9 research outputs found

    Efektifitas Edukasi Kesehatan Secara Daring Terhadap Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Pelajar SMK

    Get PDF
    Masalah kesehatan reproduksi pada remaja seperti kehamilan diluar nikah dan kehamilan dengan usia terlalu dini dapat muncul karena kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan pencegahan kehamilan remaja. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui efektifitas edukasi kesehatan secara daring terhadap pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pelajar SMK PGRI Blahbatuh. Penelitian Pre Experimental Design ini menggunakan pendekatan One Group Pretest Posttest Design. Sampel sebesar 118 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dengan teknik sampling Proportionate Simple Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pengetahuan kesehatan reproduksi yang telah dilakukan uji face validity. Data dianalisis menggunakan uji willcoxon. Berdasarkan uji willcoxon menunjukkan hasil yaitu pemberian edukasi secara daring terbukti efektif meningkatkan pengetahuan siswa SMK PGRI Blahbatuh (p-value 0,000). Tenaga kesehatan diharapkan secara konsisten menerapkan metode daring dalam memberikan edukasi kesehatan karena tetap dapat melakukan peran nyata tanpa harus meninggalkan tempat kerja bahkan dapat dilakukan saat dirumah sambal memberikan dampak positif pada remaja.   Reproductive health problems in adolescents such as out-of-wedlock pregnancies and pregnancies at too early an age can arise due to a lack of knowledge about reproductive health and prevention of teenage pregnancy. This research aims to determine the effectiveness of online health education on knowledge about adolescent reproductive health among PGRI Blahbatuh Vocational School students. This Pre Experimental Design research uses a One Group Pretest Posttest Design approach. The sample was 118 respondents who met the inclusion criteria using the Proportionate Simple Random Sampling sampling technique. Data were collected using a reproductive health knowledge questionnaire that had been tested for face validity. Data were analyzed using the Willcoxon test. Based on the Willcoxon test, the results show that providing online education has been proven to be effective in increasing the knowledge of PGRI Blahbatuh Vocational School students (p-value 0.000). Health workers are expected to consistently apply online methods in providing health education because they can still play a real role without having to leave the workplace and can even do it at home while having a positive impact on teenagers.Masalah kesehatan reproduksi pada remaja seperti kehamilan diluar nikah dan kehamilan dengan usia terlalu dini dapat muncul karena kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan pencegahan kehamilan remaja. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui efektifitas edukasi kesehatan secara daring terhadap pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pelajar SMK PGRI Blahbatuh. Penelitian Pre Experimental Design ini menggunakan pendekatan One Group Pretest Posttest Design. Sampel sebesar 118 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dengan teknik sampling Proportionate Simple Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pengetahuan kesehatan reproduksi yang telah dilakukan uji face validity. Data dianalisis menggunakan uji willcoxon. Berdasarkan uji willcoxon menunjukkan hasil yaitu pemberian edukasi secara daring terbukti efektif meningkatkan pengetahuan siswa SMK PGRI Blahbatuh (p-value 0,000). Tenaga kesehatan diharapkan secara konsisten menerapkan metode daring dalam memberikan edukasi kesehatan karena tetap dapat melakukan peran nyata tanpa harus meninggalkan tempat kerja bahkan dapat dilakukan saat dirumah sambal memberikan dampak positif pada remaja.   Reproductive health problems in adolescents such as out-of-wedlock pregnancies and pregnancies at too early an age can arise due to a lack of knowledge about reproductive health and prevention of teenage pregnancy. This research aims to determine the effectiveness of online health education on knowledge about adolescent reproductive health among PGRI Blahbatuh Vocational School students. This Pre Experimental Design research uses a One Group Pretest Posttest Design approach. The sample was 118 respondents who met the inclusion criteria using the Proportionate Simple Random Sampling sampling technique. Data were collected using a reproductive health knowledge questionnaire that had been tested for face validity. Data were analyzed using the Willcoxon test. Based on the Willcoxon test, the results show that providing online education has been proven to be effective in increasing the knowledge of PGRI Blahbatuh Vocational School students (p-value 0.000). Health workers are expected to consistently apply online methods in providing health education because they can still play a real role without having to leave the workplace and can even do it at home while having a positive impact on teenagers

