78 research outputs found

    Daya Tahan Sektor Rumah Tangga Dalam Rangka Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan Di Griya Pagutan Indah Kota Mataram

    Get PDF
    Krisis tahun 1997 merupakan gambaran tingginya kenaikan inflasi di Indonesia. Fenomena inflasi saat itu mencapai 82,40% (Anas, 2006). Awal pertengahan tahun 1998 juga mengalami pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Kondisi perekonomian yang stabil merupakan dambaan setiap negara dibandingkan dengan keadaan perekonomian yang selalu berfluktuasi. Stabilitas perekonomian akan menciptakan suasana perekonomian yang kondusif. kondisi iklim yang stabil dalam tingkat kesejahteraan yang diharapkan adalah tujuan di setiap negara. Salah satu upaya menjaga stabilitas ekonomi adalah melalui kebijakan moneter. Misalnya dengan pertumbuhan ekonomi, menjaga stabilitas harga (inflasi), pencapaian neraca pembayaran dan pengurangan pengangguran (Natsir, 2008). Stabilitas sistem keuangan suatu negara di antaranya tercermin dari adanya stabilitas harga, dalam artian terdapat harga yang tinggi yang dapat merugikan masyarakat, baik konsumen maupun produsen yang akan merusak sendi-sendi perekonomian. Namun dalam pelaksanaan kebijakan tersebut, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter menggunakan variabel moneter seperti suku bunga dan jumlah uang beredar untuk mengatasi guncangan ekonomi seperti inflasi. Selain itu perlunya peran pemerintah dalam menjaga rupiah agar tidak terjadi gejolak dalam perekonomian. Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil berdampak negatif terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Diantaranya inflasi yang tinggi akan menyebabkan turunnya pendapatan riil masyarakat sehingga taraf hidup masyarakat turun dan pada akhirnya membuat setiap orang terutama yang miskin semakin miskin. Dari salah satu dampak inflasi yang begitu luas akan berdampak tuntutan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan semakin sulit. Mereka terus meneruskenaikan harga yang diimbangi dengan peningkatan pendapatan masyarakat, dapat dipastikan keadaan Indonesia akan semakin terpuruk. Akibatnya banyak kebutuhan masyarakat yang tidak dapat dipenuhi, sehingga banyak hal yang harus dipenuhi dengan cara kredit. Banyaknya kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi akan menimbulkan peluang yang luas bagi perbankan untuk menawarkan kredit yang siap tersedia untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ketiga objek penelitian di atas (inflasi, kemiskinan, dan kredit) apakah berpengaruh terhadap stabilitas sistem keuangan? Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI) dengan data time series dari tahun 2007-2015. Proses analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi OLS dengan Eviews 8.0. Berdasarkan penelitian, jika hanya uji parsial variabel kemiskinan berpengaruh signifikan terhadap stabilitas sistem keuangan sebesar 2,023 dengan α = 10%. Sedangkan dua variabel lainnya (inflasi dan kemiskinan) tidak signifikan terhadap stabilitas sistem keuangan, sedangkan dua variabel lainnya (inflasi dan kemiskinan) tidak signifikan terhadap stabilitas sistem keuangan. Sedangkan nilai R-Square (0.629900), menunjukkan bahwa ketiga variabel independen/bebas yang terdiri dari inflasi, kemiskinan dan kredit secara simultan berpengaruh yang membuat stabilisasi sistem keuangan meningkat atau menurun. Artinya secara bersama-sama variabel independen (inflasi, kemiskinan dan pinjaman) berkontribusi/ pengaruh sebesar 62,9% terhadap stabilitas sistem keuangan

    ANALISIS MODEL MANAJEMEN KOPERASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI

    Get PDF
    Data pertumbuhan usaha koperasi menunjukkan bahwa kinerja koperasi yang ditunjukkan oleh volume usaha dan laba bersih mengalami penurunan selama tahun 2008-2010. Berbagai   penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bisnis yang berhasil adalah kewirausahaan, partisipasi anggota, dan pengurus koperasi. Berdasarkan fenomena empiris yang ditemukan di lapangan penelitian ini maka rumusan masalah penelitian yang dirumuskan disini adalah “Bagaimana cara meningkatkan kinerja Koperasi Berbagai Usaha di KOTA MATARAM” Untuk menjawab masalah penelitian ini digunakan pendekatan dengan tiga variabel penelitian yaitu kewirausahaan, partisipasi anggota, dan pengelolaan koperasi. Pengujian pengaruh masing-masing variabel dilakukan dengan menggunakan Uji Regresi Berganda pada pengumpulan data yang diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner kepada 74 pengurus koperasi di Kota Mataram. Hasil uji regresi partisipasi anggota berpengaruh signifikan terhadap kinerja Koperasi Aneka Usaha di Kota Mataram, dan pengurus koperasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja Koperasi Usaha Milik Berbagai Usaha

