40 research outputs found
TINJAUAN KERUSAKAN LAPIS PERMUKAAN JALAN BERDASARKAN SPESIFIKASI BAHAN (STUDI KASUS ASPHALT CONCRETE PADA JALAN KRUENG GEUKUEH – BEREUGHANG)
Lapis permukaan jalan yang sering digunakan di Indonesia adalah Asphal Concrete. Kenyataanyang masih terjadi masih banyak kerusakan pada lapis permukaan jalan lebih awal dari umurrencana yang ditentukan. Dalam hal ini perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahuisecara pasti sebab-sebab kerusakan yang terjadi pada ruas Jalan Krueng Geukueh – Beureughang,Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara. Serta bagaimana upaya perbaikannya pada ruasjalan yang menggunakan lapisan Asphalt Concrete yang cepat mengalami kerusakan terutamapada tempat pemberhentian, tikungan, serta tanjakan. Pada penelitian dengan menggunakanpengujian Marshall Test dan Ektrasi Test hasil yang telah dicapai dengan menggunakan tigasample, maka kesimpulannya telah terjadinya penurunan pada kadar aspal, pengurangan agregatsehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan pada jalan tersebut. Ditambah dengan pembebananyang meningkat dalam kurun waktu 1 (satu) tahun semakin menambah kerusakan pada jalantersebut, oleh karena itu diperlukan perbaikan pada ruas jalan tersebut. Maka dari itu denganpenelitian ini diharapkan bisa memberi masukkan untuk meningkatkan kualitas bahan dan lapisanperkerasan permukaan jalan tersebut
KAJIAN PENGARUH NILAI CBR SUBGRADE TERHADAP TEBAL PERKERASAN JALAN (Studi Komparasi CBR Kecamatan Nisam Antara, Kecamatan Sawang dan Kecamatan Kuta Makmur)
Tanah dasar (subgrade) merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam menentukan ukuran ketebalan dari lapis pekerasan. Tanah dasar pada setiap lokasi tidak sama dan sangat variatif tergantung dari spesifikasi tanah pada daerah tersebut. Semakin bagus kualitas tanah pada sebuah daerah maka semakin tinggi pula nilai CBR tanah tersebut. Penelitian ini ingin melihat sejauh mana perbedaan ukuran tebal perkerasan dengan menggunakan nilai CBR dari masing-masing lokasi yang berbeda. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam melakukan perencanaanperencanaan tebal lapis perkerasan nantinya. Dari hasil pengujian di lapangan diperoleh nilai rerata CBR dari masing-masing lokasi adalah Kecamatan Nisam Antara 38,94%, Kecamatan Sawang 38,80% dan Kecamatan Kuta Makmur 51,58%. Berdasarkan hasil perhitungan didapat tebal lapis permukaan untuk Kecamatan Nisam Antara sebesar 2 cm, lapis pondasi atas 20 cm dan lapis pondasi bawah 10 cm. Untuk Kecamatan Sawang tebal lapis permukaan 2,3 cm, lapis pondasi atas 20 cm dan lapis pondasi bawah 10 cm, sementara untuk Kecamatan Kuta Makmur tebal lapis permukaan 1,5 cm, lapis pondasi atas 20 cm dan lapis pondasi bawah 10 cm, sehingga dapat di simpulkan bahwa nilai CBR Kecamatan Kuta Makmur merupakan nilai CBR terbaik dari ketiga lokasi tersebut dan memberi penguruh yang signifikan terhadap tebal perkerasan sehingga lapis permukaan menjadi lebih tipis sehingga apabila dikonversi terhadap harga pengerjaannya menjadi lebih murah dan efisienKata kunci: CBR, Subgrade, Tebal Perkerasan Jala
PENGGUNAAN KAPUR SEBAGAI FILLER PADA CAMPURAN ASPAL(AC-BC) TERHADAP PARAMETER MARSHALL
Abstrak Jalan yang merupakan salah satu prasarana transportasi darat mempuyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah. Kekuatan dan ketahanan sebuah perkerasan jalan dalam memikul beban lalulintas sangat dipengaruhi oleh material pembentuknya. Semakin baik material yang digunakan semakin baik pula mutu perkerasan yang dihasilkan. Sehubungan hal tersebut pada penelitian ini ingin dicoba apakah penggunaan kapur sebagai bahan pengganti sebahagian filler pada campuran aspal AC-BC dapat meningkatkan nilai parameter marshall. Adapun metode yang digunakan mengikuti persyaratan sesuai yang telah disyaratkan AASHTO dan ASTM (spesifikasi Bina Marga 2010 Revisi 2). Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa penggunaan kapur sebagai pengganti sebahagian filler (variasi 25%-100%) ternyata tidak dapat meningkatkan nilai parameter marshall ( tadak memenuhi spesifikasi Bina Marga 2010 Revisi 2). Adapun nilai yang tidak memenuhi spesifikasi tersebut adalah nilai VMA dan VITM, sedangkan nilai VFWA, Stability, Flow dan MQ memenuhi. Dikarekan ada beberapa nilai parameter yang tidak memenuhi syarat, maka dapat dikatakan kapur sebagai bahan penggati sebahagian filler atau seluruhnya tidak dapat digunakan pada campuran aspal AC-B
RATIO NILAI SOAKED DAN UNSOAKED CBR SUBGRADE TERHADAP TEBAL PERKERASAN RUNWAY BANDARA MALIKUSSALEH LHOKSEUMAWE
Kekuatan runway dari sebuah bandara sangat bergantung oleh nilai CBR subgrade pada bandara tersebut. Nilai CBR subgrade bervariasi antara satu lokasi dengan lokasi lainnya. Dalam perencanaan perkerasan lentur (jalan atau runway) pemeriksaan terhadap nilai CBR subgrade soaked dan unsoaked perlu dilakukan sehubungan dengan keadaan di lapangan yang terkadang digenangi oleh air hujan. Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui sejauh mana penurunan nilai CBR subgrade yang diakibatkan oleh genangan air terhadap nilai CBR tanpa genangan dan hubungannya dengan perencanaan tebal perkerasan. Metode yang digunakan adalah dengan cara pengambilan sample tanah di lapangan untuk diuji (test) nilai CBR di laboratorium dengan menggunakan alat test CBR. Pengujian dilakukan dengan dua cara yaitu test nilai CBR soaked dan nilai CBR unsoaked. Dari hasil penelitian diperoleh ratio nilai CBR subgrade soaked dan nilai CBR subgrade unsoaked adalah 5,64, yang berarti besarnya nilai CBR unsoaked 5,64 kali nilai CBR soaked. Tebal perkerasan total dengan menggunakan nilai CBR soaked adalah 412 mm, sedangkan menggunakan nilai CBR unsoaked adalah 247 mm. Perbedaan nilai CBR subgrade diatas (5,64 kali nilai CBR soaked)) menghasilkan perbedaan nilai total tebal perkerasan yang besar pula ( 412 mm/247 mm = 1,67). Ternyata nilai CBR subgrade pada sebuah runway harus memiliki nilai kualitas yang tinggi dan sesuai dengan beban (pesawat) yang dilayani pada bandara tersebut.Kata kunci: Ratio, CBR soaked,CBR unsoaeke
PENGARUH PENGGUNAAN SEMEN SEBAGAI BAHAN STABILISASI PADATANAH LUNAK DESA MATANG PANYANG TERHADAP KUAT GESER
Tanah lunak adalah tanah yang memiliki nilai daya dukung yang sangat rendah.Penelitian dilakukanterhadap tanah di desa Matang Panyang Kabupaten AcehUtara yang mempunyai nilai indeks plastisitas sebesar 20,31%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan semen terhadap tanah lunak dankuatgeser. Penelitian terhadap pemeriksaan sifat–sifat fisis danmekanis tanah dengan penambahan semen, yaitu 0% ,3%, 6%, 9% terhadap berat kering tanah. Menurut AASTHO tanah digolongkan ke dalam jenis tanah A-7-6 yaitujenis tanah berlempung dan berdasarkan sistem klasifikasi USCS ergolong ke dalam jenis tanah lempung plastisitas rendah (CL).Kadar air optimum tanah asli (ωoptimum) = 20% dan kepadatan kering (gdmax) =1,517gram/cm3. Dari hasil pengujian direct shear kuat geser maksimum terjadi pada kadar semen 9% yaitu sebesar (c) = 0,70kg/cm2, (Ø) = 49,62°. Sedangkan pada uji triaksial kuat gesermaksimum terjadi pada kadar semen 6% yaitu sebesar (Ø) =kg/cm2. Kata kunci:Semen,Direct Shear, Triaksial, Kuat Gese
ANALISIS TRANSPORTASI KOTA LHOKSEUMAWE