    Endorphine massage dan terapi musik klasik (mozart) efektif menurunan dismenore pada remaja putri : Endorphine massage and classical music therapy (mozart) are effective in reducing dysmenorrhea in young women

    Get PDF
    Dismenorea sering terjadi pada remaja yang ditimbulkan akibat ketidakseimbangan hormon progesterone pada saat menstruasi yang dirasakan pada perut bagian bawah. Penatalaksanaan yang dapat diberikan saat mengalami dismenore yaitu dengan endorphine massage yang dikombinasikan dengan musik klasik (Mozart). Endorphine massage dan Musik klasik Mozart dapat meningkatkan hormone endorfin dan serotonin melalui sentuhan yang lembut dipermukaan punggung kulit dan diberikan bersamaan dengan mendengarkan musik klasik Mozart dengan ritme yang lambat yang dapat memberikan efek rileks. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh endorphine massage dan terapi musik klasik (Mozart) terhadap penurunan dismenore pada remaja putri di Lingkungan Kuwum. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian one grup pre-test post-test desain. Sampel dalam penelitian ini adalah 20 responden diambil dengan metode accidental sampling. Terapi diberikan pada saat Menstruasi hari 1 dan 2, sedangkan pengumpulan data menggunkan kueisoner Numaric Pain Rating Scale. Hasil pre-test menunjukan 14 responden (70.0%) mengalami nyeri sedang. Hasil post-test menunjukan 14 responden (70.0%) mengalami penurunan nyeri dismenore dengan katerogi nyeri ringan. Analisa data menggunakan Uji Wilcoxon Sing Rank Test, diperoleh bahwa nilai p value 0,000 p<0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh endorphine massage dan terapi musik klasik (Mozart) terhadap penurunan dismenore pada remaja putri di Lingkungan Kuwum.Dismenorea sering terjadi pada remaja yang ditimbulkan akibat ketidakseimbangan hormon progesterone pada saat menstruasi yang dirasakan pada perut bagian bawah. Penatalaksanaan yang dapat diberikan saat mengalami dismenore yaitu dengan endorphine massage yang dikombinasikan dengan musik klasik (Mozart). Endorphine massage dan Musik klasik Mozart dapat meningkatkan hormone endorfin dan serotonin melalui sentuhan yang lembut dipermukaan punggung kulit dan diberikan bersamaan dengan mendengarkan musik klasik Mozart dengan ritme yang lambat yang dapat memberikan efek rileks. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh endorphine massage dan terapi musik klasik (Mozart) terhadap penurunan dismenore pada remaja putri di Lingkungan Kuwum. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian one grup pre-test post-test desain. Sampel dalam penelitian ini adalah 20 responden diambil dengan metode accidental sampling. Terapi diberikan pada saat Menstruasi hari 1 dan 2, sedangkan pengumpulan data menggunkan kueisoner Numaric Pain Rating Scale. Hasil pre-test menunjukan 14 responden (70.0%) mengalami nyeri sedang. Hasil post-test menunjukan 14 responden (70.0%) mengalami penurunan nyeri dismenore dengan katerogi nyeri ringan. Analisa data menggunakan Uji Wilcoxon Sing Rank Test, diperoleh bahwa nilai p value 0,000 p<0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh endorphine massage dan terapi musik klasik (Mozart) terhadap penurunan dismenore pada remaja putri di Lingkungan Kuwum.     Dysmenorrhoea often occurs in adolescents caused by an imbalance of the hormone progesterone during menstruation which is felt in the lower abdomen. Management that can be given when experiencing dysmenorrhoea is endorphin massage combined with classical (Mozart) music. Endorphin massage and Mozart classical music can increase endorphins and serotonin hormones through a soft touch on the surface of the back of the skin and given at the same time as listening to classical Mozart music with a slow rhythm that can have a relaxing effect. This study aimed to analyze the effect of endorphin massage and classical (Mozart) music therapy on reducing dysmenorrhoea of adolescent girls in Kuwum environment. This study used a quantitative method with a one-group pre-test-post-test research design. The sample in this study was 20 respondents taken by accidental sampling method. Therapy was given during menstruation on the first and second day, while data collection used a numeric pain rating scale questionnaire. The results of the pre-test showed 14 respondents (70.0%) had moderate pain. The post-test results showed 14 respondents (70.0%) experienced a decrease in dysmenorrhoea pain with accompaniment categories. Analysis of the data using the Wilcoxon Sing Rank Test, it was found that the p value was 0.000 p <0.05. Therefore, it can be concluded that there was an effect of endorphine massage and classical (Mozart) music therapy on reducing dysmenorrhoea of adolescent girls in Kuwum environment

