24 research outputs found

    PENGOLAHAN AIR PAYAU MENGGUNAKAN ELEKTRODIALISIS DAN OZON

    Get PDF
    Electrodialysis (ED) merupakan teknologi yang hampir sama dengan RO tapi biaya investasi dan operasionalnyalebih rendah. ED berfungsi untuk meremoval TDS yang tinggi dalam air payau. Akan tetapi ED tidak difungsikanuntuk meremoval mikroorganisme yang terdapat di air payau sehingga ditambahkan pengolahan menggunakan ozonsebagai desinfektan. Permasalahan yang akan dibahas dalam paper ini adalah menganalisis efektivitas kombinasi dariED dan Ozon dalam pengolahan air payau menjadi air tawar. Dalam paper ini terdapat 3 variabel yaitu variabel debitdalam ED (0,67 L/jam, 0,17 L/jam, dan 0,13 L/jam), tegangan (6, 9, dan 12 V), dan waktu pemaparan ozon (5 menitdan Qreaktor). Variabel yang paling berpengaruh adalah waktu detensi ED. Semakin lama waktu detensinya makamenghasilkan kualitas air produk yang paling baik. Efektivitas kombinasi ED dan ozon dilihat dari variasi yangmenghasilkan kualitas air terbaik dan konsumsi energinya tidak terlalu besar, sehingga didapatkan variasi yangefektif adalah variasi debit 0,13 L/jam pada tegangan 6 V dan lama waktu pemaparan ozon yaitu selama 5 menit

    PENGOLAHAN AIR PAYAU MENGGUNAKAN ELEKTRODIALISIS DAN OZON

    Get PDF
    Kelangkaan ketersediaan air bersih atau air minum pada daerah pesisir Indonesia disebabkan oleh sumber air tanah yang terintrusi air laut. Teknik desalinasi yang banyak digunakan oleh negara maju yang mengalami kelangkaan air bersih adalah teknologi reverse osmosis dan evaporasi. Akan tetapi karena biaya investasi Reverse Osmosis (RO) yang tinggi, maka ditawarkan alternatif teknologi yang hampir sama dengan RO tapi biaya investasi dan operasionalnya lebih rendah yaitu Electrodialysis (ED). ED berfungsi untuk menghilangkan Total Dissolved Solid (TDS) yang tinggi dalam air payau. Akan tetapi ED tidak difungsikan untuk menghilangkan mikroorganisme yang terdapat di air payau sehingga ditambahkan pengolahan menggunakan ozon sebagai desinfektan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh waktu detensi pada reaktor ED terhadap kualitas air produk, pengaruh tegangan terhadap kualitas air dalam proses ED, serta efektivitas ED dan Ozon dalam mengolah air payau. Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yaitu variabel debit dalam ED (0,67 L/jam, 0,17 L/jam, dan 0,13 L/jam), tegangan (6, 9, dan 12 V), dan waktu pemaparan ozon (5 menit dan Qreaktor). Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data menggunakan ANOVA Two Way pada selang kepercayaan 5%, waktu detensi dalam ED memberikan pengaruh yang signifikan. Semakin lama waktu detensinya maka menghasilkan kualitas air produk yang paling baik yaitu pada waktu detensi 38 jam dengan persentase removal TDS sebesar 35,68%, Salinitas 36,65%, dan Klorida sebesar 34,75%. Tegangan tidak memberikan pengaruh dalam penelitian, didapatkan tegangan yang menghasilkan kualitas air produk terbaik adalah tegangan 6V. Efektivitas ED dan ozon dilihat dari variasi yang menghasilkan kualitas air terbaik dan konsumsi energinya tidak terlalu besar, sehingga didapatkan variasi yang efektif dalam penelitian ini adalah variasi waktu detensi 38 jam pada tegangan 6 V dan lama waktu pemaparan ozo

