35 research outputs found

    KAJIAN KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA KAWASAN SENTRA INDUSTRI SEPATU CIBADUYUT DI KOTA BANDUNG

    Get PDF
    Abstrak: Sentra Industri Kecil merupakan suatu wilayah dimana di dalamnya terjadi pengelompokan industriindustri kecil yang sejenis atau memiliki kaitan erat diantara industri kecil tersebut, dimana wilayah kerjanya tidak dibatasi oleh wilayah administrasi saja tetapi ditentukan oleh wilayah industri kecil itu sendiri. Berkembangnya suatu Kawasan Sentra Industri Kecil tidak lepas dari berbagai faktor-faktor pendukung yang membantu dalam keberhasilan suatu Sentra tersebut salah satunya adalah sarana dan prasarana. Seperti yang telah ditetapkan pada Keputusan Presiden Pepublik Indonesia Nomor 41 Tahun 1996 Tentang Kawasan Industri pada pasal 1 ayat 1 yang berbunyi kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang telah memiliki izin usaha Kawasan Industri. Dengan tujuan untuk mendorong kegiatan industri berlokasi di Kawasan Industri dan meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan. Kawasan Sentra Industri Sepatu Cibaduyut merupakan Kawasan Industri Wisata yang cukup populer dikalangan masyarakat indonesia. Banyaknya potensi yang dimiliki oleh Kawasan Sentra Cibaduyut menjadi salah satu daya tarik kunjungan para wisatawan, namun keterbatasan sarana dan prasarana menjadi salah satu faktor menurunnya perkembangan pada kawasan tersebut. penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengembangan sarana dan prasarana pada Kawasan Sentra Industri Sepatu Cibaduyut untuk meningkatkan kunjungan para wisatawan. Dengan menggunakan metode analisis kualitatif yang didapatkan dari penyebaran kuisioner kepada responden dan kuantitatif berdasarkan standar-standar untuk Kawasan Industri. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa permaslahan Kawasan Sentra Cibaduyut adalah sarana dan prasarana yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan untuk Kawasan Industri. Kata kunci : sarana-prasarana, kawasan sentra industri Cibaduyu

