15 research outputs found

    Identifikasi Potensi dan Analisis Masalah Sumber Daya Perikanan di Kecamatan Nambo Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

    Full text link
    Tujuan ulasan studi literatur keanekaragaman hayati dan konservasi ikan air tawar ini adalah untuk mendalami keanekaragaman hayati ikan di perairan tawar dan masalah eksistensi sebagian spesiesnya yang mulai terancam punah, serta faktor kesalahan pengelolaaan yang terjadi. Strategi global yang ditawarkan dalam ulasan studi literatur ini didasarkan atas pemilihan langkah konservasi sebagai jawaban untuk mengatasi ancaman kepunahan tersebut. Konservasi adalah perlindungan dan pelestarian kehidupan akuatik yang penting dalam menata keseimbangan alam dan mendukung ketersediaan sumberdaya bagi generasi yang akan datang. Tercatat spesies ikan yang ada di Indonesia berjumlah 1193 spesies dan keanekaragaman spesies ikan air tawar Indonesia nomor tiga terkaya di dunia. Ikan endemik adalah ikan yang keberadaannya hanya ada pada satu tempat tertentu, dan tidak ada di tempat lain. Ikan endemik di Indonesia berjumlah sekitar 120 spesies.Ditinjau dari sudut iktiogeografis, ikan air tawar di Indonesia mendiami tiga daerah sebaran geografis (Paparan Sunda, Daerah Wallace, dan Paparan Sahul) yang dibatasi oleh dua garis maya: Garis Wallace dan Garis Weber. Menetapkan tujuan dan sasaran konservasi; Merancang langkah- langkah pelaksanaan; Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan; Menentukan kriteria atau tolok ukur keberhasilan konservasi; dan Memantau serta mengevaluasi hasil berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

    Kualitas Air dan Beban Limbah Karamba Jaring Apung di Waduk Jatiluhur Jawa Barat

    Full text link
    Penelitian ini telah dilakukan mulai bulan April sampai Juli 2016 di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta. Tujuan Penelitian untuk mengetahui status kualitas perairan waduk Jatiluhur yang digunakan untuk budidaya Keramba Jaring Apung dan mengetahui beban limbah yang berasal dari keramba jarring apung. Diharapkan informasi ini dapat ditentukan kualitas perairan waduk jatiluhur dan apakah beban limbah yang berasal dari KJA sudah melampaui kapasitas asimilasi ekosistem waduk tersebut. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Pengambilan sampel untuk kualitas air dilakukan pada beberapa stasiun yang mewakili daerah sekitarnya dan pengukuran parameter kualitas air dilakukan pada beberapa stasiun yang mewakili daerah sekitarnya dan pengukuran parameter kualitas air dilakukan secara in situ dan analisis di Laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status kualitas perairan waduk jatiluhur berdasarkan “US-EPA” adalah tercemar sedang hampir mendekati tercemar berat dengan nilai -30 kelas C. Beban limbah yang berasal dari keramba jarring apung ketika jumlah keramba yang ada sebanyak 30.000 petak keramba maka limbah Nitrogen dan Fosfor terlarut berturut-turut adalah 2722,65 ton/tahun, 22,40 ton/tahun. Sedangkan partikel Nitrogen dan Fosfor berturut-turut sebesar 418,87 ton/tahun dan 145,65 ton/tahun

    Kualitas Air dan Komunitas Plankton pada Tambak Pesisir Kabupaten Subang Jawa Barat

    Full text link
    Kabupaten Subang merupakan salah satu wilayah pesisir dengan luas 333,57 km2 atau sekitar 16% dari luas seluruh Kabupaten Subang, memiliki hutan mangrove dan sangat potensial untuk pengembangan USAha budidaya. Telah dilakukan penelitian di tambak silvofishery kawasan pesisir Kabupaten Subang pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014. Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana Kualitas air pada Tambak Silvofishery dan bagaimana komunitas plankton pada Tambak Silvofishery Pesisir Kabupaten Subang Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengamatan dilakukan pada 6 (Enam) stasiun pengamatan di Kecamatan Blanakan. Analisa Data terdiri dari analisis kualitas air dan indeks diversitas plankton. Hasil penelitian menunjukan Parameter kualitas air suhu, salinitas, pH, kecerahan, TSS, NO2, NO3, PO4 , DO, BOD dan COD nilainya di semua stasiun memenuhi nilai baku mutunya masing-masing. Sedangkan parameter NH3 dan NO3 di semua stasiun telah melebihi nilai baku mutunya masing masing. Komunitas plankton pada 6 (enam) stasiun pengambilan contoh di tambak Subang mendapatkan data plankton secara keseluruhan berjumlah 13 jenis, terdiri dari 10 jenis fitoplankton dan 3 jenis zooplankton. Pada masing-masing stasiun menunjukkan bahwa jumlah taksa berkisar antara 6 hingga 13 jenis, dengan kelimpahan total berkisar antara 400 hingga 2020 individu/liter. Hasil penghitungan indeks diversitas menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman komunitas plankton pada tambak yang bermangrove secara keseluruhan tergolong rendah yakni dari 1,2299 sampai 1,2731. Sedangkan pada tambak yang tidak bermangrove secara keseluruhan tergolong sangat rendah yakni dari 0,3509 sampai 0,7374. dan Fitoplankton yang mendominasi adalah divisi Chrysophyta