    PENGOLAHAN AIR PAYAU MENGGUNAKAN ELEKTRODIALISIS DAN OZON

    Get PDF
    Kelangkaan ketersediaan air bersih atau air minum pada daerah pesisir Indonesia disebabkan oleh sumber air tanah yang terintrusi air laut. Teknik desalinasi yang banyak digunakan oleh negara maju yang mengalami kelangkaan air bersih adalah teknologi reverse osmosis dan evaporasi. Akan tetapi karena biaya investasi Reverse Osmosis (RO) yang tinggi, maka ditawarkan alternatif teknologi yang hampir sama dengan RO tapi biaya investasi dan operasionalnya lebih rendah yaitu Electrodialysis (ED). ED berfungsi untuk menghilangkan Total Dissolved Solid (TDS) yang tinggi dalam air payau. Akan tetapi ED tidak difungsikan untuk menghilangkan mikroorganisme yang terdapat di air payau sehingga ditambahkan pengolahan menggunakan ozon sebagai desinfektan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh waktu detensi pada reaktor ED terhadap kualitas air produk, pengaruh tegangan terhadap kualitas air dalam proses ED, serta efektivitas ED dan Ozon dalam mengolah air payau. Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yaitu variabel debit dalam ED (0,67 L/jam, 0,17 L/jam, dan 0,13 L/jam), tegangan (6, 9, dan 12 V), dan waktu pemaparan ozon (5 menit dan Qreaktor). Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data menggunakan ANOVA Two Way pada selang kepercayaan 5%, waktu detensi dalam ED memberikan pengaruh yang signifikan. Semakin lama waktu detensinya maka menghasilkan kualitas air produk yang paling baik yaitu pada waktu detensi 38 jam dengan persentase removal TDS sebesar 35,68%, Salinitas 36,65%, dan Klorida sebesar 34,75%. Tegangan tidak memberikan pengaruh dalam penelitian, didapatkan tegangan yang menghasilkan kualitas air produk terbaik adalah tegangan 6V. Efektivitas ED dan ozon dilihat dari variasi yang menghasilkan kualitas air terbaik dan konsumsi energinya tidak terlalu besar, sehingga didapatkan variasi yang efektif dalam penelitian ini adalah variasi waktu detensi 38 jam pada tegangan 6 V dan lama waktu pemaparan ozo

    MODEL KINETIKA ADSORPSI LOGAM BERAT Cu MENGGUNAKAN SELULOSA DAUN NANAS

    Get PDF
    Limbah industri tekstil yang cukup berbahaya jika langsung dibuang ke lingkungan adalah logam berat Cu. Salah satu cara pengolahan logam berat Cu mengunakan metode adsorpsi. Pemilihan adsorben yang tepat pada proses adsorpsi mampu memberikan efisiensi pengolahan yang tinggi. Adsorben yang digunakan dalam penelitian ini adalah selulosa daun nanas. Alasan pemilihan adsorben ini karena limbah daun nanas ketersediaannya melimpah di Indonesia sehingga cukup mudah didapatkan, selain itu daun nanas memiliki kandungan selulosa yang tinggi yaitu sekitar (69,5-71,5)%. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model kinetika proses adsorpsi logam berat Cu menggunakan adsorben selulosa daun nanas. Proses adsorbsi logam Cu menggunakan pengadukan dengan kecepatan 90 rpm selama 30, 60, 90, 120, dan 150 menit. Hasil penelitian menunjukkan semakin lama waktu kontak proses adsorpsi maka persen removalnya semakin tinggi. Proses adsorpsi pada penelitian ini berlangsung optimum pada waktu kontak 90 menit. Setelah itu proses adsorpsi dievaluasi menggunakan Isoterm Freundlich dan Langmuir. Hasil penelitian menunjukkan proses adsorpsi logam berat Cu mengikuti model isotherm Freundlich dengan nilai N dan Kf masing-masing sebesar -0,81826 dan 13,614. Model isoterm Freundlich digunakan untuk menentukan kinetika adsorpsi logam Cu dengan membandingkan persamaan orde nol, orde satu, orde dua, dan orde tiga. Kinetika adsorpsi penelitian ini mengikuti kinetika orde tiga dengan nilai k3 sebesar 0,00004

    Pengaruh Removal TDS dan Warna dengan Menggunakan Koagulan Poly Aluminium Chloride (PAC) dan Tawas pada Limbah Industri Minuman Bir

