7 research outputs found

    PELAKSANAAN IBADAH QURBAN BAGI ORANG YANG SUDAH MENINGGAL

    Get PDF
    Abstrak   Kajian ini bertujuan untuk memahami pelaksanaan ibadah Qurban bagi orang yang sudah meninggal tanpa adanya wasiat. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research), pendekatan yang dipakai adalah Content Analisys yaitu metode penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang shahih dari sebuah buku atau dokumen, artinya menelaah data-data dari kitab yang akan diteliti. Selain itu berusaha memaparkan kembali kerangka pemikiran karya yang sedang diteliti dengan mendeskripsikannya. Dalam analisa ini dipergunakan kajian Fiqih dan Ushul Fiqih. Pendapat yang menyatakan bahwa pelaksanaan Ibadah Qurban bagi orang yang sudah meninggal tidak bisa dilaksanakan tanpa adanya wasiat berdalil kepada Al-Qur’an Surat al-Najm ayat 38 dan 39 serta Hadits dari Imam Turmuzi. Setelah dianalisa dan diteliti ayat yang mereka pakai yaitu Al-Qur’an Surat al-Najm ayat 38 dan 39 telah dimansukhkan hukumnya oleh firman Allah surat Al-Thur ayat 21, dan Hadits yang dipergunakan ternyata hadits Dhaif dan Gharib, sehingga tidak dapat dijadikan hujjah. Hasil yang ditemukan bahwa pelaksanaan ibadah Qurban bagi orang yang sudah meninggal boleh dilakukan oleh ahli warisnya sekalipun tanpa adanya wasiat dari si mayit dan Ibadah Qurban tersebut akan memberi manfaat kepada si mayit berupa amal ibadah dari orang yang masih hidup.   Kata Kunci: Pelaksanaan, Ibadah Qurban, Orang Meninggal, Wasiat

    The Problem of Thaha Hussein's Political Thought

    Get PDF
    This paper tries to explain the political thought of Thaha Hussein which has been considered pro and con because it seeks to juxtapose Western-style Islam and secularism in a country. Thaha Hussein's secularization efforts touched on various aspects, including education, culture, religion, and politics.  Thaha Hussein in his political thought sought to release Muslims from their dependence on old opinions that were often considered part of religious teachings. In Thaha Hussein's view religion and politics are two different things hence the regulation of the political system and the formation of the state are not based on syar'i but on the interests of society itself.  This study is library research. Meanwhile, the method used to process the data that has been collected by the author is the historical factual method.  This paper also uses a descriptive method where the author explains and outlines the journey and political irregularities of Thaha Hussein.  Thaha Hussein accepted and proposed a concept of secularization that was different from the idea of secularism that occurred in the West. Thaha Hussein points to secularization in the sense of being a process of detaching devotees from the bonds of tradition, including religious teachings that were the predecessors' understanding of the zanni nash-nash, and ending with a return to the Koran and Hadith (meaning inseparable from both). Meanwhile, secularization that occurs in the West, is dotted with the separation of the world Abstrak: Tulisan ini mencoba memaparkan pemikiran politik Thaha Husein yang selama ini dianggap pro dan kontra karena berusaha menyandingkan Islamdan sekularisme ala Barat dalam suatu negara. Upaya sekularisasi Thaha Husein menyentuh berbagai aspek, diantaranya pendidikan, kebudayaan, agama dan Politik.. Thaha Husein dalam pemikiran politiknya berusaha melepaskan umat Islam dari ketergantungan mereka terhadap pendapat-pendapat lama yang sering dianggap sebagai bagian dari ajaran agama. Dalam pandangan Thaha Husein agama dan politik adalah dua hal yang berbeda karenanya pengaturan sistem politik dan pembentukan negara tidaklah berdasarkan syar’i tetapi berdasarkan kepentingan-kepentingan masyarakat itu sendiri. Kajian ini merupakan library research. Sedangkan metode yang digunakan untuk mengolah data yang telah dikumpulkan oleh penulis adalah dengan metode historical factual. Dalam tulisan ini juga menggunakan metode deskriptif dimana penulis menjelaskan dan menguraikan perjalanan dan pemikiran politik Thaha Husein. Thaha Husein menerima dan mengajukan konsep sekularisasi yang berbeda dengan ide sekularisme yang terjadi di Barat. Thaha Husein menunjuk sekularisasi dalam pengertian sebagai proses melepaskan umat dari ikatan tradisi, termasuk ajaran agama yang merupakan pemahaman para pendahulu terhadap nash-nash yang zhanni, dan berakhir dengan kembali kepada Alquran dan Hadits (artinya tidak terlepas dari keduanya). Sedangkan sekularisasi yang terjadi di Barat, bertitik-tolak dari pemisahan dunia termasuk politik dan ilmu dari agama

