69 research outputs found

    Manajemen Kearsipan Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu

    Get PDF
    Pelaksanaan kegiatan manajemen kearsipan sangat penting dilakukan bagi sebuah organisasi. Hal ini dilakukan agar terjadi kesinambungan khususnya pada manajemen kearsipan di perguruan tinggi islam negeri. Kegiatan manajemen kearsipan yang terdiri dari perencanaan arsip (penciptaan arsip, penggunaan arsip, pemeliharaan arsip dan penyusutan arsip) dan pengorganisasian arsip, pelaksanaan arsip dan pengawasan arsip. Kegiatan pengarsipan sangat membantu perguruan tinggi menjalankan dan mengembangkan perguruan tinggi UIN (Universitas Islam Negeri) Fatmawati Sukarno (FAS) Bengkulu. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis manajemen pengelolaan kearsipan pasca perubahan status dari Institut Agama Islam Negeri Bengkulu menjadi UIN FAS serta menjelaskan hambatan yang ditemui dalam manajemen pengelolaan kearsipan di pasca peralihan Institut Agama Islam Negeri Bengkulu menjadi UIN FAS. Adapun metode penelitian yang digunakan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi yaitu penilaian terhadap manajemen kearsipan di UIN FAS yang terdiri dari penciptaan arsip efektif, pemeliharaan arsip efektif dan penyusutan belum efektif. Diperlukan pengembangan manajemen kearsipan berupa pendirian Lembaga UPT kearsipan di UIN FAS Bengkulu

    PERUBAHAN KONDISI KESEJAHTERAAN KELUARGA MIGRAN ETNIS BATAK DARI SUMATERA UTARA KE DESA RIAK SIABUN (STUDI KASUS PETANI SAWIT DI DUSUN ARAU BINTANG, DESA RIAK SIABUN, KECAMATAN SUKARAJA, KABUPATEN SELUMA)

    Get PDF
    Penelitian ini menggambarkan tetang perubahan kondisi kesejahteraan migrant etnis batak dari sumatera utara ke dusun arau bintang. Tujuan penelitian ini adalah, untuk mendapatkan gamabaran secara deskriptif mengenai kondisi kesejahteraan migrant ketika di daerah asal dan setelah menetap di daerah tujuan dengan menjadi petani sawit dan kemudian melihat perubahan yang terjadi. Serta meneliti bagaimaan penyesuaian diri migrant di daerah tujuan dan bagaimana hubungannya dengan kesejahteraan bathin/ psikisnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Peneliti melakukan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan observasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan ketika telah di daerah tujuan, dan hanya menggunakan teknik wawancara untuk mendapatkan informasi mengenai kesejahteraan materi dan psikis atau bathin ketika di daerah asal. Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah para migrant yang telah tinggal di daerah tujuan lebih dari lima tahun sebanyak delapan keluarga migrant dan yang menajdi informan pangkal adalah kepala desa dan tetua adat setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah bermigrasi ke Dusun Arau Bintang, para migran menjadi petani sawit dan mengalami perubahan kondisi kesejahteraan hidupnya. Perubahan kondisi kesejahteraan yang terjadi pada migrant, adalah terjadinya peningkatan kesejahteraan dari segi materi yang mencakup kebutuhan sandang, pangan, papan dan segi psikologis atau kesejahteraan bathin keluarga migrant yang bersangkutan

    The Role of Village Library to Improve Literacy Program for Community Welfare

    Get PDF
    Background of study: The village library aims to improve the welfare of the community in the village. This library concept is called social inclusion-based library. Lentera Village Library also participates in efforts to improve the welfare of the people in the Tepi Laut Village through various efforts and activities in the development of the village library and community empowerment. Purpose: to look at the role of the village library in improving welfare literacy for the people in Tepi Laut Air Napal. Method: The research method in this research is using a qualitative approach. The informants in this study consisted of 5 informants, namely the village head, the person in charge of the library, the community, and students. The research was conducted using interviews and observation. Findings: The library in connectivity already has library infrastructure, in content the library has had welfare empowerment collections but it has not been said to be optimal because of the small number. Indicator Human where human resources in library management have not been said to be optimal because they still do not have the right manager. Conclusion: The library has empowered the community in improving literacy in community welfare and several forms of activities. However, it cannot be said to be optimal due to the unavailability of adequate collections and people who do not have the determination to use library services

