10 research outputs found

    3x4 Talks Presentation

    Get PDF
    Kumpulan esai buku 3x4 Talks merupakan gabungan dari 37 abstrak yang terejawantah dalam presentasi selama 2 hari di Gedung Siola, Tunjungan, Surabaya.3x4 Talks merupakan bagian dari hajat besar Ikatan Arsitek Indonesia � IAC (Indonesian Architect Convention) 2018 di Surabaya. Kedua kalinya dalam sejarah IAI, menyelenggarkan hajat internasional arsitek Indonesia. Sebagai panitia pelaksana, IAI Daerah Jawa Timur melibatkan segenap anggota, sahabat dan koleganya: arsitek, dan akademisi arsitektur. Awal 2018, UK Petra sebagai mitra strategis akademis IAI Jawa Timur, ditunjuk untuk menginisiasi sebuah pertemuan gagasan akademis dalam bentuk seminar atau diskusi sebagai bagian acara IAC 2018.Tajuk �3x4 Talks� dipilih untuk menggambarkan keragaman matriks diskusi yang terinspirasi dari lapisan perbincangan dan praktek arsitektur yang terjadi di Surabaya. Karakter masyarakat Surabaya yang egaliter menjadi jiwa kemajemukan tersebut. Lapisan lapisan pembentuk morfologi kota Surabaya terbentuk sejak dinasti Majapahit hingga Era Reformasi. Lapisan area permukiman lama dan baru, area kota lama yang organic dan kota baru yang generic bertumpuk dan terjalin dalam satu kota, membentuk kekayaan ekspresi arsitektur, praktek arsitektur, hingga pemanfaatan ruang urban yang dinamik. Dunia praktek arsitektur yang rigid berjalan bersamaan dengan praktek arsitektur partisipasionis, kegiatan pendampingan dari berbagai pendidikan tinggi dan gerakan masyarakat mandiri berperan dalam pembentukan lingkungan binaan perkotaan. Selain itu peran pemerintah kota sendiri dalam menghadirkan ruang ruang kota yang aktif bagi kehidupan urban melalui perencanaan berbagai taman, dan penyelenggaraan berbagai event di ruang kota, bahkan di jalan protokol seperti �car free day� dan berbagai festival tahunan dalam menyambut hari jadi kota Surabaya. Dengan kemungkinan keragaman materi tersebut panitia mengundang berbagai pihak untuk melontarkan materi materi yang diharapkan dapat menjadi persilangan diskusi yang dapat mematik pemikiran yang lebih jauh dalam berpraktek arsitektur yang lebih me-lokal. Diskusi yang terjadi antar arsitek, akademisi arsitektur, peneliti, pendamping masyarakat berbagi gagasan dalam beraneka ragam praktik arsitektur. Pertanyaan pertanyaan kritis tentang pemaknaan arsitektur di kota dilontarkan oleh para pemateri mengulik tentang keberadaan manusia di dalamnya sebagai user, tentang bagaimana perubahan gaya hidup manusia perlu ditanggapi oleh para perencana. Beberapa halaman XV peneliti berbagi tentang bagaimana membaca ruang publik, mulai dari soundcape untuk penderita disabilitas visual, interpretasi ruang kota dengan media musik dan suara, melihat pemanfaatan berbagai ruang ruang negatif di kota. Eksplorasi pemakaian material lokal dalam penciptaan ruang dan bentuk arsitektur menjadi tema dari beberapa arsitek. Lokalitas juga menjadi tema yang banyak digali oleh para akademisi dengan menggunakan teknologi digital baik atas material lokal maupun atas konsep konsep bentuk dan konstruksi arsitektur tradisional selain juga penggalian makna dari arsitektur tradisional nusantara dalam usaha untuk tidak melihatnya sebagai sebuah artefak mati yang tidak dikembangkan. Pelestarian atas arsitektur sebagai benda cagar budaya yang ikut memberi atmosfer pada sebuah kota juga menjadi materi yang menarik ketika pertanyaan yang diangkat adalah tentang pemaknaan kembali karya arsitektur tersebut di jaman dan ruang kota yang berubah. Metode ber-arsitektur dalam studio baik di perkuliahan maupun di biro arsitek di dunia informasi yang serba cepat menjadi tema yang menarik untuk dicermati dimana pilihan untuk bergerak cepat tetapi juga berakar pada pemikiran yang mendalam menjadi sebuah tantangan tersendiri.Matriks materi yang berhasil dihimpun untuk acara bertajuk �3x4 talks� ini, dan diskusi yang terjadi pada akhirnya menjadi satu titik di antara beribu titik dala

