47 research outputs found

    PEMBERDAYAAN PETERNAK SAPI DALAM UPAYA PENINGKATAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DI DUKUH PAMOTAN DAN KRETEK BANGUNTAPAN

    Get PDF
    Semakin berkembangnya usaha peternakan, limbah yang dihasilkan semakin meningkat. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat maka meningkat pula kebutuhan akan pangan daging sapi. Dukuh Pamotan merupakan salah satu dukuh di Desa Jambidan dengan jumlah peternak sapi yang cukup banyak. Satu kelompok peternak sapi terdiri dari 10 orang peternak sapi dengan jumlah sapi sekitar 25 ekor. Tentunya jumlah ini akan menghasilkan limbah yang berupa kotoran ternak yang cukup banyak. Apabila tidak dikelola dengan baik, limbah kotoran ternak sapi ini dapat menjadi sumber masalah kesehatan di lingkungan Dukuh Pamotan. Hal tersebut didukung oleh letak peternakan yang sangat berdekatan dengan pemukiman warga padat penduduk. Metode yang digunakan dalam pemberdayaan masyarakat adalah penyuluhan dan praktek. Hasilnya menunjukkan bahwa kehadiran peserta selama kegiatan 93%. Penilaian pre-post pengetahuan peserta menunjukkan peningkatan yang signifikan. Peserta terampil menangani limbah ternak dengan cara mengolah limbah ternak menjadi 3 (tiga) produk yaitu pupuk bokashi cair dan padat, serta pakan lele. Kesimpulannya, secara umum berjalan dengan sukses dan baik terbukti dari hasil penilaian oleh peserta berada pada kategori “Sangat Baikâ€. Peserta memberikan apresiasi dan sambutan yang positif dengan adanya kegiatan pelatihan ini

    PELATIHAN PENINGKATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PADA KADER ‘AISYIAH BANGUNTAPAN UTARA

    Get PDF
    Pengelolaan sampah yang dilaksanakan sejak dari rumah tangga merupakan upaya memandirikan masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan lingkungan.Permasalahan sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, akan tetapi menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat. Banguntapan merupakan daerah yang sangat potensial untuk pemberdayaan masyarakat yang didukung oleh Sumber Daya Manusia khususnya Ibu kader ‘Aisyiah PCA Banguntapan Utara.Lokasi pengabdian tersebar dalam 3 PRA yaitu PRA Banguntapan 4, PRA Baturetno 1 dan PRA Baturetno 2 yang dilaksanakan pada bulan Februari – Maret 2018.Metode yang digunakan dalam pemberdayaan masyarakat adalah penyuluhan dan praktek.Upaya peningkatan sanitasi lingkungan terhadap kader ‘Aisyiah di lokasi ini dilakukan melalui 3 pelatihan yaitu pengolahan sampah organik metoda komposting (PRA Baturetno 1),pengolahan sampah plastik menjadi dompet (PRA Banguntapan 4) dan  pemanfaatan sampah botol plastik minuman sebagai media hidroponik (PRA Baturetno 2).Hasilnya menunjukkan kehadiran peserta selama kegiatan 90%.Penilaian capaian peningkatan kemampuan dalam mengolah sampah lingkungan rumah tangga menunjukkan hasil yang signifikan. Peserta terampil menangani limbah ternak dengan mengolah sampah menjadi 3 (tiga) produk yaitu media hidroponik dari botol plastik,kompos dan dompet unik dari plastik sashet kopi.Kesimpulannya, secara umum berjalan dengan sukses dan baik terbukti dari hasil penilaian oleh peserta berada pada kategori “Sangat Baikâ€.Peserta memberikan apresiasi dan sambutan yang positif dengan adanya kegiatan ini

    The Potential Human Health Risk By Ambient Air Pollution at Campus X of University Y in Yogyakarta

    Get PDF
    Background: One of the enormous contributions of human activity in determining air quality from motorized vehicles activity in public places especially educational facilities. The Campus has the potential to be polluted by primary pollutants such as Particulate Matter (PM 10) and NO2. The results of monitoring ambient air quality by the DIY Provincial Environment Agency for parameters PM 10 and NO2 at several points representing the campus in Yogyakarta City showed that there was a significant increase in the concentration of NO2 and PM 10. This study aimed to determine the potential risk of ambient air pollution to human health especially high-risk population in university X. Methods: The type of study used observational analytic research. The collected samples were 6 samples of air pollutants from 3 station sampling site and subject sampling technique used purposive sampling with 32 respondents based on inclusion criteria were activities around the research location, a minimum work period of 1 year that consist of 22 parking attendants and 10 security guards. Results: Health complaints often suffered by respondents, namely chest pain by 29%, shortness of breath 32.3% and limb movements disorders 9.7%. The concentration of PM 10 and NO2 was found to be highest at the Station II (west parking basketball court) from 10:00 to 11:00 in the morning. The averageconcentration of PM 10 and NO2 was 152.67 µg /m3 and 45.83 µg /m3 respectively. Conclusion: PM 10 has exceeded the guideline standard of ambient air quality because of the vehicles activity. Hence, the potential risk to human strongly associated with long-term PM 10 exposure likely respiratory tract. The regulation needed to control air pollution through environmental monitoring, use the self-protection equipment, and routine medical check-up to the worker on campus

