10 research outputs found

    Analisis Karya Tulis Peneliti Pertanian dalam Jurnal Ilmiah Internasional pada Basis Data Sciencedirect

    Get PDF
    ScienceDirect merupakan pangkalan data jurnal ilmiah internasional terbesar di dunia yang dikelola oleh penerbit Elsevier. Kontribusi peneliti Indonesia khususnya dalam bentuk karya tulis ilmiah (KTI) dalam jurnal internasional masih jauh di bawah negara- negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura, padahal dari segi jumlah peneliti, Indonesia berada jauh di atas negara-negara tersebut. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui (1) jumlah peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yang karya tulis ilmiahnya dimuat dalam jurnal ilmiah pada ScienceDirect, (2) tahun terbit jurnal yang memuat  KTI peneliti Balitbangtan, (3) nama jurnal yang memuat KTI peneliti Balitbangtan, (4) komoditas dan subjek yang ditulis oleh peneliti Balitbangtan, dan (5) jumlah jurnal ilmiah yang terindeks dalam Scopus. Kajian dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2018, menggunakan metode analisis isi. Objek yang dikaji adalah artikel- artikel yang ditulis oleh peneliti Balitbangtan dan dimuat dalam jurnal pada ScienceDirect. Hasil kajian menunjukkan bahwa jumlah peneliti yang artikelnya diterbitkan dalam jurnal pada ScienceDirect mencapai 80 orang, sementara jumlah peneliti Balitbangtan lebih dari 1.600 orang pada 2017. Jenjang jabatan terbanyak Peneliti Ahli Madya (34 orang). Artikel terbanyak ditulis oleh peneliti Balai Penelitian Tanah (Markus Anda). Pemuliaan (tanaman dan ternak) merupakan subjek terbanyak (33 artikel), diikuti tanah (30 artikel). Sementara tanaman pangan merupakan komoditas pertanian yang paling banyak ditulis, yaitu 40 artikel. HAYATI: Journal of Biosciences merupakan jurnal ilmiah yang paling banyak memuat artikel peneliti Balitbangtan, yaitu 18 artikel. Sebagian besar artikel peneliti Balitbangtan dalam jurnal pada ScienceDirect terbit pada tahun 2015. Hampir semua jurnal ilmiah yang memuat artikel peneliti Balitbangtan terindeks Scopus

    ANALISIS KOLEKSI MONOGRAF PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN

    Get PDF
    Kajian analisis koleksi monograf dilaksanakan di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) pada bulan Mei - Oktober 2013. Tujuan pengkajian adalah untuk mengetahui jumlah, komposisi, dan kondisi fisik koleksi monograf yang dimiliki PUSTAKA. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengidentifikasi koleksi monograf secara sistematis dan mencatat data yang diperlukan. Variabel yang dikaji adalah jenis koleksi, institusi penerbit, bahasa penyajian, subjek, kelas (UDC), tahun terbit, tahun penerimaan, dan kondisi fisik koleksi. Data yang sudah diperoleh dituangkan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif. Hasil kajian memperlihatkan bahwa koleksi monograf yang dimiliki PUSTAKA berjumlah 48.663 judul yang terdiri atas 43.977 judul monograf nontesis dan 4.686 koleksi skripsi/tesis/ disertasi. Sebagian besar koleksi adalah buku (61,79%) dengan subjek terbanyak (57,83%) ilmu terapan, kesehatan, teknologi). Bahasa penyajian yang dominan adalah bahasa Inggris sebesar 40,95% dan tahun terbit 1400-2000. Sebagian besar koleksi (89,78%) dalam kondisi baik

    ANALISIS PETA JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN KEMENTERIAN PERTANIAN

