23 research outputs found

    Analisis Parameter COD (Chemical Oxygen Demand) dan pH (potential Hydrogen) Limbah Cair di PT. Pupuk Iskandar Muda (PT. PIM) Lhokseumawe

    Get PDF
    Limbah adalah bahan yang dihasilkan setelah proses utama selesai yang umumnya dibuang oleh industri. Limbah industri dapat berbentuk padat, cair maupun gas. Buangan ini terutama terdiri dari air yang telah digunakan dengan kandungan sedikit bagian berupa zat padat yang terdiri dari senyawa organik dan anorganik. Berdasarkan baku mutu parameter pengelolaan air limbah di PT. PIM, kadar COD dan pH menjadi parameter proses utama dalam penentuan kualitas limbah. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui kadar limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi di PT.PIM sebelum dilakukan pembuangan ke badan air. Penentuan Parameter COD dan pH penting dilakukan karena nilai COD dan pH yang tidak memenuhi baku mutu akan menyebabkan kerusakan pada lingkungan. Analisis COD dilakukan dengan metode titrasi menggunakan COD meter, dan analisis PH dilakukan dengan metode elektrometri menggunakan pH meter. Berdasarkan hasil analisis limbah cair tersebut diperoleh COD 90-110 ppm dan nilai pH 8,50-9,00. Hasil ini menunjukkan pengelolaan limbah cair di PT.PIM masih memenuhi baku mutu sehingga aman ketika air limbah akan dibuang ke badan air

    Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Alkaloid dari Tumbuhan Alseodaphne Peduncularis (Wall. Ex. Ness) Meissn (Medang Hitam) serta Uji Sitotoksik terhadap Sel HeLa (Kanker Servik)

    Get PDF
    Alseodaphne peduncularis (Wall. Ex. Ness) dari suku Lauraceae merupakan salah satu tumbuhan yang diketahui memiliki senyawa alkaloid. Aktivitas biologis dari senyawa alkaloid sebagai antikanker telah diuji secara luas pada beberapa sel kanker seperti kanker darah, kanker payudara dan kanker servik. Alkaloid Laurotetanina telah berhasil diisolasi dari daun Alseodaphne peduncularis (Wall. Ex. Ness). Analisis fitokimia dilakukan dengan metoda kromatografi mencakup pemisahan senyawa dengan kromatografi kolom dan pemurnian menggunakan KLT preparatif. Karakterisasi senyawa alkaloid dilakukan dengan metoda spektrofotometri menggunakan LC-MS, UV-VIS, IR dan NMR (1D dan 2D). Uji sitotoksik dari senyawa alkaloid laurotetanine terhadap sel HeLa (kanker sekvik) memberikan hasil yang potensial sebagai antikanker dengan nilai CD50 2 µg/mL

    Isolasi Senyawa Alkaloid Indol dari Ekstrak Akar Kopsia singapurensis Ridl (Apocynaceae)

    Get PDF
    Alkaloid adalah senyawa organik mengandung nitrogen yang banyak terdapat dalam tumbuhan. Kopsia singapurensis Ridl. adalah salah satu tumbuhan yang kaya dengan kandungan alkaloid. Akar K. singapurensis Ridl. diekstraksi dengan pelarut diklorometana (CH2Cl2) untuk memperoleh ekstrak diklorometana. Proses fraksinasi dan purifikasi ekstrak tersebut dilakukan dengan beberapa metode kromatografi (kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis, dan kromatografi lapis tipis preparatif) sehingga diperoleh tiga senyawa alkaloid indol, yaitu tetrahidroalstonina 1, kopsamina 2, dan aspidodasycarpina 3. Penentuan struktur ketiga senyawa tersebut menggunakan data spektra dari beberapa teknik spektroskopi, seperti NMR-1D (1H, 13C, and DEPT), NMR-2D (COSY, HMQC, dan HMBC), UV, IR, dan LC-MS. Selain itu, juga menggunakan data literatur sebagai  perbandingan

