18 research outputs found

    ANALISIS SPASIAL KONVERSI LAHAN PERTANIAN KOTA PADANG TAHUN 2003-2012

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luas lahan pertanian (sawah) Kota Padang yang telah dikonversi menjadi lahan non pertanian dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2012. Analisis data tahun 2003 – 2012 menggunakan data spasial (peta). Setelah diketahui luas lahan pertanian (sawah) Kota Padang yang telah terkonversi menjadi lahan non pertanian dari tahun 2003 – 2012, maka dilakukan perhitungan untuk mengetahui berapa persentase (%) yang terkonversi menjadi lahan terbangun (pemukiman) dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya. Total luas lahan pertanian (sawah) kota Padang yang telah terkonversi menjadi lahan non pertanian dari tahun 2003-2012 adalah 1.605,418766 ha. Total luas lahan pertanian (sawah) kota Padang yang telah terkonversi menjadi lahan terbangun (pemukiman) dari tahun 2003-2012 adalah 1,217.998614 ha atau 75,87 % dari total lahan pertanian (sawah) yang telah terkonversi

    PENGENDALIAN BANJIR KOTA PADANG MENGGUNAKAN METODE ZERO RUN OFF SYSTEM (STUDI KASUS DAS KURANJI)

    Get PDF
    Banjir pada umumnya terjadi akibat faktor alam seperti intensitas hujan yang  tinggi dan kerusakan DAS akibat penggunaan lahan yang tidak menerapkan kaidah-kaidah konservasi. Kota Padang merupakan daerah rawan banjir di Provinsi Sumatera Barat, yang disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi dengan durasi waktu yang lama. Pengendalian banjir tidak bisa terlepas dari pentingya pengelolaan DAS. Melalui penerapan metode Zero Run Off System (ZROS) yang dapat meminimalkan aliran permukaan (run-off) dan meningkatkan penyerapan air. Sumur resapan salah satu yang direkomendasikan pada bagian hilir DAS Kuranji. Jumlah sumur resapan yang dibutuhkan adalah sebanyak 12.244 unit untuk periode ulang curah hujan 2 tahun dan 16.864 unit untuk periode ulang curah hujan 50 tahun

    PEMANFAATAN TEKNOLOGI SONIC BLOOM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN SAWI

    Get PDF
    Sonic bloom adalah teknologi yang menggabungkan gelombang suara frekuensi tinggi dan nutrisi organik, yang ditujukan untuk pertumbuhan tanaman yang lebih baik guna meningkatkan produktivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan teknologi sonic bloom pada tanaman sawi untuk meningkatkan produktifitas tanaman. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan dua perlakuan meliputi pemaparan gelombang akuistik sebesar frekuensi (2000 Hz dan 3000 Hz) dan lama pemaparan (1 jam/hari, 2 jam/hari dan 3 jam/hari). Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh pemberian frekuensi gelombang akuistik terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar daun, luas daun dan berat panen tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.). Pemberian frekuansi gelombang akuistik sebesar 3000 Hz sangat berpengaruh terhadap parameter pertumbuhan tanaman jika dilakukan pemaparan selama 1 jam. Teknologi sonic bloom ini diharapkan dapat membantu petani dalam meningkatkan produktifitas tanamannya. Teknologi ini dapat diterapkan pada vertical farming sehingga produktifitas menjadi sangat optimal

