3 research outputs found

    BIMBINGAN TEKNIS FASILITAS PELAYANAN FARMASI (FASYANFAR) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KAUR

    Get PDF
    They were increasing the capacity of health workers in terms of skills in performing pharmaceutical services (Pharmaceutical Care) is one of the goals to improve health services and the quality of life of patients in each health care facility. This activity aims to improve health workers' knowledge and skills in providing pharmaceutical services in health facilities. This community service activity involves pharmacists, pharmaceutical technical personnel, midwives, and nurses who carry out pharmaceutical work at health service facilities in Kaur District. The methods used include 1) Counseling related to Pharmaceutical Care used in carrying out services in health facilities, 2) Discussion and question and answer. There is an increase in participant's knowledge about pharmaceutical care by 7.3%, understanding of the activities carried out in pharmaceutical care services by 32.7%, understanding of how the role of health workers in pharmaceutical care services by 21.4%, the level of confidence of health worker in applying the pharmaceutical care concept by 24.8%. Technical guidance activities for pharmaceutical service facilities are beneficial, easy to follow, and provide new experiences for health workers in implementing the pharmaceutical care concept in health facilities. --- Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam hal keterampilan melakukan asuhan kefarmasian (Pharmaceutical Care) merupakan salah satu tujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan kualitas hidup pasien di masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan. Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan. Kegiatan pengabdian kepada nasyarakat ini melibatkan tenaga kesehatan yang terdiri dari apoteker, tenaga teknis kefarmasian, bidan, dan perawat yang melakukan pekerjaan kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan Kabupaten Kaur. Metode yang digunakan diantaranya 1) Penyuluhan berupa sharing pengetahuan terkait dengan Pharmaceutical Care yang digunakan dalam melaksanakan pelayanan di fasilitas kesehatan, 2) Diskusi dan tanya jawab. Hasilnya terdapat peningkatan pengetahuan peserta mengenai konsep Pharmaceutical Care sebesar 7,3%, pemahaman tentang kegiatan yang dilakukan dalam pelayanan Pharmaceutical Care sebesar 32,7%, pemahaman mengenai bagaimana peran tenaga kesehatan dalam pelayanan Pharmaceutical Care sebesar 21,4%, dan tingkat kepercayaan diri tenaga kesehatan dalam mengaplikasikan konsep Pharmaceutical Care sebesar 24,8%. Kegiatan bimbingan teknis fasilitas pelayanan kefarmasian sangat bermanfaat, mudah diikuti, dan memberikan pengalaman baru bagi tenaga kesehatan dalam menerapkan konsep Pharmaceutical Care di fasilitas kesehatan

    Wisata Edukasi Tanaman Obat Tradisional di Pekarangan Wisata Alam Desa Rindu Hati

    Get PDF
    Desa Rindu Hati terletak di Kecamatan Taba Penanjung, kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), Provinsi Bengkulu, terus menggali potensi wisata alam yang ada di sekitar desa. Pekarangan rumah warga dapat dijadikan objek wisata edukasi bagi pengunjung wisata desa Rindu Hati. Tanaman obat tradisional dapat menjadi pilihan yang tepat untuk ditanam di pekarangan rumah. Tanaman obat dapat membantu kebutuhan ekonomi masyarakat, terutama di desa Rindu Hati. Tidak hanya untuk tanaman obat, tapi juga untuk tanaman hias, bunga atau buah-buahan. Tanaman ini nantinya dapat diolah menjadi jamu. Mulai jamu dalam bentuk cairan dan langsung minum atau dikemas dalam bentuk bubuk. Inilah yang dimaksud mempunyai manfaat ganda, karena hasilnya dapat memberikan banyak manfaat. Tanaman obat tradisional yang terdapat di pekarangan rumah dapat disusun sedemikian rupa dan diberi label identitas untuk memudahkan pengunjung mengetahui nama, jenis, serta khasiat tanaman obat tradisional tersebut. Informasi yang tersampaikan melalui label identitas pada tanaman obat tradisional dapat membantu pengunjung mengetahui jenis dan khasiat dari tanaman obat tradisional. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan terhadap warga sekitar wisata alam desa Rindu Hati Bengkulu Tengah dengan menggunakan metode penyuluhan serta pelatihan menanam tanaman obat tradisional. Tujuannya yaitu untuk menambah nilai desa wisata dan meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap obat tradisional. Hasil dari kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran keluarga di Desa Rindu Hati untuk memanfaatkan pekarangan rumah dengan melakukan penanaman tanaman obat tradisional yang bernilai wisata edukasi

    Pengaruh Pemberian Perasan Lobak Putih (Raphanus sativus L.) dan Bengkuang (Pachyrhizus erosus L.) terhadap Kadar Glukosa Darah pada Mencit Model Diabetes

    No full text
    Kadar glukosa darah adalah jumlah kandungan glukosa yang ada pada plasma darah. Pengukuran kadar glukosa darah puasa merupakan salah satu metode untuk mengidentifikasi penyakit diabetes melitus pada seseorang. Bengkuang memiliki serat larut air yang dapat memperlambat absorpsi glukosa sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah. Lobak putih memiliki kesamaan jenis dengan bengkuang yaitu merupakan jenis tanaman umbi yang diharapkan memiliki efek yang sama dalam menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian perasan lobak putih dan bengkuang terhadap kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan sebagai model diabetes. Mencit dibagi menjadi 8 kelompok dengan pembagian secara random dan dipuasakan selama 8 jam, pada hari ke–0 diukur kadar glukosa darahnya sebagai kadar glukosa darah awal. Kelompok I sebagai kontrol normal yang tidak diberi induksi aloksan dan diberi aquades. Pada kelompok II-VI, mencit diinduksi aloksan dengan dosis 200 mg/kg BB secara intraperitoneal. Setelah aloksan diinduksikan, diukur kadar glukosa darah mencit pada hari ke-3. Setelah didapati kadar glukosa darah mencit yang tinggi, kelompok mencit II diberi aquades, kelompok III diberi glibenklamid 0,013 mg/20 gBB mencit, kelompok IV diberi perasan lobak putih 0,1 ml/20 gBB, kelompok V diberi perasan lobak putih dan bengkuang 2:1, kelompok VI diberi perasan lobak putih dan bengkuang 1:1, kelompok VII diberi perasan lobak putih dan bengkuang 1:2, kelompok VIII diberi perasan bengkuang 0,1 ml/20 gBB. Pemberian perasan lobak putih dan bengkuang dapat menurunkan kadar glukosa darah
    corecore