14 research outputs found

    Peran Gender Dan Interval Puasa Pada Profil Lipid Tikus Wistar Dengan Diet Atherogenik

    Get PDF
     Introduction: Atherogenic diet can induced.hyperlipidemia leading to abnormal lipid profile. Time restricted feeding is proposed as treatment for hyperlipidemia. However, the effect of gender and which type of time-restricted feeding is the best to alter lipid profile is unknown.Method: The study was conducted in female and male wistar rats which was devided into 5 groups, Negative Control (KN, n=8), Positive Control (KP, n=8), Daily restricted group (KRam, n=8), alternate restricted group (KDaud, n=8) and Monday-Thursday restricted group (KSeKa, n=8) respectively. Atherogenic diet were administrated for six weeks followed by 4 weeks of time-restricted feeding. At 15 weeks of age, all rats were humanely culled and serum samples were collected for analyses. Lipid profile were assesed using spectrophotometry and analysed using two way Anova followed by post hoc LSD and p < 0.05 is considered as statiscally significant.Results: Gender and time restricted feeding affects serum total cholesterol and non-HDL cholesterol levels while gender influenced HDL and time restricted feeding influenced LDL levels. Both gender and time restricted feeding did not altered trigliseride level. Interestingly, no significant differences were found in lipid profile of KN vs KP in male or female group. Time restricted feeding had no significant effect in male but significant effect on female with higher, undesireable lipid profile.Conclusion: Atherogenic diets did not lipid profile in male or female rats, but higher lipid profile were observed in female with atherogenic diet. Time restricted feeding has gender related effect cholesterol and non-HDL cholesterol level, but no gender effect on LDL. HDL is solely dependent on gender and not affected by atherogenic diet or time restricted feeding

    SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW : EFEK PENGGUNAN OMEPRAZOLE DAN LANSOPRAZOLE TERHADAP Lactobacillus sp

    Get PDF
    Pendahuluan: Omeprazole merupakan generasi pertama sedangkan Lansoprazole generasi kedua pump proton inhibitor. Selama dekade terakhir, terdapat peningkatan penggunaan PPI yang berisiko meningkatkan efek samping. Penekanan asam kronis dengan PPI jangka panjang memfasilitasi pertumbuhan bakteri di usus kecil dan berkontribusi pada migrasi mikroflora kolon. Lactobacillus merupakan flora normal pada saluran pencernaan manusia yang memproduksi antimikroba. Systematic literature review ini bertujuan mengetahui efek penggunaan omeprazole dan lansoprazole terhadap Lactobacillus sp.Metode: Systematic Literature Review mengenai efek penggunaan omeprazole dan lansoprazole terhadap Lactobacillus sp yang dilakukan pencarian melalui database Pubmed, ScienceDirect, dan Google Scholar dengan memasukkan kata kunci berupa Omeprazole, Lansoprazole, Lactobacillus sp. Jurnal dipilih sesuai kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang telah ditetapkan.Hasil: Pencarian dengan menggunakan kata kunci dan menyeleksi berdasarkan kriteria inklusi serta kriteria eksklusi didapatkan sejumlah 13 jurnal. Sepuluh jurnal yang membahas tentang omeprazole didapatkan enam jurnal yang signifikan terhadap Lactobacillus sp. Sedangkan dari tiga jurnal lansoprazole didapatkan tiga jurnal yang signifikan terhadap Lactobacillus sp.Kesimpulan: Efek penggunaan Omeprazole berpengaruh terhadap Lactoabcillus sp dibandingkan penggunaan Lansoprazole.Kata Kunci: Omeprazole, Lansoprazole, Lactobacillus s

    Systematic literature review: Perbandingan Efek Penggunan Jangka Panjang Omeprazole dan Lansoprazole terhadap Peningkatan Infeksi Clostridium difficile

