11 research outputs found
Pola Kearifan Masyarakat Lokal dalam Sistem Sawah Surjan untuk Konservasi Ekosistem Pertanian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola kearifan petani sawah surjan dalam mengkonservasi lahan pertanian dan hubungan pola kearifan petani sawah surjan dengan komponen-komponen ekosistem pertanian yang dapat dikonservasi. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan angket. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pola kearifan petani sawah surjan dalam mengkonservasi lahan pertanian adalah secara turun temurun, seringkali tanpa memahami makna atau tanpa sadar; dan hubungan pola kearifan petani sawah surjan dengan komponen-komponen ekosistem pertanian yang dapat dikonservasi adalah membantu menciptakan ekosistem pertanian yang lebih stabil dengan adanya keragaman tanaman yang ditanam, sehingga tidak mudah terserang hama dan dengan adanya diversifikasi hasil panen dapat memberikan keuntungan lebih bagi petan
CIPAMBUAN sebagai Upaya Preventif Penularan COVID-19 di Kabupaten Bogor
Latar Belakang: Penerapan cuci tangan pakai sabun (CTPS) di RT 01 dan RT 02, RW 02, Desa Cipambuan, Kabupaten Bogor tergolong masih minim. CTPS merupakan salah satu solusi untuk memutus rantai penularan COVID-19. Data terbaru dari UNICEF menyebutkan, hanya 3 dari 5 orang di seluruh dunia yang memiliki fasilitas cuci tangan dasar. Selain itu, perilaku mencuci tangan yang tidak benar menjadi salah satu faktor menurunnya efektivitas pencegahan risiko penyakit.Tujuan: Meningkatkan rumah tangga ber-PHBS khususnya pilar cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan salah satu upaya pencegahan di era pandemi COVID-19.Metode: Melakukan analisis situasi, prioritas masalah, pengembangan instrumen, dan survei determinan penyebab kurangnya cuci tangan dengan sabun (CTPS). Pelaksanaan intervensi dilakukan kepada masyarakat di Desa Cipambuan dengan pemberian poster melalui grup WhatsApp. Kemudian dilakukan penilaian melalui post-test untuk mengukur tingkat pengetahuan masyarakat setelah dilakukan intervensi.Hasil: Rendahnya perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) di Desa Cipambuan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap pentingnya mencuci tangan dengan sabun. Setelah dilakukan kegiatan intervensi, diberikan penilaian melalui post-test untuk mengukur tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat Desa Cipambuan.Simpulan: Berdasarkan penilaian melalui post-test kepada 16 responden setelah kegiatan intervensi, diperoleh peningkatan skor pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap pentingnya cuci tangan dengan sabun (CTPS) terlebih untuk mencegah penularan COVID-19
Morphological and Biochemical Responses of Saccharum Spontaneum L. Accessions to Drought Stress
Glagah (Saccharum spontaneum L.) has potential value as a crop species and may also be used in sugarcane breeding programs; however, this germplasm has not been extensively used in breeding programs, primarily in relation to improve drought tolerance. The objectives of this experiment were to evaluate the effect of drought stress initiated at vegetative growth stage on growth, leaf proline content and protein pattern of seven glagah accessions (BOT-53, BOT-54, BOT-60, BOT-77, BOT-78, BOT-84, and BOT-88). The plants were propagated from single node stalk segments in polybag in the field under non-stress condition for two months. The two month-old plants were then subjected to drought stress by withholding watering for eight weeks. Untreated control plants were watered every two days. Results indicated that drought stress reduced plant height, stalk diameter and green leaf number. On the other hand, there was a little difference between drought-stressed and control plants in terms of proline content. The protein pattern showed that drought stress caused a change in gene expression in the form of induction or repression of protein expression. A specific protein with a low range of molecular weight (Rf value about 0.647) showed constitutively expressed in accession BOT-53 but drought-inducible expressed in BOT-54
Analisis Pola Interaksi Serangga-glma Pada Ekosistem Sawah Surjan Dan Lembaran Yang Dikelola Secara Organik Dan Konvensional (Analysis of Insect-weed Interaction Pattern in Surjan and Lembaran Rice Farm Ecosystems Under Organic and Conventional)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur food web dalam pola interaksi serangga-gulma pada ekosistem sawah surjan dan lembaran yang dikelola secara organik dan konvensional. Penelitian dilakukan pada enam petak sawah surjan dan enam petak sawah lembaran di daerah Kulon Progo dalam dua musim tanam pada bulan Desember 2009 sampai Juli 2010. Baik sawah surjan maupun sawah lembaran, masing-masing dibedakan dalam dua pengelolaan, yaitu pengelolaan organik dan konvensional, dengan ulangan masing-masing tiga petak. Lima plot ukuran 1x1 m ditempatkan pada masing-masing petak yang tidak diubah posisinya sampai berakhir satu musim tanam. Inti dari penelitian lapangan ini adalah menghitung jenis dan kelimpahan gulma setiap tiga minggu sekali untuk setiap petak, demikian juga untuk jenis dan kelimpahan dari serangga herbivora untuk setiap jenis tanaman/gulma pada setiap plot. Analisis data dilakukan dengan program Bipartite in R statistics 2.12.0, dan dilakukan uji pengaruh tipe sawah dan cara pengelolaan lahan terhadap struktur dan network level (jumlah jenis trofik atas, jumlah jenis trofik bawah, keterhubungan, diversitas Shannon, dan kemerataan interaksi) dengan menggunakan General Linear Model (GLM) dalam program SPSS 17.0. Hasil penelitian sawah surjan yang dikelola secara organik mempunyai pola interaksi serangga-gulma yang lebih kompleks dengan lebih banyak link interaksi, jumlah jenis trofik atas dan bawah, indeks diversitas Shannon, dan kemerataan interaksi yang lebih tinggi, serta keterhubungan (connectance) yang lebih rendah. ABSRACTThe aims of this research was to analyse food web structure of insect-weed interaction in surjan and lembaran rice field ecosystems under organic and conventional managements. We observed six rice fields of local farms called “surjan” rice fields, and six rice fields of “lembaran” farms in Kulon Progo District, central Java, in two planting seasons in December 2009 until July 2010. They were divided into two types of managements, i.e. organic and conventional farming. Five 1x1 m plots per field were taken as sampling units and were not changed until the end of the planting season. The type and abundance of each type of weeds were recorded every three weeks, and counted for accordingly. In the similar way, type and abundance of herbivore insects were observed for each weed in each plot. Data analyses were conducted in Bipartite program of R Statistics 2.12.0, and the effect of farm type and management on network level of food web structure (number of higher trophic species, number of lower trophic species, connectane, Shannon diversity index and interaction evenness) was tested per field using General Linear Model (GLM) with SPSS Statistics 17.0. The result of this research is that organic surjan rice farm had more much links in food web structure, more number of higher and lower trophic species, Shannon diversity and interaction evenness, and less connectance