    Penerapan Sistem Filtrasi Tunggal Menggunakan Zeolit Dan Arang Aktif dalam Upaya Penyediaan Air Bersih di Desa Paya Bujok Seuleumak, Kota Langsa, Aceh

    Get PDF
    Paya Bujok Seuleumak merupakan salah satu desa yang terletak di Kota Langsa, yang merupakan daerah bagian timur Aceh. Posisi Desa Paya Bujok Seuleumak yang berdekatan dengan daerah penghasil minyak menjadikan desa ini memiliki permasalahan besar terkait ketersediaan air bersih. Masyarakat di Desa ini sering mengeluhkan sumber air sumur di daerah tersebut cenderung keruh, berbau dan berkarat  serta jauh dari kualitas standar air bersih. Berdasarkan tinjauan literatur, hal ini disebabkan oleh kandungan besi (Fe) dan mangan (Mn) yang tinggi dalam air dan kadar pH yang terlalu asam atau basa. Penerapan sistem filtrasi tunggal dilakukan dalam upaya penyediaan air bersih secara mandiri oleh masyarakat Desa Paya Bujok Seulemak ini. Sistem filtrasi yang diterapkan berupa alat filter tunggal menggunakan media zeolit dan arang aktif sebagai adsorben dalam penyerapan Fe dan Mn. Alat filter ini dibuat dengan bentuk yang sederhana dan ukuran yang relatif kecil, sehingga dapat digunakan dalam skala rumah tangga. Alat filter ini memiliki keunggulan dalam hal kemudahan dalam proses pembuatan, pemakaian dan pembersihannya. Hasil penerapan sistem filtrasi tunggal ini dapat terlihat dari hasil penyaringan air yang diperoleh berupa air yang bersih secara fisik dan kimia (Memenuhi kualitas air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI) setelah proses penyaringan. Penerapan sistem filtrasi tunggal ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan penyediaan air bersih di Desa Paya Bujok Seuleumak dan sekitarnya

    IDENTIFIKASI BAHAN PEWARNA NAPHTHOL YELLOW S (C10H6N2NaO8S+) DALAM SEDIAAN PERONA MATA SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)

    Get PDF
    Naphtol yellow S is a synthetic dye used for coloring batik. In cosmetics, naphtol yellow S is abused for eye shadow coloring to get more attractive colours, even though the use of naphtol yellow S can cause negative effects such as eye and respiratory tract irritation, dangerous if swallowed or inhaled will cause blood to become abnormal and followed liver and kidney damage. This study aims to identify naphtol yellow S in eye shadow. The coloring agent analysis was determined by Thin Layer Chromatography (TLC). Based on the result, there were no naphtol yellow S stains found in the sample. It can be concluded that the eye shadow samples used did not contain naphtol yellow S. Keywords: Naphtol Yellow S, Cosmetics, Eye Shadow, TL

