32 research outputs found

    PERAN SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA DALAM MEYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan letak-letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika dan mendeskripsikan proses scaffolding dalam mengatasi siswa dalam menyelesaikan soal matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan sumber-sumber sekunder berupa skripsi dan jurnal ilmiah. Data-data yang terkumpul selanjutnya dianalisis denga menggunakan 3 tahap penelitian yakni organize, synthesize, identify. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Letak kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika yaitu tahap kesalahan membaca (reading), tahap kesalahan memahami (comprehension), tahap kesalahan transformasi (transformation), tahap kesalahan ketrampilan proses (process skill), dan tahap kesalahan penulisan jawaban (encoding). 2. Proses scaffolding untuk membantu kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika yaitu bantuan pada level 2 explaning (menjelaskan), reviewing (mengulas kembali), restructuring (membangun pemahaman ulang) dan pada level 3 yaitu developing conceptual thingking (pengembangan pemikiran)

    PENERAPAN TEKNIK SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI KECEMASAN SISWA SMK DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERBENTUK SOAL HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS)

    Get PDF
    Kecemasan matematika dapat terjadi ketika siswa merasa takut, cemas, gugup, dan tegang ketika menghadapi matematika.Hal ini tidak bisa dianggap remeh, karena dapat mengakibatkan rendahnya kemampuan dan hasil belajar matematika.Teknik scaffolding merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengatasi kecemasan matematika.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan teknik scaffolding dalam mengatasi kecemasan siswa pada saat memecahkan masalah matematika berbentuk soal Higher Order Thinking Skills dan mengetahui tingkat kecemasan siswa setelah memperoleh teknik scaffolding. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif.Teknik pengumpulan data menggunakan angket kecemasan matematika, tes soal HOTS, dan wawancara.Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik validasi data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan teknik scaffolding dapat mengatasi gejala kecemasan siswa ketika memecahkan masalah soal HOTS.Gejala kecemasan yang dialami siswa pada aspek attitude yaitu siswa merasa tegang dan gelisah, scaffolding yang diberikan berupa memutarkan musik klasik Mozart jenis Canon in-D Pachelbel’s selama siswa mengerjakan tes agar siswa bisa lebih relaks. Pada aspek somatic,siswa merasa sedikit pusing dan jantung berdebar-debar, scaffolding yang diberikan berupa memutarkan musik klasik Mozart jenis Canon in-D Pachelbel’s agar perasaan siswa bisa lebih tenang. Pada aspek mathematical knowledge,siswa belum dapat memahami masalah sehingga siswa belum bisa menuliskan informasi yang ada pada soal.Scaffolding yang diberikan yaitu pada tingkatan reviewing,explaining dan restructuring.Pada aspek cognitive,siswa belum dapat membuat model matematika serta belum dapat menyelesaikan permasalahan yang ada pada soal. Scaffolding yang diberikan yaitu pada tingkatan reviewing, explaining, restructuring dan developing conceptual thinking. Setelah pemberian scaffolding diketahui tingkat kecemasan siswa mengalami penurunan. Skor rata-rata dari keempat aspek kecemasan matematika sebelum pemberian scaffolding yaitu 2,74 dan sesudah pemberian scaffolding yaitu 2,47, sehingga menunjukkan penurunan atau perubahan sebesar 0,27. Kata Kunci: Scaffolding, Kecemasan, HOTS, Statistika

    KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN OPEN-ENDED

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskrisikan penerapan pendekatan open-ended yang mendukung kemampuan berpikir kreatif siswa SMP dan m endeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa SMP melalui pendekatan open-ended. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan sumber-sumber sekunder berupa skripsi dan jurnal ilmiah. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi. Setelah data terkumpul maka dilakukan tahap analisis denga mneggunakan tiga tahapan yaitu organize, syinthesize, identify. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil sebagai berikut : tahapan penerapan pendekatan open-ended yang mendukung kemampuan berpikir kre-atif siswa SMP, (1) Orientasi, menanyakan pada beberapa siswa mengenai mate-ri prasyarat dengan tujuan membangkitkan pengetahuan prasyarat siswa. Menyam-paian tujuan pembelajaran, hal ini dapat memberikan motivasi belajar pada siswa dan menjadikan siswa fokus pada tujuan yang perlu siswa capai. Un-tuk memotivasi siswa dalam pembelajaran adalah mangaitkan pengalaman bela-jar dengan motivasi siswa sehingga tujuan siswa memiliki daya fikir kreatif akan tercapai. (2) Penyajian masalah open-ended. Dengan menerapkan masalah ter-buka dalam kegiatan pembelajaran ketika siswa akan diminta untuk mengem-bangkan metode, cara atau pendekatan yang berbeda dalam menjawab perma-salahan yang diberi-kan oleh guru. Hal ini dapat dimaksudkan untuk merangsang kemam-puan intelektual siswa dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru serta bertujuan agar kegiatan-kegiatan kreatif siswa dapat terkomunikasikan melalui proses pembelajaran. (3) Diskusi kelompok, pada tahap ini siswa dapat saling mengungkapkan pendapat/idenya masing-masing dan mendiskusikan dengan temannya. Hal ini dapat digunakan oleh siswa tersebut untuk mempertimbangkan apakah pendapatnya atau pendapat siswa lainnya benar, dan jika semuanya benar, maka siswa akan mulai memahami bahwa ma-salah yang mereka bahas tidak harus diselesaikan hanya dengan satu solusi. Hal ini akan memacu siswa-siswa tersebut untuk mulai memikirkan kemungkinan so-lusi-solusi lainnya sehingga mendorong siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatifnya. (4) Presentasi hasil diskusi kelompok, pada tahap ini ke-lompok lain boleh mengajukan per-tanyaan atau pendapatnya apabila ada jawa-ban yang berbeda dengan kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Dengan adanya aktivitas tanya jawab dapat menumbuhkan kemampu-an berpikir siswa.Deskripsi kemampuan berpikir kretaif siswa setelah penerapan pen-dekatan open-ended yaitu: Terdapat 4 indikator kemampun ber-pikir kre-atif yaitu indikator kemampuan berpikir lancar yaitu kesanggupan siswa dalam membangun banyak ide, indikator kemampuan berpikir luwes yaitu kesanggupan siswa dalam membangun berbagai ide dari sudut pandang yang berbeda, indikator kemampuan berpikir orisinil, yaitu kesanggupan siswa dalam mem-bangun ide-ide yang tidak umum, dan indikator kemampuan berpikir elabo-rasi yaitu kesanggupan siswa dalam memperinci detail-detail suatu objek. Ber-dasarkan analisis data indikator berpikir kreatif dengan rata-rata presentasi kemunculan tertinggi adalah indikator berpikir lancar selanjutnya indikator berpikir luwes, indikator berpikir orisinil dan yang paling rendah adalah indikator berpikir elaborasi

    KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT (AQ)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa SMP dalam menyelesaikan soal Open Ended ditinjau dari Adversity Quotient (AQ). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dilaksanakan di kelas VII C SMP Negeri 1 Kemlagi. Siswa penelitian terdiri dari satu siswa kategori Climber, satu siswa kategori Camper, dan satu siswa kategori Quitter. Pemilihan siswa berdasarkan jumlah skor AQ dengan mempertimbangkan nilai rapot dan kemampuan komunikasi siswa. Instrumen penelitian terdiri dari Angket Respon Profile (ARP), soal Open Ended, dan pedoman wawancara. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil sebagai berikut: siswa climber mengelompokkan informasi yang diterima dengan mengamati gambar kemudian membaca soal, menjelaskan gambar yang terdapat pada soal adalah bangun jajar genjang, menjelaskan lebih detail tentang pernyataan pada soal, memeriksa informasi pada soal untuk menentukan strategi, mengidentifikasi hubungan antar ide, memeriksa kebenaran mengenai strategi yang digunakan. Climber dapat menjawab dengan tiga cara, memiliki sifat ulet gigih dan memiliki keberanian untuk menyelesaikan persoalan yang berbeda dengan siswa lainnya. Siswa camper mengelompokkan informasi yang didapatkan dengan membaca soal berulang-ulang, menjelaskan lebih detail tentang pernyataan pada soal, memeriksa informasi pada soal untuk menentukan strategi, mengidentifikasi hubungan antar ide, memeriksa kebenaran mengenai strategi yang digunakan. Siswa camper menjawab dengan dua cara, merasa puas dengan apa yang mereka kerjakan dan kerap mengabaikan kemungkinan-kemungkinan yang akan didapat. Siswa quitter mengelompokkan informasi yang diterima dengan mengamati gambar kemudian membaca perintah pada soal, tidak menuliskan yang ditanyakan karena lupa, menjelaskan lebih detail tentang pernyataan pada soal, memeriksa informasi pada soal untuk menentukan strategi, mengidentifikasi hubungan antar ide, memeriksa kebenaran mengenai strategi yang digunakan. Siswa quitter menjawab dengan satu cara saja, memiliki sifat mudah menyerah ketika menemukan kesulitan dan berhenti tanpa dibarengi usaha

    Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Soal Asesmen Kompetensi Minimum Numerasi Ditinjau Dari Metakognisi

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa SMP dalam menyelesaikan soal asesmen kompetensi minimum numerasi berdasarkan dari metakognisi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan di kelas VIII-D SMP Negeri 1 Gedeg. Subjek penelitian yang dipilih berdasarkan angket metakognisi berjumlah 52 butir pernyataan, dan mempertimbangkan kemampuan matematika setara serta kemampuan komunikasi baik sehingga diperoleh satu siswa dengan metakognisi tinggi, satu siswa dengan metakognisi sedang, dan satu siswa dengan metakognisi rendah. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes kemampuan berpikir kritis (TKBK) dan wawancara. Data yang didapat dianalisis berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis Facione dengan tahapan antara lain interpretasi, analisis, evaluasi dan inferensi. Hasil dari penelitian ini kemampuan berpikir kritis subjek dengan metakognisi tinggi pada indikator (interpretasi) menuliskan informasi yang terdapat pada soal, (analisis) mengidentifikasi hubungan antara strategi, dan konsep, (evaluasi) membuat kesimpulan dengan tepat dan (inferensi) membuat kesimpulan secara logis. Kemampuan berpikir kritis subjek dengan metakognisi sedang (SS) menuliskan informasi yang terdapat pada soal, (analisis) menjelaskan hubungan antara strategi, dan konsep namun pada indikator (evaluasi) subjek tidak yakin terhadap hasil perhitungannya, subjek memeriksa jawaban yang dibuat namun jawabannya kurang tepat. Pada indikator (inferensi) menuliskan kesimpulan dari penyelesaian soal namun kesimpulan yang dibuat kurang tepat. Kemampuan berpikir kritis subjek dengan metakognisi rendah (SR) pada indikator (interpretasi) menuliskan infromasi pada soal, namun pada indikator (analisis) subjek merasa kurang yakin dengan konsep dan strategi yang digunakan, dan subjek kurang memahami sehingga tidak mengungkapkan yakin atau tidak yakin benar dengan jawabannya. Pada indikator (evaluasi) subjek memeriksa jawaban yang dibuat namun jawaban yang dibuat kurang tepat. Pada indikator (inferensi) menuliskan kesimpulan dari penyelesaian soal meskipun kesimpulan yang dibuat kurang tepat

    EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA KARYA BATIK SURYA MAJAPAHIT DI MOJOKERTO UNTUK MENGUNGKAP KONSEP MATEMATIS

    Get PDF
    Pratiwi, Retno. 2022. Eksplorasi Etnomatematika Pada Karya Batik Surya Majapahit Di Mojokerto Untuk Mengungkap Konsep Matematika. Skripsi, Progam Studi Pendidikan Matematika, Progam Sarjana Universitas Islam Majapahit. Pembimbing (I) Deka Anjariyah, S.Si.,M.Pd. dan (II) Feriyanto, M.Pd. Kata Kunci: Etnomatematika, Konsep Matematis, Karya Batik Surya Majapahit Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep matematis yang terdapat pada karya batik surya majapahit. Data yang dilakukan secara sitematik mengenai konsep matematis yang terdapat pada karya batik surya majapahit. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar obervasi dan pedoman wawancara. Prosedur dalam penelitian ini yaitu pendahuluan, pembuatan instrumen, pengujian validitas, pengumpulan data, analisis data, kesimpulan. Teknik pengumpulan data menggunakan obervasi lapangan dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat konsep matematis pada karya batik surya majapahit. Konsep matematis tersebut antara lain adalah konsep titik, konsep garis, konsep sudut, konsep bangun datar yang terdapat pada karya batik surya majapahit adalah terdapat 4 bangun datar lingkaran, belah ketupat, persegi dan segitiga. Konsep-konsep matematis yang terdapat pada karya batik surya majapahit tersebut dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan dan memahami konsep matematika melalui budaya lokal. Kata Kunci : Etnomatematika, Konsep Matematis, Karya Batik Surya Majapahi

    KEEFEKTIFAN PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SEGI EMPAT SISWA KELAS VII