    KAJIAN KEMAMPUAN DAN DAYA TAMPUNG LAHAN PERUMAHAN DI KAWASAN PERKOTAAN BWK TAKENGON PUSAT

    Get PDF
    Seiring bertambahnya jumlah penduduk yang semakin meningkat menyebabkan kebutuhan akan ruang untuk kegiatan sosial, budaya dan ekonomi menjadi lebih besar, serta perumahan di kawasan perkotaan BWK Takengon Pusat dengan persediaan lahan yang bersifat tetap sedangkan permintaannya terus bertambah menjadikan penggunaan lahan suatu kota menjadi berubah dan terus berkembang, perlu adanya pertimbangan untuk penentuan pemanfaatan lahan untuk perumahan yang sesuai dengan kemampuan lahan dikawasan perkotaan BWK Takengon Pusat. Penelitian yang dilakukan pada daerah studi adalah berupa wilayah potensial untuk pengembangan kawasan perumahan perkotaan di BWK Takengon Pusat yang berada du Kabupaten Aceh Tengah dimasa yang akan datang, di tunjang dengan analisis perkembangan penduduk hingga 20 tahun mendatang di lihat dari perkembangan dan perubahan penggunaan lahan, kemampuan fisik lahan serta daya tampung lahan di masa yang akan datang. Kesimpulan yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah bahwa pesatnya perkembangan penduduk di kawasan perkotaan BWK Takengon Pusat seiring dengan perkembangan lahan terbangun yang ada, daya tampung lahan secara keseluruhan untuk 20 tahun mendatang (tahun 2033) ada beberapa desa yang tidak dapat dikembangkan dan tidak dapat mendukung perkembangan penduduk yang terjadi. Berdasarkan hasil analisis, perkembangan lahan terbangun lebih bersifat menyebar tidak kompak sehingga membentuk suatu kota yang kurang ideal. Perkembangan lahan untuk perumahan ada yang terdapat kawasan kendala bahkan pada kawasan lindung sempadan sungai. Kemampuan lahan kategori Sesuai dengan luas 158,14 Ha dengan 40,68%, untuk kategori Kurang Sesuai dengan luas sebesar 105,64 Ha dengan persentase 27,14%, sedangkan untuk kategori Tidak sesuai 125,50 dengan persentase 32,24%, dan luas lahan yang diperuntukan sempadan danau dan sungai mencapai 31,17 Ha dengan luas keseluruhan sebesar 420,41 Ha . Rekomendasi dari penelitian ini adalah untuk pengembangan dan pemanfaatan perumahan di masa yang akan datang, dapat di arahkan pada kawasan yang memiliki kemampuan fisik lahan potensial untuk mendukung kegiatan perkotaan, sementara untuk kawasan yang sudah melampaui batas ambang lahan perlu adanya pengembangan lahan secara perumahan vertikal dan untuk kawasan yang belum melampaui batas dilakukan secara perumahan horizontal. Kata Kunci : Kota, Perkembangan dan Perubahan Lahan, Kemampuan Lahan, Daya Tampung Lahan, dan perumahan horizontal dan vertikal. By the growing number of ever increasing population led to the need for space for social activities, cultural and economic become larger, and housing in urban areas BWK Takengon Centre with permanent land inventory, while demand continues to grow making use of land in a city becomes transformed and continues to grow , there needs to be consideration for the determination of land use for housing in accordance with the urban area of land capability BWK Takengon Center. Research conducted in the study area is in the form of potential areas for development of urban residential areas in BWK Takengon du Centre located Central Aceh district in the future, supported with analysis of population growth up to 20 years in view of the development and changes in land use, ability land and the physical capacity of the land in the future. The conclusion that can be drawn from this study is that the rapid growth of population in urban areas BWK Takengon Center along with the development of existing and undeveloped land, land overall capacity for the next 20 years (2033) there are several villages that can not be developed and can not be supporting the development of populations occur. Based on the analysis, development and undeveloped land is more compact not spread so as to form a city that is less than ideal. Land for housing developments there that there are areas constraints even in protected areas border river. In accordance with the ability of broad categories of land 158.14 ha with 40.68%, for the category of Less accordance with an area of 105.64 hectares with a percentage of 27.14%, while the category not in accordance with the percentage of 32.24% 125.50, and land area designated border lakes and the river reached 31.17 hectares with a total area of 420.41 hectares. Recommendations from this research is to the development and utilization of housing in the future, may be directed to the areas that have the physical ability of potential land to support urban activities, while for the region has exceeded the threshold of land necessary for the development of residential land vertically and to area that has not been done in housing beyond the horizontal. Keywords: City, Development and Change of Land, Land Capability, Capacity Land, and Horizontal And Vertical Housin

    ARAHAN PENGEMBANGAN RUANG WILAYAH METROPOLITAN BANDUNG

    Get PDF
    Abstrak : Tulisan ini akan menguraikan arahan sebagai masukan dalam mewujudkan struktur ruang wilayah Metropolitan Bandung yang mempertimbangkan upaya antisipasi permasalahan dan pencapaian kondisi yang lebih baik. Arahan pengembangan yang diusulkan tetap mengacu pada-aspek penting berupa kebijakan pengembangan wilayah (nasional, propinsi, kabupaten/kota bersangkutan); serta perkiraan perkembangan kegiatan dan penduduk pada masa mendatang. Kata kunci : ruang, metropolitan, Bandun