    Get PDF
    Pendahuluan: Proton Pump Inhibitor (PPI) merupakan golongan obat yang memiliki efek penghambat pada enzim H+/K+ ATPase secara selektif dalam sel parietal. Omepazole dan Lansoprazole merupakan obat PPI yang paling banyak diresepkan dalam jangka waktu panjang. Efek penggunaan jangka panjang PPI terkait peningkatan risiko infeksi Clostridium difficile sudah banyak diteliti, namun belum ada penelitian yang membandingkan efek tersebut pada Omeprazole dan Lansoprazole. Systematic literature review ini bertujuan untuk membandingkan efek penggunaan jangka panjang Omeprazole dan Lansoprazole terhadap peningkatan infeksi Clostridium difficile.Metode: Systematic Literature Review mengenai perbandingan efek penggunaan jangka panjang Omeprazole dan Lansoprazole terhadap peningkatan infeksi Clostridium difficile yang dilakukan pencarian melalui database Pubmed, Pubmed Central, dan Google Scholar dengan memasukkan kata kunci berupa Omeprazole, Lansoprazole, Clostridium difficile, Clostridium difficile infection. Jurnal dipilih sesuai kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang telah ditetapkan.Hasil: Setelah pencarian literatur melalui tiga database, didapatkan sebanyak 112 dari 253 pasien positif terinfeksi C. difficile setelah penggunaan jangka panjang Omeprazole dan menghasilkan potensi risiko sebesar 55,8%. Sedangkan sebanyak 141 dari 198 pasien positif terinfeksi C. difficile setelah penggunaan jangka panjang Lansoprazole dan menghasilkan potensi risiko sebesar 83,8%.Kesimpulan: Penggunaan jangka panjang Lansoprazole memiliki potensi risiko yang lebih besar dibanding Omeprazole terhadap peningkatan infeksi Clostridium difficile.Kata Kunci: Omeprazole, Lansoprazole, Clostridium difficile, Clostridium difficile infectio

    Systematic Literature Review: Pengaruh Penggunaan Proton Pump Inhibitor Jangka Panjang Terhadap Kadar Vitamin B12

    Get PDF
    Pendahuluan: Proton Pump Inhibitor (PPI) merupakan obat yang secara luas digunakan untuk penyakit yang berkaitan dengan lambung. Penggunaan PPI jangka panjang biasanya dilakukan pada penyakit-penyakit kronis seperti gastritis kronis. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa penggunaan PPI jangka panjang dapat menyebabkan gastritis atrofik dengan penurunan kadar vitamin B12 serum yang signifikan. Terdapat juga data yang bertentangan dimana tidak terjadi defisiensi vitamin B12. Tujuan dari review ini adalah mengetahui efek dari penggunaan obat PPI jangka panjang terhadap kadar vitamin B12.Metode: Penelitian ini merupakan Systematic Literature Reviews (SLR). Penelitian menggunakan pencarian data menggunakan 3 database yaitu PUBMED, GOOGLE SCHOOLAR, WEB OF SCIENCE dengan memasukan keyword: PPI use, longterm, vitamin B12, cobalamin.Hasil: Dari 11 artikel, terdapat 10 jurnal yang menyebutkan PPI dapat menurunkan kadar vitamin B12 dan 1 jurnal tidak terdapat pengaruh antara PPI dengan kadar vitamin B12. Sepuluh jurnal tersebut, 5 diantaranya tidak valid.Kesimpulan: Penggunaan Proton Pump Inhibitor (PPI) jangka panjang berpengaruh dalam menurunkan kadar Vitamin B12.Kata Kunci : Proton Pump Inhibitor (PPI), vitamin B12, jangka Panjang, kobalami

    INTERAKSI JAMU KEJI BELING (Strobilanthes crispus) DENGAN ANTIBIOTIK AMOKSISILIN TERHADAP BAKTERI Escherichia coli

