37 research outputs found

    Manajemen Sistem Penjaminan Mutu Internal (Spmi) Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Perguruan Tinggi

    Full text link
    Penjaminan mutu pendidikan tinggi ini merupakan upaya yang dilakukan oleh perguruan tinggi sebagai pelaksana untuk menghasikan generasi-generasi yang berkompeten sebagai lulusan Sistem penjaminan mutu internal (SPMI) merupakan upaya dalam meningkatkan mutu perguruan tinggi. Dengan mutu perguruan tinggi Indonesia yang masih tertinggal dari negara lainnya, ini menjadi masalah yang sangat besar bagi perguruan tinggi Indonesia saat ini. Kajian ini menggunakan pendekatan metode deskriptif analisis. Sebuah pendekatan metode yang digunakan untuk menganalisis, menggambarkan dan meringkas berbagai kondisi, dan situasi dari berbagai data yang dikumpulkan dari hasil pengamatan mengenai masalah yang diteliti pada saat penelitian berlangsung. Masalah mutu perguruan tinggi yang masih rendah ini, menjadi alasan pemerintah memberikan kebijakan dengan menghadirkan Sistem penjaminan mutu internal (SPMI) pada perguruan tinggi. Sistem penjaminan mutu internal (SPMI) dikelola secara independen oleh perguruan tinggi bersangkutan. Kemudian dalam pengelolaan mutu perguruan tinggi dilakukan secara berkesinambungan. Penelitian ini bertujuan mengungkap secara analisis peran sistem penjaminan mutu internal (SPMI) dalam meningkatkan mutu perguruan tinggi

    Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional dengan Kinerja

    Full text link
    Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara persepsi gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional dan kepuasan kerja di Biro Koordinasi Kerjasama Kredit Sumatera Selatan (Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah Sumatera Selatan). Penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Subjek penelitian ini adalah 100 karyawan. Data dikumpulkan dengan menggunakan tiga kuesioner: kepemimpinan transaksional, kepemimpinan transformasional, dan kuesioner kepuasan kerja. Data dianalisis menggunakan regresi berganda, korelasi parsial, Pearson's Product Moment, dan analisis t-test. Hasil penelitian adalah: (1) ada hubungan yang sangat signifikan dan positif antara persepsi gaya kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja, (2) tidak ada hubungan yang signifikan dan negatif antara persepsi gaya kepemimpinan transaksional dengan kepuasan kerja, (3) terdapat adalah korelasi yang sangat signifikan dan positif antara persepsi gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional dengan kepuasan kerja, dan (4) ada perbedaan yang sangat signifikan dalam kepuasan kerja antara karyawan pria dan wanita

    Pkm Pembuatan Kemasan, Peningkatan Produksi dan Perluasan Pemasaran Keripik Singkong di Subang Jawa Barat

    Full text link
    Dalam sebuah usaha Inovasi, peningkatan produksi dan pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam kemajuan sebuah Perusahaan. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian Nasional. Namun masalah yang dihadapi oleh usaha ataupun industri kecil saat ini adalah pengelolaan industri dan pemasaran. Dengan pengabdian masyarakat terkait pendampingan UMKM pada jenis makanan tradisional keripik singkong diharapkan dapat memberikan solusi dalam peningkatan kesejahteraan UMKM. Metode penyelesaian masalah yang digunakan berdasar pada pendekatan manajemen dalam meningkatkan hasil produksi dan hasil penjualan dengan 4 (empat) tahapan pelaksanaan program yaitu persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan. Program pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah dengan inovasi kemasan sesuai dengan aturan Dinas Kesehatan Kota Subang, peningkatan produksi dengan pendekatan manajemen dan perluasan pemasaran pada sosial media serta pasar modern