    KAJIAN KEMAMPUAN DAN DAYA TAMPUNG LAHAN PERUMAHAN DI KAWASAN PERKOTAAN BWK TAKENGON PUSAT

    Get PDF
    Seiring bertambahnya jumlah penduduk yang semakin meningkat menyebabkan kebutuhan akan ruang untuk kegiatan sosial, budaya dan ekonomi menjadi lebih besar, serta perumahan di kawasan perkotaan BWK Takengon Pusat dengan persediaan lahan yang bersifat tetap sedangkan permintaannya terus bertambah menjadikan penggunaan lahan suatu kota menjadi berubah dan terus berkembang, perlu adanya pertimbangan untuk penentuan pemanfaatan lahan untuk perumahan yang sesuai dengan kemampuan lahan dikawasan perkotaan BWK Takengon Pusat. Penelitian yang dilakukan pada daerah studi adalah berupa wilayah potensial untuk pengembangan kawasan perumahan perkotaan di BWK Takengon Pusat yang berada du Kabupaten Aceh Tengah dimasa yang akan datang, di tunjang dengan analisis perkembangan penduduk hingga 20 tahun mendatang di lihat dari perkembangan dan perubahan penggunaan lahan, kemampuan fisik lahan serta daya tampung lahan di masa yang akan datang. Kesimpulan yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah bahwa pesatnya perkembangan penduduk di kawasan perkotaan BWK Takengon Pusat seiring dengan perkembangan lahan terbangun yang ada, daya tampung lahan secara keseluruhan untuk 20 tahun mendatang (tahun 2033) ada beberapa desa yang tidak dapat dikembangkan dan tidak dapat mendukung perkembangan penduduk yang terjadi. Berdasarkan hasil analisis, perkembangan lahan terbangun lebih bersifat menyebar tidak kompak sehingga membentuk suatu kota yang kurang ideal. Perkembangan lahan untuk perumahan ada yang terdapat kawasan kendala bahkan pada kawasan lindung sempadan sungai. Kemampuan lahan kategori Sesuai dengan luas 158,14 Ha dengan 40,68%, untuk kategori Kurang Sesuai dengan luas sebesar 105,64 Ha dengan persentase 27,14%, sedangkan untuk kategori Tidak sesuai 125,50 dengan persentase 32,24%, dan luas lahan yang diperuntukan sempadan danau dan sungai mencapai 31,17 Ha dengan luas keseluruhan sebesar 420,41 Ha . Rekomendasi dari penelitian ini adalah untuk pengembangan dan pemanfaatan perumahan di masa yang akan datang, dapat di arahkan pada kawasan yang memiliki kemampuan fisik lahan potensial untuk mendukung kegiatan perkotaan, sementara untuk kawasan yang sudah melampaui batas ambang lahan perlu adanya pengembangan lahan secara perumahan vertikal dan untuk kawasan yang belum melampaui batas dilakukan secara perumahan horizontal. Kata Kunci : Kota, Perkembangan dan Perubahan Lahan, Kemampuan Lahan, Daya Tampung Lahan, dan perumahan horizontal dan vertikal

    Kajian Perkembangan Tahapan Mengglobal Kota Kuta Bali

    Get PDF

    KAJIAN FAKTOR PELAKU PENGARUH PERUBAHAN RUANG SAKRAL DI WILAYAH PERKOTAAN (KASUS : KAWASAN KUTA, BALI)

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini dilatarbelakangi keterbatasan konsep dan studi sebelumnya. Adapun tujuan penelitan ini adalah memahami faktor-faktor mempengaruhi perubahan ruang budaya desa adat Kuta. Dalam pembahasan perubahan tersebut tidak lepas dari konteks konsep kearifan lokal (lokal knowledge) Bali, yaitu Tri Hita Karana yang berhubungan dengan aspek parhyangan, pawongan, dan palemahan. Sedangkan sasaran dalam penelitian ini yakni review perubahan ruang terkait dengan aspek parhyangan, pawongan, dan palemahan di kawasan Kuta; serta memahami faktor-faktor pelaku (pemerintah, swasta dan masyarakat) pengaruh perubahan ruang budaya. Diharapkan melalui penelitian ini maka bermanfaat untuk mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan terutama memperkaya kajian teorisasi perubahan budaya dan spasial kawasan khususnya kawasan baru yang berada di wilayah pesisir dan cenderung heterogen serta bermanfaat secara praktis sebagai masukan dan saran pengembangan wilayah berbasis wisata yang menunjukkan terdapatnya perubahan budaya dan spasial akibat pengaruh globalisasi. Perubahan budaya dapat menimbulkan dampak keruangan baik alam maupun lingkungan pada masa ini dan masa depan. Adapun pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sebagai upaya mendapatkan informasi mendalam tentang faktor-faktor pelaku mempengaruhi perubahan ruang budaya. Secara rinci tahapan dalam penelitian ini mencakup serangkaian kegiatan berupa review studi terdahulu perubahan ruang budaya dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, kajian teoritik perubahan ruang budaya, sejarah dan tahapan perubahan ruang budaya, kecenderungan perubahan ruang budaya dan diakhiri terumuskannya pola perubahan ruang budaya. Penelitian ini merupakan lanjutan penelitian sebelumnya mengenai perubahan ruang sakral. Adapun kesimpulan dari penelitian ini yakni berkaitan dengan review pola perubahan ruang. Pada zona parahyangan berupa perubahan fungsi, berkurangnya radius jarak dengan bangunan terdekat, ketinggian bangunan terdekat dan pandangannya ke arah obyek sakral yang melebihi batas serta orientasi arah. Sedangkan pada zona pawongan berupa perubahan fungsi, perletakan bangunan, dan orientasi vertical. Adapun pada zona palemahan berupa perubahan lokasi (catus patha). Perubahan tersebut mengindikasikan mulainya kemunculan kekuatan dominasi ekonomi dan politik yang mempengaruhi nilai-nilai sosial budaya lokal. Disamping itu dapat disimpulkan pula mengenai faktor pengaruh perubahan ruang sakral publik dan privat. Faktor pengaruh pada Pura Dalem Kahyangan, umumnya berupa tekanan pelaku usaha khususnya usaha hotel dan jasa yang didukung oleh pemerintah daerah. Sedangkan pada sanggah dan pekarangan, perubahan ruang merupakan respon warga terhadap tekanan sosial dan dorongan ekonomi dalam bentuk kebutuhan ruang hunian dan usaha. Adapun pada catus patha, perpindahan ke lokasi sekarang dipengaruhi kesepakatan warga adat yang didukung pula oleh pemerintah daerah. Persepi dan respon masyarakat umumnya menganggap ada penurunan kesakralan akibat perubahan ruang dan melakukan penolakan terhadap perubahan ruang tersebut. Kata kunci : faktor, pengaruh, perubahan, ruang, sakra