    Get PDF
    Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan pendekatan Open- Ended untuk melatih kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran matematika materi segi empat siswa kelas VII. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. penelitian ini dilaksanakan di SMP BHAKTI PACET. Sampel dalam penelitian ini adalah 14 siswa kelas VII. Instrument penelitian terdiri dari lembar soal tes kemampan berpikir kritis, lembar observasi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, lembar observasi aktivitas siswa selama pembelajaran, dan lembar angket respons siswa. Berdasarkan hasil penilitian kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang menerapkan pendekatan open-ended pada materi segi empat di kelas VII SMP BHAKTI PACET dikategorikan “baik” dengan niai rata- rata 3,25. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran dikategorikan “aktif” dengan nilai rata-rata 2,77. Sehingga dapat dikatakan siswa aktif selama proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open-ended pada materi segi empat kelas VII SMP BHAKTI PACET. Kemampuan berpikir kritis siswa secara individu terlatih dengan menggunakan pendekatan open-ended pada materi segi empat. Hal ini diketahui dari tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dari hasil tes yang telah diberikan. Terdapat1 siswa memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tingkat B (baik), 12 siswa memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tingkat C (cukup), 1 siswa memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tingkat D (kurang), dan 1 siswa memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tingkat E (sangat kurang). Secara klasikal, kemampuan berpikir kritis siswa juga dikatakan tuntas dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 85,71%. Respons siswa yang kategori baik dan sangat baik ≥ 50% dari seluruh item pernyataan. Ini memberikan pengertian bahwa respons siswa terhadap pendekatan open-ended dan kemampuan berpikir kritis adalah positif

    STUDI KOMPARATIF MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MISSOURI MATHEMATIC PROJECT (MMP) DAN MURDER (Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara kemampuan penalaran matematika yang mendapat model pembelajaran MMP dan MURDER, dan manakah yag lebih baik dari keduanya serta untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran MMP dan MURDER. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparatif yang dilaksanakan di SMPN 2 Sooko. Dalam penelitian ini menggunakan sampel kelas VII B sebagai kelas eksperimen 1 menggunakan model pembelajaran MMP dan kelas VII C sebagai kelas eksperimen 2 menggunakan model pembelajaran MURDER. Instrument penelitian terdiri dari lembar observasi yang digunakan untuk mengamati keterlaksanakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan lembar tes yang digunakan untuk memperoleh data kemampuan penalaran matematika siswa, kemudian data tersebut dianalisis menggunakan uji statistik kesamaan 2 rata – rata dua pihak dengan uji t. setelah itu uji statistic kesamaan dua rata – rata 1 pihak Berdasarkan hasil penelitian, rata – rata total hasil keterlaksanaan model pembelajaran MMP sebesar 2,835 kategori baik dan rata – rata hasil keterlaksanaan model pembelajaran MURDER sebesar 2,78 kategori baik. Hasil posttest yang menggunakan model pembelajaran MMP diperoleh rata – rata 61,548 sedangkan MURDER hasil posttest yang menggunakan model pembelajaran 51,742. Dari kedua hasil posttest tersebut dilakukan uji kesamaan dua rata – rata 2 pihak dengan menggunakan uji t. diperoleh t’hitung = 2,42 dan ttabel = 2,04 karena -ttabel ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Maka terdapat perbedaan rata – rata hasil kemampuan penalaran matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran MMP dan model pembelajaran MURDER. Setelah dilakukan uji kesamaan dua rata – rata dua pihak maka selanjutnya dilakukan uji kesamaan dua rata – rata satu pihak, sehingga diperoleh thitung = 2,42 dan ttabel = 1,70 karena thitung ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. maka rata – rata kemampuan penalaran matematika siswa dengan menggunakan MMP lebih baik daripada rata – rata kemampuan matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran MURDER

    ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU GENDER

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir siswa laki-laki dan perempuan dalam memecahkan masalah.Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library Research) dengan menggunakan sumber-sumber sekunder berupa skripsi dan jurnal ilmiah. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMP sederajat.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dokumentasi, mengidentifikasi wacana dari buku-buku, makalah atau artikel, jurnal, koran, internet, ataupun informasi lainnya. Teknik analisis data digunakan meliputi 3 tahapan yaitu organize, synthesize, identify. Metode analisis data yang digunakan dalam pembahasan adalah metode induktif. Berdasarkan hasil analisis data penelitian, Proses berpikir siswa laki-laki dalam memecahkan masalah matematika termasuk dalam kategori proses berpikir konseptual. Pada indikator 1) Menyatakan apa yang diketahui dalam soal dengan bahasa sendiri atau mengubah dalam kalimat matematika yaitu siswa menyatakan apa yang diketahui dengan benar. 2) Menyatakan apa yang ditanya dalam soal dengan bahasa sendiri atau mengubah dalam kalimat matematika yaitu siswa menyatakan apa yang ditanya dalam soal dengan tepat. 3) Membuat rencana penyelesaian dengan lengkap yaitu siswa membuat hubungan antara data yang ada dengan masalah yang ditanyakan. 4) Menyatakan langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan soal menggunakan konsep yang pernah dipelajari yaitu siswa menyatakan langkah-langkah dengan cara menjelaskan langkah-langkah memecahkan masalah yang telah dilakukan dengan tepat dan benar 5) Memperbaiki kekeliruan jawaban yaitu siswa mencari kesesuaian antara penyelesaian dengan hal yang diketahui yaitu mengembalikan hasil yang peroleh ke hal yang diketahui.Proses berpikir siswa perempuan dalam memecahkan masalah matematika bukan termasuk dalam kategori proses berpikir konseptual hal ini dikarenakan ada satu indikator yang tidak dipenuhi oleh siswa perempuan yaitu memperbaiki kekeliruan jawaban. Sedangkan indikator yang dipenuhi oleh siswa yaitu 1) Menyatakan apa yang diketahui dalam soal dengan bahasa sendiri atau mengubah dalam kalimat matematika yaitu siswa menyatakan apa yang diketahui dengan benar tepat . 2) Menyatakan apa yang ditanya dalam soal dengan bahasa sendiri atau mengubah dalam kalimat matematika yaitu siswa menyatakan apa yang ditanya dalam soal dengan tepat. 3) Membuat rencana penyelesaian dengan lengkap yaitu siswa membuat hubungan antara data yang ada dengan masalah yang ditanyakan. 4) Menyatakan langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan soal menggunakan konsep yang pernah dipelajari yaitu siswa menjelaskan langkah-langkah dalam memecahkan masalah yang telah dilakukan dengan tepat dan bena

    KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT (AQ)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa SMP dalam menyelesaikan soal Open Ended ditinjau dari Adversity Quotient (AQ). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dilaksanakan di kelas VII C SMP Negeri 1 Kemlagi. Siswa penelitian terdiri dari satu siswa kategori Climber, satu siswa kategori Camper, dan satu siswa kategori Quitter. Pemilihan siswa berdasarkan jumlah skor AQ dengan mempertimbangkan nilai rapot dan kemampuan komunikasi siswa. Instrumen penelitian terdiri dari Angket Respon Profile (ARP), soal Open Ended, dan pedoman wawancara. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil sebagai berikut: siswa climber mengelompokkan informasi yang diterima dengan mengamati gambar kemudian membaca soal, menjelaskan gambar yang terdapat pada soal adalah bangun jajar genjang, menjelaskan lebih detail tentang pernyataan pada soal, memeriksa informasi pada soal untuk menentukan strategi, mengidentifikasi hubungan antar ide, memeriksa kebenaran mengenai strategi yang digunakan. Climber dapat menjawab dengan tiga cara, memiliki sifat ulet gigih dan memiliki keberanian untuk menyelesaikan persoalan yang berbeda dengan siswa lainnya. Siswa camper mengelompokkan informasi yang didapatkan dengan membaca soal berulang-ulang, menjelaskan lebih detail tentang pernyataan pada soal, memeriksa informasi pada soal untuk menentukan strategi, mengidentifikasi hubungan antar ide, memeriksa kebenaran mengenai strategi yang digunakan. Siswa camper menjawab dengan dua cara, merasa puas dengan apa yang mereka kerjakan dan kerap mengabaikan kemungkinan-kemungkinan yang akan didapat. Siswa quitter mengelompokkan informasi yang diterima dengan mengamati gambar kemudian membaca perintah pada soal, tidak menuliskan yang ditanyakan karena lupa, menjelaskan lebih detail tentang pernyataan pada soal, memeriksa informasi pada soal untuk menentukan strategi, mengidentifikasi hubungan antar ide, memeriksa kebenaran mengenai strategi yang digunakan. Siswa quitter menjawab dengan satu cara saja, memiliki sifat mudah menyerah ketika menemukan kesulitan dan berhenti tanpa dibarengi usaha
    corecore