5 research outputs found

    Identifikasi Model Pengelolaan Lahan Kering Dataran Tinggi Berbasis Agroforestri Tradisional di Pulau Timor

    Get PDF
    The purpose of the study are; (i) to identify the traditional management models based on dry upland agroforestry; (ii) to measure the value of community household income on each traditional agroforestry model based on dry upland management. The research was conducted in West Miomaffo, North Timor Tengah, Timor Island, East Nusa Tenggara in October-December 2016. The method used descriptive exploratory, date collected by observation techniques, questionnaires, and direct interviews toqey person. Sample determined by land use existing map based on overlaying the landsat image and the ecological agroforestry distribution on the Timor Island. To find the economic contribution of the community (The number of) respondents determined by snowball sampling. The results of the study there are three traditional agroforestry models that are developed by the community; (a) namely kono agrosilvicultur model which is a practice of sedentary cultivation with the composition of woody, annual trees, and crops; (b) agrosilvopasture poan model which is a permanent forest garden practice with a high variety of plant species (Polycultur) as well as management forms that resemble the shape of forest gardens with diverse canopy stratification; (c) silvopastural suf model, is a practice of natural grazing in the savanna region, which is used as a natural livestock ranch. The household income contribution analysisis known to be above 50%, means that the three traditional agroforestry models has the opportunity to be developed. The needs of intensive interference to sustainable management by considering the regional ecology, socio-economic and local wisdom.Tujuan diadakannya penelitian ini untuk; (i) mengidentifikasi model pengelolaan lahan kering dataran tinggi berbasis agroforestri tradisional; (ii) mengukur seberapa besar kontribusi pendapatan rumah tangga masyarakat yang diperoleh pada masing-masing model pengelolaan lahan kering dataran tinggi berbasis agroforestri tradisional. Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Timor khususnya di kecamatan Miomaffo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur pada bulan Oktober-Desember 2016 menggunakan metode deskriptif eksploratif dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, kuesioner, dan wawancara langsung pada tokoh kunci (Qey person). Penentuan sampel dalam penelitian ini berdasarkan peta existing conditions penggunaan lahan yang merupakan hasil overlay data Citra landsat serta data persebaran ekologi agroforestri di pulau Timor. Penentuan responden guna mengetahui kontribusi ekonomi masyarakat ditentukan secara snowball sampling. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat tiga model agroforestri tradisional yang dikembangkan masyarakat di lokasi penelitian yaitu; (a) model agrosilvicultur Kono yang merupakan praktik perladangan menetap dengan komposisi jenis tanaman berkayu (Kehutanan), tahunan dan tanaman semusim; (b) model agrosilvopasture Poan yang merupakan praktik kebun hutan tetap dengan variasi jenis tanaman yang tinggi (Polycultur) serta bentuk pengelolaan yang menyerupai bentuk kebun hutan (Forest Garden) dengan stratifikasi tajuk yang beragam; (c) model silvopastural Suf, merupakan praktik penggembalaan alam pada kawasan padang savana, yang dimanfaatkan sebagai ranch peternakan alami. Analisis kontribusi pendapatan rumah tangga masyarakat diketahui di atas 50%. Artinya bahwa secara kontribusi ketiga model agroforestri tradisional yang ditemukan berpeluang untuk dikembangkan dengan perlu adanya intervensi intensif dalam hal pengelolaan yang berkelanjutan dengan pertimbangan pada aspek ekologi wilayah, sosial ekonomi serta budaya atau kearifan lokal masyarakat setempat

    Pengaruh Modifikasi Media Penyulingan Dan Waktu Penampung Nira Bunga Lontar Jantan (Borassus Flabellifer L.) Terhadap Kualitas Produk Sopi Timor (Tua nakaf).

