1 research outputs found

    GOTONG ROYONG PADA MASYARAKAT SUMATERA SELATAN Identifikasi Potensi sosial budaya dalam Pembangunan di tiga komunitas Sumatera Selatan

    No full text
    Permasalahan yang berkaitan dengan pemanfaatan potensi sosial budaya suatu masyarakat dalam pembangunan berkecenderungan untuk selalu menarik untuk difahami sebab pada dasarnya permasalahan ini berkaitan sangat erat dengan partisipasi masyarakat. Dalam studi ini, pemahamannya di letakan dalam kerangka konsep gotong royong, mengingat konsep ini secara ideologis merupakan dasar perilaku pembangunan. Metode kualitatif dengan teknik observasi berpartisipasi beserta perangkatnya merupakan metode pokok. Pengamatan di1akukan di tiga desa yang dipi1ih secara purposive. Pada masing-masing desa dilakukan pengamatan oleh seorang penelti selama 3 bulan. Deskripsi gotong royong pada masing-masing desa dan pemahaman bentuk-bentuk gotong royong di ketiga desa dilakukan dengan teknik komparatif dengan tingkat perkembangan desa yang berbeda sebagai perangkai makna. Terdapat kecenderungan yang kuat bahwa di ketiga desa menunjukan adanya bentuk-bentuk kerjasama yang berazaskan kepentingan yang sama semakin rasional. Prinsip gi1iran merupakan dasar dari tumbuhnya bentuk ini, yang mana prinsip ini menjadi semakin rasional. Semakin menguatnya perhitungan rasional ini ternyata terdapat dalam semua aspek kehidupan dengan derajat yang berbeda-beda. Keseimbangan azas prestasi dan kontra prestasi merupakan indikator yang semakin diperhitungkan penduduk diketiga desa. Hal ini antara lain menyebabkan kurang mau terlibatnya masyarakat da1am kegi atan-kegiatan pembangunan yang kontra prestasinya tidak jelas. Pada sisi lain hal ini diparkuat dengan kendala struktural yang ada sebagai akibat diberlakukannya UU No 5 tahun 1979,trauma praktek aknum pejabat di masa lampau dan persepsi masyarakat tentang pembangunan. Sebagai salah satu konsekwensinya, bentuk-bentuk kerjasama yang barazaskan kepentingan bersama yang muncul dalam masyaraKat berkembang pada tingkatan puak dan dibatasi oleh polarisasi agama. Kontra prestasi yang muncu1 pada tingkatan ini 1ebih bertumpu pada kesadaran kekerabatan dan keagamaan. Geja1a ini berkecenderungan semakin menguat dengan adanya konflik terselubung diantara batas puak dan polarisasi agama
    corecore