19 research outputs found
THE COMPARATION STUDY BETWEEN THE STUDENTS’ VOCABULARY MASTERY BY USING GRAMMAR TRANSLATION METHOD AND SILENT WAY AT THE SECOND GRADE STUDENTS OF MTs INTIBAHUSYSYUBBAN UJUNGSEMI KABUPATEN CIREBON
Hasyim As’ari: “The Comparation Study Between The Students’ Vocabulary
Mastery by Using Grammar Translation Method and Silent
Way At The Second Grade Student of MTs
Intibahusysyubban Ujungsemi Kabupaten Cirebon”
The aims of the research is to find out about the comparison between the
students’ vocabulary mastery by using Grammar Translation Method and Silent
Way.
The method of this research was quantitative method. It means that the
writer did the research by using the formula of statistic, especially by using the
formula of t-test. The writer took one of three classes then gave the pre-test and
post-test to know the students’ ranks before applying Grammar Translation
method and Silent Way,then compared both ranks to find the better ranks.
The techniques of collecting data are to know the students’ vocabulary
mastery by using grammar Translation Method and Silent Way, the writer has
presented the test on vocabulary to the students of class 8 A who have been
taught vocabulary mastery by using Grammar Translation Method and 8 B who
have been taught vocabulary mastery by using Silent Way.
The first step in this thesis research based on the theoretical data
resources and empirical data resources with 34 students as the research sample.
The techniques for collecting the data is used by the writer is test. The data will
be analyzed by using t-test formula.
After the data has been analyzed, it has been obtained the mean score of
the students’ vocabulary mastery by uisng grammar translation method is 72.3. it
means that the students’ vocabulary mastery by using grammar ttranslation
method is good. And the means score of the students’ vocabulary mastery by
uisng Silent way is 63.2. it means that the the students’ vocabulary mastery by
uisng Silent way is poor.
From the calculation mean scores above by using t-test formula, it has
obtained the value of tobserved 3.29. It is higher than critical value of the ttable
with the significance 5% that is 2.00. So the result of ttest is 3.29 > ttable
2.00. So, the result of the comparison is there is significance comparison
between the X1 variable (the students’ vocabulary mastery by using grammar
translation method) and the X2 variable (the students’ vocabualary mastery
by using Silent way)
Peran Pondok Pesantren dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat(Studi Kewirausahaan Pondok Pesantren Alam Saung Balong Al-Barokah Majalengka)
Achmad Hasyim As’ari (1410220072). PERAN PONDOK PESANTREN
DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi
Kewirausahaan Pondok Pesantren Alam Saung Balong Al-Barokah
Majalengka)
Sebagai lembaga multifaset, pondok pesantren memiliki beragam peran
dan fungsi, salah satunya adalah sebagai pemelihara tradisi Islam dan reproduksi
ulama. Pada masa ini pondok pesantren sedikit diragukan perannya sebagai
lembaga yang berfokus kepada pengembangan sumber daya insani dikarenakan
sebagian masyarakat berasumsi bahwa pondok pesantren dari tahun ketahun
hanya mengkaji kitab kuning klasik dan kurang mengembangkan kompetensi
untuk pemenuhan kesejahteraan secara finansial atau ekonomi dalam menghadapi
dunia kerja.
Dari latar belakang yang disebutkan terdapat beberapa pertanyaan, yaitu :
Bagaimana peran pondok pesantren Alam Saung Balong Al-Barokah di
masyarakat? Bagaimana peran kewirausahaan pondok pesantren Alam Saung
Balong Al-Barokah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat? Serta Faktorfaktor
yang mendukung dan menghambat pondok pesantren dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran dan fungsi
pondok pesantren alam saung balong Al-Barokah sebagai media transformasi
ilmu, media rekayasa sosial, media dakwah dan kewirausahaan dalam rangka
peningkatan kesejahteraan masyarakat
Metodologi penulisan dalam peneltian ini menggunakan deskriptif dengan
pendekatan kualitatif, yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang telah dialami oleh subyek peneliti, mendeskripsikannya dalam bentuk katakata
dan bahasa, dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Adapun data
yang diperoleh merupakan data langsung dari lapangan di pondok pesantren alam
saung balong Al-Barokah, Majalengka, seperti hasil wawancara, obsevasi, dan
dokumentasi.
Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa pondok pesantren alam saung
balong Al-Barokah, Majalengka memerankan fungsinya sebagai pondok
pesantren, yaitu sebagai media transformasi ilmu, media kontrol dan rekayasa
sosial serta sebagai media dakwah (madrasah bagi umat). Bidang kewirausahaan
berperan aktif pada masyarakat sekitar terutama yang menjadi binaan, bukan
hanya sebagai pemberian materi berupa teori dan pelatihan saja melainkan mampu
memberikan peluang kerja dari unit-unit usaha yang ada di pesantren. Sehingga
masyarakat bisa sejahtera secara ekonomi karena mampu memenuhi kebutuhan
primer, sekunder dan tersier dengan jumlah pendapatannya, serta sejahtera dalam
bermasyarakat karena ditopang oleh ilmu agama dan ilmu umum lainnya.
Keyword : Pesantren, Kewirausahaan, Kesejahteraan Masyaraka
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
Prospective math teachers should be able to master basic skills in doing math problems. One of the skills in doing mathematics is the ability to solve math problems. However, in fact students of Mathematics Education Study Program of Pekalongan University Semester 4 as math teacher candidate is still lacking in problem solving ability. Besides iu, teaching materials that contain mathematical problem solving strategies are also not available so in learning the problem-solving ability is still lacking.In this study developed a problem-based mathematics learning module in which contains problem-solving strategies. This research aims to: 1) acquire and describe modules that fit the needs of the 4th semester students of Mathematics Education, 2) produce mathematical problem solving modules, 3) produce appropriate problem-based math learning modules and 4) produce effective modules to improve capability mathematical problem solving on semester 4 students. This development research using the development model Thiagarajan et al. The steps undertaken in this research and development are defining, designing and developing.Based on the result of the research, the description and design of the module according to the problems of the students of Mathematics semester 4. Meanwhile, the total aspect of all validator is 4.175. According to the validation criteria makka can be concluded that the developed learning module included in the category valid. This means that the developed learning media is valid. Meanwhile, based on the test in the afternoon class, obtained some input which is then refined to then be used in trials in the morning class students. Based on pre test and post test results, both data were analyzed using wilcoxon test yielding Zobs of -3.399. Based on the right-side test criteria, the result of the decision is that the average post test score is higher than the average pre test value. This means that the modules are developed effectively for use in Mathematics Education students semester 4
PENINGKATAN NILAI EKONOMIS TAPE PADA UMKM TAPE “NGANGENI” DI DUSUN MANGLI DESA KARANGSARI KECAMATAN SEMPU KABUPATEN BANYUWANGI
Program pengabdian ini dilakukan di Dusun Mangli Desa Karangsari Kecamatan Sempu Banyuwangi. Mitra dari program adalah pemilik UMKM tape “Ngangeni”. Permasalahan mitra adalah: 1) Hasil produk mitra masih berupa tape singkong; 2) belum mempunyai pengetahuan mengolah tape menjadi produk olahan bernilai ekonomi; 3) belum memiliki peralatan pengolahan dan pengemasan produk olahan turunan tape; 4) belum memiliki pengetahuan pemasaran untuk produk olahan tape; 5) masih menerapkan sistem manajemen kekeluargaan. Solusi yang ditawarkan dan target luarannya adalah: 1) Penyuluhan manfaat tape singkong untuk dikembangkan menjadi produk