    Gambaran Perilaku dan Motivasi Cuci Vagina pada Wanita Usia Subur dengan Servisitis di Puskesmas II Denpasar Selatan

    Get PDF
    Pendahuluan: Servisitis merupakan kasus yang paling sering dijumpai di Bali dan Denpasar khususnya di Puskesmas II Denpasar Selatan. Salah satu etiologi non infeksi penyebab dari servisitis adalah perilaku cuci vagina.  Cuci vagina adalah proses pembilasan atau pembersihan vagina dengan memaksa air atau cairan lain masuk ke dalam rongga vagina untuk membersihkan atau membilas keputihan dan lainnya. Peneliti tertarik mengetahui tentang gambaran dan motivasi perilaku cuci vagina pada WUS dengan servisitis di Puskesmas II Denpasar Selatan. Metodologi: sampel dalam penelitian ini adalah WUS dengan servisitis yang berkunjung ke Puslesmas II Denpasar Selatan selama bulan Januari – Pebruari 2018, yaitu sebanyak 44 orang. Hasil: Sebagian besar WUS dengan servisitis melakukan cuci vagina dengan menggunakan air saja yaitu 26 orang (59.09%), melakukan cuci vagina pada saat buang air kecil yaitu sebanyak 25 orang (56.82%), melakukan cuci vagina di rumah/tempat tinggal yaitu 38 orang (86.36%) dan melakukan cuci vagina sendiri yaitu 36 orang (81.82%). Sebagian besar motivasi perilaku cuci vagina pada WUS dengan servisitis karena merasa kotor yaittu sebanyak 23 orang (52.27%). Diskusi: Masih ada WUS yang melakukan cuci vagina dengan air sirih, sabun mandi dan sabun khusus untuk cuci vagina. Penggunaan cairan selain air untuk cuci vagina ini mengakibatkan terjadinya kerusakan flora normal pada vagina sehingga mempermudah bakteri yang tidak menguntungkan untuk masuk dan menyebabkan infeksi pada vagina, servisitis atau penyakit kelamin lainnya

    OVERVIEW OF PATTERNS IN NEONATAL NURSING MOTHERS: DESCRIPTIVE STUDY: GAMBARAN POLA MENYUSUI IBU PADA NEONATUS: STUDI DESKRIPTIF

    Get PDF
    Pengetahuan merupakan dasar seorang ibu untuk melakukan perawatan dan menyusui eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola menyusui ibu pada neonatus. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Cara pengambilan sampel adalah purposive sampling pada130 ibu. Analisis data dengan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik tentang pola menyusui ibu pada neonates sebanyak 66 orang (50,77%). Sebaran pengetahuan pada responden sebagian besar menjawab benar pada pertanyaan tentang pengetahuan umum tentang proses menyusu sebanyak 49 orang (37,69%), frekuensi menyusui ibu sebanyak 73 orang (56,15%), frekuensi menyusui ibu sebanyak 73 orang (56,15%), posisi ibu dan bayi saat proses menyusui sebanyak 50 orang (38,46%), faktor yang mempengaruhi ASI ibu sebanyak 40 orang (30,77%), faktor yang mempengaruhi pola menyusui ibu sebanyak masing 38 orang (29,23%). Rekomendasi: Ibu lebih aktif untuk mencari informasi tentang pola menyusui yang baik dan juga asupan nutrisi yang baik sehingga prosuksi ASI lebih baik dan produksi asi lebih banyak. Sehingga dapat mencukupi kebutuhan bayi dalam pertumbuhan dan perkembangannya.Knowledge is the basis of a mother for exclusive nursing and nursing. This study aims to identify maternal breastfeeding patterns in neonates. This research is a descriptive study with a quantitative approach. The sampling method was purposive sampling in 130 mothers. Data analysis with univariate analysis. The results showed that most respondents had good knowledge about breastfeeding patterns in neonates as many as 66 people (50.77%). The distribution of knowledge to most respondents answered correctly on questions about general knowledge about the nursing process as many as 49 people (37.69%), the frequency of breastfeeding as many as 73 people (56.15%), the frequency of breastfeeding as many as 73 people (56.15% ), the position of the mother and baby during the breastfeeding process as many as 50 people (38.46%), factors affecting breastfeeding for as many as 40 people (30.77%), factors that influence the pattern of breastfeeding as many as 38 people (29.23%) . Recommendation: Mothers are more active in finding information about good breastfeeding patterns and also good nutrition so that the milk production is better and the production of breast milk is more. So that it can meet the needs of infants in their growth and development