    MANAJEMEN RISIKO

    Full text link
    Risiko merupakan kata yang sudah sangat akrab kita dengar hampir setiap hari. Biasanya kata tersebut mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang tidak kita sukai, sesuatu yang ingin kita hindari. Risiko berkaitan erat dengan kondisi ketidakpastian. Sebagai contoh, jika kita jalan keluar dengan mobil, maka ada risiko mobil kita bertabrakan dengan mobil lainnya (kejadian yang tidak kita inginkan). Jika kita mempunyai saham, ada risiko harga saham yang kita pegang turun nilainya. Sehingga kita tidak memperoleh keuntungan (kejadian yang tidak kita harapkan). Jika bank memberikan kredit kepada suatu perusahaan, maka ada kemungkinan perusahaan tersebut gagal bayar (tidak membayar bunga dan/atau cicilan pinjamannya). Risiko muncul karena ada kondisi yang menunjukan ketidakpastian. Praktis kita menghadapi banyak ketidakpastian di dunia ini. Sebagai contoh, hari ini bisa hujan, bisa juga tidak hujan. Investasi kita bisa mendatangkan keuntungan (harga naik), bisa juga menyebabkan kerugian (harga turun). Kepastian dalam dunia ini adalah ketidakpastian itu sendiri. Ketidakpastian tersebut menyebabkan munculnya risiko. Risiko merupakan kesempatan kerugian (Risk is the chance of loss), Chance of loss biasanya dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan dimana terdapat suatu keterbukaan (exposure) terhadap kerugian atau suatu kemungkina kerugian. Risiko ada di mana-mana, bisa datang kapan saja, dan sulit dihindari. Jika risiko tersebut menimpa suatu organisasi, maka organisasi tersebut bisa mengalami kerugian yang signifikan. Dalam beberapa situasi, risiko tersebut bisa mengakibatkan kehancuran organisasi tersebut. Karena itu risiko penting untuk dikelola. Manajemen risiko adalah suatu kegiatan dalam mengatur risiko dengan cara mengidentifikasi, menganalisis, menilai, meminimalisir sampai berusaha menghilangkan risiko yang tidak dikehendaki. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko tersebut sehingga kita bisa memperoleh hasil yang paling optimal. Dalam konteks organisasi, organisasi juga akan menghadapi banyak risiko. Jika organisasi tersebut tidak bisa mengelola risiko dengan baik, maka organisasi tersebut bisa mengalami kerugian yang signifikan. Karena itu risiko yang dihadapi oleh organisasi tersebut juga harus dikelola, agar organisasi bisa bertahan, atau barangkali mengoptimalkan risiko. Bila dimasukkan dalam konteks bisnis maka manajemen risiko adalah sebuah proses mengatur setiap kondisi agar dapat menanggulangi risiko pendapatan bisnis. Sehingga bisnis bisa lebih sustain. Buku ajar “Manajemen Risiko” ini, menguraikan tentang pengelolaan risiko sebuah perusahaan hingga pemindahan risiko kepada perusahaan asuransi. Sehingga dapat memberikan pemahaman secara komprehensif terkait manajemen risiko

    Analisis Pengaruh Penilaian Kinerja dan Kompensasi terhadap Produktivitas Kerja pada PDAM Kabupaten Karawang

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk menganilis sejauh mana pengaruh penilaian kinerja, kompensasi terhadap produktivitas kerja serta sejauh mana pengaruh penilaian kerja dan kompensasi secara bersama-sama terhadap produktivitas kerja. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dalam bentuk kuisioner dengan menggunakan sampel sebanyak 25 orang atau 35% dari jumlah populasi yang diteliti sebanyak 70 orang. Hasil analisis diketahui hubungan antara variable penilaian kerja dengan produktivitas kerja karyawan berdasarkan hasil kuisioner diperoleh nilai r (korelasi) = 0,647, artinya kedua variabel memiliki hubungan positif dan kuat. Hubungan antara variabel kompensasi dengan produktifitas kerja karyawan berdasarkan hasil kuisioner diperoleh nilai r ( Korelasi ) = 0,876, artinya kedua variabel memiliki hubungan positif dan sangat kuat. Besarnya pengaruh kedua variabel X2 (Kompensasi) secara bersama-sama terhadap Y (produktivitas kerja) dapat dilihat dari nilai R2 (koefisien determinasi) sebesar 0,889. Dari hasil uji F, nilai F hitung = 88,319 > F table (0,05) = 3,443, artinya kedua variabel X1 (Penilaian Kinerja) dan X2 (Kompensasi) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variable Y (Produktivitas Kerja). Sedangkan dari hasil uji t diperoleh t hitung X1 = 9,675 dan t hitung X2 = 4,92 > t tabel (0,05) = 1,71, artinya terdapat pengaruh signifikan antara Penilaian Kinerja dan Kompensasi terhadap Produktivitas Kerja

    Pengaruh Penilaian Diri dan Efikasi Diri terhadap Kepuasan Kerja Serta Implikasinya terhadap Kinerja Guru