    Analisis Potensi Sumberdaya Ikan Pelagis di Pantai Ciparage Jaya Kabupaten Karawang

    Full text link
    Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat penangkapan maksimum lestari (Maximum Sustainable Yield) dan tingkat penangkapan yang maksimum secara ekonomis (Maximum Economic Yield) sumberdaya ikan pelagis di Pantai Ciparage Jaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan wawancara. Satuan penelitian adalah unit penangkapan mini purse seine. Hasil penelitian menunjukkan tingkat penangkapan maximum lestari (MSY) ikan pelagis kecil di perairan Ciparage Jaya adalah 2.996.716,6 kg/th, dan tingkat penangkapan yang maximum secara ekonomis (MEY) adalah 2.876.299 kg/th. Tingkat penangkapan nelayan rata-rata 2.686.400 kg/th, berdasarkan potensi lestarinya (MSY) dan segi ekonomi (MEY) mendekati nilai optimum, sehingga tidak memungkinkan peningkatan upaya penangkapan dilakukan. Usaha (strategi) yang dapat dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup keluarga nelayan adalah perbaikan dan peningkatan kualitas alat tangkap, sistem pasar yang dapat menjaga kestabilan harga, pengolahan ikan yang memberikan nilai tambah pada produksi perikanan, dan alternatif USAha budidaya

    Analisis Kondisi Kualitas Air dan Produktivitas Budidaya Keramba Jaring Apung di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat

    Full text link
    Penelitian mengenai analisis kondisi kulitas air dan produktivitas budidaya ikan di keramba jaring apung (KJA) telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kualitas perairan Waduk Cirata yang di gunakan untuk budidaya ikan di KJA, mengetahui beban pencemaran perairan, dan mengetahui kapasitas asimilasi perairan di Waduk Cirata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Data primer yang di kumpulkan adalah data kualitas air (kimia, fisika, biologi) dan data produksi guna menghitung produktivitas (jumlah panen / luas areal KJA). Data dianalisis dengan metode analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data parameter kualitas air menggunakan analisis berdasarkan baku mutu air, dengan cara membandingkan nilai hasil pengukuran dari masing- masing parameter fisika, kimia dan biologi dengan Peraturan Pemerintah Provinsi Jawa Barat tentang Baku Mutu Air Tawar. Hasil analisis menunjukkan Status Kualitas Perairan Waduk Cirata memiliki nilai indeks pencemaran 14,4311 maka perairan Waduk Cirata tercemar berat, Beban pencemaran dari Parameter H2S, NH3, PO4, NO3, NO2, Hg, Pb, Cu lebih besar dibanding dengan kapasitas asimilasinya sehingga perairan waduk Cirata tercemar oleh parameter tersebut, Parameter kapasitas asimilasi perairan waduk Cirata yang nilainya lebih besar dari nilai beban pencemarannya adalah parameter TSS, BOD dan COD, Sedangkan produksi ikan mengalami penurunan yakni pada tahun 2004 sebanyak 13629 ton dan pada tahu 2011 sebanyak 5441 ton

    Laju Pertumbuhan Rumput Laut Gracillaria SP. pada Kedalaman dan Jarak Tanam Berbeda di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan Gracilaria sp. pada kedalaman dan jarak tanam yang berbeda. Perlakuan yang diberikan adalah kedalaman (permukaan, 30 dan 60 cm dari permukaan) dan jarak tanam (20, 25 dan 30 cm) dengan tiga kali ulangan menggunakan metode budidaya lepas dasar. Hipotesa yang diajukan “Diduga, kedalaman dan jarak tanam memberikan pengaruh berbeda terhadap laju pertumbuhan rumput laut Gracilaria sp. yang dibudidayakan di tambak dengan metode lepas dasar. Laju pertumbuhan tanaman uji dianalisa menggunakan persamaan pertumbuhan eksposional (Ricker, 1975). Model Klasifikasi Dua Arah dengan Anak Contoh (Boer, 1989) digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan Gracilaria sp. yang ditanam di permukaan dengan jarak tanam yang sama mempunyai rata-rata laju pertumbuhan lebih tinggi dari yang ditanam di kedalaman 30 dan 60 cm, dan rata-rata laju pertumbuhan yang dibedakan atas jarak tanam (20, 25 dan 30 cm) pada kedalaman dipermukaan menunjukkan jarak tanam 30 cm mempunyai laju pertumbuhan tertinggi. Berdasarkan hasil Analisis Sidik Ragam maupun uji Duncan memperlihatkan bahwa perbedaan kedalaman berpengaruh nyata, sedangkan perbedaan jarak tanam tidak berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan
    corecore