5 research outputs found

    OPTIMALISASI PENAMPANG BENTANG LEBAR PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGEMBANGAN IPTEK DAN INOVASI GAMBUT UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

    Get PDF
    Pembangunan Gedung Pusat Pengembangan IPTEK dan Inovasi Gambut (PPIIG) Universitas Palangka Raya Tahun 2020 memliki 7 lantai dengan luas lantai ? 7.371 m2. Fungsi utama gedung PPIIG adalah sebagai pusat penelitian, pengujian, seminar/presentasi, perkuliahan, dengan titik berat sebagai pusat penelitian dan pengujian yang berkaitan dengan gambut. Konstruksi yang digunakan adalah beton bertulang dengan mutu beton K250. Modul grid bangunan adalah 5x8 m dan 10x8 m sehingga ada jarak antar kolom selebar 10 m. Dalam penelitian optimasi penampang bentang lebar L=10 m ini digunakan metoda eksploratif dan pendekatan optimasi melalui analisa struktur. Analisa struktur dilakukan terhadap 3 (tiga) model matematis, yaitu MM1 (eksisting), MM2 (alternatif 1) dan MM3 (alternatif 2). Perhitungan pembebanan meliputi beban mati, beban hidup dan beban gempa dinamis (Respon Spketrum) dimana analisa struktur model matematis menggunakan aplikasi SAP2000 dan detail penulangan menggunakan Tekla Structure. Dari hasil proses analisa dan optimasi penampang bahwa model MM2 memberikan hasil optimal dimana volume/berat lebih ringan 18,75% dari MM1 dan volume penulangan besi lebih ringan 27,45% dari MM1. Kapasitas penampang MM2 yaitu kapasitas momen negatif Mkap=418,27 kN.m > Mu= 403.3007 kN.m dan kapasitas geser Vkap= 318,59 kN > Vkap=311,18 kN (MM1). Penampang model MM2 adalah penampang yang optimal untuk bentang lebar L=10 m

    LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN HOTEL BISNIS DI KOTA PALANGKA RAYA

    Get PDF
    Ibukota provinsi Kalimantan Tengah yakni Kota Palangka Raya terjadi peningkatan kemajuan pembangunan dengan semakin pesat sehingga investor dan wisatawan tertarik untuk mengunjungi kota Palangka Raya. Berbagai ibu kota sering menjadi pusat perbisnisan di tiap provinsinya, sehingga umumnya banyak ditemukan hotel. Seiring dengan perkembangan jaman tuntutan pembangunan semakin bertambah banyak. Pembangunan hotel bisnis atau juga dikenal city hotel selain berdampak baik pada lingkungan, sosial budaya, maupun ekonomi juga dapat membawa dampak buruk terhadap alam. Green Building adalah pendekatan dalam merancang suatu bangunan dengan mempertimbangkan berbagai faktor pada tahapan perencanaan, perancangan, pembangunan hingga operasional pemeliharaan yaitu perlindungan, penghematan, pengurangan dalam menggunakan sumber daya alam menjaga mutu melalui kualitas udara bangunan, serta kesehatan para pengguna bangunan secara berkelanjutan. Perencanaan hotel bisnis diharapkan dapat melakukan antisipasi tuntutan mengenai sarana akomodasi maupun mendukung kegiatan beserta tetap memperhatikan lingkungan sekita

    RANCANGAN KONSEPTUAL MUSEUM BUDAYA BATAK: Studi Lokasi Di Parapatan Kabupaten Simalungun

    Get PDF
    Masyarakat di Kelurahan Parapat, belum memiliki tempat untuk mewadahi seni dan budaya Suku Batak. Rancangan Museum Budaya ini dirancang sebagai tempat untuk menampung keingintahuan terhadap kebudayaan Suku Batak masih amat terbatas, sedangkan keingintahuan masyarakat untuk mengetahui akan kekayaan budaya Suku Batak begitu besar. Minat dari masyartakat dan wisatawan terhadap warisan budaya yang ada di Sumatera Utara merupakan hal penting dalam upaya untuk menjaga dan melestarikan budaya tersebut. Museum Budaya Batak di Parapat Kabupaten Simalungun sebagai sebuah sarana yang dapat digunakan untuk wadah pelestarian kebudayaan suku Batak. Fungsi Museum sebagai sarana melestarikan dan menggali budaya Suku Batak serta dapat digunakan sebagai sarana pengembangan seni dan budaya. Museum Budaya Batak juga menyediakan fasilitas untuk masyarakat berupa sarana hiburan yang memberikan informasi berbagai macam kebudayaan dari masyarakat Suku Batak Sumatera Utara dan menjadi wadah untuk masyarakat/wisatawan mempelajari kebudayaan Suku Batak yang ada di Sumatera Utara. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif berdasarkan kajian studi literatur, studi banding dan studi preseden untuk menggali pendekatan perancangan dan desain arsitektur museum budaya Batak. Luaran adalah rancangan Museum Budaya Batak di Parapat Kabupaten Simalungun dengan Pendekatan Arsitektur Neo- Vernakular