    DYNAMICS OF FARMING SERAWAI PEOPLE IN BENGKULU

    No full text
    This study aims to reveal the dynamics of the life of the Serawai people in Bengkulu in farming. The dynamics of a cultivator's life cannot be separated from the cultivation process he does. Farming activities are the core of cultivator's life all the time, which takes place from the preparation process to the utilization of their field products. The method used in this research is descriptive research method with a qualitative approach. The data collection used is observation, interviews and documentation. Data were analyzed using qualitative analysis techniques. The results showed that: 1) Farming in the Serawai people in Bengkulu is the essence of life. Cultivators adapt their life activities to natural conditions, especially soil, seasons and weather as well as social conditions. Land is the most important element in the agricultural production system of the Serawai people. New land is very difficult to obtain now, so gradually it forces cultivators to change their cultivation process. Cultivators believe in natural phenomena is very high, as well as belief in supernatural powers. Farming activities are closely related to the dynamics of the social life of the Serawai people. A system of mutual cooperation and mutual assistance is needed so that work can take place more efficiently; 2) The process of farming for the Serawai people in Bengkulu is carried out through the stages of clearing land, slashing, cutting, building cottages, burning land, planting, maintaining plants, harvesting, distributing and utilizing the results. This study concludes that the dynamics of the life of Serawai cultivators are reciprocally related to the cultivation process, where social life causes the ongoing cultivation process and the farming process itself determines the social life of the community. Social life and farming processes take place dynamically all the time.

    IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DI PROVINSI BENGKULU (STUDI PADA DINAS KESEHATAN)

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang penataan organisasi perangkat daerah di Provinsi Bengkulu. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif dan pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data interaktif yang diperkenalkan oleh Miles dan Huberman. Penelitian ini difokuskan pada implementasi PP Nomor 18 Tahun 2016 dengan dua aspek penelitian yaitu tahap persiapan dan penyiapan, dan tahap pelaksanaan. Indikator penilaian pada tahap persiapan dan penyiapan antara lain struktur staf (tugas pokok, dan fungsi), sumber daya, prosedur pelaksanaan, penetapan program dan tujuannya, penentuan standar pelaksanaan, dan penentuan sumber daya keuangan, sedangkan indikator untuk tahap pelaksanaan antara lain penetapan waktu, pemantauan, dan pengawasan. Sumber informan pada penelitian ini adalah 5 orang (4 PNS pada Sekretariat Daerah Provinsi Bengkulu yang tugasnya berkaitan dengan pelaksanaan Peraturan Pemerintah, yaitu Biro Organisasi dan 1 informan lainnya adalah Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu). Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi PP Nomor 18 Tahun 2016 dalam penataan OPD di Provinsi Bengkulu sudah dilakukan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, yang dapat dilihat dari dua tahap tersebut, yaitu tahap persiapan dan penyiapan, dan tahap pelaksanaan

    ADAPTASI SOSIAL MAHASISWA RANTAU DALAM MENCAPAI PRESTASI AKADEMIK (STUDI PADA MAHASISWA JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL ANGKATAN 2008 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BENGKULU DI KELURAHAN KANDANG LIMUN KOTA BENGKULU)

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan tentang proses adaptasi sosial mahasiswa dilingkungan kampus dan lingkungan social tempat tinggalnya. Selain itu, untuk menjelaskan tentang prestasi akademik mahasiswa yang dilihat dari IPK, lama studi dan drop out. Penelitian ini mengenai adaptasi sosial mahasiswa rantau di Kelurahan Kandang Limun Kota Bengkulu yang menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini mendeskripsikan proses adaptasi kehidupan sosial mahasiswa di lingkungan kampus dan luar kampus sehingga menyebabkan kemerosotan prestasi akademik IPK, lama studi dan drop out. Mahasiswa kesejahteraan sosial angkatan 2008 memiliki berbagai macam cara belajar untuk mencapai prestasi akademik seperti belajar kelompok,mengikuti mekanisme kuliah, motivasi kuliah, belajar dirumah,. Sedangakan diluar kampus adaptasi social mahasiswa yang harus terpenuhi yakni: kebutuhan makan dan minum, kebutuhan tempat tinggal dan kebutuhan transportasi. Dalam segi prestasi akademik indikator keberhasilan pencapaian prestasi akdemik mahasiswa adalah IPK (indeks prestasi kumulatif), lama studi dan drop out. Jadi kesimpulan dari penelitian ini mahasiswa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan diluar kampus dengan cara bergaul dengan temen-teman sedaerah terlebih dahulu sebelum mengenal mahasiswa yang berbeda daerah dan mahasiswa yang tidak mampu berdaptasi dengan lingkungan social baru memiliki sifat pemalu atau tidak memiliki kepercayaan diri, mahasiswa mampu mencapai prestasi akademik dengan baik jika aktif dan komunikatif selama kulia

