2 research outputs found

    Correlation Analysis of Soil Biological, Chemical, Physical Properties at Various Altitudes in Bandung, West Java

    Get PDF
    Kabupaten Bandung memiliki ketinggian tempat antara 675 mdpl – 2,100 mdpl dengan suhu udara berkisar 14oC sampai dengan 30oC. Perbedaan ketinggian tempat dapat menimbulkan perbedaan iklim  dan cuaca sehingga dapat mempengaruhi transformasi hara dan populasi mikrob di dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi sifat biologi dan kimia tanah, serta kaitannya antara sifat kimia dan fisika tanah pada berbagai ketinggian tempat di Bandung, Jawa barat. Pengambilan sampel tanah menggunakan metode Purposive Random Sampling dengan 5 kali ulangan. Sampel tanah terganggu diambil pada kedalaman 0-20 cm sebanyak ±1 kg, sedangkan contoh tanah utuh diambil menggunakan ring sampler. Pengambilan sampel tanah meliputi empat ketinggian tempat yaitu ketinggian 600 mdpl penggunaan lahan tanaman kol, ketinggian 1000 dan 1200 mdpl penggunaan lahan tanaman selada, serta ketinggian 1400 mdpl penggunaan lahan perkebunan kopi. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada ketinggian 1000 mdpl populasi bakteri pelarut fosfat (BPF) dapat tumbuh optimum sebesar 93.6 x 103 CFU g-1 dengan pH tanah agak masam, P-Total sangat tinggi, dan P-Tersedia sedang. Populasi fungi dapat tumbuh optimum sampai ketinggian 1200 mdpl. Total populasi fungi berkorelasi tinggi dengan unsur hara P-Total dan N-Total di dalam tanah. Respirasi tanah berkorelasi positif dengan semua parameter yang berhubungan dengan sifat kimia tanah. Nilai bobot isi terendah pada ketinggian 1200 mdpl bersesuaian dengan nilai C-organik dan porositas tertinggi pada ketinggian tersebut.Bandung district has an altitude between 675 masl – 2,100 masl with air temperatures ranging from 14oC to 30oC. Differences in altitude can cause differences in climate and weather, which can affect nutrient transformation and microbial populations in the soil. This study aims to determine the correlation of biological and chemical properties of soil at various altitudes in Bandung, West Java. Soil sampling using Purposive Random Sampling method with five replicats. Soil samples were taken at a depth of 0-20 cm as much as ±1 kg. Soil sampling includes four altitudes of the place, altitude of 600 meters above sea level (masl) with the land use of cabbage plants, altitude of 1000 masl and altitude of 1200 masl with the land use of lettuce plants, and altitude of 1400 masl with the use of coffee plantation land. The results of the analysis showed that the height of 1000 masl of the phosphate solubilizing bacteria (BPF) population can grow optimally by 93.6 x 103 CFU g-1 with a slightly acidic soil pH, very high P-Total, and medium P-Available. The fungi population can grow optimally to an altitude of 1200 masl. Total fungi populations are highly correlated with P-Total and N-Total nutrients in the soil. Soil respiration is positively correlated with all parameters related to the chemical properties of the soil

    Pelatihan Pengolahan Sampah berbasis Masyarakat sebagai Alternatif Penanganan Limbah di Desa Penimbung

    Get PDF
    Desa penimbung merupakan salah satu desa di Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat. Desa penimbung khususnya warga dusun Penimbung Timur banyak melakukan pembuangan sampah disungai karena belum adanya fasilitas seperti TPS (Tempat Penampungan Sementara) dan mobil pengangkut sampah, sedangkan TPA (Tempat pembuangan akhir) berjarak lumayan jauh dari Desa tersebut. Tujuan dari program pengolahan sampah ini yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah di tempat yang sembarangan seperti sungai serta dapat berkontribusi dalam upaya mengurangi tumpukan sampah dan mengolah sampah menjadi produk yang bermanfaat. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan program pengolahan sampah ini meliputi kegiatan sosialisasi tentang pengolahan sampah dilanjutkan dengan pelatihan pengolahan sampah organic secara langsung. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengolahan sampah ini berupa kompos Takakura dan ecobrik. Dengan adanya pelatihan ini masyarakat menjadi lebih memahami bahwa sampah dapat diolah kembali. Mereka sudah mulai melakukan pengolahan tersebut di rumah masing-masing terutama pengolahan sampah dapur berupa pembuatan kompos takakura
    corecore