    Kolaborasi Mahasiswa STAIN Madina Dan Naposo Nauli Bulung Desa Parupuk Jae Dalam Menyemarakkan Peringatan Hari Besar Islam

    Get PDF
    Bulan muharram adalah  bulan yang mulia dalam agama Islam, bulan ini menjadi istimewa disebabkan dalam sejarah banyak peristiwa penting yang terjadi dibulan Muharram, keutamaan paling besar pada bulan muharram terjadi di hari 10 muharram sering disebut sebagai hari ‘Asyura. Pada hari ‘Asyuro ummat muslim disunnahkan berpuasa sebagaimana disunnahkan dalam hadits nabi Muhammad SAW, dibeberapa daerah ada istilah bubur Asyura (membubur sekampug untuk bukaan puasa). Kegiatan ini baru pertama kali dilaksanakan di desa Parupuk Jae, Dalam kegiatan ini menggunakan metode PAR (Participatory Action Research); yaitu berangkat dari  permasalahan yang ada di masyarakat kemudian dilakukan pemecahan masalah bersama. Dari hasil kegiatan pengabdian ini masyarakat merasa senang dan bangga dengan adanya kegiatan ini dibuktikan dengan antusiasnya mereka dalam menyemarakkan 10 muharram ini serta kegiatan ini diharapkan menjadi awal untuk kegiatan dalam menyemarakkan hari hari besar ummat islam sehingga bisa menumbuhkan kesadaran serta semangat beragama guna pengamalan agama yang lebih tinggi di masyarakat. Muharram month is a noble month in Islam, this month becomes special because in history many important events that occur in the month of Muharram, the greatest virtue in the month of Muharram occurs on the 10th day of Muharram often referred to as the day of 'Ashura. On the day of 'Ashuro Muslims are advised to fast as recommended in the hadith of the prophet Muhammad SAW, in some areas there is a term bubur Asyura (burying sekampug for fasting). This activity was carried out for the first time in the village of Parupuk Jae, in this activity using the PAR (Participatory Action Research) method; namely, departing from the problems that exist in the community and then solving problems together. From the results of this community service activity, the community feels happy and proud of this activity as evidenced by their enthusiasm in enlivening the 10th of Muharram and this activity is expected to be the beginning of activities to enliven the holidays of Muslims so that it can foster religious awareness and enthusiasm for higher religious practice in the community

    EFEKTIFITAS PENGGUNAAN BUKU SAKU KONSELING PRANIKAH BAGI MAHASISWA (Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Tentang Pernikahan): EFEKTIFITAS PENGGUNAAN BUKU SAKU KONSELING PRANIKAH BAGI MAHASISWA