    TRAINING ON THE MAKING OF HERBAL TEA FROM TEMURUI LEAVES AS AN EFFORT TO REDUCE THE RISK OF COVID 19

    Get PDF
    Alue Beurawe is a village located in Langsa City, which is one of the cities affected by the Covid-19 virus. Almost all sub-districts in Langsa City have felt the negative impact of the spread of the Covid-19 virus, so various ways  are needed to prevent transmission of the virus. People who are prone to exposure to the virus are people who have a history of degenerative diseases, such as cancer, cholesterol, heart disease, asthma, and so on. All degenerative diseases are caused by the immune system being unable to fight the development of viruses in the human body. Therefore it is necessary to provide vitamin intake into the body that is able to fortify itself from the spread of harmful viruses, one of which is an antioxidant. Temurui is a local plant which is known to have high antioxidant activity. This plant can be found scattered throughout Aceh Province. The majority of Acehnese people use temurui plants as a spice for cooking, included the people in Alue Beurawe Village. Based on the previous research that has been done by the team, this temurui leaves have very good potential as an antioxidant which can reduce the risk of degenerative diseases and increase immunity. The manufacture of herbal tea made from temurui leaves is an effort to take advantage of the potential of the local natural resources of Alue Beurawe village in overcoming the risk of spreading the Covid-19 virus which is currently developing. Through PKM activities, it is hoped that it can increase the community's skills in processing temurui leaves into herbal medicine in the form of tea bags for private consumption as an alternative to reducing the transmission of the Covid-19 virus and can also be marketed to improve the community's economy. This PKM activity is carried out in the form of direct training with the Alue Beurawe community, especially member of PKK and unproductive housewives. After that, in this PKM activity, we hope that the community can produce herbal tea in a sustainable manner as a regional superior product`.Alue  Beurawe  merupakan  salah  satu  desa  yang  terletak  di  Kota  Langsa  yang merupakan salah satu kota yang terjangkit virus Covid-19. Hampir semua kecamatan di Kota Langsa merasakan dampak negatif dari penyebaran virus Covid-19 sehingga dibutuhkan berbagai cara untuk mencegah penularan virus tersebut. Orang yang rentan terpapar virus tersebut adalah orang-orang yang memiliki riwayat penyakit degeneratif, seperti kanker, kolesterol, jantung, asma, dan sebagainya. Semua penyakit degeneratif disebabkan oleh sistem imun yang tidak  mampu melawan perkembangan virus di dalam tubuh manusia. Oleh karena itu perlu diberikan asupan vitamin kedalam tubuh yang mampu membentengi diri dari penyebaran virus-virus berbahaya, salah satunya adalah bahan yang bersifat antioksidan. Temurui merupakan salah satu bahan alam yang merupakan tumbuhan lokal yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Tanaman ini banyak didapati tersebar di  seluruh Propinsi Aceh. Mayoritas masyarakat Aceh menggunakan Tanaman temurui sebagai rempah penyedap masakan, salah  satunya  masyarakat  Desa  Alue  Beurawe. Berdasarkan riset yang  telah  dilakukan  oleh tim  pengabdi  sebelumnya,  daun  temurui  ini  berpotensi sangat baik sebagai antioksidan yng dapat menurunkan risiko penyakit degenerative dan  meningkatkan  kekebalan  tubuh.  Pembuatan  teh  herbal  berbahan  baku  daun temurui merupakan salah satu upaya dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam lokal desa Alue Beurawe dalam mengatasi resiko peyebaran virus Covid-19 yang sedang  berkembang  saat  ini.  Melalui  kegiatan  PKM  diharapkan  dapat  menambah keterampilan masyarakat dalam mengolah daun temurui menjadi obat herbal dalam bentuk  teh  celup  untuk  dapat  dikonsumsi  secara  pribadi  sebagai  alternatif  upaya penurunan penularan virus Covid-19 dan dapat juga dipasarkan untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Kegiatan PKM ini dilakukan dalam bentuk pelatihan langsung dengan masyarakat Alue Beurawe, khususnya ibu-ibu PKK dan ibu-ibu rumah tangga yang   tidak   produktif.   Setelah   itu   dalam   kegiatan   PKM   ini   juga   dilakukan pendampingan masyarakat dengan harapan masyarakat  dapat memproduksi teh herbal tersebut secara berkelanjutan  sebagai produk unggulan daerah. &nbsp

    Analisis Fitokimia Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) dari Kota Langsa

    Get PDF
    Sirsak (Annona muricata L.) merupakan salah satu jenis tumbuhan yang termasuk ke dalam golongan famili Annonaceae yang bermanfaat sebagai tanaman obat tradisional. Di daerah tropis, seluruh bagian dari pohon sirsak (A. muricata L.) digunakan sebagai obat alami seperti pada daunnya yang serinf dimanfaatkan sebagai obat herbal untuk mengobati berbagai penyakit antara lain: penyakit asma, diabetes, kejang, kanker, sakit pinggang, asam urat dan lainnya dimana aktivitas tersebut dikontribusi dari kandungan senyawa metabolit sekunder. Studi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kandungan golongan senyawa aktif yang terdapat pada daun sirsak terutama yang diambil dari Kota Langsa yang dapat dimanfaatkan sebagai obat lokal  yang aktif dalam penyembuhan penyakit. Hasil skrining fitokimia menunjukkan beberapa kandungan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, terpenoid, steroid, saponin, flavonoid, fenol dan tanin

    Analisis Kualitatif Senyawa Metabolit Sekunder Daun Betadin (Jatropha multifida L.)