    Get PDF
    ABSTRAK Pendahuluan: Batu ginjal (nefrolitiasis) dapat diakibatkan oleh Infeksi Saluran Kemih (ISK) dan amoksisilin dapat diberikan sebagai terapi infeksinya. Jamu keji beling dapat digunakan sebagai peluruh batu ginjal dan antibakteri. Kombinasi jamu dengan antibiotik diyakini dapat sebagai terobosan terapi infeksi di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi kombinasi jamu keji beling dengan amoksisilin terhadap bakteri E.coli.Metode: Penelitian dilakukan secara eksperimental laboratorium invitro. Jamu keji beling dilarutkan menggunakan aquades dengan 5 variasi dosis (200x103 ppm, 100x103 ppm, 50x103 ppm, 25x103 ppm, dan 12,5x103 ppm). Zona hambat kombinasi jamu keji beling dan amoksisilin 25 µg dilakukan sesuai Kirby-Bauer Disk Diffusion Susceptibility Test dan diukur dengan jangka sorong. Nilai interaksi dilakukan dengan metode Ameri-Ziaei Double Antibiotic Synergism Test (AZDAST) dengan signifikasi ditentukan p<0,05.Hasil: Kombinasi jamu keji beling dengan amoksisilin dosis 100x103 ppm merupakan dosis terbaik (30,20 ± 1,91) dengan interaksi aditif. Untuk dosis yang lain berinteraksi not-distinguishable. Hal ini diduga terjadi karena adanya reaksi antagonistik pada dosis tinggi dan kemampuan hambat bakteri yang tidak cukup kuat pada dosis rendah.Kesimpulan: Kombinasi jamu keji beling dan antibiotik amoksisilin pada dosis 100x103 ppm memiliki interaksi yang bersifat aditif pada bakteri Escherichia coli, sedangkan pada dosis lainnya bersifat not-distinguishable. Kata kunci: Jamu keji beling, Amoksisilin, Escherichia coli, Zone of Inhibition (ZOI), Kombinasi herbal dan antibioti

    Systematic Literature Review: Pengaruh Penggunaan Proton Pump Inhibitor Jangka Panjang Terhadap Kadar Vitamin B12

    Get PDF
    ABSTRAK Pendahuluan: Proton Pump Inhibitor (PPI) merupakan obat yang secara luas digunakan untuk penyakit yang berkaitan dengan lambung. Penggunaan PPI jangka panjang biasanya dilakukan pada penyakit-penyakit kronis seperti gastritis kronis. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa penggunaan PPI jangka panjang dapat menyebabkan gastritis atrofik dengan penurunan kadar vitamin B12 serum yang signifikan. Terdapat juga data yang bertentangan dimana tidak terjadi defisiensi vitamin B12. Tujuan dari review ini adalah mengetahui efek dari penggunaan obat PPI jangka panjang terhadap kadar vitamin B12.Metode: Penelitian ini merupakan Systematic Literature Reviews (SLR). Penelitian menggunakan pencarian data menggunakan 3 database yaitu PUBMED, GOOGLE SCHOOLAR, WEB OF SCIENCE dengan memasukan keyword: PPI use, longterm, vitamin B12, cobalamin.Hasil: Dari 11 artikel, terdapat 10 jurnal yang menyebutkan PPI dapat menurunkan kadar vitamin B12 dan 1 jurnal tidak terdapat pengaruh antara PPI dengan kadar vitamin B12. Sepuluh jurnal tersebut, 5 diantaranya tidak valid.Kesimpulan: Penggunaan Proton Pump Inhibitor (PPI) jangka panjang berpengaruh dalam menurunkan kadar Vitamin B12. Kata Kunci : Proton Pump Inhibitor (PPI), vitamin B12, jangka Panjang, kobalami

    Pengaruh Stadium HIV terhadap Infeksi Oportunistik, Penggunaan Antiretroviral dan Antibiotik pada Pasien HIV di Rumah Sakit X Kota Malang