    SOSIALISASI POTENSI DAN PERMASALAHAN PENGEMBANGAN WILAYAH SUBANG

    Get PDF

    SOSIALISASI KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH SUKABUMI

    Get PDF

    Kajian Teoritik Pemaknaan Ruang Budaya di Kawasan Kuta

    Get PDF

    KAJIAN PERUBAHAN DAN KEBERTAHANAN RUANG KAWASAN PUSAT KOTA BANDUNG

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini dilatarbelakangi perkembangan kegiatan dan ruang pada kawasan pusat kota Bandung. Perubahan atau kebertahanan ruang sebagai bagian dari perubahan budaya dapat terjadi akibat dominasi ekonomi. Lebih lanjut diungkapkan bahwa perubahan ruang dipengaruhi beragamnya kekuatan yang bekerja pada ruang bersangkutan. Ruang sebagai “rainbow region”, yaitu wilayah dengan berbagai kepentingan. Hal yang terjadi dalam wilayah itu dapat berupa perebutan ruang (struggle over space), seperti perebutan wilayah hidup dengan wilayah ekonomi. Selain itu, terdapat pula perebutan kepemilikan (belonging). Di wilayah tersebut akan timbul permasalahan seperti, ‘who belongs where?’ dan with what citizenship rights? (dengan hak kewargaan apa?). Begitu juga terdapat beberapa pertanyaan, seperti “who gains from and who pay for, who benefits from and who suffers from and in what ways?” Berdasarkan keterbatasan studi sebelumnya maka tujuan penelitan ini adalah memahami perubahan dan kebertahanan ruang kawasan pusat Kota Bandung dan faktor-faktor dominan yang mempengaruhi nya. Tujuan tersebut sebagai masukan tahapan penelitian berikutnya dalam memahami kontestasi ruang dan pemaknaan ruang dari para aktor terkait dengan pendekatan ruang relasional. Sedangkan sasaran dalam penelitian ini yakni memahami perubahan dan kebertahanan ruang kawasan pusat Kota Bandung dan memahami faktor-faktor dominan yang mempengaruhi perubahan dan kebertahanan ruangnya. Adapun manfaat penelitian ini diharapkan untuk mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan terutama memperkaya kajian teorisasi perubahan ruang kawasan pusat kota serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Serta diharapkan bermanfaat secara praktis sebagai masukan dan saran perencanaan kawasan pusat kota sebagai akibat pengaruh perkembngan ekonomi. Sedangkan urgensi penelitian in yakni memperkaya teorisasi perubahan keruangan dalam konteks perubahan ruang yang telah dikembangkan oleh Rapoport (1968) dan Levi Straus (1963) serta Sandercock (2003). Adapun pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sebagai upaya mendapatkan informasi mendalam tentang perubahan ruang di kawasan terpilih dengan pertimbangan persepsi pemaknaan masyarakat terhadap perubahan ruang yang tejadi. Secara rinci tahapan dalam penelitian ini mencakup serangkaian kegiatan berupa review studi terdahulu perubahan ruang budaya, kajian teoritik perubahan ruang, sejarah dan tahapan perubahan ruang, kecenderungan perubahan ruang dan diakhiri terumuskannya pola perubahan ruang. Penelitian ini diharapkan dasar peneitian pada tahun berikutnya berupa identifikasi kontestasi dan konflik ruang serta pemaknaan aktor dalam perubahannya. Kata Kunci : Perubahan, Kebertahanan, Ruang, Ruang Relasiona
    corecore