    KOLABORASI MEDIA DALAM UPAYA PELESTARIAN PERMAINAN RAKYAT DI BENGKULU Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh makin menghilangnya permainan rakyat yang diketahui bahkan dilakukan oleh generasi muda di Bengkulu. Padahal, permianan rakyat adalah aset lokal yang mengandung nilai-nilai kohesivitas tinggi. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi permainan tradisional Bengkulu yang berada di sembilan Kabupaten dan satu Kotamadia di Propinsi Bengkulu. Membuat media buku dan film dokumenter yang berisikan tentang hasil identifikasi/pemetaan permainan di Provinsi Bengkulu yang merupakan media kolaborasi yang akan dipublikasikan. Tujuan khusus lainnya adalah memberdayakan mahasiswa yang tergabung komunitas sinematografi (Comma) Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Bengkulu dalam membuat media audiovisual sehingga menambah kreatifitas dalam berkarya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan kajian etnografi. Teknik penentuan informan menggunakan teknik snowball. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah observasi dan wawancara mendalam. Sementara itu, hasil akhir dari penelitian ini adalah terciptanya buku yang berisi tentang kumpulan permainan rakyat yang ada di Bengkulu yaitu permainan rakyat di 5 kabupaten/kota di Bengkulu yaitu kota Bengkulu, Seluma, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah dan Mukomuko. Luaran penelitian lainnya adalah menghasilkan film dokumenter tentang permainan rakyat Bengkulu untuk dipublikasikan. Dengan demikian luaran penelitian ini merupakan tahap pertama kolaborasi media untuk pelestarian permainan rakyat di Bengkulu

    STRUKTUR PERAYAAN TABUT DALAM MENDUKUNG BAURAN BUDAYA

    Get PDF
    The celebration of T'abut is integraled by several ethnic, religion and social stratification. The ethnics which have on that celebration through the substance of its culture is India's scion named Sipai Malayan,Bengkulu and Tionghoa According to religion's view, Sipai and Malayan in Benghtlu are majority moeslem, whereas Tionghoa is non moeslem. Regianolly, Malayan and Sipai people are tend to be integrated and work as fisherman, where as Tignghoa is 'more concentrateid to trading sector. Seen from th| Social Structure o! Bengkulu by vertical dimension, the nation of Tionghoa which the quantity is much fewer is on the high level than Malayan and Sipai's ethnic though their quantity are much plenty. .The availability of plurality in several dimension on Tabut ceremony appears the question about what kind of structure that can influence the accurance of integrating culture of Tabut ceremony, also how could'tke structure in its ceremony has function to integrate the culture. This research is intended to define the structure that influence the occurance of integrating culture, also how could the structure can be useful toward integrating culture. . This ,research is using qualitative methode and has destiptive quality to describe the existence of' interaction in researched community for instance, understanding of culture, believing values, attitudes or motive and,emotional of the subjects in its ceremony. The reached target in this research is community of harmony Tabut's family and social figures who is assumed can contribute information of object study in Bengkulu city. In order to get data, it was choosen the informan based on the purpose that is adapted with the research. The technic of collecting data is using snowball sampling and FGD (Focus Group discussion). The result of this research gives description that the impact of interethnic contact if it is seen from assimilation phenomenological and acculturation appears that ceremony and celebratian of Tabut is closer to acculturation than assimilation. The structure of its ceremony and celebration accommodate some cultures. That acculturation can be seen by India's ethnic culture which is maiority in Tabut ceremany. Malayan ethnic shows 'fishes" and Tionghoa ethnic with their "telong telong. All over elements calture are collaborated into one integration, no one dominan culture which is killed subordinate culture. Bengkulunese people are harmonic multi ethnic society. Based on the cultural pluralism which is frarned into.functional interest toward all ethnics inside

    KERENTANAN PANGAN MASYARAKAT (STUDI KASUS TENTANG PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN DARI BERTANI MENJADI PENGUMPUL KERIKIL BATUBARA DI SUNGAI PADA MASYARAKAT DESA TANJUNG RAMAN KECAMATAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH)

    Get PDF
    Penelitian bertujuan untuk memberikan gambaran dan penjelasan mengenai kaitan antara perubahan sistem mata pencaharian dari bertani menjadi pengumpul kerikil batubara di sungai dengan kerentanan pangan pada masyarakat Desa Tanjung Raman. Metode yang digunakan dalam penelitian ialah metode deskriptif kualitatif. Informan kunci dalam penelitiannya berjumlah 5 orang, yaitu: AJ, Rn, Dn, AM, dan Bn. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Desa Tanjung Raman tidak mengolah lagi lahan pertanian, mereka sekarang lebih tertarik nangguk baro di sungai karena pendapatannya lebih banyak, pendapatannya bersifat cepat tanpa menunggu musim panen dan kerja lebih ringan. Dapat dikatakan penghasilan masyarakat semenjak nangguk baro meningkat. Ketahahan pangan masyarakat Desa Tanjung Raman menjadi rentan. Ini ditandai dengan ketergantungan akan bahan pangan pada pihak lain, semenjak tahun 2007 hingga sekarang hampir semua bahan pokok atau bahan pangan hanya dapat dibeli. Kapasitas produksi yang tidak dapat memenuhi peningkatan permintaan kebutuhan pangan membawa konsekuensi stabilitas ketersediaan pangan menjadi rentan. Secara tak terduga seperti naiknya harga bahkan kelangkaan bahan pangan akan membuat masyarakat mengalami goncangan sehingga menyebabkan hilangnya rasa aman. Kesimpulan, penelitian ini memperlihatkan adanya kaitan antara perubahan sistem mata pencaharian dengan kerentanan pangan masyarakat
    • …
    corecore