2 research outputs found

    Gambaran Perilaku Swamedikasi Nyeri, Diare, Batuk dan Maag oleh Masyarakat

    Get PDF
    Swamedikasi merupakan upaya seseorang untuk mengenali gejala atau penyakit serta memilih obat sendiri. Swamedikasi dapat meningkatkan kesehatan nasional apabila dilakukan dengan baik, namun terdapat dampak negatif dari swamedikasi apabila dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Artikel ini disusun berdasarkan penelitian terdahulu untuk mengetahui bagaimana perilaku swamedikasi pada masyarakat untuk mengatasi gejala nyeri, diare, batuk, dan maag. Hasil yang didapatkan yaitu masyarakat lebih memilih untuk swamedikasi dibandingkan dengan berobat ke dokter dengan alasan penyakit dianggap ringan, lebih murah, mudah, dan cepat, selain itu obat modern lebih dipilih dibandingkan dengan obat tradisional dan masyarakat lebih memilih untuk membeli obat di apotek serta masih terdapat perilaku swamedikasi yang tidak tepat sehingga membutuhkan edukasi lebih lanjut. Perilaku swamedikasi dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, sumber informasi, kemudahan akses swamedikasi, dan saran dari keluarga.

    Pengaruh Jumlah Responden terhadap Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan dan Perilaku Swamedikasi

    Get PDF
    Swamedikasi merupakan upaya untuk melakukan pengobatan sendiri. Dalam bidang farmasi sosial, penelitian mengenai swamedikasi tentang pengetahuan dan perilaku merupakan sesuatu yang lazim dilakukan. Tidak jarang, peneliti dituntut untuk membuat kuesioner sendiri. Untuk menjamin validitas dan reliabilitas kuesioner, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah menggunakan validasi dan reliabilitas secara statistik. Namun, jumlah responden yang digunakan tidak ada patokan khusus, sebagian besar menggunakan 30 responden yang kadang memberatkan untuk penelitian dengan populasi kecil.  Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan bagaimana melakukan uji validitas dan reliabilitas yang baik dengan menggunakan berbagai jumlah responden. Penelitian dilakukan pada masyarakat Wonosobo. Jumlah responden yang digunakan adalah 15, 30 dan 39 orang. Validitas diuji menggunakan pearson product moment dan reliabilitas diuji dengan cronbach’s alpha. Hasil dari uji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner pengetahuan dinyatakan valid dan reliabel dengan pengujian 39 sampel sedangkan kuesioner perilaku swamedikasi terdapat 1 pertanyaan yang tidak valid namun reliabel dengan pengujian 30 sampel, Sedangkan dengan jumlah 15 responden menunjukkan hasil beberapa pertanyaan tidak valid baik dikuesioner pengetahuan maupun perilaku, sedangkan hasil reliabilitasnya kuesioner pengetahuan valid dan perilaku tidak valid. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jumlah responden yang digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas kuesioner pengetahuan dan perilaku swamedikasi akan mempengaruhi hasil
    corecore