    No full text
    Sopi is an alcoholic drink distilled from Nira Lontar. For the indigenous people, dawan Sopi is a traditional drink, a cultural symbol and a tie for friendship between family members, for example as a traditional conversation starter and or media for solving problems. The problem that is happening in today's society is that people still tend to apply the conventional distillation process or their ancestral heritage, which requires a relatively longer time to produce the best quality sopi. Shok is a medium used from bamboo which is used for sopi distillation. The formulation of the problems in this study are i) How does the modification of the distillation medium (high shock) affect the quality of Timor sopi products, ii) How is the quality of Timor sopi products based on the length of storage time for sap of 24 hours and 12 hours of palm flower. This study aims to determine the effect of modified distillation media on the quality of Timor sopi products. To find out the quality of Sopi Timor products based on the length of time for palm sap to be stored. This research was carried out in Lanaus Village from September to October 2020. The palm sap used as research raw material was tapped from male lontar trees that grow around plantations and community forests in Lanaus Village, Insana Tengah District, TTU-NTT Regency. This study used a completely randomized design (CRD), which consisted of 2 factors. The results showed that there was no interaction between high shock treatment and sap storage time on parameters of sap alcohol content, sap acidity, sap soluble solids, sopi alcohol content, sopi acidity degree, and sopi soluble solids. The high shock treatment greatly affected the sopi alcohol content, this was indicated by the value of the sopi alcohol content at 12 hours of distillation at 3 meters high shock treatment where the yield reached an alcohol content of 48.33%. The duration of the sap storage has a significant effect on the quality of sopi, this is exemplified by the storage time of 12 hours in the morning giving the highest value of sap alcohol content and degree of acidity, while the soluble solids of the sap treatment of 12 hours in the afternoon give the highest soluble solids value. However, for the parameters of sopi alcohol content, degree of acidity of sopi and dissolved solids of sopi, the best holding time is the treatment time of 12 hours afternoon (shock height 3 meters). for 12 hours afternoon and with a shock height of 3 meters.Sopi merupakan minuman beralkohol hasil penyulingan terhadap Nira Lontar. Bagi masyarakat adat dawan Sopi adalah minuman tradisional simbol budaya dan pengikat tali silaturahmi antar anggota keluarga misalkan pembuka pembicaraan adat dan atau media penyelesaian perselisihan. Persoalan yang terjadi di masyarakat saat ini adalah masyarakata masih cenderung menerapkan proses penyulingan secara konvensional atau warisan leluhur, dengan membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk menghasilkan minuman sopi dengan kwalitas terbaik. Shok merupakan media yang digunakan dari bambu yang digunakan untuk penyulingan sopi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah i) Bagaimana pengaruh modifikasi media penyulingan (tinggi shok) terhadap kualitas produk sopi Timor, ii) Bagaimana kualitas produk sopi Timor berdasarkan lama waktu penampung nira 24 jam dan 12 jam bunga lontar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modifikasi media penyulingan terhadap kualitas produk sopi Timor. Untuk mengetahui kualitas produk Sopi Timor berdasarkan lama waktu penampung nira lontar. Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Lanaus pada bulan September sampai dengan Oktober 2020. Nira lontar yang digunakan sebagai bahan baku penelitian, disadap dari pohon lontar jantan yang tumbuh disekitar perkebunan dan hutan rakyat di Desa Lanaus, Kecamatan Insana Tengah, Kabupaten TTU-NTT. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial, yang terdiri atas 2 faktor. Hasil penelitian menunjukan tidak terjadi interaksi antara perlakuan tinggi shok dan lama penampungan nira terhadap parameter kadar alkohol nira, derajat keasaman nira, padatan terlarut nira, kadar alkohol sopi, derajat keasaman sopi, dan padatan terlarut sopi. Perlakuan tinggi shok sangat berpengaruh terhadap kadar alkohol sopi hal ini di tunjukkan dengan nilai kadar alkohol sopi pada waktu penyulingan 12 jam sore pada perlakuan tinggi shok 3 meter dimana hasil mencapai kadar alkohol 48.33 %. Perlakuan lama penampung nira berpengaruh nyata terhadap kualitas sopi hal ini di tunjukkan dengan lama penyimpanan 12 jam pagi memberikan nilai kadar alkohol nira, dan derajat keasaman nira tertinggi sedangkan pada padatan terlarut nira perlakuan 12 jam sore memberikan nilai padatan terlarut tertinggi. Namun pada parameter kadar alkohol sopi, derajat keasaman sopi serta padatan terlarut sopi lama penampung terbaik adalah perlakuan lama penampung 12 jam sore (tinggi shok 3 meter). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka penulis menyarankan untuk mendapatkan penyulingan sopi yang berkualitas sebaiknya perlunya waktu penampung nira selama 12 jam sore dan dengan tinggi shok 3 meter

    Pengaruh Media Tanam terhadap Laju Pertumbuhan Bibit Kopi (Coffea sp)