    Get PDF
    Jumlah dan kualitas pustakawan Kementerian Pertanian yangberagam menimbulkan ketimpangan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan. Di sisi lain, peta jabatan pustakawan belum mencerminkan kebutuhan pustakawan pada masa mendatang dan belum memerhatikan SNI 7496:2009 dan SNP 006:2011 tentang Perpustakaan Khusus Instansi Pemerintah. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui (1) keberadaan perpustakaan lingkup Kementerian Pertanian, (2) ketersediaan SDM perpustakaan sesuai dengan SNI Nomor 7496:2009, (3) beban kerja perpustakaan, (4) kebutuhan jabatan fungsional pustakawan, dan (5) hambatan dalam pengangkatan pustakawan. Hasil pengkajian menunjukkan hampir seluruh (98,49%) UK/UPT Kementerian Pertanian memiliki perpustakaan dan 93,75% UK/ UPT memiliki tupoksi pengelolaan perpustakaan. Sebanyak 61,54% perpustakaan tidak memiliki petugas perpustakaan, 30,8% perpustakaan memiliki pustakawan keterampilan, dan 38,5% mempunyai pustakawan keahlian. Hambatan dalam pengangkatan pustakawan ialah tidak ada peta jabatan (41,67%), kurang peminat (29,17%), keterbatasan SDM (20,83%), dan tidak ada izin untuk alih jabatan dan tidak tersedia anggaran untuk tenaga kontrak (8,34%). Unit kerja dengan kebutuhan pustakawan tertinggi yaitu Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), rata-rata membutuhkan 11 pustakawan keterampilan dan 10 pustakawan keahlian, sementara yang terendah adalah Loka Penelitian (1 pustakawan keterampilan). Dari hasil kajian dapat direkomendasikan peta jabatan pustakawan Kementerian Pertanian sebagai berikut: (1) Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian 8 pustakawan keterampilan dan 24 pustakawan keahlian, (2) Puslit/Puslitbang, Sekretariat Badan/Biro/Direktorat/Balai Besar 1 pustakawan keterampilan dan 1 pustakawan keahlian, (3) PPMKP 2 pustakawan keterampilan dan 2 pustakawan keahlian, dan (4) Polbangtan 3 pustakawan keterampilan dan 3 pustakawan keahlian.

    KETERSEDIAAN SUMBER INFORMASI TEKNOLOGI PERTANIAN DI BEBERAPA KABUPATEN DI JAWA

    Get PDF
    Penerapan inovasi teknologi oleh petani ditentukan oleh beberapafaktor, yaitu potensi individu untuk menerapkan inovasi, ketersediaansumber informasi, proses diseminasi, dan karakteristik inovasi.Penelitian dilakukan untuk menganalisis ketersediaan sumberinformasi teknologi pertanian dalam rangka memenuhi kebutuhaninformasi petani. Penelitian dilaksanakan melalui survei pada bulanJuli-Agustus 2011 di Kabupaten Banjarnegara, Magelang, Malang,dan Pacitan terhadap 160 petani sebagai responden. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa informasi teknologi pertanian yang tersediamasih terbatas pada informasi tentang varietas unggul, pemupukan,alat dan mesin pertanian, serta cara pembuatan dan pemberian pakan.Untuk memenuhi kebutuhan akan informasi pertanian, sebagian besarresponden (74%) menyatakan bahwa kelembagaan komunikasitersedia hingga sangat tersedia di lokasi. Penyuluh merupakan sumberutama petani dalam memperoleh informasi pertanian. Persepsiresponden terhadap pertemuan dengan penyuluh formal (daripemerintah) sangat baik (90%). Sebanyak 66,88% respondenmenyatakan tersedia media pertemuan dengan penyuluh swadaya/nonformal, seperti kontak tani dan petugas dari perusahaan pestisidaatau benih. Media pertemuan dengan kelompok-kelompok produktifjuga tersedia hingga sangat tersedia, begitu pula kelompok sosialkeagamaan. Hampir semua responden (95%) mempersepsikanmemiliki telepon, terutama telepon genggam. Demikian pula radio/televisi, 85,01% responden mempersepsikannya tersedia hinggasangat tersedia. Namun, untuk sarana akses informasi seperti warnetdan perpustakaan desa, sebagian besar responden mempersepsikannyatidak tersedia, yaitu masing-masing 75,63% dan 73,75%. Separuhresponden menganggap komputer tidak tersedia. Media cetak darilembaga penelitian/pengkajian masih kurang tersedia. Media cetakyang tersedia di lokasi penelitian adalah tabloid Sinar Tani dan koranlokal. The adoption of agricultural technology innovation by farmers isdetermined by potential person to adopt the technology, availabilityof information source, dissemination process and characteristic ofinnovation. A study was conducted to identify the availability oftechnology information source to fulfill the information need of thefarmers. The study was conducted using survey method in July-August2011 at Banjarnegara, Magelang, Malang, and Pacitan Districtsand 160 farmers as respondents. The results showed that agriculturaltechnology information available in research locations had beenlimited to information on superior varieties, fertilizers, agriculturalmachinery, and feed processing. To meet the information needs ofagricultural technology, most respondents (74%) stated thatcommunication institutions were available in the locations. Extensionworker was a major source of farmers in obtaining agriculturalinformation. Farmers’ perceptions of formal meetings with theextension worker (of government) were very good (90%). As much as66.88% of respondents stated that the meetings with a counselor ofnon-formal organization such as pesticide or seed companies wereavailable. Almost all respondents (95%) perceived to have telephone,especially handphones. Similarly, 85.01% of respondents perceivedthat radio/television/VCD were available, but computers, internet cafe,and library were limited. Printed material from research instituteswas still limited. Printed media available for farmers in researchlocations were Sinar Tani and local newspaper