    No full text
    Abstrak   Penelitian ini tentang Efektifitas Penggunaan Buku Saku Konseling Pranikah bagi Mahasiswa Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Tentang Pernikahan. Fokus pada penelitian ini adalah (1) Bagaimana Efektifitas Penggunaan Buku Saku Konseling Pranikah bagi Mahasiswa Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Tentang Pernikahan. (2) Bagaimana Urgensi Konseling Pranikah bagi Mahasiswa. Peneliti menggunakan metode eksperimen, yaitu menguji pengaruh satu atau lebih variabel terhadap variabel lain. Pada penelitian ini, variabel bebas (independent variables) yaitu buku saku sedangkan variabel terikat (dependent variables) yaitu Pemahaman tentang Pernikahan. Sedangkan dalam mengumpulkan data melalui wawancara, observasi dan juga angket. Setelah data terkumpul kemudian di analisis untuk mengetahui efektifitas Penggunaan Buku Saku Konseling Pranikah bagi Mahasiswa Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Tentang Pernikahan, selanjutnya membandingkan antara sebelum dan sesudah dilakukan proses konseling. Hasil akhir dari proses konseling terhadap konseli dalam penelitian ini dinyatakan cukup berhasil, hal tersebut dapat dibuktikan dengan pernyataaan konseli di mana konseli mengaku bahwa mendapatkan banyak ilmu tentang pernikahan, bagaimana membangun rumah tangga agar terhindar dari konflik, bagaimana beradaptasi dengan keluarga pasangan, dan bagaimana membangun sebuah keluarga sakinah. Serta dapat menentukan keputusan yang baik untuk masa depannya. Kata Kunci : Konseling, Pranikah. Mahasiswa   Abstract This study is about the Effectiveness of Using Premarital Counseling Pocket Books for Students in an Effort to Increase Understanding About Marriage. The focus of this research is (1) How is the Effectiveness of Using Premarital Counseling Pocket Books for Students in an Effort to Increase Understanding of Marriage. (2) What is the Urgency of Premarital Counseling for Students. The researcher uses the experimental method, which is to test the effect of one or more variables on other variables. In this study, the independent variable is the pocket book, while the dependent variable is the understanding of marriage. Meanwhile, in collecting data through interviews, observations and also questionnaires. After the data is collected, it is analyzed to determine the effectiveness of the use of Premarital Counseling Pocket Books for Students in an Effort to Improve Understanding of Marriage, then compare between before and after the counseling process. The final result of the counseling process for the counselee in this study was stated to be quite successful, this can be proven by the counselee's statement where the counselee admitted that he had gained a lot of knowledge about marriage, how to build a household to avoid conflict, how to adapt to the couple's family, and how to build a family. a sakinah family. And can make good decisions for the future. Keywords: Counseling, Premarital. College studen

    Implementasi Hukum Islam Terhadap Jenazah Bayi Yang Keguguran (Studi Perbandingan Imam Mazhab )”