Kota Lhokseumawe salah satu kota sedang berkembang di provinsi Aceh,saat ini mengalami kemacetan dan rasa kurang nyaman bagi pengguna jalandi titik tertentu pada ruas jalan dalam kota maupun pinggiran kota, sehinggaperlu dilakukan suatu kajian/analisis terhadap sistem transportasi yangsedang berlangsung saat ini. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui kondisifaktual sistem transportasi yang sedang diterapkan dan langkah solusi apakahyang seharusnya dilakukan oleh pemerintah kota agar nantinya sesuai denganperundang-undangan traspotasi. Metode yang digunakan dalam penelitian inidengan pengamatan langsung di lapangan pada titik-titik tertentu sesuaipedoman serta rujukan yang telah diatur didalam peraturan yang berlaku.Dari hasil penelitian diperoleh beberapa jawaban tentang sistem transportasiyang sedang berlaku yaitu jumlah penduduk yang tidak seimbang denganukuran (kapasitas) jalan, banyaknya hambatan samping yang disebabkan olehpara pedangang kaki lima, banyaknya terjadi kecelakaan lalulintas yangdisebabkan oleh ulah pengemudi yang pakir disembarang tempat, kurangmematuhi peraturan lalulintas dan banyaknya pengemudi dibawah umur,serta masih kurangnya rambu lalulintas pada titik-titik tertentu. Langkah sertasolusi yang perlu dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut adalah denganmenambah jaringan jalan pada beberapa daerah tertentu, memperlebarukuran jalan sesuai kapasitas lalulintas yang dilayani, menambah ramburambulalulintas pada beberapa tempat dan memeperbaiki kembali ramburambulama yang telah rusak dan kurang jelas serta memperjelas garis markajalan pada tempat-tempat tertentu. Untuk meningkatkan kesadaran akanperaturan lalulintas oleh para pengemudi perlu dilakukan sosialisasi melaluimedia cetak, elektronik maupun stiker-stiker.Kata Kunci : Transportasi, jalan dan lalulinta
EVALUASI JARI–JARI TIKUNGAN JALAN (Studi Kasus Simpang Dama Kecamatan Tanah Pasir Kabupaten Aceh Utara)
Abstrak Jalan Propinsi di wilayah Kabupaten Aceh Utara terdapat banyak tikungan yang dibuat sejak zaman penjajahan dan disainnya tidak sesuai dengan ketentuan disain tikungan yang ditetapkan oleh Bina Marga karena pada saat itu tidak terlalu penting kesesuaian disain kar ena yang diutamakan adalah adanya jalan dengan tikungan apa adanya untuk keperluan transportasi dan mobilitas masyarakat. Salah satu tikungan yang ada terdapat pada Simpang Dama, Kecamatan Tanah Pasir. Pada penelitian ini ingin diketahui kondisi eksisting tikungan dan kondisi tikungan standar sesuai dengan yang diatur pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Hasil penelitian menggambarkan bahwa kecepatan rata-rata pada daerah tikungan adalah 28-45 km/jam dengan panjang lengkung (Lc) adalah 20 meter. Jari-jari tikungan pada kondisi eksisting yang diukur menggunakan alat Global Positioining System (GPS) Hiper II adalah 33,80 m, sedangkan jari-jari tikungan yang diperlukan adalah 80 m sesuai dengan kecepatan rencana sebesar 50 km/jam, hal ini menggambarkan bahwa jari-jari tikungan kondisi eksisting di Simpang Dama tidak memenuhi persyaratan Bina Marga 1997. Kata kunci: Evaluasi, Jalan Raya, Jari-jari tikungan, Kenyamanan Abstract The provincial road in the North Aceh Regency area has many bends made since the colonial era and the design is not in accordance with the bend design provisions set by Bina Marga because at that time the suitability of the design was not too important because the priority was the existence of a winding road for public transportation purposes. and mobility. One of the bends is located at Simpang Dama, Tanah Pasir District. In this study, we want to know the existing bend conditions and standard bend conditions as regulated in the Indonesian Road Capacity Manual (MKJI). The results of the study illustrate that the average speed in the bend area is 28-45 km/hour with a bend length (Lc) of 20 meters. The bend radius in the existing condition as measured using the Global Positioning System (GPS) Hiper II is 33.80 m, while the required bend radius is 80 m according to the design speed of 50 km/hour. - The bend radius at Simpang Dama does not meet the 1997 Highways requirements. Keywords: Evaluation, Highway, Radius of bend, Comfor