    Get PDF
    Tanaman betadin (Jatropha multifida L.) merupakan tanaman obat-obatan yang jarang dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya di Aceh. J. multifida L. termasuk ke dalam genus Jatropha L. yang memiliki bioaktivitas anti mikroba, antileishmaniasis, dan antimalaria. Getah daun betadin dapat memberikan efek cepat memberhentikan darah yang mengalir pada luka sayatan dan mencegah infeksi. Aktivitas tersebut dikontribusi oleh senyawa metabolit sekunder di dalam tumbuhan tersebut. Oleh karena itu dilakukan uji kualitatif kandungan senyawa metabolit sekunder pada daun kering dan daun segar tumbuhan betadin. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa diketahui bahwa pada daun kering betadin mengandung senyawa alkaloid, steroid, dan fenol. Sedangkan pada daun segar betadin terdapat keberadaan senyawa alkaloid, steroid, flavonoid, dan fenol

    Analisa Kandungan Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) dari Bireum Bayeun, Aceh Timur

    Get PDF
    Ketepeng Cina (Cassia alata L.) banyak ditemukan di dalam hutan hujan tropika yang memiliki sekitar 1.260 spesies. Tumbuhan ini merupakan salah satu objek utama yang penting bagi para ilmuan untuk pengobatan  infeksi dan kanker. Selain itu, daun  ketepeng cina juga mempunyai peranan yang sangat besar dalam bidang kesehatan karena menghasilkan zat-zat kimia yang memiliki kegunaan yang potensial dalam pengobatan hepatitis, ganguan kulit, penyakit kuning, dan eksema. Namun, tumbuhan ini sudah sangat jarang digunakan untuk kehidupan sehari-hari sehingga tanaman ini sering sekali dibasmi oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder pada daun segar dan daun kering Ketepeng Cina (C. alata L.) yang diambil dari kecamatan Birem Bayeun kabupaten Aceh Timur. Pada daun segar menunjukkan adanya alkaloid, steroid, terpenoid, saponin, flavonoid, fenol dan dan tanin. Sedangkan pada daun kering menunjukkan adanya alkaloid, fenol dan tanin

    Analisis Kualitatif Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Daun Gulma Siam (Chromolaena odorata L.) di Kota Langsa, Aceh

    Get PDF
    Indonesia adalah salah satu negara mega biodiversitas yang mempunyai keanekragaman hayati tertinggi kedua setelah Brazilia. Dari 40.000 spesies tumbuhan yang ada di dunia, sebanyak 30.000 spesies dijumpai di Indonesia dan tidak kurang dari 1000 spesies diantaranya memiliki khasiat sebagai obat salah satunya adalah tumbuhan Gulma Siam (Chromolaena odorata L.). Tumbuhan C. odorata termasuk kedalam Genus Chromolaena DC., yang mempunyai manfaat diantanranya untuk antidiare, astringen, antisplasmodik, antihipertensi, antiinflamasi, tonik diuretik, antipiretik, tonik jantung, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya senyawa metabolit sekunder pada ekstak daun kering dan segar C. odorata. Berdasarkan hasil uji pada daun kering C. odorata terdapat senyawa metabolit sekunder seperti saponin, flavonoid, fenol dan tannin. Sedangkan hasil uji daun segar C. odorata terdapat senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, saponin, flavonoid, fenol dan tanin
    corecore