3 research outputs found

    Ekstraksi Minyak Atsiri dari Tanaman Sereh dengan Menggunakan Pelarut Metanol, Aseton, dan N-Heksana

    Full text link
    Sereh (Cymbopogon winterianus) adalah salah satu tanaman rempah, biasa digunakan sebagai bumbu masakan, dan obat-obatan. Minyak sereh secara umum digunakan untuk pengusir nyamuk, akan tetapi dewasa ini minyak sereh juga dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan, misalnya: dapat meregangkan otot yang kaku, dan sebagai penambah nafsu makan. Minyak atsiri dari sereh dapat dihasilkan dengan berbagai metode misalnya ekstraksi. Keuntungan dari metode ini adalah tidak membutuhkan suhu yang tinggi, sehingga minyak tidak akan mudah rusak. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jenis pelarut, dan waktu ekstraksi terhadap yield minyak atsiri yang dihasilkan, mengetahui senyawa-senyawa/komponen kimia yang terdapat dalam minyak sereh, dan selain itu juga untuk mengetahui kadar air, kadar abu yang terdapat dalam tanaman sereh. Mula-mula sereh dikecilkan ukurannya menjadi sekitar ¼ x ¼ x ¼ cm, ditimbang sebanyak 40 gram, sereh kemudian diekstrak selama beberapa jam (2, 4, 6 ,8 ,10 jam) menggunakan jenis pelarut yang berbeda (n-heksana, metanol, dan aseton) sebanyak 400 mL. Untuk proses pemurnian, pelarut dipisahkan dari minyak atsiri menggunakan rotary evaporator. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa metanol menghasilkan yield minyak atsiri lebih besar (6,73%) dibandingkan dengan aseton (3,15%) dan n-heksana (0,44%), dan mengekstrak lebih banyak komponen kimia seperti senyawa neral, geranial, β-myrcene, sitronellal, dan limonene

    Ekstraksi Minyak Atsiri dari Tanaman Sereh dengan Menggunakan Pelarut Metanol, Aseton, dan N-Heksana

    Get PDF
    Sereh (Cymbopogon winterianus) adalah salah satu tanaman rempah, biasa digunakan sebagai bumbu masakan, dan obat-obatan. Minyak sereh secara umum digunakan untuk pengusir nyamuk, akan tetapi dewasa ini minyak sereh juga dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan, misalnya: dapat meregangkan otot yang kaku, dan sebagai penambah nafsu makan. Minyak atsiri dari sereh dapat dihasilkan dengan berbagai metode misalnya ekstraksi. Keuntungan dari metode ini adalah tidak membutuhkan suhu yang tinggi, sehingga minyak tidak akan mudah rusak. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jenis pelarut, dan waktu ekstraksi terhadap yield minyak atsiri yang dihasilkan, mengetahui senyawa-senyawa/komponen kimia yang terdapat dalam minyak sereh, dan selain itu juga untuk mengetahui kadar air, kadar abu yang terdapat dalam tanaman sereh. Mula-mula sereh dikecilkan ukurannya menjadi sekitar ¼ x ¼ x ¼ cm, ditimbang sebanyak 40 gram, sereh kemudian diekstrak selama beberapa jam (2, 4, 6 ,8 ,10 jam) menggunakan jenis pelarut yang berbeda (n-heksana, metanol, dan aseton) sebanyak 400 mL. Untuk proses pemurnian, pelarut dipisahkan dari minyak atsiri menggunakan rotary evaporator. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa metanol menghasilkan yield minyak atsiri lebih besar (6,73%) dibandingkan dengan aseton (3,15%) dan n-heksana (0,44%), dan mengekstrak lebih banyak komponen kimia seperti senyawa neral, geranial, β-myrcene, sitronellal, dan limonene

    Conversational implicatures in “Negeri 5 Menara”: is the principle of politeness violated?

    Get PDF
    Many works of literature stress the significance of meaning in communication. Thus, a great number of researchers have conducted studies on implicature using novels as data sources. However, most of them have focused on conventional and conversational implicatures. When the principle of politeness is disregarded, there is still ambiguity and it should be used as a basis for analysis. As widely known that the principle of politeness that is violated in conversation does not always occur in verbal conversations but can occur in written conversations such as in novels. Therefore, this study aimed to investigate the violations of the principle of politeness in a novel in order to understand every hidden meaning in the conversation speeches. This study is descriptive-qualitative in nature. The data used in this research were taken from a novel “Negeri 5 Menara” authored by Ahmad Fuadi. The data were collected using a document analysis process that includes skimming, reading, and interpreting. The collected data were analyzed using an interactive analytical model, including data collecting, data display, data reduction, and conclusion drawing. The findings suggest that Ahmad Fuadi's novel "Negeri 5 Menara" features implicatures, going against the principle of politeness. The principle of politeness has been violated in 73 instances, including 12 violations against the maxim of wisdom, six against the maxim of generosity, 10 against the maxim of praise, 16 against the maxim of humility, eight against the maxim of sympathy, and 21 against the maxim of agreement. The maxim of generosity is the one that is violated the least frequently, whereas the maxim of agreement is the most frequently violated. Following the findings, implications and suggestions for future research are also discussed.Received: 26 March 2023Accepted:15 May 2023 Published: 25 May 2023</p
    corecore