    Setelah Seabad Gereja Tionghoa Pertama di Surabaya

    Get PDF
    Artikel ini tentang gereja etnis Tionghoa pertama di Surabaya. Bagaimana gereja ini berkembang dan mempertahankan identitas sebagai gereja Tionghoa Protestan selama lebih dari seabad. Tulisan ini juga berusaha untuk menggambarkan dinamika identitas tersebut, di mana ada sebagian identitas suku dan agama yang tetap, namun ada juga yang berubah

    Vernacularism and The End of Geography

    Get PDF
    In this age of light, distance has become relative. Human can migrate faster and further from their local origin. People can virtually go to even several distance places at once. It is said that this could be the end of geography. This paper is a normative exploration of the concept of spatial experience of space and its role in vernacular architecture. It explores the change of vernacular architecture as the impact of shift in the concept of architectural space. The question to vernacularism lies in the view that vernacularity has a fundamental “logical form”: The expression of locality in vernacular architecture. The question to the elements of vernacular architecture is based on these issues: - the possibility of change in the experience of space and place.(Yi-Fu Tuan) - The principle of gestalt psychology of the reality of space. (Lefebrve) The exploration of those issues lies in the connection of the experience of space and place, the reality of space and its role in the forming of vernacular architecture

    Kampung Ampel: Membaca senarai manifestasi budaya dari elemen tetap dan temporer kawasan

    Get PDF
    Kampung Ampel sebagai kawasan wisata religi telah dikukuhkan sebagai daerah tujuan wisata di Surabaya melalui Peraturan Walikota Surabaya Nomor 53 Tahun 2006 tanggal 22 Juni 2006. Pluralitas masyarakat di sekitar kawasan Ampel ini sudah ada sejak jaman Majapahit seperti yang dicatat oleh Ma Huan tahun 1433 di bukunya Yinghai Shenglan, dimana di kawasan ini telah terdapat komunitas pedagang dari Cina, Yemen dan dari penduduk lokal. Area ini terus berkembang seiring waktu, mulai jaman Majapahit di bawah kepemimpinan Raden Rahmat atau yang dikenal sebagai Sunan Ampel, era kolonial, sampai sekarang. Tiap masa meninggalkan jejaknya pada elemen tetap maupun temporer kawasan. Artikel ini merupakan sebuah jabaran mengenai keberadaan elemen elemen tersebut sebagai sebuah manifestasi budaya dari sebuah masyarakat yang memiliki identitas khusus dan bertahan serta berkembang seiring zaman

    GENDERED SPACE IN WEST SUMBA TRADITIONAL HOUSES

    Get PDF
    Rendell stated that gender representation underlined the production of space in architecture both symbolically and functionally in certain cultures (Rendell et al. 2000). Thus, an exploration on the spatial functionality of traditional houses could show how cultural gender rules and roles generate the spatial arrangements. This empirical research explored the traditional houses in two kampongs: Tarung and Ratenggaro of West Sumba, Indonesia, which spaces are divided into two distinct spaces: male�s space and female�s space, each with its own entrance. This firm division leads to the questions on its relation with the traditional gender roles are represented inside the house. Interestingly, the spatial arrangement is not intended to create separation between men and women inside the house or to pose that the status and roles of men are higher than those of women. The research found that the space separation actually is a manifestation of the dynamic roles of male and female members of the house and the circular arrangement of the space around the fireplace at the centre of the house follows the dynamic of gender duality in Sumba culture

    IMPACT OF SIMPLE VIRTUAL TECHNOLOGY APPLICATION IN ARCHITECTURAL EDUCATION

    Get PDF
    The development of technology cannot be separated from the development of science, including the learning method. There is an elective course named Virtual Reality Architecture in Architecture Department of Petra Chrisitan University. This course focuses on the process of learning architecture at the stage of presenting and communicating ideas. The virtual technology used as a learning method includes three types of technology, animation, augmented reality and virtual reality. The three technologies are elaborated as a simulation method. The simplicity of its application can be seen in the support for hardware, software, and special devices used by students in their daily lives. This study aims to test the achievement of goals at the final level of learning. Students who have attended this lecture are then interviewed and observed, in relation to proving whether this simple virtual technology can be a supporter in the learning process in the architecture study program