olahan dengan luaran jasa transfer pengetahuan manfaat tape singkong dan aneka olahan turunannya; 2) Pelatihan dan pendampingan serta kesempatan untuk praktek mandiri mengolah tape singkong menjadi produk ladrang tape, prol tape dan stik tape dengan luaran produk jadi olahan dengan nama brand “Ngangeni”, serta video rekaman kegiatan; 3) Pemberian alat pioneer untuk penunjang pembuatan produk olahan dan juga pengemas produk, dengan luaran diberikannya alat spinner, oven dan sealer; 4) Membuat draft pengajuan PIRT dari produk sehingga menjadi bekal dalam meningkatkan area pemasaran produk, dengan luaran draft pengajuan PIRT; 5) Memberi pelatihan manajemen pengelolaan usaha dengan luaran jasa analisis kelayakan usaha dan pembukuan sederhana. Pelaksanaan kegiatan ini meliputi koordinasi dengan mitra, penyuluhan manfaat tape dan pentingnya produk turunan dari tape, pelatihan pembukuan sederhana, pelatihan pembuatan olahan makanan ladrang tape, prol tape dan stik tape, praktek mandiri, pendampingan kemasan dan pemasaran produk. Hasil dari kegiatan pengabdian menunjukkan adanya peningkatan keberdayaan masyarakat sebesar 75 % peningkatan produk dan 85 % peningkatan pengetahuan mitra dalam mengolah tape singkong menjadi olahan
IDENTIFIKASI BENTUK DAN UKURAN SEL EPIDERMIS PADA BEBERAPA DAUN TANAMAN DARAT DAN AIR
Latar Belakang: Sel sebagai unit terkecil kehidupan menyusun berbagai bagian jaringan dan organ makhluk hidup seperti tumbuhan. Organ tumbuhan baik akar, batang, daun dan organ reproduksi tersusun atas berbagai jaringan seperti meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis dan jaringan pengangkut. Jaringan-jaringan tersebut memiliki fungsi, bentuk, ukuran dan susunan sel-sel tidak sama, sehingga perlu upaya identifikasi bentuk dan ukuran sel dalam menunjang proses pengklasifikasian tanaman.Metode: Penelitian menggunakan yaitu tanaman jagung (Zea mays ssp), bayam (Amaranthus spp), enceng gondok (Eichhornia crassipes), dan tanaman kangkung (Ipomoea aquatica). Pengamatan bentuk dan ukuran sel epidermis daun tanaman dengan membuat preparat segar dan pengamatan menggunakan mikroskopik cahaya. Analisis panjang sel menggunakan aplikasi imagej.Hasil: Hasil Penelitian menunjukkan sel epidermis tanaman jagung berbentuk menyerupai persegi atau persegi panjang, bayam berbentuk bintang, sedangkan kangkong dan enceng gondok berbentuk poligonal. Hasil pengukuran panjang sel epidermis tanaman jagung sebesar 86,55 μm, bayam 41,67 μm, kangkung 55,90 μm, dan tanaman enceng gondok 55,60 μmKesimpulan: Bentuk sel yang menunjukkan perbedaan adalah pada bayam dengan bentuk bintang, jagung berbentuk persegi, sedangkan pada kangkong dan enceng gondok berbentuk polygonal, panjang sel epidermis daun berkisar anatara 41,67 – 86,55 μ
POLA SEBARAN DISTRIBUSI BULU BABI (ECHINOIDEA) DI PULAU MERAH PESANGGARAN BANYUWANGI
Latar Belakang: Pulau Merah merupakan sebuah obyek wisata pantai yang mana didalamnya terdapat keanekaragaman biota laut diwilayah intertidalnya. Salah satu biota laut yang mudah ditemui di wilayah intertidal yang berasosiasi dengan komunitas karang adalah bulu babi (Echinoidea). Adanya aktivitas pengujung secara langsung dapat mempengaruhi keberadaan dari bulu babi tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan dilakukan sebuah penelitian.Metode: purposive sampling dengan pembagian wilayah 3 site penelitian, dimana tiap site terdapat garis transek 10 m yang didalamnya terdapat sampling plot berukuran 11 m2 dengan jumlah total 15 plot. Adapun analisis data menggunakan perhitungan indeks morisita (Id) dengan menghitung Mu dan Mc serta menghitung standar derajat morisita (Ip).Hasil: Didapatkan 10 jenis bulu babi diantaranya Arbacia Puctulata, Deadema savignyi, Deadema setosum, Centrostepanus rodgersii, Echinometrix calamaris, Heterocentrotus mamillatus, Echinometra oblonga, Echinometra Viridis, Tripneustes gratilla dengan (Id)=2,27, Mu=406,78, Mc=23,55, Derajat Morisita=0,03, Ip=Seragam.Kesimpulan: Pola distribusi bulu babi (Echinoidea) di Pantai Pulau Merah seraga
IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN BERMANFAAT SEBAGAI BAHAN BANGUNAN DAN KERAJINAN SUKU USING KABUPATEN BANYUWANGI DITINJAU DARI SEGI ETNOBOTANI
Pemanfaatan tanaman sebagai bahan bangunan dan kerajinan merupakan kegiatan turun temurun yang telah dipraktikkan oleh Suku Using Kabupaten Banyuwangi. Suku Using memanfaatkan tanaman sebagai bahan bangunan dan kerajinan menjadi beranekaragam jenis konstruksi bangunan dan produk kerajinan yaitu atap, pintu, jendela, kusen, lantai, tiang, plafon, reng, bekisting, ukiran, peralatan/perabot rumah tangga, hiasan, alat musik, anyaman, pewarna tekstil dan seni barong, untuk mendukung kegiatan pemanfaatan tanaman perlu adanya identifikasi mengenai potensi tanaman berguna. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tanamanyang berpotensi sebagai bahan bangunan dan kerajinan, mengetahui pengetahuan masyarakat Suku Using Banyuwangi tentang pemanfaatan tanaman sebagai bahan bangunan dan kerajinandengan jumlah responden yaitu 390 orang. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif eksploratif dengan teknik survei lapangan dan wawancara dari narasumber yang berprofesi sebagai ketua adat, tukang bangunan, pengrajin kerajinan khas banyuwangi dan masyarakat Suku Using. Data yang diambil meliputi data keanekaragaman tanaman yang digunakan masyarakat Using sebagai bahan bangunan dan kerajinan.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2018 di lima kecamatan di Kabupaten Banyuwangi yaitu meliputi Kecamatan Glagah, Kecamatan Giri, Kecamatan Kabat, Kecamatan Singojuruh dan Kecamatan Rogojampi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 33 spesies yang dimanfaatkaan sebagai bahanbangunan dan kerajinan oleh masyarakat Using terdiri atas 18 familia. Spesies yang paling dominan digunakan adalah jati (Tectona grandis), kelapa (Cocos nucifera), bambu (Gigantochloa apus), mahoni (Swietenia mahagoni), nangka (Artocarpus heterophyllus), pulai (Alstonia scholaris), kopi (Coffea sp.), rotan (Calamus javanensis), dan bendo (Artocarpus elasticus).
 
IDENTIFIKASI BENTUK DAN UKURAN SEL CTENII PADA SISIK IKAN MULLET MERAH (Parupeneus heptacanthus)
Latar Belakang: Sisik merupakan jaringan penutup dan terluar pada tubuh ikan, sisik dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu : sisik placoid, cosmoid, ganoid, cycloid dan ctenoid. Dimana karakter sel sisik ctenoid terdapat gerigi - gerigi kecil yang disebut ctenii dan terdapat pada ikan teleostei, salah satu dari ikan teleostei tersebut ialah mullet merah (Parupeus heptacanthus). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bentuk dan ukuran sel ctenii mullet merah.Metode: Sampel penelitian adalah sisik bagian badan dan ekor dimana sebelumnya dilakukan pembuatan preparate segar dari kedua bagian tersebut, kemudian dilakukan pengamatan secara langsung menggunakan mikroskop, untuk pengukuran panjang sel ctenii menggunakan aplikasi imageJ.Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bentuk ctenii tipe transforming ctenii dimana bentuk sel ctenii didukung oleh sel berbentu menyerupai persegi panjang dan meruncing pada bagian sisi luar, pengukuran panjang sel ctenii badan dan ekor didapatkan rata-rata 182,60 ÎĽm dan 143.165 ÎĽm.Kesimpulan: Disimpulkan bentuk ctenii tipe transforming ctenii dengan pancang sel ctenii badan cenderung lebih panjang dari eko