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Premenstrual Syndrom pada Siswi Sekolah Menengah Atas

    Get PDF
    Premenstrual syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala berupa gangguan fisik dan mental, yang biasanya muncul mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun kadang berlangsung sampai haid berhenti PMS yang terjadi pada remaja dapat menurunkan produktivitas dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Gejala-gejala PMS pada remaja dapat berpengaruh terhadap prestasinya di sekolah. Kejadian PMS mempengaruhi kegiatan di sekolah, misalnya: penurunan konsentrasi belajar, terganggunya komunikasi dengan teman juga dimungkinkan terjadi penurunan produktivitas belajar dan peningkatan absensi kehadiran. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional.. Cara pengambilan sampel dengan non probability sampling. Jumlah sampel penelitian sebanyak 105 responden. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 7,6% remaja mengalami PMS Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian PMS (p=0,036), perilaku dengan kejadian PMS (p=0,035), usia menarche dengan kejadian PMS (p=0,047), dan tingkat stress dengan kejadian PMS (p=0,001). Terdapat hubungan yang signifikan antara Pengetahuan, perilaku, usia menarche dan tingkat stress dengan kejadian premenstrual syndrome.   Premenstrual syndrome (PMS) is a collection of symptoms in the form of physical and mental disorders, which usually appear from one week to a few days before menstruation begins, and disappear after menstruation begins, although sometimes it lasts until menstruation stops PMS that occurs in adolescents can reduce productivity in carrying out daily activities. PMS symptoms in adolescents can affect their performance at school. PMS events affect activities at school, for example: decreased concentration in learning, disruption of communication with friends it is also possible that there is a decrease in learning productivity and an increase in absenteeism This research is analytic with cross sectional design. The sampling method is non-probability sampling. The number of research samples is 105 respondents. Data collectionl used a questionnaire The results of this study indicate that as many as 7.6% of adolescents experience PMS. There is a significant relationship between knowledge and the incidence of PMS (p=0.036), behavior and the incidence of premenstrual syndrome (p=0.035), age of menarche and the incidence of PMS (p=0.047) , and stress level with PMS incident (p=0,001) There is a significant relationship between knowledge, behavior, age at menarche and stress level with the incidence of premenstrual syndrome.Premenstrual syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala berupa gangguan fisik dan mental, yang biasanya muncul mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun kadang berlangsung sampai haid berhenti PMS yang terjadi pada remaja dapat menurunkan produktivitas dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Gejala-gejala PMS pada remaja dapat berpengaruh terhadap prestasinya di sekolah. Kejadian PMS mempengaruhi kegiatan di sekolah, misalnya: penurunan konsentrasi belajar, terganggunya komunikasi dengan teman juga dimungkinkan terjadi penurunan produktivitas belajar dan peningkatan absensi kehadiran. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional.. Cara pengambilan sampel dengan non probability sampling. Jumlah sampel penelitian sebanyak 105 responden. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 7,6% remaja mengalami PMS Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian PMS (p=0,036), perilaku dengan kejadian PMS (p=0,035), usia menarche dengan kejadian PMS (p=0,047), dan tingkat stress dengan kejadian PMS (p=0,001). Terdapat hubungan yang signifikan antara Pengetahuan, perilaku, usia menarche dan tingkat stress dengan kejadian premenstrual syndrome.   Premenstrual syndrome (PMS) is a collection of symptoms in the form of physical and mental disorders, which usually appear from one week to a few days before menstruation begins, and disappear after menstruation begins, although sometimes it lasts until menstruation stops PMS that occurs in adolescents can reduce productivity in carrying out daily activities. PMS symptoms in adolescents can affect their performance at school. PMS events affect activities at school, for example: decreased concentration in learning, disruption of communication with friends it is also possible that there is a decrease in learning productivity and an increase in absenteeism This research is analytic with cross sectional design. The sampling method is non-probability sampling. The number of research samples is 105 respondents. Data collectionl used a questionnaire The results of this study indicate that as many as 7.6% of adolescents experience PMS. There is a significant relationship between knowledge and the incidence of PMS (p=0.036), behavior and the incidence of premenstrual syndrome (p=0.035), age of menarche and the incidence of PMS (p=0.047) , and stress level with PMS incident (p=0,001) There is a significant relationship between knowledge, behavior, age at menarche and stress level with the incidence of premenstrual syndrome