    Get PDF
    Introduction: Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a retrovirus group in the family Retroviridae, a genus of lentiviruses that attack white blood cells that cause a decrease in immunity in humans.The immunity of HIV patients can be assessed based on CD4 levels and clinical symptoms which are divided into four clinical stages of HIV. Each level of HIV stage can affect the use patterns of antiretrovirals and antibiotics used by HIV patients during treatment. This study aims to determine the relationship between the effect of HIV staging on antiretroviral profiles, types of opportinistic infections that accompany, antibiotics used for opportunistic infections and the duration of antibiotic administration used by HIV patients in one hospital in Malang.Method: Non-experimental research was carried out in a Analytic Observational Cross Sectional Retrospective study using a Descriptive Analytic design, using a total sampling method by taking secondary data or medical records on HIV patients at Hospital X Malang in 2015-2018.Results: The total population are 112 medical records and data that inclusion criteria are 73 medical records obtained by the HIV stadium did not affect the use of ARVs  HIV stage did not affect the use of antiretroviral drugs (p = 0.473) (p> 0.05), opportunistic infections (p = 0.135) (p> 0.05), antibiotic use (p = 0.175) (p> 0.05) and duration of antibiotic administration (p = 0.864) (p> 0.05).Conclusion: HIV stage does not affect the pattern of ARV use, opportunistic infections that accompany patients, patterns of antibiotic use and duration of antibiotic administration of HIV patients at VCT Hospital X Malang in 2015-2018.Keywords: HIV stage, ARVs, opportunistic infections, antibiotic

    Perbandingan Afinitas dan Urutan Asam Amino Penicillin Binding Protein 2a pada Staphylococcus aureus dan Methicillin Resistant Staphylococcus aureus secara in silico

    Get PDF
    Pendahuluan: Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) memiliki protein reseptor Penicillin binding protein 2a (PBP2a) yang menyebabkan resistensi terhadap antibiotik penicillin. Staphylococcus aureus diketahui juga memiliki PBP2a, tetapi masih sensitif terhadap antibiotik. Penicillin binding protein 2a antara Staphylococcus aureus dan MRSA diduga terdapat perbedaan urutan asam amino. Penelitian tentang perbandingan afinitas dan urutan asam amino belum pernah dilakukan sehingga perlu diteliti untuk mempelajari penyebab resistensi lebih dalam.Metode: Penelitian deskriptif dengan teknik Multiple Sequence Alignment (in silico) dan Molecular docking menggunakan aplikasi Jalview 2.11.1.3 tahun 2020 dan website dockingserver.com. Hasil ditabulasi dan dianalisa dengan perbandingan sederhana untuk melihat perbedaan urutan asam amino dan afinitas.Hasil: Urutan asam amino Staphylococcus aureus dan MRSA memiliki kemiripan 96,1% dan perbedaan 3,9% yang diduga karena mutasi. Selain itu, molecular docking 18 antibiotik dengan PBP2a menghasilkan afinitas terbaik pada daptomycin, vancomycin dan terburuk pada doxycycline. Tingkat afinitas 15 antibiotik sisanya berada diantara ketiga antibiotik tersebut. Hal ini diduga terjadi karena pengaruh cara kerja antibiotik yang berbeda sehingga menimbulkan afinitas yang berbeda pula.Kesimpulan: Perbedaan urutan asam amino PBP2a tidak mempengaruhi resistensi bakteri. Resistensi diduga akibat ekspresi PBP2a yang berlebihan pada MRSA. Afinitas suatu antibiotik terhadap PBP2a bergantung pada sifat dan mekanisme kerja antibiotik tersebut.Kata Kunci : Penicillin binding protein 2a, MRSA, Staphylococcus aureus, Afinitas, asam amin

    SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW : PENGARUH PENGGUNAAN PROTON PUMP INHIBITOR (PPI) JANGKA PANJANG TERHADAP IMUNITAS TRAKTUS GASTROINTESTINAL

