9 research outputs found

    Pengaruh jenis dan jumlah bahan pengembang terhadap mutu kerupuk ampas tahu

    Get PDF
    Untuk mengantisipasi hasil limbah industri yang berlimpah, maka perlu dilakukan suatu penanganan khusus bagi hasil industri yaitu dengan cara mengolah limbah agar lebih berdaya guna dan bernilai jual tinggi, yaitu dengan diversifikasi makanan seperti pengolahan limbah industri tahu (ampas tahu) menjadi kerupuk .Limbah industri tahu mengandung banyak bahan organik dan padatan terlarut. Pada umumnya penanganan limbah tahu cukup ditangani dengan sistim biologis, hal ini karena polutannya merupakan bahan organik seperti karbohidrat, protein dan vitamin sehingga akan dapat didegradasi oleh pengolahan secara biologis. Berdasarkan hal tersebut di atas ada peluang untuk dikembangkannya kerupuk ampas tahu

    PENGARUH KOMPOSISI TEPUNG DAN KONSENTRASI RAGI TERHADAP MUTU DONAT UBI JALAR UNGU

    Get PDF
    Ubi jalar ungu mulai banyak diminati konsumen yang peduli akan kesehatan karena mempunyai gizi yang baik dan memiliki fungsi fisiologis tertentu bagi kesehatan tubuh.  Ubi jalar ungu ini dapat dibuat bermacam-macam panganan ringan seperti Donut.  Donat ( doughnuts atau donut) adalah penganan yang digoreng, dibuat dari adonan tepung terigu, gula, dan mentega. Dalam pembuatan donut ini ingin mengetahui pengaruh komposisi tepung dan konsentrasi ragi terhadap mutu donut ubi jalar ungu. Kata Kunci : Ubi Jalar Ungu, Donut, Tepung , Rag

    Pengaruh Konsentrasi Butylated Hydroxytoluene (BHT) dan Lama Penyimpanan terhadap Mutu Bawang Goreng

    Get PDF
    Bawang merah (Allium ascalonikum L.) merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura yang banyak dikonsumsi manusia sebagai campuran bumbu masak setelah cabai. Selain sebagai campuran bumbu masak, bawang merah juga dijual dalam bentuk olahan seperti bawang goreng. Pengolahan bawang merah menjadi bawang goreng akan mempermudah konsumen dalam penggunaannya. Mengingat kepraktisan penggunaan bawang goreng dan dapat memperpanjang masa penggunaanya maka banyak bermunculan pedagang bawang goreng. Namun seiring dengan berjalanya waktu muncul kebutuhan, teknik pengolahan dan pengawetan bawang goreng. Ketengikan dapat di hambat menggunakan antioksidan seperti BHT (Butylated hidroxytoluene), untuk itu dirasa perlu untuk meneliti pengaruh konsentrasi BHT dan lama penyimpanan terhadap mutu bawang goreng

    PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG SUKUN DAN PENAMBAHAN TELUR AYAM KAMPUNG TERHADAP MUTU MIE BASAH

    Get PDF
    Mie merupakan salah satu jenis makanan yang digemari oleh masyarakat luas, dan sering digunakan sebagai makanan pengganti nasi dan juga populer di Indonesia. Mie dapat di bedakan menjadi 2 yaitu mie basah dan mie kering. Mie basah adalah mie yang mengalami proses perebusan setelah tahapan pemotongan dan sebelum di pasarkan. Bahan utama pembuatan mie adalah tepung terigu, disini dicoba untuk melakukan substitusi dengan tepung sukun namun tidak bisa 100 %. Tepung sukun merupakan produk awetan buah sukun, yang pada dasarnya diperoleh dari cara pengeringan daging buah sukun. Dalam pembuatan mie biasanya ada penambahan telur, disini telur yang ditambahkan berbeda-beda untuk melihat mutu mie basah yang dihasilkan

    Pengaruh Konsentrasi Natrium Metabisulfit dan Lama Perendaman Terhadap Mutu Tepung Biji Alpukat (Persea americana Mill)

    Get PDF
    Biji buah alpukat sampai saat ini hanya dibuang sebagai limbah. Padahal didalam biji alpukat mengandung zat pati yang cukup tinggi, yakni sekitar 23%. Hal ini memungkinkan biji alpukat sebagai alternatif sumber pati. Biji alpukat mengandung polifenol, flavonoid, triterpenoid, kuinon, saponin, tannin, monoterpenoid dan seskuiterpenoid. Rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan dua (2) ulangan. Faktor I adalah konsentrasi natrium metabisulfit dengan sandi “K” terdiri atas 4 taraf : K1 = 0 ppm, K2 = 500 ppm, K3 = 1000 ppm, K4 = 1500 ppm. Faktor II adalah lama perendaman dengan sandi “L” terdiri atas  4 taraf : L1 = 2 jam , L2 = 4 jam,    L3 = 6 jam, L4 = 8 jam. Parameter yang diamati adalah  kadar air, rendemen, kadar protein, kadar abu, kadar serat dan nilai organoleptik warna. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh konsentrasi natrium metabisulfit dan lama perendaman  dapat diambil kesimpulan bahwa konsentrasi natrium metabisulfit  berpengaruh  berbeda sangat nyata (P0.01) terhadap nilai organoleptik warna, lama perendaman  berpengaruh berbeda sangat nyata (P0.01) terhadap  kadar air, rendemen, kadar protein  dan  nilai organoleptik warna, dan interaksi perlakuan konsentrasi natrium metabisulfit dan lama perendaman berpengaruh berbeda sangat nyata (P0.01) terhadap nilai organoleptik warna. Untuk memperoleh tepung biji alpokat yang bermutu baik disarankan menggunakan konsentrasi natrium metabisulfit 1500 ppm  dan lama perendaman 8  jam karena menghasilkan rendemen yang tinggi dan warna yang disuka