    Get PDF
    Proses produksi industri minuman bir menghasilkan limbah, parameter TDS dan warna cukup tinggi. Tujuan dari penelitian ini menganalisis pengaruh penambahan koagulan PAC dan Tawas terhadap removal TDS dan warna dengan menggunakan flokulan polymer anionic. Metode penelitian ini dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap pertama analisis karakteristik TDS dan warna air limbah fish pond dilakukan dengan pengujian jartest. Hasil analisis parameter TDS dan warna yang belum memenuhi standart baku mutu. Konsentrasi awal TDS dan warna air limbah industri menunjukan adalah 1450 mg/L dan 218 PtCo. Hasil penelitian didapatkan dosis optimum koagulan PAC dan flokulan polymer anionic sebesar 40 mg/L dan 3 mg/L dengan efisiensi removal TDS dan warna sebesar 82,46 % dan 82,09%. Dosis optimum koagulan tawas dan flokulan polymer anionic yaitu 35 mg/L dan 3 mg/L dengan efisiensi removal TDS dan warna sebesar 70,69 % dan 78,60 %

    Pengomposan Limbah Ikan dan Susu Reject menggunakan Larva Black Soldier Fly

    Get PDF
    Meningkatnya limbah organik dapat menimbulkan besarnya timbulan sampah yang mengakibatkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan bagi masyarakat. Salah satu upaya pengolahan limbah organik adalah dengan memanfaatkan limbah organik menjadi kompos melalui proses biokonversi. Penelitian ini memanfaatkan limbah organik yaitu limbah ikan dan kotoran sapi dengan penambahan susu reject dan MoL nasi basi. Metode yang digunakan yaitu Black Soldier Fly Larvae Composting. Komposisi limbah ikan dan kotoran sapi pada pengomposan yaitu sebesar 50% limbah ikan dan 50% kotoran sapi. Penelitian ini menggunakan penambahan susu reject sebanyak200 ml/kg dan penambahan MoL sebanyak 20 ml/kg. Proses pengomposan dilakukan selama 15 hari dengan feedinglarva setiap 3 hari sekali. Parameter yang diamati yaitu parameter fisik dan kimia kompos serta karakteristik larva meliputi WRI. Hasil penelitian menunjukkan kualitas fisik (suhu, kadar air) dan kimia (C-Organik, N-Total, rasio C/N, fosfor, kalium) telah memenuhi SNI 19-7030-2004. Penambahan susu reject dan MoL pada pengomposan limbahikan dan kotoran sapi memberikan nilai indeks pengurangan sampah (WRI) sebesar 14,17

    Model Dispersi Emisi SO2 dari Cerobong Sub-Pabrik Asam Sulfat Industri Asam Fosfat Menggunakan Metode Gaussian

    Get PDF
    Kegiatan operasional sub-pabrik asam sulfat industri asam fosfat menghasilkan emisi dominan SO2. Pada subpabrik asam sulfat terdapat unit SO2 Conversion yang berfungsi mengkonversi SO2 menjadi SO3 dengan bantuan katalis V2O5. Pada kondisi lapangan katalis dapat mengalami yang menyebabkan penurunan kualitas produk serta emisi gas buang SO2. Apabila kadar SO2 yang dihasilkan oleh industri asam fosfat melebihi baku mutu maka akan menyebabkan ISPA. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa pola sebaran emisi SO2. Pemodelan emisi SO2 menggunakan metode Gaussian dilakukan dengan software Surfer. Dispersi emisi SO2pada musim hujan tersebar ke arah barat darisumber emisi, sedangkan pada musim kemarau emisi SO2 tersebar ke arah timur dari sumber emisi. Konsentrasi emisiSO2 maksimum pada musim hujan sebesar 126,597 ?g/m3 yangterletak pada koordinat 680768,19 E; 9210461,95 S. Pada musim kemarau konsentrasi emisi SO2 maksimum sebesar 32,331 ?g/m3 yang terletak pada koordinat 680768,19 E; 9210461,95 S

    Perencanaan Sistem Instalasi Plambing Air Limbah Domestik Gedung Asrama STIKES Kota Kediri