    HUBUNGAN RUANG, BENTUK DAN MAKNA PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL SUMBA BARAT

    Get PDF
    Suku Sumba yang mendiami salah satu gugusan kepulauan di Nusa Tenggara Timur terkenal dengan bentukan rumah dengan bubungan atap yang sangat tinggi. Ruang dalam rumah Sumba diatur sedemikian rupa sehingga memiliki organisasi ruang yang sangat jelas. Pengaturan ruang dalam rumah membagi ruang menjadi area pria dan wanita. Fakta yang ada di Sumba terdapat beberapa pola penataan masa permukiman tradisional dan bentuk arsitektur tradisional yang berbeda. Karena itu bentuk rumah, penataan ruang dalam dan massa pada ruang luar arsitektur tradisional Sumba memiliki ke-khas-an yang menarik untuk dikaji secara arsitektural. Pengaruh kepercayaan Marapu terhadap bentuk dan ruang arsitektur tradisional Sumba juga menarik untuk diidentifikasi secara arsitektural. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan ruang dan bentuk pada rumah tradisional Sumba Barat dikaji dari aspek arsitektural dan pengaruh kepercayaan Marapu terhadap perwujudan ruang dan bentuknya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis melalui pendekatan identifikasi tatanan antar elemen, ukuran dan keseimbangan, obyek dan pembentuk obyek, identifikasi ruang dan tapaknya (Meiss, 1990). Kemudian penerapan kosmologi di analisa dengan teori upright human body, space, and time (Tuan, 2011). Melalui penelitian ini diharapkan dapat diidentifikasi hubungan ruang dan bentuk pada rumah tradisional Sumba Barat serta konsistensi pengaruh kosmologi dan mitologi terhadap bentuk dan ruang. Dari hasil analisa didapatkan hubungan antara kosmologi, ruang dan bentuk arsitektur Sumba Barat, dengan studi kasus kampung Tarung dan Ratenggaro adalah yang pertama tempat yang paling sakral dalam rumah justru memiliki olahan yang paling sederhana. Yang kedua, dari segi ruang, atribut elemen arsitektur yang lebih sederhana terletak pada bagian atas (menara) yang merupakan ruang sakral pada rumah (tempat bersemayamnya Marapu). Sedangkan bagian tengah merupakan bagian yang memiliki atribut yang paling kompleks, baik dari segi olahan bentuk dan elemen pembentuk ruang. Yang terakhir dari Dari segi bentuk, bagian bawah merupakan bagian yang paling tidak terolah, bagian atas masih memiliki olahan dan aturan dalam proses membangun bentuk. Atribut atau olahan bentuk yang terbanyak terletak pada bagian tengah rumah. Kata kunci: rumah tradisional Sumba Barat, ruang, bentuk, makn

    Malige Budaya Buton: Dari Buton untuk Buton

    No full text
    usulan pemanfaatan dan pengembangan kawasan Benteng Wolio, Buton dengan memperhatikan potensi wisata budaya dan ala

    PETA HIJAU HUBUNGANNYA DENGAN KBS SEBAGAI WISATA EDUKASI ALAM BERKELANJUTAN

    Get PDF
    Perkembangan kebun binatang sebagai tempat hiburan merupakan sebuah fenomena yang sangat menarik untuk diperhatikan. Kebun Binatang Surabaya adalah sebuah tempat wisata kebanggaan kota Surabaya. Keberadaan Kebun Binatang ini sudah sejak tahun 1970, yang terbesar di Asia Tenggara. Nyaris keberadaan KBS kurang disadari oleh warga kota Surabaya, karena kondisi fisik yg ada di dalamnya, tidak terawat. Potensi KBS yang ada saat ini dapat menjadi evaluasi untuk dapat ditingkatkan kwalitasnya menjadi bagian pembentuk runag kota. Melalui penelusuran evaluasi Kebun Binatang Surabaya dengan Peta Hijau dan memposisikan KBS sebagai ruang public kota, diharapkan KBS dapat menjadi sebuah tempat rekreasi edukatif yang berkelanjutan. Kata kunci: Kebun Binatang Surabaya, peta Hijau, rekreasi

    MALIGE BUDAYA BUTON

    Get PDF
    Pelestarian benteng Wolio berada dalam upaya Pelestarian, Pengembangan dan Pemanfaatan Bangunan cagar Budaya (BCB) di skala Nasional. Paper ini merupakan sebuah usulan pemanfaatan kawasan benteng Wolio dengan mempertimbangkan beberapa hal. Beberapa hal yang menjadi patokan adalah: 1. Kondisi lingkungan p. Buton yang sudah berkembang (salah satunya adalah wisata bawah laut Waikatobe) 2. Lokasi Benteng yang hanya berjarak 3 km dari pantai yang indah 3. Fisik Benteng yang masih memperlihatkan keunikan dan kemegahan kerajaan Buton sebagai pusaka benda 4. Kehidupan masyarakat dengan desa adatnya sebagai pusaka tak benda. Dengan melihat kemungkinan potensi potensi tersebut, maka usulan pengembangan dibuat dengan mempertahankan pusaka benda dan tak benda masyarakat buton yang memiliki sejarah yang sangat unik dan memiliki nilai penting dan tinggi, dengan membangkitkan kembali peranan istana buton sebagai generator budaya
    corecore