    HUBUNGAN KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN ANC PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS KUTA 1: HUBUNGAN KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN ANC PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS KUTA 1

    No full text
    ABSTRAK Latar Belakang: Setiap ibu hamil berhak mendapatkan pelayanan kehamilan yang berkualitas dan komprehensif melalui pemeriksaan Antenatal Care agar mendapatkan informasi mengenai janin dan mendeteksi komplikasi. Namun, selama pandemi COVID-19 banyak ibu hamil yang menunda melakukan pemeriksaan kehamilan ke pelayanan kesehatan karena ibu cemas tertular COVID-19. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan ibu hamil dengan kunjungan Antenatal Care pada masa pandemi COVID-19 di UPTD Puskesmas Kuta 1. Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional pada bulan Agustus-Oktober 2021. Teknik sampling yang digunakan adalah Total Sampling. Populasi penelitian ini yaitu semua ibu hamil trimester 3 yang melakukan kunjungan ANC di UPTD Puskesmas Kuta 1 sebanyak 59 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner kecemasan HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Analisa data menggunakan uji Spearman Rank. Hasil: Penelitian ini menunjukkan sebagian besar mengalami kecemasan ringan sebanyak 36 orang (61,0%) dan sebagian besar responden tidak lengkap dalam melakukan kunjungan ANC yaitu sebanyak 42 orang (71,2%). Hasil uji korelasi Spearman Rank diperoleh nilai sig. (2-tailed) 0.000 yang artinya ada hubungan kecemasan ibu hamil dengan kunjungan Antenatal Care pada masa pandemi COVID-19 di UPTD Puskesmas Kuta 1. Sedangkan, koefisien korelasi sebesar 0,589 yang artinya hubungan korelasi sedang. Kesimpulan: Petugas kesehatan agar meningkatkan KIE pada ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan serta informasi terkait COVID-19 yang dapat dilakukan secara online dengan membuat grup komunikasi sehingga pemberian KIE lebih maksimal

    IMPLEMENTASI SKRINING RISIKO DEPRESI POST PARTUM DENGAN EDINBURGH POSTNATAL DEPRESSION SCALE PADA IBU PASCA MELAHIRKAN : IMPLEMENTASI SKRINING RISIKO DEPRESI POST PARTUM DENGAN EDINBURGH POSTNATAL DEPRESSION SCALE PADA IBU PASCA MELAHIRKAN

    No full text
    ABSTRAK Latar Belakang dan Tujuan: Melahirkan mempunyai momen menakutkan seperti perubahan emosional selama kehamilan dan masa nifas untuk menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Perubahan emosional ini merupakan fase yang paling berat dan bahaya dan jika tidak ditangani akan jatuh pada fase depresi setelah ibu melahirkan yang sering dikenal dengan istilah depresi postpartum. Mengatasi hal ini sangat perlu implementasi skrining depresi post partum dengan Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) yang baik dan benar. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui implementasi skrining risiko depresi post partum dengan EPDS pada ibu pasca melahirkan. Metode: Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 112 rekam medis. Analisa data menggunakan analisa univariat dengan distribusi frekuensi. Hasil: Implementasi skrining risiko depresi post partum dengan EPDS pada kategori baik dilakukan oleh hampir seluruh responden dengan kategori umur dewasa akhir (36-45tahun) yaitu sebanyak 72 responden (80%), dan jenis kelamin perempuan sebanyak 67 responden (78,8%).  Implementasi skrining risiko depresi post partum dengan EPDS pada kategori baik juga dilakukan oleh sebagian besar responden dengan pendidikan D III keperawatan yaitu sebanyak 51 responden (76,1%) serta hampir seluruh reponden yang lama bekerja ≥ 6 bulan melakukan impelementasi skrining risiko depresi post partum dengan EPDS pada kategori baik sebanyak 76 responden (77,6%). Kesimpulan: Sebagian kecil responden dengan lama bekerja ≥6 bulan melakukan implementasi skrining risiko depresi post partum dengan EPDS pada kategori kurang. Diharapkan petugas dapat lebih meningkatkan lagi kemampuan untuk melakukan skrining dengan EPDS