    Get PDF
    Tesis Ini ditulis berdasarkan latar belakang pendapat ulama, khusunya Imam Mazhab yang empat (Abu Hanifah 80 H.- 150 H., Imam Malik 93 H., - 179 H., Imam Syafi’i 150 H., - 204 H., serta Imam Ahmad bin Hanbal 164 H. - 241 H.). bahwa mereka berbeda pendapat dalam hal menentukan ukuran ataupun syarat supaya seorang bayi yang keguguran diatas empat bulan, bisa di implementasikan hukum islam, terkait dengan Fardhu Kifayahnya, hukum kewarisannya, maupun pelaksanaan Aqiqahnya. Ada yang melihat dari tanda-tanda kehidupan bayi ketika dilahirkan, ada yang melihat dari segi bentuk kesempurnaan anggota tubuh, dan ada yang melihat dari umur janin saja. Adapun pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pendapat Imam mazhab tentang Implementasi Hukum Islam terhadap jenazah bayi yang keguguran?, (2) Bagaimana metode istidlāl dan istinbāt hukum yang di gunakan oleh Imam Mazhab dalam menetapkan Implementasi Hukum Islam terhadap jenazah bayi yang keguguran? Dalam penulisan tesis ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research ), dan dari segi sifatnya termasuk kedalam penelitian Deskriptif Analisis yaitu dengan cara memaparkan pendapat para imam Mazhab, kemudian dilakukan pendekatan melalui perbandingan atau comparative approach. Hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam masalah Fardhu Kifayah imam Abu Hanifah, Imam Malik, dan Syafi’i menyatakan harus ada tandatanda kehidupan baru bisa dilaksanakan semua Fardhu Kifayahnya, jika tidak, cukuplah dengan membungkusnya dengan kain lalu dikuburkan. Imam Syafi’i berpendapat jika seandainya ketika dilahirkan tidak ada tanda-tanda kehidupan, namun bentuk tubuhnya sempurna, menurut pendapat yang terkuat menurut syafi’i adalah dimandikan, dikapani dan dikuburkan, tanpa dishalatkan. Sedangkan Imam Ahmad Bin Hanbal menyatakan bahwa semua Fardhu Kifayah terhadap bayi yang keguguran dilaksanakan apabila sudah sampai ditiupkan ruh yaitu masa empat bulan kehamilan. Terkait masalah hukum kewarisan, Imam Mazhab yang empat sepakat bahwa seorang bayi yang keguguran diatas empat bulan berhak mewarisi dan diwarisi, apabila setelah lahir didapati tanda-tanda kehidupan. Dalam masalah Aqiqah dan pemberian nama, Imam Abu Hanifah dan Malik, mensyaratkan adanya tanda-tanda kehidupan, baru boleh dilaksanakan Aqiqahnya, sedangkan Imam Syafi’i dan Ahmad bin Hanbal berpendapat tetap disunnahkan jika sudah sampai masa ditiupkan ruh, walaupun tidak ada tanda-tanda kehidupan ketika dilahirkan. Karena diharapkan kelak bisa memberi syafa’at kepada kedua orang tuanya di hari akhir. Terjadinya perbedaan pendapat antara Imam Mazhab disebabkan perbedaan dalam menetukan batas seorang anak dihukumkan hidup, Imam Abu Hanifah, Malik, dan Syafi’i menentukan anak tersebut hidup ketika dilahirkan, sedangkan Imam Ahmad melihat dari ditiupkannya ruh, yaitu ketika janin berumur empat bulan berdasarkan hadits Shadiq al-Masduq yang diriwayatkan oleh Ibn Mas’ud

    Sosialisasi Dan Edukasi Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Sebagai Upaya Peningkatan Pemahaman Naposo Nauli Bulung Tentang Perkawinan

    Get PDF
    Kabupaten Mandailing Natal berdasarkan data di Pengadilan Agama Panyabungan, selama tiga tahun (2020,2021,2022) ada 159 kasus permohonan dispensasi nikah, selain itu karena berbagai hal di masyarakat masih banyak pasangan Suami Istri yang menikah dibawah umur tanpa menempuh administrasi di Kantor Urusan Agama (KUA) atau nikah dibawah tangan. Guna menekan angka perkawinan dibawah umur dikalangan masyarakat, maka dibutuhkan adanya tindakan sosialisasi serta edukasi bagi masyarakat khususnya remaja (Naposo Nauli Bulung), Sosialisasi dan edukasi ini ditekankan pada aspek hukum yaitu perihal legalitas batas minimum usia untuk menikah baik bagi laki-laki maupun perempuan serta resiko ataupun akibat dari praktik perkawinan dibawah umur. sasaran sosialiasi adalah Naposo Nauli Bulung desa Sigalapang Kec. Panyabungan Kab. Mandailing Natal. Berdasarkan hasil pretest dan postest yang dilakukan kepada peserta, terjadi peningkatan pemahaman terkait batas usia minimal untuk melaksanakan perkawinan sebesar 72% (tujuh puluh dua persen). Mandailing Natal Regency based on data from the Panyabungan Religious Court, for three years (2020, 2021, 2022) there were 159 cases of marriage dispensation applications, besides that due to various things in the community there are still many husband and wife couples who marry underage without taking administration at the Office of Religious Affairs (KUA) or underhand marriage. In order to reduce the number of underage marriages among the community, it is necessary to have socialisation and education actions for the community, especially adolescents (Naposo Nauli Bulung), this socialisation and education is emphasised on legal aspects, namely regarding the legality of the minimum age limit for marriage for both men and women and the risks or consequences of underage marriage practices. the target of the socialisation is Naposo Nauli Bulung, Sigalapang village, Panyabungan sub-district, Mandailing Natal district. Based on the results of the pretest and posttest conducted to participants, there was an increase in understanding related to the minimum age limit to carry out marriage by 72%