    No full text
    Coffee is a superior commodity that has a high selling value. Good coffee seedlings can produce high quality coffee. The use of planting media in coffee seedling is expected to have a positive impact on coffee growth. This research used a completely randomized design (CRD) with a single factor pattern consisting of 4 treatments, each treatment repeated 3 times. The media used are soil as control media (T0) = (100%), soil and sand (T1) in a ratio of (1:1), soil, sand, compost (T2) in a ratio of (1:1:1), soil, biocar compost sand (T3) in the ratio (1:1:1). here were 4 treatment combinations and were repeated 3 times so that there were 12 experimental units. The results of the research showed that (i) The treatment of soil: sand: biochar compost had a significant effect on the growth of coffee plants. This can be seen from the real influence on the parameters of number of leaves and stem diameter. (ii) Soil planting media treatment: sand: biochar compost is the best planting media treatment in increasing the growth of coffee plants. This can be seen from the highest values in the parameters of plant height, number of leaves, and stem diameter. The treatment of soil: sand: biochar compost had a significant effect on the growth of the number of leaves and stem diameter.Kopi merupakan komoditi unggulan yang memiliki nilai jual yang tinggi. pembibitan kopi yang baik dapat menghasilkan kopi yang berkualitas tinggi. Penggunaan media tanam dalam pembibitan kopi diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan kopi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktor tunggal yang terdiri dari 4 perlakuan, setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Media yang digunakan yaitu Tanah sebagai media control (T0) = (100%), tanah dan pasir (T1) dengan perbandingan (1:1), tanah, pasir, kompos (T2) dengan perbandingan (1:1:1),, tanah, pasir kompos biocar (T3) dengan perbandingan (1:1:1). yang terdapat 4 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 12 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa (i) Perlakuan media tanam tanah : pasir : kompos biochar berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman kopi. Hal ini terlihat dengan adanya pengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun, diameter batang. (ii) Perlakuan media tanam tanah : pasir : kompos biochar merupakan perlakuan media tanam terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman kopi. Hal ini terlihat nilai tertinggi pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang Perlakuan media tanam tanah : pasir : kompos biochar berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun dan diameter batang

    PENGHIJAUAN LAHAN PERTANIAN OEBKIN DESA NAIOLA TIMUR KECAMATAN BIKOMI SELATAN KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA

    No full text
    Abstrak Penghijauan merupakan kegaitan penanaman kembali pohon yang telah ditebang, maupun di lahan kosong, dengan tujuan lahan tersebut dapat dipulihkan, dapat digunakan dan ditingkatkan kesuuran tanah serta melindungi air tanah seingga tindak mudah menguap. Masyarakat Oebkin umumnya bermata pencaharian sebagai petani dan berternak yang menggantungkan hidupnya pada pengolahan lahan yang ada disekitarnya. Lahan yang diolah merupakan lahah permanen yang diperoleh dari hasil penebangan pohon untuk dijadikan lahan pertanian untuk ketersediaan pangan dan pakan. Semaki tinggi kegiata pembukaan lahan menyebabkan kegundulan hutan dan kegersangan. Terdapat banyak lahan yang hanya terisi dengan tanaman rumputan liar, sehingga pada musim kemarau dareah Oebkin terjadi kebakaran dan dimusim hujan terjadi erosi permukaan. Melakukan gerakan penghijauan dengan menanam tanaman dari jenis tanaman berkayu, tanaman perkebunan dan rumput-rumputan yang berguna bagi masyarakat Oebkin. Masalah yang berkaitan dengan penghijauan bagi Masyarakat Oebkin dapat diuraikansebagai berikut: (1) Masih belum diterapkannnya program penghijauan secara berkala di Oebkin; (2) Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan terutama dalam hal penghijauan, dibuktikan dengan masih kurangnya pohon yang bisa menghijaukan Desa Oebkin (3) Masih belum adanya program penghijauan yang melibatkan akademisi dan mahasiswa secara bersama-sama untuk mencintai lingkungan. Manfaat dari pengabidian ini adalah menjadikan Oebkin sebagai cikal bakal Desa hijau yang sadar akan lingkungan yang diharapkan program ini bisa berkelanjutan melalui kesadaran menghijaukan lingkungan yang kemudian memberikan multi effect kepada lingkungan sekitar untuk turut menghijaukan lingkungan Kefamenanu secara umum. Kata Kunci: Penghijauan; Tanaman; Oebkin; &nbsp
    corecore