    Analisis Daya Dukung Lahan untuk Sawah Tadah Hujan di Kabupaten Pasaman Barat

    Get PDF
    Abstrak. Penambahan luas areal pengembangan sawah merupakan salah satu upaya untuk menjaga ketahanan pangan di Kabupaten Pasaman Barat yang dapat dilakukan dengan cara analisis daya dukung lahan untuk mengetahui potensi lahan, sehingga menghasilkan peta potensi lahan sawah tadah hujan di Kabupaten Pasaman Barat yang dapat memberikan informasi tentang tingkat kesesuaian lahan, distribusi dan luasan lahan pengembangan sawah di Kabupaten Pasaman Barat. Penelitian ini dilakukan dengan metode scoring dan overlay menggunakan softwareArc Gis 10 pada bulan Maret – April 2015 di Kabupaten Pasaman Barat dan Laboratorium Teknik Sumber Daya Lahan dan Air, Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas. Dari hasil analisis, diperoleh lahan yang memiliki potensi pengembangan luasan sebesar 148.865,76 ha. Lahan yang memiliki potensi untuk pengembangan sawah tadah hujan di Kabupaten Pasaman Barat, yaitu dengan 114.536,64 ha atau 76,94% merupakan kelas sangat sesuai (S1) dan 34.329,12 ha atau 23,06% merupakan kelas cukup sesuai (S2). Namun dari hasil analisis neraca air pada lahan potensi pengembangan didapatkan nilai neraca air yang mengalami defisit akibat dari ketersediaan air dari curah efektif padi tidak mencukupi kebutuhan air tanaman selama pertumbuhan. Untuk memenuhi kekurangan kebutuhan air tersebut maka diperlukannya penjaminan air melalui irigasi. Analisys Land Support Power to Field Storage Receptacle In West PasamanAbstract. The addition land of development field is one of the way to maintenence food endurance in West Pasaman District can conducted by analyse land support power to identify potential land, it contains maps of potential field storage receptacle in West Sumatera district, that can give information about land suitability, distribute, and development land in West Pasaman district. This research was conducted by using scoring method and overlay using software ArcGIS 10 on March-April 2015 in West Pasaman District and Land and Water Resources Engineering Laboratory, Department of Agricultural Engineering, Faculty of Agricultural Technology, Andalas University. From the analysis, land potencial can be developed is 148.865,76 ha. 114.536,64 ha or 76,94%, development land in West Pasaman District is classifid to extremly suit class (S1) and 34.329,12 ha or 23.06% is classified to suit class (S2). Although, water balance analysis in potencial development land decrease, beacuse of the availability of water from effective rain can not cover the plant need as a growth period. This research is needed To fill the decrease of water by using irrigation

    IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS (GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM)

    Get PDF
    Lahan sawah Kecamatan 2x11 Enam Lingkung merupakan kawasan rawan konversi, hal ini dikarenakan wilayah Kecamatan 2x11 Enam Lingkung dilewati oleh jalan utama Padang– Bukittinggi dengan potensi terjadinya tingkat konversi lahan tinggi. Laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya meningkat dan letak daerah Kecamatan 2x11 Enam Lingkung berdekatan dengan pusat Kabupaten Padang Pariaman juga faktor yang mengakibatkan lahan sawah yang ada menjadi rawan konversi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kawasan rawan konversi pada lahan sawah di Kecamatan 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman. Hasil pengolahan data spasial dan citra Kecamatan 2x11 Enam Lingkung diperoleh luas areal sawah untuk Kecamatan 2x1 Enam Lingkung tahun 2016 sebesar  886,66 Ha. Lahan sawah di Kecamatan 2x11 Enam Lingkung dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan kriteria kualitas lahan sawah. Lahan sawah rawan konversi dibagi mejadi 4 tipe konversi lahan. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan lahan rawan konversi pada lahan sawah di Kecamatan 2x11 Enam Lingkung seluas 185,83 Ha. Luas lahan sawah tipe konversi sistematik berpola enclave (K2) sebesar 55,81 Ha, tipe konversi lahan sebagai respon atas pertumbuhan penduduk (K3) sebesar 55,65 Ha, tipe konversi multi bentuk atau tanpa bentuk (K7) sebesar 2,22, dan tipe konversi kawasan jalan (K8) sebesar 72,15 Ha. Prediksi kehilangan produksi padi jika semua lahan sawah rawan konversi mengalami konversi lahan sebesar ± 1405,99 Ton/Tahun

    ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PERKEBUNAN DI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG

    Get PDF
    Pemanfaatan lahan tertinggal merupakan salah satu upaya untuk mengatasi penurunan produktifitas lahan. Lahan tertinggal memiliki peluang yang besar untuk dapat dimanfaatkan, terutama dalam kegiatan perkebunan.  Salah satu daerah di Kota Padang yang sudah banyak mengalami perubahan lahan dan berpotensi menjadi lahan tertinggal adalah di Kecamatan Bungus Teluk Tabung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian lahan untuk dikembangkan menjadi lahan perkebunan di Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh lahan yang tersedia di Kecamatan Bungus Teluk Kabung memiliki luas 3.004,81 ha atau 31,35% dari total luas Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Lahan tersedia ini merupakan lahan yang berpotensi untuk ditanami durian, kakao, dan karet, yaitu perkebunan campuran, lahan terbuka, dan semak/belukar. Setelah dilakukan analisis kesesuaian lahan, Kelurahan Bungus Barat, Bungus Timur, Bungus Selatan, dan Teluk Kabung Utara sangat sesuai (S1) ditanami durian, kakao, dan karet, karena keempat daerah ini rata–rata memiliki kategori sangat sesuai pada lahan yang tersedia lebih dari 56%. Sementara itu, di Kelurahan Teluk Kabung Tengah dan Teluk Kabung Selatan, tanaman kakao tidak direkomendasikan karena curah hujan yang tinggi dan kurang sesuai di daerah ini. Tanaman yang direkomendasikan di daerah ini adalah durian dan karet karena lebih dari 77% dari luas lahan yang tersedia di Kelurahan Teluk Kabung Tengah dan Teluk Kabung Selatan sesuai (S2) untuk tanaman durian dan karet.Kata kunci: Bungus Teluk Kabung, Kesesuaian Lahan, Tanaman Perkebuna