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh harga diri dan efikasi  diri  terhadap kepuasan kerja serta implikasinya terhadap kinerja guru SMAN 4 Karawang, penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel  SMAN 4 Karawang yang berjumlah 39 orang. Metode penelitian ini menggunakan pendeketan deskriptif yakni penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Analisis hasil penelitian ini menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian menujukan bahwa variabel Harga diri secara langsung menentukan Perubahan-Perubahan variabel kepuasan kerja adalah 31,5%. Jika melalui variabel efikasi diri (pengaruhnya terhadap variabel kepuasan kerja adalah sebesar 13,5%. Jadi pengaruh total Harga diri terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 45,1%. Variabel efikasi diri  memiliki pengaruh secara langsung terhadap kepuasan kerja sebesar 16,9%. Untuk pengaruh tidak langsung, yakni yang melalui variabel harga diri pengaruhnya terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 13,6%. Jadi pengaruh total variabel efikasi diri (terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 30,5%. Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja guru secara simultan adalah sebesar 80,3%, sedangkan sisanya sebesar 19,7% kinerja Guru (disebabkan oleh variabel-variabel lain diluar variabel independen tersebut yang tidak dilibatkan dalam penelitian ini, seperti variabel-variabel motivasional, Locus of Control, Kepemimpinan dan lain-lain

    MANAJEMEN MITIGASI BENCANA

    Full text link
    Indonesia merupakan Negara yang rawan bencana, salah satu indikasinya Indonesia berada di Kawasan geologis Cincin Asia Pasifik (Pasifik Ring Of Fire) yakni rangkaian gunung api paling aktif di dunia yang membentang sepanjang lempeng pasifik. Gempa bumi menjadi potensi bencana yang ada di Indonesia, sedangkan bencana geologis yang berasal dari erupsi gunung berapi merupakan potensi bencana lain di Indonesia. Mengingat tercatat ada 140 gunung api di Indonesia dan berdasarka riset yang ada Indonesia berada di posisi 36 dengan indeks resiko 10,36 di bawah India dan Islandia Negara paling rentang terjadinya bencana alam. Selain itu Indonesia memiliki iklim tropis dengan curah hujan yang tinggi, sehingga kondisi dataran tinggi yang lahannya kurang stabil dapat mengalami kelongsoran sedangkan dataran rendah berpotensi mengalami kebanjiran. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)sepanjang tahun 2019, terjadi 3.721 bencana alam yang menghantam wilayah Indonesia baik yang bersifat hidrometeorologi maupun geologi. Dengan total 477 korban jiwa akibat semua bencana alam yang terjadi, 3.415 jiwa luka-luka, dan 6,1 juta orang lainnya turut terdampak, tercatat 72.992 unit rumah rusak mulai dari berat hingga ringan dan, 2.011 unit fasilitas umum, mulai dari fasilitas kesehatan, pendidikan, hingga peribadatan mengalami kerusakan. Berdasar pada kenyataan ini, segala potensi bencana bisa saja terjadi. Sehingga masyarakat harus siap dengan segala potensi bencana apapun. Saat ini seluruh dunia sedang menghadapi pandemi covid 19 atau virus corona, Indonesia menjadi salah satu Negara yang merasakan pandemi ini. Bahkan saat ini Pemerintah telah menetapkan Wabah Corona Virus atau Covid-19 sebagai Bencana Nasional hal ini sesuai dengan undang-undang bencana nomor 24 tahun 2007 menyatakan 3 jenis bencana, Bencana Alam, Non Alam dan Sosial. Pandemi Covid 19 ini sudah memakan banyak korban baik di Indonesia maupun di dunia, sehingga pemerintah menetapkannya sebagai bencana nasional. Buku manajemen mitigasi bencana ini, diharapkan dapat memberikan informasi atau upaya sosialisasi terhadap masyarakat secara khusus pada lembaga pendidikan terkait masalah potensi bencana di Indonesia. Hadirnya Buku ini diharapkan dapat berkontribusi mendukung usaha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam memberikan sosialisasi kebencanaan, mengingat sudah banyak teknologi yang dilahirkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam mengantisipasi bencana. Sehingga masyarakat mendapat informasi terkait segala teknologi yang dilahirkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta mengapresiasi, mendukung dan berpartisipasi dalam penanggulangan bencana yang telah dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
    corecore