Sedangkan analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan analisis deskriptif kaulitatif. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa biota-biota avertebrata air konsumsi yang terdapat di perairan Pantai Tebul Desa Hoelea dan perairan Pantai Ramu’ Desa Hoelea II, Kecamatan Omesuri, Kabupaten lembata adalah berasal dari 3 filum yang berbeda yaitu filum Mollusca, Echinodermata dan Artrophoda yang berasal dari sub-filum Crustacea. Dari ketiga filum tersebut memiliki jumlah spesies atau jenis yang berbeda pula, dimana jumlah spesies avertebrata air konsumsi terbanyak adalah berasal dari filum Mollusca yaitu sebanyak 15 spesies yang terdiri dari spesies  Stenoplax alata, Lambis lambis, Haliotis asinine, Haliotis diversicolor, Trochus maculatus, Trochus fenestratus, Angaria delphinus, Conus generalis, Conus lentiginosus, Conus papilliterus, Chicoreus cornucerv, Nerita sp Tridacna sp, Sepiida sp dan Octopus sp. Selanjutnya diikuti oleh Filum Echinodermata yang terdiri dari 4 spesies yaitu Tripneustes sp, Tripneustes gratilla, Diadema antiilarum dan  Holothuria atra. Sedangkan terendah terdapat pada Filum Arthropoda dari Sub-Filum Crustacea yang terdiri dari 3 spesies yaitu Stomatopoda sp, Panulirus sp dan Portunus pelagicus. Kata Kunci : Biota, Avertebrata Air, Perairan Pantai Tebul, Perairan Pantai Ramu’     Abstract - This study aims to determine the types of aquatic invertebrate animals consumed in the Tebul Beach Waters, Hoelea Village and Ramu' Beach Waters, Hoelea II Village, Omesuri District, Lembata Regency. The technique of collecting data in this study used observation techniques and also interview techniques. While the analysis of the data obtained in this study were analyzed using qualitative descriptive analysis. The results of this study found that consumption water invertebrates found in the waters of Tebul Beach, Hoelea Village and Ramu Beach, Hoelea II Village, Omesuri District, Lembata Regency, came from 3 different phyla namely Mollusca, Echinoderms and Arthrophoda which originated from from the sub-phylum Crustacea. Of the three phyla, the number of species or types is different, where the number of invertebrate species consuming water comes from the Mollusca phylum, namely 15 species consisting of species Stenoplax Alata, Lambis lambis, Haliotis asinine, Haliotis diversicolor, Trochus maculatus, Trochus fenestratus. , Angaria delphinus, Conus generalis, Conus lentiginosus, Conus papilliterus, Chicoreus cornucerv, Nerita sp Tridacna sp, Sepiida sp and Octopus sp. This was followed by the Phylum Echinoderms which consisted of 4 species, namely Tripneustes sp, Tripneustes gratilla, Diadema antiilarum and Holothuria atra. While the lowest was found in the Phylum Arthropoda of the Sub-Phylum Crustacea which consisted of 3 species, namely Stomatopod sp, Panulirus sp and Portunus pelagicus.Keywords : Animals, Aquatic Invertebrates, Waters, Tebul Beach, Ramu’ Beac

    TINGKAT KERUSAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DI PESISIR KELAPA TINGGI DESA MATA AIR KABUPATEN KUPANG

