1 research outputs found

    Kualitas Semen Segar Ejakulasi Pertama Dan Kedua Pada Sapi Limousin Di Bbib, Singosari Malang

    Get PDF
    Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Inseminasi Buatan, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu yang di awali pada akhir bulan Mei sampai dengan awal bulan Juni 2021. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kualitas semen segar ejakulasi pertama dan kedua pada sapi Limousin di BBIB Singosari, Malang. Material yang digunakan dalam penelitian ini berupa 26 semen segar dari 13 sapi Limousin di BBIB dengan kisaran berumur 3-5 tahun yang masing-masing sapinya ditampung semennya selama dua kali dalam satu waktu penampungan. Setelah ditampung semen segar akan di evaluasi keadaan makroskopis dan mikroskopisnya. Evaluasi makroskopis pada penelitian ini meliputi evaluasi volume dan pH dari semen segar, sedangkan untuk evaluasi mikroskopis meliputi evaluasi konsentrasi dan motilitas spermatozoa. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode percobaann/experimental dan untuk analisis hasilnya menggunakan metode uji t dependen. Selain uji makroskopis vii dan mikroskopisnya, peneliti juga melakukan pengukuran karakteristik sapi berupa tinggi gumba, berat badan, panjang badan, lingkar dada, dan lingkar skrotum pada sapi Limousin. Diketahui untuk rata-rata tinggi gumba sebesar 145,1 cm, rata-rata berat badan 936,5 cm, rata-rata panjang badan 174,5, rata-rata lingkar dada 223 cm, dan rata-rata lingkar skrotum 37,4 cm, dimana kelima pengukuran tersebut menghasilkan data yang normal. Pada pengukuran volume dan pH semen terlebih dahulu ditampung pada collection tube dan juga menggunakan kertas pH, sedangkan pada evaluasi konsentrasi dan motilitas menggunakan spektofotometer SDM 6 untuk konsentrasi dan CASA IVOS II untuk evaluasi dari motilitas spermatozoa. Hasil pengukuran volume didapatkan untuk ejakulasi pertama sebesar 5,35 ml dan untuk ejakulasi kedua sebesar 5,03 ml. Kemudian untuk volume pada ejakulasi pertama yang paling besar didapatkan sebesar 8,6 ml dengan sapi berumur 5,2 tahun dan berbobot 978 kg. Sedangkan pada ejakulasi kedua didapatkan volume terbesar yaitu 8,6 ml dengan sapi berumur 5,1 tahun dan berbobot 1.040 kg. Hasil pengukuran yang kedua yaitu pH semen segar didapatkan rata-rata untuk ejakulasi pertama dan kedua sebesar 6,50 dan 6,49. Hasil pengukuran pH semen segar ini menunjukkan hasil yang relatif sama diantara 13 sapi, dan semua pH menunjukkan derajat yang asam. Diketahui dari hasil pengukuran pH pada ejakulasi pertama yang paling asam sebesar 6,2 lalu yang paling mendekati nilai 7 sebesar 6,8. Sedangkan pada ejakulasi kedua untuk pH yang paling asam yaitu 6,2 lalu yang paling mendekati 7 sebesar 6,6. Hasil pengukuran yang ketiga yaitu konsentrasi spermatozoa pada ejakulasi pertama dan kedua memiliki rata-rata sebesar 1.107,07 juta/ml dan 902,38 juta/ml. Pada ejakulasi pertama viii konsentrasi yang paling besar yaitu 1.664,0 juta/ml dengan berat sapi sebesar 820 kg dan berumur 3,0 tahun. Kemudian konsentrasi terbesar pada ejakulasi kedua sebesar 1.149,0 juta/ml dengan berat badan 935 kg dan berumur 4,4 tahun. Dan untuk hasil pengukuran yang terakhir yaitu motilitas spermatozoa didapatkan rata-rata untuk ejakulasi pertama dan kedua sebesar 76,39 % dan 82,31 % dimana hasil ini termasuk baik. Pada ejakulasi pertama motilitas yang paling besar yaitu 89,2 % dengan bobot sapi mencapai 932 kg dan berumur 5,0 tahun. Kemudian pada ejakulasi kedua motilitas yang paling besar yaitu 90,5 dengan berat badan sapi mencapai 935 kg dan berumur 4,4 tahun. Berdasarkan keseluruhan hasil pengukuran didapatkan pada ejakulasi pertama menunjukkan hasil yang lebih besar dibandingkan dengan ejakulasi kedua, tetapi hal ini tidak berlaku pada pengukuran motilitas, dimana pada ejakulasi pertama motilitasnya lebih rendah dibandingkan motilitas pada ejakulasi kedua. Disimpulkan dari penelitian ini ejakulasi pertama dan kedua tidak berpengaruh terhadap kualitas semen segar baik volume, pH, konsentrasi, dan motilitas pada sapi Limausin di BBIB, Singosari Malang, dikarenakan dari hasil perbandingan volume, pH, konsentrasi, dan motilitas pada ejakulasi pertama dan kedua tidak diperoleh perbedaan yang signifikan (P > 0,05)
    corecore