    EFEKTIFITAS EKSTRAK POLAR KAYU NANGKA UNTUK MEMPERTAHANKAN KUALITAS NIRA AREN

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas ekstrak polar kayu nangka dalam upaya mempertahankan kualitas nira aren. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap dengan dua faktor, yakni Faktor I jenis pengawet  (P) : yang terdiri atas tiga taraf :  Blanko, Air kapur dan ekstrak polar kayu nangka dan Faktor II lama penyimpanan (L) : (2, 4, 6, 8, 10 dan 12 jam). Parameter analisa adalah pH, total asam dan nilai organoleptik (rasa, aroma dan warna).          Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pengawet memberi pengaruh yang berbeda sangat  nyata (P0,1) terhadap pH, total asam dan nilai organoleptik (rasa, aroma dan warna). Lama penyimpanan memberi pengaruh yang berbeda sangat  nyata (P0,1) terhadap pH, total asam dan nilai organoleptik (rasa, aroma dan warna). Kedua faktor tersebut menunjukkan adanya Interaksi dari Jenis Pengawet dan lama penyimpanan terhadap pH, total asam dan nilai organoleptik (rasa, aroma dan warna).           Ekstrak polar kayu nangka mampu mempertahankan kualitas nira aren sampai 12 jam masa penyimpanan, dikuti penggunaan air kapur dapat mempertahankan kualitas nira aren hingga 8 jam, sedangkan blanko atau tanpa pengawet nira aren akan mengalami perubahan ph, total asam, warna, aroma dan rasa dengan cepat sekitar 4 hingga 6 jam penyimpanan pada suhu ruang.  Indikator tingkat kerusakan ditunjukkan dengan peningkatan pH selama penyimpanan.  Peningkatan pH disebabkan terbentuknya asam-asam organik akibat dari pertumbuhan mikroorganisme (total asam meningkat).  Selanjutnya kerusakan ini akan secara langsung terindikasi dari perubahan warna, aroma dan rasa.

    Pengaruh waktu pengukusan dan lama fermentasi terhadap karakteristik tape ubi jalar ungu (Ipomoea batatas)

    Get PDF
    Tape adalah salah satu makanan tradisional Indonesia yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan pangan berkarbohidrat, seperti singkong dan ketan.  Pembuatan tape tidak hanya berbahan baku singkong maupun ketan, tape juga dapat dibuat dari ubi jalar, karena kandungan karbohidrat ubi jalar relatif tinggi. Ragi tape merupakan bibit atau starter untuk membuat makanan fermentasi; ragi tape berwujud padat dengan bulat pipih berwarna putih dan ragi tape pada pembuatan tape ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) adalah jenis khamir. Ragi tape berfungsi sebagai sumber mikroba yang berperan dalam proses fermentasi dan sumber protein sel tunggal. Tape mempunyai tekstur yang lunak, rasa yang asam manis, dan memiliki aroma kha

    Effect of Yellow Sweet Potato Substitution and Egg Yolk Amount in Making Wet Noodles: -

    No full text
    Most of the noodles are made from wheat flour, for countries that do not produce wheat this is a problem because the need for wheat must be imported and generates a large amount of foreign exchange. This situation resulted in research involving the use of non-wheat flour or mixing wheat flour with other flour to produce noodles. This study aims to determine the effect of the substitution of wheat flour with yellow sweet potato and the amount of egg yolk in the manufacture of wet noodles. The study used a factorial completely randomized design (CRD), which consisted of two factors, namely: substitution of wheat flour with yellow sweet potato with the code "U" consisting of 4 levels; U1 = 10 %; U2 = 20 %; U3 = 30 %; U4 = 40 %.  Egg yolk amount,  and with code "T" which consists of 4 levels; T1 = 5 %, T2 = 10 %, T3 = 15 %, and T4 = 20 %. Parameters observed were yield, protein content, moisture content, stretchability, and organoleptic test of texture, color, and taste. The research was carried out at the UISU Faculty of Agriculture laboratory, Medan. The main ingredient used in this research is yellow sweet potato. The results of statistical analysis on each parameter concluded that the substitution of wheat flour with yellow sweet potato had a very significant effect (P<0.01) on the yield, protein content, water content, tensile strength value, organoleptic texture, color, and taste of noodles. Wet.  The amount of yolk dose had a very significant effect (P<0.01) on protein content, moisture content, tensile strength value, organoleptic texture, color, and taste of wet noodles. The two treatment factors did not show any interaction. To produce wet noodles with the best quality, you can substitute up to 30% wheat flour with yellow sweet potato and use 20% egg yolk. &nbsp
    corecore