    Get PDF
    Pendahuluan : Proton Pump Inhibitor (PPI) adalah kelompok obat yang digunakan untuk menurunkan kadar asam lambung sekaligus meredakan gejala yang disebabkan oleh peningkatan asam lambung secara patologis. Pada penggunaan PPI jangka panjang, dapat timbul sejumlah potensi efek samping, dikhawatirkan efek samping tersebut dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Systematic literature review ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan PPI jangka panjang terhadap imunitas traktus gastrointestinal khusunya pada sel epitel, keasaman, kualitas mukus, mikrobiota traktus gastrointestinal, hingga efeknya pada neutrofil.Metode : Systematic Literature Review mengenai pengaruh pemberian Proton Pump Inhibitor (PPI) jangka panjang terhadap sistem imunitas serta homeostasis traktus gastrointestinal yang dilakukan pencarian melalui database google scholar, pubmed central, dan sciencedirect dengan memasukkan kata kunci “Proton pump inhibitors” “Immunity dysfunction” “Disadvantages” “Side Effect” “Microflora” dan “GI Infection”. Jurnal dipilih sesuai kriteria inklusi yakni jurnal original article dengan rentang terbit tahun 2010-2020 dan dapat diakses full text.Hasil : Sejumlah 13 jurnal terpilih sesuai kriteria inklusi. Didapatkan 2 jurnal tidak valid dan 11 jurnal valid, jurnal yang di dapat membahas mengenai keasaman, mukus, mikrobiota dan neutrofil. Jurnal yang didapat paling banyak membahas mengenai efek PPI terhadap keasaman serta mikrobiota gastrointestinal.Kesimpulan : Pada Penggunaan Proton Pump Inhibitor (PPI) jangka panjang dapat mempengaruhi imunitas gastrointestinal khususnya pada keasaman dan mikrobiota GIT.Kata Kunci : Proton Pump Inhibitor, imunitas, traktus gastrointestina

    Efek Penambahan Fraksi Semi Polar (F1-F7) Ekstrak Metanolik Phyllanthus niruri, L. Terhadap Daya Hambat Amoxicillin atau Chloramphenicol pada Staphylococcus aureus atau Escherichia coli

    Get PDF
    Pendahuluan: Tingginya angka kejadian infeksi bakteri diterapi menggunakan antibiotik dapat meningkatkan risiko resistensi antibiotik. Untuk menanggulangi resistensi antibiotik dapat menggunakan kombinasi herbal seperti meniran (Phyllanthus niruri, L.) dengan antibiotik oleh karena itu, kombinasi tersebut perlu didalami lebih lanjut untuk menjadi alternatif yang tepat dalam menurunkan angka resistensi. Namun, belum diketahui senyawa spesifik yang mempengaruhi aktivitas herbal pada kinerja antibiotik. Oleh sebab itu, perlu penelitian lebih lanjut tentang efek penambahan fraksi meniran pada antibotik dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli.Metode: Fraksi 1-7 didapatkan dari proses fraksinasi ekstrak metanolik simplisia Phyllanthus niruri, L. menggunakan resin silica dengan eluen etil asetat 100%. Uji Zona Inhibisi (ZOI) menggunakan metode Kirby-Bauer. Efek interaksinya dihitung berdasarkan metode Ameri-Ziaei Double Antibiotic Synergism Test (AZDAST). Uji fitokimia menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan reagen FeCl3, dragendorff, dan formaldehyde Uji statistik dilakukan dengan Mann-Whitney dengan signifikan p<0,05.Hasil: Fraksi dengan eluen etil asetat 100% menghasilkan 7 fraksi yaitu F1-F7. Fraksi F3 memiliki interaksi sinergis dengan chloramphenicol dalam mebunuh E.coli dengan ZOI kombinasi 11,3 ± 0,57 mm dan ZOI antibiotik tunggal 11 ± 0 mm. Fraksi F6 memilki interaksi sinergis dengan amoxicillin dalam membunuh S.aureus dengan ZOI kombinasi 15,3 ± 0,57 mm dan ZOI antibiotik tunggal 14 ± 0 mm. Sedangkan pada fraksi lain memiliki interaksi not distinguishable. Fraksi F5, F6 dan F7 memiliki senyawa fenol dengan jenis senyawa yang berbeda.Kesimpulan: Fraksi F3 bersifat sinergis dengan chloramphenicol dalam membunuh E. coli. F6 bersifat sinergis dengan amoxicillin dalam membunuh S.aureus. Fraksi F1, F2, F4, F5 dan F7 memiliki interaksi not distinguishable. Fraksi F5, F6 dan F7 mengandung senyawa aktif fenol.Kata Kunci: Phyllanthus niruri,L.,Amoxicillin, Chloramphenicol, Uji Fitokimia, Zona Inihibisi, Kombinasi Antibiotik dan Herbal
    corecore