THE EFFECT OF ADMINISTERING MANGOSTEEN RIND EXTRACT (Garnicia mangostana l) COMPARED WITH GLIMEPIRIDE TO THE BLOOD SUGAR LEVELS OF WHITE MALE RAT (Rattus norwegicus l) INDUCED BY STREPTOZOTOCIN
The purpose of this study is to prove the differential effect of administering the mangosteen Rind extract due to lowering the blood sugar levels of Winstar white male rats induced by streptozotosin (STZ). This study used a randomized design of the ramdomized posttest only control group design. The sample consisted of 4 groups with a sample size of 7 animals each group of rats. All samples were prepared STZ induction of diabetes with a single dose of 50 mg/Kg BW through intraperitoneal (IP). K0 (control group; given 1% CMC 1 cc/day), K1 (treatment group 1; given 0,054 mg glimepiride/200 grBW, K2 (treatment group 2; given mangosteen Rind extract 50 mg/Kg BW), K3 (treatment group 3; given the mangosteen Rind extract 100 mg/Kg BW). Timing of therapy in each group was for 7 days. Shapiro-Wilk normality test (a=0.05) in the BW D variable data, pre-post STZ GDP and D GDP. Testing homogeneity used Levene's test. When data distribution was normal and homogenous, it used an ANOVA deferential test. When data distribution was normal and inhomogeneous, it proceed to apply T-test with 2 free samples. The results: 1) There were significant differences between K0 D GDP with K1 (p=0.015), K0 to K2 (p=0.003) and group K0 to K3 (p=0.002), 2) Whereas no difference was shown in the K1 with K2 (p=0.442), K1 to K3 (p=0,401) and K2 to K3 (p=0.878). Conclusion: The administration of mangosteen Rind extract doses of 50 and 100 mg/kg bw/day did not differ in lowering blood sugar levels compared with glimepiride administration of a dose of 0.054 mg/200 grBW rat/day. Mangosteen Rind extract dose of 100 mg/kg bw/day and 50 mg/kg bw/day did not provide a significant difference in lowering blood sugar levels
Inventarisasi Keanekaragaman Serangga Di Kawasan Mangrove.Kawang Wringin Putih, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi
Latar Belakang: Mangrove merupakan salah satu ekosistem yang memiliki peran penting dalam upaya pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut.Secara ekologis hutan mangrove berfungsisebagai tempat mencari makanan, tempat memijah, tempat berkembang biak dan tempat bersarangberbagai macam fauna.Fauna yang mampu hidup dikawasan mangrove salah satunya adalah serangga. Serangga memiliki peran dalam suatu ekosistem, diantaranya sebagai spesies indikator, yaitu untuk memprediksi tingkat kepunahan spesies lain atau perubahan mikro lingkungan, habitat maupun ekosistem. serangga memiliki peranan penting bagi ekosistem Mangrove namun masih belum tersedia data yang cukup mengenai keanekaragaman serangga dikawasan Mangrove Kawang Wringin Putih, Muncar, oleh karena ituperlu dilakukan penelitian mengenai keanekaragaman serangga dikawasan Mangrove Kawang Wringin Putih, Muncar, Banyuwangi.Metode:Menggunakan metode penelitian deskriptif dan eksploratif pengambilan sample dilakukan dengan menggunakan teknik Direct Sweeping, pada waktu jam 10.00 am sampai jam 01.00 pm. Sampel yang didapat didaerah muara, pantai dan daratan.Kesimpulan: Menurut hasil penelitian yang dilakukan di kawasan kawang wringin putih, muncar, banyuwangi ditemukan 11spesies yang hidup di habitat kawasan mangrove tersebut. Didarat ditemukan 8 serangga, muara ditemukan 3 serangga, dipantai ditemukan13serangga. Jenis serangga yang mendominasi pada hutan mangrove kawang adalah semut api atau angkrang (Solenopsis spp) dan semut kayu (Camponotus pennsylvanicu