    Get PDF
    Abstrak – Hutan mangrove merupakan ekosistem hutan yang unik dan khas, juga merupakan potensi sumberdaya alam yang sangat potensial. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kerusakan ekosistem mangrove serta strategi pengelolaan di Pesisir Kelapa Tinggi, Desa mata Air Kabupaten Kupang. Metode yang digunakan dengan  teknik pengambilan contoh dilakukan dengan menggunakan metode jalur (Line Transek) dan transek kuadrat untuk mengambil contoh berupa vegetasi mangrove. Sedangkan untuk mengetahui strategi pengelolaan mangrove digunakan metode analisis SWOT. Tingkat kerusakan ekosistem mangrove diperoleh dari indeks kerapatan berdasarkan Kep-MENLH No 201 (2004) modifikasi. Hasil analisis tingkat kerusakan rata-rata ekosistem mangrove  adalah 733 ind/ha yang tergolong dalam kategori rusak ringan dengan nilai INP tertinggi pada tingkat pohon adalah 97,17 % yaitu jenis Xylocarpus granatum sedangkan nilai INP tertinggi pada tingkat semai 78,33 % yaitu jenis Avicenia marina dimana kedua jenis ini dapat menjadi rekomendasi jenis mangrove untuk disemaikan dalam upaya rehabilitasi ekosistem mangrove di pesisir Kelapa Tinggi. Faktor kerusakan disebabkan oleh alam dan manusia seperti erosi dan pembuangan sampah pada ekosistem mangrove. Strategi pengelolaan yang dapat diterapkan di Pesisir Kelapa Tinggi Desa Mata Air Kabupaten Kupang adalah (1) Mengembangkan pengelolaan berbasis masyarakat seperti konservasi dan usaha pembibitan mangrove untuk rehabilitasi mangrove (2) Pengaturan kembali tata ruang wilayah pesisir : pemukiman, vegetasi, dan lain-lain. Wilayah pantai dapat dijadikan ekowisata dan wisata pantai (3) Meningkatkan sarana dan prasarana untuk menunjang pengembangan mangrove. Kata-kata kunci: Kerusakan, Mangrove, Pengelolaan, Analisis SWOT, Pesisir Kelapa Tinggi.   Abstract - Mangrove forest is one form of forest ecosystems are unique and distinctive is also the potential of natural resources with huge potential. The study have a purpose to examine the levels of damage to the mangrove ecosystem as well as management strategies in Kelapa Tinggi coast Mata Air Village District of Kupang. The methods used by illustrating this were taken by using the line transsek and the square to take the example of mangrove vegetation. As for learning of the mangrove management strategy the baste used SWOT analysis methods. The extent of mangrove ecosystem damage is obtained from a fragmented index based on  Kep-MENLH No 201 (2004) modifications. Analysis results of the extent of the deterioration of the mangrove ecosystem on the Kelapa Tinggi coast, Mata Air village distric of Kupang is 733 wind /ha which falls under a mild demerits with a high rate of INP at the level is 97,17% the Xylocarous granatum whwreas the highest value at 78,33% is the Avicenia Marina, where these two can be recommended by mangroves to be included in the treatment of the mangrove ecosystem on the Kelapa Tinggi coast. Damage factors caused by the human and nature like erosion and the discard disposal of the mangrove ecosystem. A management strategy that can be implemented on the Kelapa Tinggi coast, Mata Air village distric of Kupang is (1) developing public-based management such as conservation and mangrove nursery for mangrove rehabilitation (2) rearranging coastal space arrangements: settlements, vegetation, and so forth. The coastline provides ecotourism and beach Tours (3) increasing equipment and infrastructure to support mangrove development Keywords: Damage, Mangrove, Management, SWOT analysis, Kelapa Tinggi Coas

    JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN PANCING ULUR DI PERAIRAN TELUK KUPANG BERDASARKAN PERBEDAAN MATA PANCING

    Get PDF
    Abstrak - Perairan Teluk Kupang memiliki sumberdaya kelautan yang dimanfaatkan sebagai lokasi penangkpan ikan. Penngkapan ikan dilakukan menggunakan berbagai alat tangkap salah satunya adalah pancing ulur.  Pancing ulur merupakan alat tangkap yang umumnya digunakan oleh masyarakat pesisir Teluk Kupang untuk menangkap ikan demersal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis – jenis ikan hasil tangkapan menggunakan alat tangkap pancing ulur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2021 di perairan Teluk Kupang. Metode dalam penelitian ini adalah observasi dan menggunakan analisis deskriptif  Kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 5 jenis ikan target yang tertangkap menggunakan alat tangkap pancing ulur yaitu ikan biji nangka (Upeneus mullocensin), ikan kerapu lumpur (Epinephelus coioides), ikan kakap merah (Lutjanidae campechanus), ikan Ekor Kuning (Caesionidae), dan ikan lencam (Lethrinidae). Jumlah komposisi hasil tangkapan ikan tertinggi berdasarkan mata pancing nomor 16 adalah ikan biji nangka dan kakap merah sebesar 20%, mata pancing nomor 17 adalah ikan lencam sebanyak 40% dan mata pancing nomor 18 adalah ikan lencam sebanyak 38% Kata Kunci: Jenis Ikan, Pancing Ulur, Teluk Kupang   Abstract - Kupang Bay has marine resources that are used as a location for fishing activities. Fishing activities are carried out using various fishing gear, one of which is hand line. Hand line is a fishing gear that is generally used by the coastal community of Kupang Bay to catch demersal fish. This study aims to determine the types of fish caught using handline fishing gear. This research was conducted in April – May 2021 in the waters of Kupang Bay. The method in this research is observation and using qualitative descriptve analysis. The results of this study indicate that there are 5 types of target fish caught using handline fishing gear, namely Jackfruit Seed fish (Upeneus mullocensin), Mud grouper fish (Epinephelus coioides), Red Snapper (Lutjanidae campechanus), Yellowtail fish (Caesionidae), and Lencam fish (Lethrinidae). The highest number of fish catch compositions based on hook number 16 was Jackfruit Seed fish and Red Snapper by 20%, hook number 17 is Lencam fish as musch as 40% and hook number 18 is Lencam fish as much as 38%. Keywords: Fish Species, Handline, Kupang Ba

    JENIS - JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN PADA ALAT TANGKAP POLE AND LINE DI PERAIRAN FLORES TIMUR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