    Get PDF
    Air limbah yang dihasilkan oleh Asrama STIKES Kota Kediri dengan total populasi 80 orang adalah 9,6 m3/hari. Air limbah Asrama STIKES Kota Kediri berupa grey water dan black water. Karakteristik air limbah domestik STIKES Kota Kediri yaitu ph 7,06, BOD 188,4 mg/L, COD 389 mg/L serta TSS 156 mg/L. Kadar COD, BOD, dan TSS pada air limbah domestik dari STIKES Kota Kediri melebihi nilai dari baku mutu air limbah. Jika air limbah yang melebihi baku mutu dialirkan menuju badan air akan menimbulkan pencemaran air limbah. Air limbah harus dialirkan menuju ke IPAL dengan diamter pipa yang tepat berdasarkan beban unit alat plambing agar tidak terjadi kebocoran pada pipa penyalur air limbah. Distribusi air limbah domestik memanfaatkan sistem gravitasi dan kemiringan pipa (slope) untuk penyaluran menuju IPAL. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode perencanaan, perencanaan meliputi penentuan beban UAP pada masing masing alat plambing dan perhitungan beban UAP komulatif pada masing masing lantai Asrama STIKES Kota Kediri. Penentuan diameter pipa air buangan masing masing lantai didasarkan pada beban UAP komulatif masing masing lantai. Hasil perencanan sistem plambing STIKES Kota Kediri didapatkan diameter pipa grey water dari lantai 1, 2 dan 3 sebesar 75 mm atau 3 inch. Diameter pipa black water dari lantai 1 dan 2 sebesar 100 mm atau 4 inch dan lantai 3 sebesar 75 mm atau 3 inch. Diameter pipa ven Asrama STIKES Kota Kediri sebesar 65 mm atau 3 inch

    Perbandingan Efektifitas Jaring Ikan Bekas dan Botol Plastik Bekas sebagai Media Biofilter dengan Sistem Batch pada Limbah Laundry

    Get PDF
      Limbah laundry merupakan salah satu sumber pencemar pada badan air. Alternatif pengolahan limbah laundry bisa menggunakan biofilter dengan memanfaatkan mikroorganisme yang melekat pada media untuk mengurangi senyawa pencemar. Biofilter merupakan pengolahan air limbah dengan biaya yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan alternatif media biofilter dengan menggunakan jaring ikan bekas dan botol plastik dalam mengolah limbah laundry. Pada penelitian ini media yang digunakan yaitu jaring ikan bekas dan botol plastik bekas. Penelitian dilakukan dengan menggunakan 6 buah reaktor yang dilengkapi dengan aerator dan diisi dengan media berbeda. Variasi waktu tinggal 4 jam, 6 jam dan 8 jam. Parameter yang diamati adalah Chemical Oxygen Demand (COD) dan Fosfat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi media dan waktu tinggal terbaik terdapat pada media jaring dengan waktu tinggal 8 jam. Efisiensi penyisihan COD dan fosfat pada media tersebut 89,3% dan 64%

    Ketahanan Tanaman Typha angustifolia dan Ipomoea aquatica Terhadap Konsentrasi Air Limbah Tambak Udang dengan Metode Range Finding Test (RFT)

    Get PDF
    Kegiatan budidaya tambak udang selain menghasilkan produk pangan berupa udang juga menghasilkan limbah cair. Tambak udang yang terdapat di Pasuruan memiliki konsentrasi fosfat dan amonia yang melebihi baku mutu yang memiliki besaran 0,1 mg/L. Permasalahan tersebut mendorong adanya pengolahan lebih lanjut untuk mereduksi kadar fosfat dan amonia. Metode pengolahan limbah cair yang umum dilakukan dengan memanfaatkan tanaman disebut fitoremediasi. Proses Range Finding Test (RFT) merupakan tahapan yang harus dilakukan untuk mengetahui berapa besar persentase konsentrasi air limbah yang dapat diterima oleh tanaman. Tahapan ini dilakukan sebelum tanaman dimanfaatkan sebagai agen fitoremediator untuk pengolahan limbah cair. Penelitian ini meliputi pengujian Range Finding Test pada tanaman kangkung air (Ipomoea aquatica) yang disiapkan dengan metode germenasi dan ekor kucing (Typha angustifolia) yang disiapkan dengan metode propagasi. RFT dilakukan selama 96 jam di 5 konsentrasi yang berbeda sesuai dengan USEPA Guidelines Part 850.4500. RFT yang dilakukan pada ekor kucing memiliki rentang persentase konsentrasi 0%, 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%. RFT yang dilakukan pada kangkung air memiliki rentang persentase konsentrasi 0%, 15%, 30%, 45%, 60% dan 75%. Tanaman ekor kucing mampu bertahan hidup pada persentase 100% air limbah, sedangkan kangkung air dapat bertahan hidup pada persentase 50% air limbah
    corecore