    Pengabdian Arsitektur ke Betang Toyoi di Desa Tumbang Malahoi, Kabupaten Gunung Mas

    Get PDF
    Desa wisata mempunyai karakteristik topografi, budaya, dan lingkungan untuk dijadikan sebagai daerah tujuan wisata. Desa wisata berlokasi di Desa Tumbang Malahoi, Kecamatan Rungan, Kabupaten Gunung Mas mempunyai karakteristik topografi di kawasan tepian sungai dan kekhususan wisata budaya pada permukiman awal. Wisata budaya di Desa Tumbang Malahoi meliputi Betang atau rumah panjang, karak betang dan rumah-rumah panggung. Tujuan adalah mengeksplorasi potensi wisata budaya pada Betang Toyoi dan permukiman di Desa Tumbang Malahoi, Kabupaten Gunung Mas. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan mengumpulkan data-data primer dari observasi bangunan Betang Toyoi dan wawancara dengan kepala adat dan penduduk Desa Tumbang Malahoi mengenai arsitektur Betang Toyoi dan mendokumentasikan kegiatan kunjungan lapangan. Tahap penggalian informasi dilakukan antara lain tahap persiapan yaitu survei awal dan pemetaan lokasi, tahap pelaksanaan melakukan survei dan dokumentasi Betang Toyoi, eksplorasi bangunan Betang Toyoi dan permukiman di Desa Tumbang Malahoi, dan tahap pasca pelaksanaan adalah mendokumentasikan data lapangan Betang Toyoi dan permukiman di Desa Tumbang Malahoi, dan membuat laporan hasil penelitian, serta publikasi ilmia

    KETERKAITAN ANTARA BUDAYA HIDUP DENGAN SETTING PERILAKU MASYARAKAT DI JALAN DI.PANJAITAN YOGYAKARTA

    Get PDF
    The Philosophical Axis Corridor on Jalan DI. The Panjaitan towards the Krapyak Stage, Yogyakarta, has a historical value which implies a Philosophical Image as a noble cultural heritage as an influential path in forming the City Image. This road corridor which is about 3 kilometers long has special characteristics seen from the appearance of the buildings along the various and rhythmic road corridors, as if they have a specific purpose that represents the meaning of the path traversed by this philosophical axis. The appearance of this building also influences the daily culture of the surrounding community so that the appearance of the building reflects the contents of the building itself. As a reference for observation, some relevant data is used to support the observation process to find answers to unique phenomena along the Panggung Krapyak axis corridor. The difference in each building that seems to be rhythmic in the Jl.DI Panjaitan Corridor when viewed from an anthropological perspective, has a diverse background which is highlighted from the point of view of the social values of a developing community to produce a cultural form with character so that it has an impact on the appearance of the building and its diverse scope and rhythmic. It is found that the size and area of the building are gradually getting bigger towards the north, as if this change represents a special meaning from the philosophical axis, namely the journey of a small child to maturity.Koridor sumbu filosofis yang berada di Jalan DI. Panjaitan menuju Panggung Krapyak, Yogyakarta, memiliki nilai historis yang menyiratkan Citra Filosofis sebagai peninggalan budaya luhur sebagai jalur yang berpengaruh sebagai pembentuk Citra Kota. Koridor jalan yang berjarak sekitar 3 kilometer ini memiliki karakteristik yang istimewa dilihat dari tampilan bangunannya di sepanjang koridor jalan yang beragam dan berirama, seolah – olah memiliki maksud tertentu yang mewakili arti dari jalan yang di lalui oleh sumbu filosofis ini. Tampilan bangunan ini juga berpengaruh pada budaya hari - hari masyarakat sekitar sehingga sebuah tampilan bangunan mencerminkan isi dari bangunan itu sendiri. Sebagai acuan pengamatan, beberapa data yang rele3van digunakan agar mendukung jalannya proses pengamatan untuk menemukan jawaban dari fenomena unik di sepanjang jalan koridor sumbu Panggung Krapyak. Perbedaan setiap bangunan yang seolah – olah berirama di Koridor Jl.DI Panjaitan ini apabila ditinjau dari sisi antropologi, memiliki latar belakang yang beragam yang disorot dari sudut pandang nilai sosial masyarakat yang berkembang menghasilkan wujud kebudayaan  yang berkarakter sehingga berdampak pada tampilan bangunan serta pelingkupnya yang beragam dan berirama. Ditemukan wujud besaran dan luasan bangunan yang berangsur semaking besar ke arah utara, seolah – olah perubahan ini mewakili makna khusus dari sumbu filosofis yakni perjalanan anak kecil menuju kedewasaan
    corecore