    Sistem Muzara’ah Dalam Membangkitkan Ekonomi Masyarakat Desa Paringgonan Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas: Muzara'ah

    No full text
    Abstract: This research aims to find out the law of building a mosque with zakat in Islamic law. And to know that the mosque is included in the mustahik zakat group according to Islamic law. This research was conducted using field research, using descriptive qualitative research methods. Descriptive research is research conducted to collect data, test, or answer questions regarding the latest status of an object being studied. So this research can be concluded from the results of documentation, interviews and direct observation at the location. The research results show that the muzara'ah system that applies in Paringgonan Village, Ulu Barumun District, Padang Lawas Regency is in accordance with customs that do not conflict with the Al-Qur'an and Hadith. Because it is carried out on the basis of agreement and consent between the land owner and the land cultivator. And from an Islamic economic perspective, the muzara'ah system that applies in Paringgonan village is based on the principle of volunteerism, the principle of justice, and the principle of mutual assistance. That the muzara'ah system can revive the economy of the people of Paringgonan Baru Village, Ulu Barumun District, Padang Lawas Regency according to the percentage of each share. Without any harm to either party. Like Mr. Amin and Mr. Sutejo, as well as Mr. Zeri, before joining this system, his average income was only sufficient for his daily needs. Because the source of income for sharecroppers apart from doing muzara'ah cooperation is only as casual laborers whose results are uncertain. Meanwhile, Mr. Amin is able to provide for his daily life. Therefore, the people of Paringgonan Village, especially sharecroppers, are looking for additional funds or income through muzara'ah contracts or often called paroan paddy fields to increase their income so that sharecroppers can revive the economy of their respective families. Keywords: Muzara'ah, Community Economy, Paringgonan Village   Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hukum membangun Masjid dengan zakat dalam Hukum Islam. Dan untuk mengetahui Masjid termasuk golongan mustahik zakat menurut Hukum Islam. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian  field Research (penelitian lapangan), dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk pengumpulan data, menguji, atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir suatu objek yang diteliti. Sehingga penelitian ini dapat disimpulkan dari hasil dokumentasi, wawancara, dan observasi langsung ke lokasi. Hasil penelitian menunjukkan Sistem muzara’ah yang berlaku di Desa Paringgonan Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas adalah sesuai dengan adat yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits. Karena dilaksanakan atas dasar kesepakatan dan keridhoan antara pemilik tanah dan penggarap tanah. Dan dari sudut ekonomi islam, sistem muzara’ah yang berlaku di desa paringgonan berdasarkan asas suka rela, asas keadialan, dan asas tolong menolong. Bahwa sistem muzara’ah dapat membangkitkan ekonomi masyarakat Desa Paringgonan Baru Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang  Lawas sesuai dengan persentase bagian masing-masing. Tanpa ada mudharat kepada dua belah pihak. Seperti Bapak Amin dan Bapak Sutejo, begitu juga Bapak Zeri sebelum bergabung dalam sistem ini pendapatannya rata-rata hanya mencukupi kebutuhan sehari-hari. Karena sumber pendapatan petani penggarap selain melakukan kerjasama muzara’ah yaitu hanya sebagai buruh serabutan yang hasilnya pun tidak menentu. Sedangkan Bapak Amin sudah mampu mencukupi kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu masyarakat Desa Paringgonan khususnya petani penggarap mencari tambahan dana atau pendapatan melalui akad muzara’ah atau sering disebut dengan paroan sawah untuk menambah pendapatan mereka sehingga petani penggarap dapat membangkitkan ekonomi keluarga masing-masing. Kata Kunci : Muzara’ah, Ekonomi Masyarakat, Desa Paringgonan
    corecore