    Get PDF
    Abstrak – Penelitian ini berguna agar memahami jenis-jenis ikan apa saja yang tertangkap pada alat tangkap pole and line, jumlah ikan per jenis yang tertangkap pada alat tangkap pole and line, dan produksi hasil tangkapan ikan yang tertangkap pada alat tangkap pole and line di perairan Flores Timur. Penelitian ini menggunakan metode mengumpulkan data observasi yaitu dengan mengikuti nelayan ke lokasi penangkapan ikan, dan data yang didapatkan dianalisis dengan menggunakan analisis komposisi jenis dan analisis CPUE. Pengambilan data lapangan dilakukan selama 12 kali trip pengoperasian kapal pada bulan Oktober, November, dan Desember tahun 2020. Hasil penelitian menunjukan komposisi jenis hasil tangkapan dari alat tangkap pole and line terdiri dari ikan cakalang dan ikan baby tuna. Dengan hasil tangkapan tertinggi terdapat pada spesies ikan cakalang, tangkapan paling rendah spesies ikan baby tuna. Jumlah komposisi jenis ikan hasil tangkap tertinggi menggunakan alat tangkap pole and line yang di operasikan di perairan Flores Timur adalah spesies ikan cakalang memiliki nilai komposisi sebesar 91,899%, dan spesies ikan baby tuna dengan nilai komposisi sebesar 8,1000%. Hasil analisis CPUE memperlihatkan bahwa nilai CPUE ikan cakalang sebesar 1966,9, ikan baby tuna sebesar 141,4 dan total 2108,5. Rata – rata jumlah produksi per trip didapat dari jumlah produksi selama tiga bulan penelitian dari dua spesies ikan dibagi banyaknya trip yaitu 12 trip selama 3 bulan penelitian. Kata kunci: Perairan Flores Timur, Pole and Line, Ikan Cakalang   Abstract -This study aims to determine what types of fish are caught in pole and line fishing gear, the number of fish per type caught in pole and line fishing gear, and the production of fish caught on pole and line fishing gear in East Flores waters. This study used the method of collecting observational data by following fishermen to fishing locations, and the data obtained were analyzed using type composition analysis and CPUE analysis. Field data collection was carried out during 12 ship operation trips in the months (October, November, and December) of 2020. The results showed the composition of the types of catch from the pole and line fishing gear consisted of skipjack and baby tuna. With the highest catch is found in skipjack fish species, and the lowest catch is in the baby tuna fish species. The highest number of fish species composition using Pole and Line fishing gear which is operated in the waters of East Flores is the skipjack tuna species which has a composition value of 91.899%, and the baby tuna species with a composition value of 8.100%. The CPUE analysis results show that the CPUE value of skipjack / Katsuwonus pelamis is 1966.9, baby tuna (Thunnus albacares) is 141.4 and the total is 2108.5. The average number of production per trip is obtained from the amount of production during the three months of the study of the two fish species divided by the number of trips, namely 12 trips during the 3 months of the study. Key words: East Flores Waters, Pole and Line, Skipjack Fis

    ZONA POTENSI PENANGKAPAN IKAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT DI PERAIRAN KABUPATEN ALOR

    Get PDF
    Abstrak - Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh dalam perikanan sangat membantu nelayan untuk mempermudah dalam operasi penangkapan ikan guna meningkatkan hasil tangkapan ikan yang optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui zona potensi penangkapan ikan berdasarkan sebaran suhu permukaan laut di perairan Kabupaten Alor. Zona potensi penangkapan ikan diperolah berdasarkan kejadian thermal front dari suhu permukaan laut. Data citra yang digunakan adalah data citra Ocean Color level 3, data yang diambil selama 1 tahun yaitu dari bulan Agustus 2020 sampai Juli 2021. Hasil penelitian menunjukan rata-rata nilai suhu permukaan laut di perairan Kabupaten Alor berkisar nilai 25,59 ⁰C – 31 ⁰C dan informasi zona potensi penangkapan ikan yang dihasilkan sekitar 67 titik. Titik terbanyak terdapat pada bulan Maret 2021 sebanyak 21 titik dan titik paling sedikit terdapat pada bulan April 2020 sebanyak 2 titik. Kata Kunci: Titik Penangkapan Ikan, Suhu Permukaan Laut   Abstract - Utilization of remote sensing technology in fisheries greatly helps fishermen to facilitate in fishing operations to improve optimal fish catches. The purpose of this study was to find out the potential   fishing zone based on the spread of sea surface temperature in the waters of Alor Regency. The potential zone of fish captivity is processed based on the thermal front event of sea surface temperature.  The image data used is Ocean Color level 3 image data, data taken for 1 year from August 2020 to July 2021. The results showed that the average   value of sea surface temperature in the waters of Alor Regency ranged from 25,59 ⁰C – 31 ⁰C and information on the potential fishing zone generated around 67 points. The most points are in March 2021 as many as 21 points and the fewest points in   April 2020 as many as 2 points. Keywords:  Fishing Groud, Sea Surface Temperatur
    corecore