    Contemporary Art in an Alien Context: Building Up a Self-organized Space in Contemporary Abkhazia

    Get PDF
    SKLAD (depot) is a cultural centre in the post-war town of Sukhum/i in the de facto state of Abkhazia founded in 2015. It is the first local initiative to engage with contemporary art. Its goal is to foster international connections, support local artistic initiatives and strengthen civil society in challenging contexts of isolation and post-conflict trauma. In this article, the initiators take a look back and analyze how SKLAD became a learning tool to get to know the place they live in better

    Analisis Etika Bisnis Online Melalui Perspektif Penjual, Pembeli, Dan Penyedia Layanan Online Marketplace Di Indonesia

    Get PDF
    Perkembangan teknologi yang kian pesat telah memberi perubahan yang signifikan dalam setiap aspek kehidupan. Perubahan tersebut turut berdampak pula dalam bisnis ritel. Pola industri ritel konvensional mulai bergerak ke arah industri ritel digital sebagai jawaban akan tuntutan perubahan pola pengalaman konsumen dalam berbelanja (Chen, 2016).Adopsi konsep digital dalam industri ritel telah menjadi tren di Indonesia. McKinsey melalui Setyowati (2018) memproyeksikan nilai pasar e-commerce Indonesia akan mencapai US65miliaratausekitarRp910triliunpadatahun2022.AngkaitunaikdelapankalilipatdibandingtahunlaluyangnilainyaUS 65 miliar atau sekitar Rp 910 triliun pada tahun 2022. Angka itu naik delapan kali lipat dibanding tahun lalu yang nilainya US 8 miliar atau Rp 112 triliun. Berbagai macam industri ritel mulai dari perorangan sampai dengan korporasi besar sudah mulai banyak yang menjajaki konsep ini. Penerapan konsep digital berarti penurunan aktivitas tatap muka langsung antara ritel dengan konsumen. Sementara itu, setiap industri ritel dituntut untuk mengedepankan etika dalam berbisnis demi meningkatkan kepercayaan konsumen. Identifikasi dan kontrol etika bisnis mudah dilakukan oleh pelaku industri dan konsumen ketika tatap muka langsung terjadi. Oleh karena itu, perlu dicari tahu lebih lanjut mengenai isu-isu mengenai pelanggaran etika bisnis yang terjadi selama terjadinya praktik bisnis online di Indonesia

    E-wallet Adoption in The Covid-19 Period: The Roles Of Perceived Benefits As Mediating Variabel

    Get PDF
    Kemajuan teknologi sangat cepat dan bergejolak, terutama bagi generasi milenial di Indonesia. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menguji model perilaku adopsi e-wallet. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kemudahan penggunaan dan kenyamanan penggunaan terhadap adopsi e-wallet pada generasi milenial di Indonesia. Selain itu, bertujuan untuk menganalisis peran persepsi manfaat sebagai pemediasi pengaruh kemudahan penggunaan dan kenyamanan penggunaan terhadap adopsi e-wallet. Responden dalam penelitian ini sebanyak 215 mahasiswa, melalui survei online. Teknik pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling dengan metode purposive sampling. Uji validitas dan reliabilitas menggunakan analisis smart PLS pada outer model. Pengujian hipotesis menggunakan output inner model smartPLS. Hasil analisis data menunjukkan bahwa instrumen penelitian ini memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Kemudahan penggunaan dan kenyamanan penggunaan berpengaruh langsung terhadap perilaku adopsi e-wallet generasi milenial Indonesia. Persepsi manfaat terbukti menjadi mediator parsial dalam model perilaku adopsi e-wallet generasi milenial Indonesia. Studi kebaruan ini menunjukkan bahwa perilaku adopsi generasi muda milenial Indonesia dalam mengadopsi e-wallet tidak hanya memperhatikan manfaat dari layanan e-wallet, tetapi perilaku adopsi e-wallet dipandang sebagai suatu keharusan di era teknologi digital ini
    corecore