    Edukasi Vaksinasi COVID-19 dan Distribusi Masker Pada Anak Usia 12-17 Tahun Di Banjar Medahan, Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar

    No full text
    ABSTRAK Kasus Covid-19 di Indonesia pada bulan Juni 2021 terus mengalami peningkatan. Terdapat 108 ribu kasus berada pada rentang usia 12-17 tahun. Pemerintah Indonesia mengintruksikan pemberian vaksinasi pada anak usia 12-17 tahun. Tujuan kegiatan ini yaitu meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 pada anak usia 12-17 tahun di Banjar Medahan, Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. Pengabdian kepada masyarakat di Banjar Medahan, Desa Medahan, Kecamatan, Blahbatuh, Gianyar dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahap pertama dilakukan penyuluhan mengenai edukasi vaksinasi Covid-19 dan distribusi masker pada anak usia 12-17 tahun dan juga pretest dan posttes. Tahap kedua dilakukan edukasi penggunaan masker yang benar dan distribusi masker. Tahap ketiga dilakukan pengukuran tanda vital dan evaluasi kegiatan. Edukasi vaksinasi Covid-19 dan distribusi masker dilakukan pada anak usia 12-17 tahun sejumlah 50 orang anak. Hasil pretest didapatkan sebanyak 6 orang (12%) memiliki pengetahuan sangat baik mengenai vaksinasi Covid-19, sebanyak 32 orang (64%) memiliki pengetahuan baik mengenai vaksinasi Covid-19 dan sebanyak 6 anak (24%) memiliki pengetahuan cukup mengenai vaksinasi Covid-19. Setelah dilakukan penyuluhan mengenai edukasi vaksinasi Covid-19, hasil posttesnya mengalami peningkatan yaitu sebanyak 43 orang (86 %) memiliki pengetahuan yang sangat baik mengenai edukasi Covid-19 dan sebanyak 7 orang (14%) memiliki pengetahuan baik mengenai edukasi Covid-19. Setelah dilakukan edukasi mengenai penggunaan masker, anak menjadi paham dan bisa mempraktekkan penggunaan masker yang benar. Hasil vital sign seluruh anak dalam batas normal. Terjadi peningkatan pengetahuan anak usia 12-17 tahun sebelum dan setelah diberikan edukasi vaksinasi Covid-19. Masker telah didistribusikan kepada 50 anak usia 12-17 tahun. Hasil tanda vital anak dalam batas normal. Kegiatan edukasi vaksinasi Covid 19 sangat bagus dilakukan. Untuk kedepannya kegiatan ini bisa dilanjutkan lagi agar capaian vaksinasi pada anak usia 12-17 tahun tercapai. Kata kunci: Edukasi, Vaksinasi, Covid-19     ABSTRACT Covid-19 cases in Indonesia in June 2021 continue to increase. There were 108,000 cases in the age range of 12-17 years. The Indonesian government has instructed the vaccination of children aged 12-17 years. Objective: to increase public understanding and awareness to carry out Covid-19 vaccinations for children 12-17 years old in Banjar Medahan, Medahan Village, Blahbatuh District, Gianyar. Community service in Banjar Medahan, Medahan Village, District, Blahbatuh, Gianyar was carried out through three stages, namely the first stage was counseling about vaccine-19 education and distribution of masks to children aged 12-17 years as well as pretest and posttest. The second stage is education on the correct use of masks and distribution of masks. The third stage is measuring vital signs and evaluating activities. Education on Covid-19 vaccination and distribution was carried out to 50 children aged 12-17 years. The results of the pre test showed that 6 people (12%) had very good knowledge about Covid-19 vaccination, 32 people (64%) had good knowledge about Covid-19 vaccination and 6 children (24%) had sufficient knowledge about Covid-19 vaccination. After counseling about Covid-19 vaccination education, the post-test results increased, namely 43 people (86%) had very good knowledge about Covid-19 education and 7 people (14%) had good knowledge about Covid-19 education. After being educated about the use of masks, children understand and can practice the correct use of masks. The vital signs of all children were within normal limits. There was an increase in the knowledge of children aged 12-17 years before and after being given Covid-19 vaccination education. Masks have been distributed to 50 children aged 12-17 years. The results of the child's vital signs were within normal limits. Covid 19 educational activities are very good to do. In the future, this activity can be continued so that the achievement of vaccination for children 12-17 years old is achieved. Keywords: Education, Vaccination, Covid-1