    ANALISIS PENILAIAN ANGKA KREDIT PUSTAKAWAN LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN

    Get PDF
    Pemahaman terhadap butir-butir kegiatan yang diatur dalam SK Menpan No. 132 Tahun 2002 maupun Peraturan Menpan dan RB No. 9 Tahun 2014 masih belum merata untuk setiap pustakawan. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan nilai angka kredit antara yang diajukan pustakawan dalam DUPAK dengan hasil penilaian Tim Penilai. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran pustakawan, perbedaan nilai angka kredit yang diajukan pustakawan dengan hasil penilaian Tim Penilai, dan masalah yang menyebabkan perbedaan nilai angka kredit tersebut. Pengkajian deskriptif dilakukan terhadap DUPAK di Sekretariat Tim Penilai Jabatan Fungsional Pustakawan Kementerian Pertanian tahun 2012-2016. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa sebaran pustakawan di lingkup Kementerian Pertanian belum merata, bahkan terdapat UK/UPT yang belum memiliki pustakawan. Pustakawan cenderung untuk melaporkan butir kegiatan yang nilainya besar. Hal ini dapat dilihat dari jumlah DUPAK untuk penelusuran informasi untuk bahan bacaan (117 orang), penyebaran informasi terseleksi (112 orang), dan menjadi pemandu pameran (26 orang). Kegiatan dengan nilai rata-rata angka kredit tertinggi adalah katalogisasi, membuat karya tulis populer yang diterbitkan di media massa, dan membuat karya tulis yang disampaikan pada pertemuan/diklat, dengan nilai masing-masing 34,458; 4,000; dan 8,450. Sebaliknya, kegiatan membuat karya saduran/terjemahan pada subunsur pengembangan profesi merupakan kegiatan yang mempunyai nilai Rata-rata angka kredit yang yang ditolak tertinggi  (93%). Perbedaan hasil penilaian (PAK) dengan DUPAK yang diajukan antara lain karena bukti fisik tidak terpenuhi, bukti fisik tidak sesuai, dan angka kredit melebihi ketentuan

    Petunjuk Teknis Katalogisasi Majalah

    No full text
    ii + 32; 16 x 21 c

    Pengelolaan Literatur Kelabu (Grey Literatur) di Perpustakaan lingkup Badan Litbang Pertanian

    No full text
    Management of Grey Literature in Libraries within Indonesian Agencyfor Agricultural Research and DevelopmentGrey literature is the most current research information source andis the intellectual property of an organization, government agenciesand other science and technology assessment agencies, unpublishedcommercially, and official documents issued in limited copies. Thestudy aimed to find out the management of grey literature in librarieswithin the Indonesian Agency for Agricultural Research andDevelopment (IAARD), which was conducted in April-May 2012 ina descriptive survey. Respondents were 54 IAARD librarians/librarymanagers. The results showed that most of the librarians/librarymanagers knew kinds of library collection of grey literature. Mostlibraries collected grey literature from gifts and of their institutes ownpublications. Registration, cataloging and classification were doneby most libraries. Almost all respondents use the UDC for classification,AGROVOC Thesaurus to determine keywords, and data entry weredone electronically. More than half of respondents had digitized greyliterature. Most of grey literature’s collection were kept separatingfrom other collections. Circulation of the grey literature was the mostservices provided by the respondents

    Bagan Klasifikasi UDC (Universal Decimal Classification)Berbahasa Indonesia Kelas 630-639

    No full text
    114 hlm; 14,5 x 21 c

    Pedoman Pengolahan Informasi Menurut Metode Agris

    No full text
    iv + 35 hlm; 16 x 21 c

    Bagan Klasifikasi UDC (Universal Decimal Classification)Berbahasa Indonesia Kelas 57-59

    No full text
    179 hlm; 16 x 21 c
    corecore