    Rancang Bangun Pompa Sistem Wheel Spiral untuk Skala Kecil

    Get PDF
    Abstrak. Kebutuhan air semakin meningkat, maka air dari sisi ketersediaan perlu dikelola serta diatur sesuai dengan kebutuhan, sehingga air dapat dimanfaatkan dan didistribusikan jika diperlukan. Salah satu permasalahan yang mendasar di Indonesia pada sektor pertanian adalah ketersediaan air. Air terbatas dalam jumlah dan waktu juga ruang serta letak sumber air yang lebih rendah dari lahan pertanian. Terkait tingginya kebutuhan air tersebut, pemanfaatan teknologi yang mampu mengangkat dan mengalirkan air dari sumbernya ke lahan-lahan pertanian serta hunian penduduk sangat dibutuhkan, salah satu teknologinya adalah pompa. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan rancang bangun pompa sistem wheel spiral sebagai inovasi untuk irigasi.Pengujian dilakukan 3 kali ulangan dengan lama waktu 1 jam dengan RPM 6,917 ± 7,83, kecepatan sudut 0,72 ± 0,77, daya poros 0,25 ± 0,27 Watt, debit air tertampung 0,0001533 ±0,0001732 m3/s, energi kinetik 0,36 ± 0,42 Watt, dan rata-rata efisiensi pompa 67,85 %. Tinggi maksimum pengeluaran yang dapat dicapai oleh pompa adalah 1,52 m. Pompa ini bisa menaikkan air lebih tinggi dari sudu-sudu tertinggi pada kincir serta efisiensi yang dihasilkan cukup besar sehingga dapat digunakan untuk mengairi lahan yang berada diatas sumber air. Design Of Pump With Spiral Wheel System For Small ScaleAbstract. The needs of water is always increase, the available water have to manage and control by human as a needed. Water can be used and distributed if it needs. One of the basic water’s problem in agriculture sector is the field capacity of water. Water is limited in quantity, naut and the water position is lower than the land. Thinking about the high need of water, it is important to use technology to rise and distribute the water from the reservoir to lands and also to living live. One of the technology is pump. This research was conducted to design a pump without machine as a new invention for irrigation. This research is about one hour with 3 times repeatation RPM 6,917 ± 7,83, angle velocity 0,72 ± 0,77, axis power 0,25 ± 0,27 Watt, accomodated rate of flow 0,0001533 ± 0,0001732 m3/s, kinetic energy 0,36 ± 0,42 Watt, and rate of pump efficiency 67,85%. The maximum high of output can reached by the pump is 1.52 m. This pump can rise water higher than the highest goosebeak on waterwheel and the efficiency is highest than the waterwheel. So, it can be used to irrigate the lands that position is above the water

    ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KOMODITAS KOPI ARABIKA DI KABUPATEN SOLOK

    Get PDF
    Kopi arabika merupakan jenis kopi dengan cita rasa terbaik dan komoditi unggulan yang memiliki nilai ekonomi relatif tinggi di pasar dunia. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi arabika terbaik dunia, tetapi Indonesia bukanlah negara penghasil terbesar di dunia. Kabupaten Solok memiliki ketinggian tempat atau elevasi antara 329 – 1.458 mdpl yang mana pada ketinggian tersebut tanaman kopi arabika dapat tumbuh dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi lahan untuk pengembangan kopi arabika di Kabupaten Solok. Dalam mengidentifikasi lahan untuk kopi arabika dilakukan analisis ketersediaan lahan dan kesesuaian lahan menurut struktur FAO (1976) yang mana hanya lahan kelas S1 (sangat sesuai) dan S2 (cukup sesuai) saja yang direkomendasikan. Luas lahan tersedia yang diperoleh cukup luas yaitu 101.059,79 ha (30,55 %) dari luas Kabupaten Solok. Luas kesesuaian lahan untuk pengembangan kopi arabika berdasarkan lahan tersedia yaitu seluas 84.943,22 ha (84,05 %), dengan asumsi produktifitas kopi arabika 1 ton/ha/tahun Kabupaten Solok bisa menghasilkan kopi arabika sekitar 84.943,22 ton/tahun. Luas kesesuaian lahan akan bertambah 3.447,94 ha (3,41 %) jika diberikan konservasi terasering pada kelerengan, sehingga luas kesesuaian lahan untuk pengembangan kopi arabika di Kabupaten Solok menjadi 88.391,16 ha (87,46 %) dari lahan tersedia
    corecore