    Hubungan Informasi Kesehatan dan Dukungan Suami dengan Motivasi Skrining Prakonsepsi pada Wanita Usia Subur

    No full text
    ABSTRACT MMR and IMR are one of the main indicators of public health status. Reproductive health is the starting point for the development of maternal and child health which can be prepared earlier before woman becomes a mother. Preconception health is part of general health for woman and man. Preconception screening is done for woman of childbearing age or couple who are planning for pregnancy. Health information and husband support is one of internal factors which influences woman of childbearing age in doing preconception screening. The purpose of this study was To determine the correlation between health information and husband support toward preconception screening motivation on Woman of Childbearing age in the working area of Public Health Center Banjarangkan I. This study employed correlational analytic design with cross sectional approach. There were 105 respondents recruited as the samples. They were women of childbearing age which has fulfilled inclusive criteria. The data were collected by questionnaire related to health information and husband support and preconception screening motivation on woman of childbearing age. The results were analysed by using Chi-Square test. Based on Chi-Square test showed there was significant correlation between health information and preconception screening motivation on woman of childbearing age p-value 0.018 (p value<0.05). There was significant correlation between husband support and preconception screening motivation on woman of childbearing age p-value <0.001 (p value < 0,05). The more often information is gained and the higher husband support, the stronger preconception screening motivation on woman of childbearing age. Keywords : Health information , Husband's support, Preconception Screening,                  Woman of Childbearing Age  ABSTRAK AKI dan AKB merupakan salah satu indicator utama derajat kesehatan masyarakat. Kesehatan reproduksi menjadi titik awal perkembangan kesehatan ibu dan anak yang dapat dipersiapkan sejak dini, dimana sebelum seorang perempuan hamil dan menjadi ibu. Kesehatan prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan antara perempuan dan laki-laki. Skrining prakonsespsi dapat terlaksana oleh wanita usia subur atau pasangan suami istri dapat dipengaruhi oleh adanya motivasi individu maupun pasangan untuk melakukan pemeriksaan dengan tepat sebelum merencanaknan kehamilan. Informasi Kesehatan dan dukungan suami atau pasangan merupakan salah satu factor internal yang dapat mempengaruhi WUS dalam melakukan skrining prakonsepsi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara informasi kesehatan dan dukungan suami dengan motivasi skrining prakonsepsi pada WUS  di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Banjarangkan I. Metode Penelitian ini menggunakan design analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian adalah Wanita Usia Subur yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 105 responden. Alat pengumpulan data adalah kuesioner terkait informasi kesehatan dan dukungan suami dengan motivasi skrining prakonsepsi pada WUS. Analisis bivariat dengan uji korelasi Chi-Squere. Berdasarkan hasil uji analisis statistic dengan uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara informasi kesehatan dengan motivasi skrining prakonsespsi pada WUS dengan p-value 0.018 (p value<0.05). Hal yang serupa juga dengan dukungan suami yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan motivasi skrining prakonsespsi pada WUS p-value <0.001 (p value < 0,05). Semakin sering informasi yang didapatkan dan semakin tinggi dukungan suami atau pendamping terkait skrining prakonsepsi maka semakin kuat motivasi WUS  melakukan skrining prakonsepsi Kata Kunci: Informasi Kesehatan, Dukungan Suami, Skrining Prakonsespi, Wanita Usia Subur (WUS
    corecore