    Peningkatan Pengetahuan tentang Bina Penyehatan Lingkungan Sekolah pada Siswa untuk Mewujudkan Adiwiyata dan Healthy Cities

    Get PDF
    Abstrak. Kesehatan lingkungan sekolah bertujuan untuk meningkatkan, mewujudkan derajat kesehatan dan pengembangan siswa secara optimal. Minimnya penerapan santasi dasar lingkungan sekolah yang dibuktikan dengan kurangnya kesadaran siswa dalam mengelola dan memelihara lingkungan hidup yang sehat dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Untuk itu sudah selayaknya dikembangkan Bina Penyehatan Lingkungan Sekolah dalam menunjang program sanitasi sekolah, program adiwiyata menuju kota sehat “Healthy Cities” Yogyakarta. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan partisipasi siswa dalam mendorong kepedulian terhadap lingkungan sekaligus meminimalisir masalah kesehatan berbasis lingkungan melalui edukasi sanitasi lingkungan sekolah. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini yaitu ceramah interaktif, FGD, Praktek, dan Evaluasi. Hasil evaluasi terhadap indikator pengetahuan bina kesehatan lingkungan sekolah diperoleh pengetahuan baik (Pre-test = 55,55%) dan (Post-test = 70,37%) atau terjadi peningkatan pengetahuan 14,81%. Kegiatan ini sekaligus mengaktifkan organisasi siswa di sekolah sebagai “peer educator “bagi teman lainnya. dan “agen of change” di lingkungan masyarakat tempat tinggalnya

    The Lead Exposure Risk Due to Wells Water Consumption in Code Riverside Community, Yogyakarta City

    Get PDF
    The environmental conditions of Code River were strongly influenced by anthropogenic activities that include industry, hospitals, domestic, and agriculture. The contamination status on the Code River according to BLH Yogyakarta reported in 2014 was heavily polluted based on STORET (≤-31). The riverside community were misusing the river for final disposal site, potentially contaminating it with lead (Pb). Local communities were potentially exposed to Pb toxicity through well water consumption. An Environmental Health Risk Assessment (EHRA) study of ingestion exposure of heavy metals was never conducted in the Code Riverside, making it interesting for further studies. The study aimed to determine human health risks of consumption of well water containing Pb in Code Riverside, Yogyakarta City using an observational design with an Environmen-tal Health Risk Assessment approach. There were 9 environmental samples and 47 respondents selected based on certain criteria. Data was collected through environmental inspection and human health assessment, interviews and anthropometric data measurement of respondents. Data was analyzed by univariate (frequency distribution) and EHRA methods. The result showed that the noncarcinogenic risk level of Pb due to well water consumption from majority of research sites have RQ value (Risk Quotient) > 1, which means high potential risk to human health

    Peningkatan Pengetahuan tentang Bina Penyehatan Lingkungan Sekolah pada Siswa untuk Mewujudkan Adiwiyata dan Healthy Cities

    Get PDF
    The environmental health development of school goals are to improve, realize health degrees and develop students optimally. The lack of implementation of school environment sanitation is the student awareness problem in managing and maintaining a healthy environment and the application of clean and healthy living behaviors. It is appropriate to develop the school's environmental sanitation development in supporting the school sanitation and adiwiyata program towards the "Healthy Cities" Yogyakarta. This program aims to improve the skills and participation of students in promoting environmental stewardship while minimizing environmental-based health problems through school environment sanitation education. The methods used include interactive lectures, FGDs, practice, and evaluation. The results evaluation of school environmental health development knowledge indicators obtained good knowledge (Pre-test = 55.55%), (Post-test = 70.37%), which means an increase in knowledge of 14.81%. This activity also activates student organizations in schools as "peer educators" for other friends and "agents of change" in their community

    Uji similarity Buku 4

    Get PDF
    corecore